Sketsa Cerpen
Sketsa Cerpen
Sketsa Cerpen
TOKOH UTAMA
Nama : Sagara
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : pelajar SMA
Tujuan/misi : ingin bahagia, lepas dari masalah keluarga
dan menjaga Qiran dengan segenap jiwa dan raga
Struktur cerpen
1. Orientasi
Sagara dan Qiran adalah kakak beradik dengan jarak umur hanya satu
tahun. Pendeknya rentang umur mereka ini membuat mereka sangat
dekat dan saling menyayangi, apalagi setelah perceraian kedua orang tua
mereka. kedua orang tua mereka meninggalkan keduanya di sebuah
rumah mewah tanpa peduli perasaan kedua kakak beradik itu. Namun,
setiap bulan orang tua Sagara dan Qiran selalu mengirimkan uang dalam
jumlah yang lebih dari cukup sehingga keduanya tidak pernah merasa
kekurangan. Hanya satu yang kurang, yaitu keluarga yang hangat.
2. Konflik
Akibat perceraian kedua orang tua mereka, Sagara yang awalnya manis
dan penurut menjadi brutal dan tidak terkendali. Segala hal dilakukannya
untuk menghindar dari rasa sakit hati dan kedua orang tua mereka yang
dianggap pura-pura peduli. Sementara Qiran yang lebih bijak menghadapi
perceraian kedua orang tua mereka itu bisa lebih mengatasi rasa sakit
hatinya dan memilih membantu dan menemani Sagara serta menjadi
penyemangat untuk Sagara. Keduanya hidup dengan baik meski masih
membawa luka, hingga kedua orang tuanya mengunjungi mereka dan
mengenalkan pasangan masing-masing. Hal itu membuat Sagara marah
dan pergi dari rumah, meninggalkan Qiran sendirian yang juga bingung
bagaimana menghadapi masalah itu. Qiran akhirnya pergi mencari Sagara
setelah Sang Kakak tidak juga kembali. Tanpa lelah Qiran mencari,
berkeliling sambil memanggil nama Sagara. Kadang air matanya menetes
mengingat betapa kalapnya Sang Kakak saat tahu sudah tidak ada
kemungkinan kedua orang tuanya bersatu kembali. Setelah melalu
pencarian yang panjang dan melelahkan, Qiran malah mendapati Sagara
yang sedang beringas memukul dan dipukul oleh sekelompok pemuda.
Spontan, Qiran berteriak histeris mendapati keadaan Sagara yang babak
belur. Kelompok pemuda itu tersenyum penuh kemenangan saat Qiran
dengan keras memanggil Sagara dengan sebutan Kakak, sementara
Sagara melotot tajam dan panik seketika mendapati Qiran sudah dicekal
oleh beberapa orang yang juga terlibat perkelahian dengannya. Sagara
kalap, berteriak menyuruh orang-orang itu berhenti menyentuh Qiran.
Kelemahan Sagara ini langsung dimanfaatkan oleh kelompok pemuda-
pemuda itu, yang kemudian langsung menikam Sagara dengan pisau.
Qiran berteriak histeris saat Sagara jatuh, luruh bersimbah darah.
3. Penyelesaian
Nyawa Sagara tidak tertolong, membuat Qiran mengalami depresi berat.
Qiran sudah seperti mayat hidup sejak kematian Sagara. Bagi Qiran, tanpa
Sagara hidupnya sama sekali tidak berarti. Hingga dia berusaha bunuh diri
berkali-kali, namun berhasil digagalkan. Setelah percobaan bunuh diri
yang terakhir, Qiran terpaksa dirawat di sebuah rumah sakit karena
keadaannya yang parah. Qiran benar-benar seperti mayat hidup. Tidak
ada lagi yang dikenalnya, baik sahabat dan orang tuanya. Tidak ada lagi
yang berarti untuknya, bahkan jika itu dirinya sendiri sekalipun. Yang dia
inginkan hanya bersama Sagara, karena Sagara adalah alasannya untuk
bertahan selama ini. Tanpa Sagara, dia benar-benar tidak ingin hidup.
Hingga akhirnya, kegilaan yang nyata menenggelamkan kesadaran gadis
jelita itu seluruhnya, hingga harapan yang benar-benar tersisa hanyalah
menunggu sang waktu memutuskan, dan menghentikan detak
jantungnya.
4. Nilai moral
a. Keluarga adalah tempat paling pertama tercurahnya kasih sayang untuk
seorang manusia. Bagi para orang tua, hendaknya berpikir bagaimana
dampak untuk perkembangan anak-anak mereka ketika memutuskan
untuk bercerai. Jangan hanya mementingkan diri dan ego masing-
masing sehingga anak mereka terlantar dan menjadi kurang kasih
sayang. Anak-anak membutuhkan orang tua sebagai tempat untuk
mecurahkan kasih sayang, begitupun sebaliknya. Jadi keluarga adalah
sebuah hubungan dimana cinta seharusnya tercurah tanpa batas.