Laporan Kasus Mata
Laporan Kasus Mata
Laporan Kasus Mata
Oleh
Pembimbing
H
LAMAN JUDUL.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................14
BAB V PENUTUP................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Mata merupakan bagian badan yang sangat peka. Trauma, seperti debu
sekecil apapun masuk ke dalam mata, sudah cukup untuk menimbulkan gangguan
yang hebat, lagipula bila keadaan ini diabaikan, dapat menimbulkan penyakit
yang cukup gawat. Karena itulah mata mendapat lindungan yang baik dengan
(palpebra) superior dan inferior, jaringan lemak retrobulber dan bulu mata.1
refleks memejam atau mengedip, masih sering mendapat trauma dari luar. Trauma
pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit
yang lebih berat ataupun kebutaan. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada
bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan akan dapat
penglihatan. Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut: trauma
tumpul, trauma tembus, trauma kimia dan trauma radiasi. Trauma pada mata dapat
mengenai jarinngan di bawah ini secara terpisah atau menjadi gabungan trauma
jaringan mata: kelopak, konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik
dan orbita.1,2
anak dan orang dewasa.3 Trauma dapat berupa trauma tumpul, tembus, kimia,
1
maupun radiasi dimana hal ini dapat mengenai semua jaringan mata tergantung
berat ringannya trauma terjadi.4 Trauma selain bisa menyebabkan kerusakan juga
mata.3
Benda asing yang teritinggal dimata disebut dengan Corpus Alineum.3 Jadi
Korpus alienum adalah benda asing yang terdapat pada kornea seperti serpihan
Berikut akan dilaporkan sebuah kasus Korpus Alineum kornea pada Laki-
laki berusia 49 tahun yang datang ke Poli Mata RSUD Ulin banjarmasin pada
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Corpus Alineum
2.1.1. Definisi
Korpus alienum kornea adalah benda asing yang terdapat pada kornea
Kornea adalah selaput bening mata yang menutupi mata bagian depan
berupa jaringan transparan dan avaskuler yang berbentuk seperti kaca arloji.
Ketebalan bagian sentral pada dewasa sekita 550 mikrometer, diameter horizontal
11,75 mm, vertikal 10,6 mm. Lapisan kornea dari luar ke dalam dapat dibagi
menjadi :
bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal
dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini
terdorong kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan
menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di
okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang
3
erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.
merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal
dari bagian depan stroma. Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
yang sejajar satu dengan yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman
4
Kornea dipersarafi banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar
longus, saraf nasosiliar. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis
12 terdepan tanpa ada akhir saraf. Kornea merupakan lensa cembung dengan
2.1.3 Patogenesis
Benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja, biasanya tanpa
atau dalam (intraokular). Beberapa benda yang dapat mengenai seperti serpihan
kayu, logam, plastik, serpihan daun, atau pasir. Trauma biasanya terjadi pada
cuaca berangin atau bekerja dengan benda yang dapat menimbulkan angin. Untuk
perhatian khusus karena dapat meningkatkan risiko infeksi serta bersifat antigenik
yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi kornea. Oleh sebab itu pada pasien
5
Benda asing pada kornea biasanya terdapat pada lapisan epiel atau stroma.
pembuluh darah di sekitarnya, serta udem palpebra, konjungtiva, dan kornea. Jika
tidak segera dikeluarkan hal ini akan menyebabkan infeksi dan atau nekrosis
ke dalam lapisan stroma kornea yang akan menyebabkan ulserasi. Selama fase
inisial, sel epitel dan stroma pada area defek akan terjadi udem dan nekrosis. Sel-
sel neutrofil mengelilingi ulkus dan menyebabkan nekrosis lamela stroma. Difusi
Toksin dan enzim yang dihasilkan bakteri dapat merusak substansi kornea. Bakteri
2.1.4 Diagnosis
1. Anamnesis
mengganjal, fotofobia, air mata yang mengalir terus, dan mata merah.
2. Pemeriksaan fisik
tampak benda saing di mata, rust ring (terutama jika logam tertanam sudah
beberapa jam atau hari), defek epitel yang jelas dengan penggunaan
3. Pemeriksaan laboratorium
6
Diperlukan jika ada infeksi/ulkus kornea atau curiga adaya benda asing
intraokular. Kultur dan sensitivitas tes digunakan pada kasus infeksi atau
2.1.5 Penatalaksanaan
dan mencegah kerusakan fungsi yang permanen. Benda asing yang terletak di
permukaan kornea dapat dihilangkan dengan berbagai cara seperti usapan cotton
8. Berikan antibiotik topikal untuk profilaksis 4x1 hari sampai regenerasi epitel.
10. Reevaluasi dalam 24 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi dan ulkus kornea.
Indikasi rujuk
7
2. Terbentuk formasi rust ring pada kornea
4. Ada tanda pembentukan ulkus kornea seperti kabur pada dasar defek, noda pada
6. Hyfema
Pada kasus tanpa komplikasi dimana benda asing dapat dikeluarkan, dapat
Penanganan lebih lanjut pada benda asing yang sulit dikeluarkan harus
dilakukan oleh dokter spesialis mata. Sebelum mengeluarkan benda asing, seorang
klinisi harus menilai seberapa dalam penetasi kornea, jika mencapai kamera okuli
2.1.6 Komplikasi
1. Rust ring
8
Biasanya terjadi jika benda asing tersebut adalah besi, onsetnya 2-4 jam
pertama dan komplit dalam 8 jam. Dapat dibuang dengan bantuan slit lamp
2. Infeksi kornea
Terjadi jika dibiarkan lebih 2-4 hari, menyebabkan terbentuk ulkus dan
jaringan parut. Hal ini memerlukan terapi antibiotik topikal yang agresif dan
Perforasi bola mata pada trauma yang disebabkan logam atau kecepatan
tinggi bisa juga telah terjadi ulkus yang tidak ditangani, hal ini memerlukan terapi
pembedahan.
9
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
RMK : 1.23.35.89
II. ANAMNESIS
mata kiri sejak 3 hari SMRS, keluhan ini munculnya mendadak. Keluhan
munculnya terus menerus. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri pada
mata kiri, nyeri dirasakan 2 hari SMRS, nyeri dirasakan pada skala 2,
nyeri dirasakan terus menerus, nyeri terasa seperti nyut-nyut, nyeri tidak
menyebar. Selain itu pasien juga mengeluhkan keluhan mata merah 3 hari
10
tidak ada mengeluhkan mata kiri terasa kabur, tidak ada keluhan keluar
cairan dan kotoran pada mata. Sebelumnya sejak 4 hari SMRS pasien
pasien, saat itu pasien hanya mencuci dengan air dan sesekali mengucek
matanya. Saat itu keluhan yang dirasakan mata merah, nyeri pada mata.
RPD: Kencing manis tidak ada, Tekanan darah tinggi tidak ada, dan
RPK: Kencing manis tidak ada, tekanan darah tinggi tidak ada, alergi tidak
ada.
TD : 100/80 MmHg
Nadi : 69 x/menit
RR : 17 x/menit
Status Lokalis :
OD OS
5/5 Visus 5/5
Sentral Kedudukan Sentral
Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah
Bentuk normal, Odem (-) Palpebra sup Bentuk normal, Odem (-)
Bentuk normal, Odem (-) Palpebra inf Bentuk normal, Odem (-)
Hiperemi (-), Odem (-) Konjungtiva Hiperemi (+), Odem (-)
tarsal
Hiperemi (-) Konjungtiva Hiperemi (+)
11
bulbi
Jernih Kornea Ruptur (-), Odem (+)
Putih Sklera Putih
Normal COA Normal
Reguler(normal) Iris Reguler (normal)
Sentral, regular, 3 mm, Pupil Iregular
V. DIAGNOSA KERJA
Korpus Alineum
Ruptur Kornea
VI. PENATALAKSANAAN
12
BAB III
PEMBAHASAN
Keluhan utama penderita yaitu mengganjal pada mata kiri. Selain itu mata
kiri nyeri, dan berwarna kemerahan. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
karena kornea memiliki banyak serabut nyeri dimana kebanyakan lesi kornea
akibat benda asing kornea, rasa sakit ini diperhebat dengan adanya gesekan
palpebra terutama palpebra superior pada kornea dan menetap sampai sembuh.
13
Selain itu adanya mata merah dikarenakan proses inflamasi yang menyebabkan
pembuluh darah berupa PCVI dan CVI dikarenakan adanya reaksi peradangan
yang meluas sampai ke arteri konjungtiva posterior dan arteri siliaris anterior. Dari
Korpus Alineum.
yang tertinggal. Diberikan juga Cendo Tropin. Pembalutan mata . Diberikan juga
BAB V
PENUTUP
Corpus Alineum Kornea yang dating ke Poli Mata RSUD Ulin Banjarmasin
14
pemeriksaan fisik. Pasien telah dilakukan Ekstraksi Corpus Alineum OS + LA
DAFTAR PUSTAKA
15
2. Mansjoer, Arif, Kuspuji Triyanti et al. 2005.Kapita Selekta Kedokteran
5. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05CorpusAlienum013.pdf/05Corpus
16