Batuan Karbonat
Batuan Karbonat
Batuan Karbonat
PENDAHULUAN
Bumi disusun oleh 3 jenis batuan primer, yaitu batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan malihan. Berdasarkan ketiga jenis batuan itu, hanya batuan sedimen
yang mempunyai penyebaran paling luas, karena hampir 75% luas permukaan
bumi ditutupi oleh batuan jenis ini. Kurang lebih 1/5 dari batuan sedimen yang
Keberadaan batuan karbonat mulai dilirik pada tahun 1930-an, yaitu saat
Penemuan itu diikuti oleh penemuan cadangan hidrokarbon lainnya yang ada di
batugamping terumbu pada wilayah Kanada dan Texas Barat, sepuluh tahun
berikutnya.
organisme dari garis lintang yang tinggi ke garis lintang rendah, sejalan dengan
khatulistiwa dan subtropis juga sangat dipengaruhi arus serta gelombang kuat
pada sepanjang pinggiran barat benua di belahan utara serta pada pinggiran timur
1
belahan selatan. Keadaan itupun juga menyebabkan proses beredar dan
kembalinya nutrisi, yang sebelumnya sudah terendapkan pada bagian dasar laut.
Sebagai salah satu contoh batuan karbonat yang paling sering ditemukan
yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral
kalsit, di Indonesia, batu gamping sering disebut juga dengan istilah batu kapur,
sedangkan istilah luarnya biasa disebut "limestone". Batu gamping paling sering
Batu gamping juga dapat menjadi batuan sedimen kimia yang terbentuk oleh
pengendapan kalsium karbonat dari air danau ataupun air laut. Berdasarkan
setidaknya 50% berat kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Sisanya, batu
lempung, pirit, siderit dan mineral-mineral lainnya. Bahkan batu gamping juga
dapat mengandung nodul besar rijang, nodul pirit ataupun nodul siderit.
besar. Batuan ini menjadi salah satu batuan yang banyak digunakan dibandingkan
pecah yang dapat digunakan sebagai material konstruksi seperti: landasan jalan
dan kereta api serta agregat dalam beton. Nilai paling ekonomis dari sebuah
2
Beberapa jenis batugamping banyak digunakan karena sifat mereka yang kuat
dan padat dengan sejumlah ruang/pori. Sifat fisik ini memungkinkan batugamping
tidak sekeras batuan berkomposisi silikat, namun batugamping lebih mudah untuk
masalah :
pemanfaatannya
1.3.2. Tujuan
Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
3
1. Untuk mengetahui metode penambangan yang dapat diterapkan untuk
batugamping.
2. Untuk mengetahui pemanfaatan batugamping dalam bidang industri serta
BAB II
PEMBAHASAN
dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau
karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986).Bates &
4
Secara umum batuan karbonat ini mengandung fase primer, sekunder dan
butiran reworked. Fase primer ini merupakan mineral presipitasi yang dihasilkan
alami non organik yang terjadi saat proses diagenesis berlangsung. Material
reworked ini sama dengan mekanisme yang terjadi pada batuan terigen klastik
Lime mud merupakan istilah untuk material karbonat dengan butiran yang
sangat halus lebih kecil dari ukuran pasir (kurang lebih kayak matrik or lempung
versi karbonatlah) dibagi dua jenis yaitu micrite yaitu butiran karbonat berukuran
2002). Komponen - komponen lainnya ada juga semen karbonat yang genetiknya
lebih kearah diagenesis (sementasi) karbonat dan fragmen yang lebih kasar dalam
Secara umum dibagi dua , yaitu: yang berasal dari cangkang fosil atau skeletal
grain dan fragmen yang bukan dari tubuh fosil atau murni hasil presipitasi).
adalah sebuah batuan sedimen yang terdiri dari mineral kalsit dan aragonit, yang
merupakan dua varian yang berbeda dari CaCO3 (kalsium karbonat). Sumber
utama dari calcite adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang
5
keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai ooze pelagik (lihat lsoklin
seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite
Batu gamping dapat dibedakan menjadi dua yaitu batu gamping non klastik
dan batu gamping klastik. Batu gamping non klastik merupakan koloni binatang
laut terutama terumbu dan koral yang merupakan anggota coelenterate sehingga
hasil rombakan jenis batu gamping non klastik. (Sukandarumidi 2004, dalam
Koordijanto 2009). Batu gamping yang komponennya berasal dari fasies terumbu
rudstone.
Batu gamping (limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari
mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah
organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan
6
Batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organic, secara
mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batugamping di alam terjadi secara
organic. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan
siput. Foraminifera atau ganggang. Selain itu dapat berasal dari kerangka binatang
bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis batugamping yang terjadi secara
organic. Hal yag membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu
kapur tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak
jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis
batugamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu
Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batugamping.
Jenis batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan
7
terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu
disebabkan oleh adanya unsur organik. Batugamping dapat bersifat keras dan
padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal dijumpai pula yang
porous.
dijumpai pada marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap
kalsit.
sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organic
yang dilaluinya.
8
bahan galian industri atau mineral industry salah satunya adalah bahan galian
Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah penambangan atau penggalian,
secra garis besar quarry dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu Side hill
menambang batuan atau endapan mineral industri yang letalnya di lereng bukit
front penambangan, side hill type dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
digali dan jalan masuk dari salah satu sisinya atau dari depan.
9
Gambar 1.2. Jalan masuk langsung
2. Pit Type
Pit type adalah sistem penambangan yang diretapkan untuk menambang
batuan atau endapan mineral industri yang terletak pada suatu daerah yang
relatif mendatar. Permuka kerja (front) di gali kea rah bawah sehingga
berbentuk spiral.
10
Gambar 1.3. Jalan masuk spiral untuk Pit Type
b. Jalan masuk langsung
Apabila bentuk endapan yang akan ditambang kurang lebih
yang akan ditambang kurang lebih memanjang atau persegi, maka jalan
masuk ke front penambangan dibuat berbentuk zig-zag dari salah satu sisi.
11
Gambar 1.5. Jalan masuk zig zag
seperti industry lem, plastik, kaca, semen, kosmetik, obat-obatan, jalur kereta api,
bahkan sampai pada pembuatan dalam filterisasi air sebagai salah satu langkah
tepat dalam menjernihkan air. Sebagai salah satu contohnya dalam pemanfaatan
pemanis tanah, pemutih gula, dan lain-lain. Mengingat terbatasnya marmer alam
12
maka perlu didirikan industri marmer buatan yang masih banyak dibutuhkan baik
di Indonesia maupun di luar negeri maka industri marmer batuan tersebut akan
batugamping.
Pembuatan model marmer ini dibuat seperti briket sehigga hasilnya nanti
lebih menarik dan menguntungkan. Disamping itu briket ini juga dilakukan
Pemanfaatan marmer buatan ini dapat difungsikan layaknya marmer asli yaitu
gambar contoh hasil briket yang dilakukan oleh penelitian tambang batugamping
13
Gambar 1.7. Diagram proses pembuatan marmer buatan
Baik itu secara konvensional maupun secara modern. Namun terkadang melalui
cara konvensional atau tradisional maupun modern banyak menuai konflik karena
semakin banyak limbah dan pencemaran yang dilakukan. Baik itu melalui
membuat briket batubara sehingga lebih ekonomis, berikut adalah teknologi yang
sama dengan pembuatan briket batubara hanya peralatan yang digunakan lebih
14
Alat-alat yang digunakan yaitu alat uji kuat lentur dimana tujuannya sama
seperti pada pengujian poin load. Pengujian ini dilakukan dengan melihat
tegangan dan regangan saat material diberikan tekanan maksimum. Sehingga titik-
titik tertentu dapat menjadi bagian yang sangat penting pada material untuk
mengetahui sifat material itu sendiri apakah kuat ataupun brittle (rapuh). Sehingga
jika brittle maka akan diperbaharui lagi Hepresen tersebut dilihat berdasarkan
sifat permeabilitas dan porositasnya. Jika kedua sifat tersebut tinggi sampai
sedang maka akan diperbaharui lagi sampai mendapatakan hasil yang lebih
hasil dari segi bentuk, warna, ukuran dan kekuatan material tersebut (briket).
15
Disamping itu, alat lainnya adalah seperti adonan, obeng, cetakan, pipet
material dimasukkan kedapam alat sieve analysis. Alat ini merupakan alat
yang akan diperoleh yaitu pemisahan ukuran butir yang besar dan ukuran butir
yang kecil. Untuk ukuran butir yang besar yaitu sekitar 400 mesh sedangkan yang
sangat halus adalah 2,5 mesh. Penggunaan sieve analysis adalah untuk mengambil
bagian terhalus dari material untuk dilakukan pengujian lebih lanjut. Pada
dasarnya teknologi yang digunakan dalam pembuata briket ini sangat sederhana
sehingga dapat dilakukan dengan sendiri dan lebih murah namun dapat
16
Penggunaan teknologi dalam bidang kimia tidak begitu signifikan ataupun
menggunakan alat-alat tertentu namun hanya memakai beberapa bahan yang sifat
buatan yang digunakan sebagai jenis epoksi poliamida atau dalam hal ini
digunakan sebagai perekat atau penyatuan bahan satu sama lain dan sebagai
pelarut dari oksidator itu sendiri. Kemudian katalis dimana digunakan sebagai
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
sebagai berikut :
baik itu jadi maupun setegah jadi sehingga dapat diperoleh dalam bentuk
17
bahan representative dari batugamping. Sehingga kegunaanya saat dilakukan
bahan kimia yang bersifat toxin sehingga diperlukan lagi lebih mendalam
3.2. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Keramik, 1982, Fred W. Bill
Meyer, 1971, Text Book of Polymer Science, John Wiley and Sons Inc.,
New York.
19
Utomo, Cahyo. 2014. Tugas Batuan Karbonat. (http://geo-
20