ASKEP
ASKEP
ASKEP
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
Gigitan dan cakaran binatang yang sampai merusak kulit kadang kala
dapat mengakibatkan infeksi. Beberapa luka gigitan perlu ditutup dengan
jahitan, sedangkan beberapa lainnya cukup dibiarkan saja dan sembuh dengan
sendirinya. Dalam kasus tertentu gigitan binatang (terutama oleh binatang liar)
dapat menularkan penyakit rabies, penyakit yang berbahaya terhadap nyawa
manusia. Kalelawar, musang juga anjing menularkan sebagian besar kasus
rabies. Sebagian binatang memiliki bisa (racun) yang berfungsi untuk
melindungi dirinya dan berfungsi untuk menaklukkan mangsanya, banyak
kasus terkena racun dari binatang berbisa ini dapat diatasi dengan baik apabila
berhasil ditangani sejak dini, diantara binatang berbisa itu adalah, ular, liapan,
ikan terutama sejenis ikan lele (sembilang).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian gigitan binatang ?
2. Apa saja macam-macam gigitan binatang ?
3. Apa saja tanda dan gejala gigitan binatang ?
4. Bagaimana penatalaksanaan gigitan binatang ?
5. Bagaimana patofisiologi gigitan binatang ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang gigitan binatang ?
7. Apa saja komplikasi gigitan binatang ?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan gigitan binatang ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gigitan binatang
2. Untuk mengetahui macam-macam gigitan binatang
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala gigitan binatang
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan gigitan binatang
5. Untuk mengetahui patofisiologi gigitan binatang
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang gigitan binatang
7. Untuk mengetahui komplikasi gigitan binatang
8. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan gigitan binatang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
1. Pengertian Gigitan Binatang
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi
dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada
umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada
luka biasa. Seseorang yang tergigit mempunyai resiko terinfeksi. Pada
umumnya bila tergigit binatang, perlu mendapatkan pemeriksaan
medis,Gigitan binatang termasuk dalam kategori racun yang masuk
kedalam tubuh melalui suntikan. Gigitan bintang atau engatan
serangga dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan/ atau
pembengkakan. Gigitan dan sengatan berbagai binatang walaupun
tidak selalu membahayakan jiwa dapat menimbulkan reaksi alergi
yang hebat dan bahkan kadang-kadang dapat berakibat fatal.
Kesadaran akan penyebab dari gigitan dan sengatan ini dapat
mengurangi atau mencegah timbulnya korban. Pengetahuan tentang
penanganan yang cepat dari tindakan pertolongan pertama dapat
mengurangi parahnya cedera akibat gigian dan sengatan tersebut dan
menjaga penderita dari sakit yang parah.
Penanganan
- Amankan iri dan lingkungan sekitar.
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau larutan deterjen.
- Imobilisasikan bagian yang di gigit/ luka tersebut.
- Berikan SAR(serum anti rabies) bila ada.
- Bila dapat lakukan penangkaan binatang yang menggigit untuk
identifikasi.
- Segera bawa penderita ke Rumah Sakit.
5) Sengatan kalajengking
Binatang ini tergolong serangga yang mempunyai racun pada
ujung ekornya. Racun dimasukkan oleh ekor serangga ke kulit,
sehingga pada saat itu juga, orang yang disengat kalajengking atau
lipan merasa kesakitan.
Beberapa jam kemudian racun itu dierap dan masuk ke dalam
darah, sehingga menimbulkan.
Tanda dan Gejala
- Gelisah,
- Mual,
- Muntah,
- Haus,
- Sakit perut.
Bila kalajengking menyengat anak-anak, dapat menimbulkan
kematian, yamg di dahului dengan sesak napas, sianosis, kelumpuhan,
kejang-kejang, syok, mengigau, dan pingsan.
Akibat sengatan kalajengking pada orang dewasa biasanya tidak
begitu hebat. Pengobatannya hanya simtomatis. Pada luka bekas
gigitan di beri kompres ammonia, bikarbonas natrikus atau kalamin
lasio. Bila ada kejag-kejang, di beri sedative, misalnya valium atau
luminal.
b. Gigitan Binatang Air
1) Gigitan Trigonid
Terdapat di perairan laut dangkal. Biasanya penderita terkena
sangat trigonid di sebabkan menginjak atau bersentuhan dengan bahan
dengan bahan dengan bagian tubuh binatang tersebut
Tanda dan gejala
- Timbul rasa nyeri dalam 90 menit
- Rasa panas di iaerah gigitan
- Pusing bahkan terkadang sampai tidak sadar (pingsan).
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Cabut duri babi yang menusuk.
- Rendam bagian yang tergigit dalam air hangat.
- Bersihkan luka dan imobilisasi daerah luka.
2) Gigitan ubur-ubur
Kelompok hewan-hewan laut ini menimbulkan cedera dengan
sengatan dari sel-sel penyengat dari alat-alat penangkap (tentakel-
tentakel)-nya yang menyebabkan rasa panas terbakar dan sedikit
perdarahan ada kulit. Ubur-ubur ada banyak jenisnya dan hidup di
daerah tropis. Racun ubur-ubur di buat oleh beribu-ribu duri halus
yang terdapat di permukaan badannya. Bila duri halus itu di sentuh
oleh perenang di laut, ubur-ubur akan menyuntukkan racun melalui
duri halus itu.
Kulit yang bersentuhan dengan duri ubur-ubur, akan merasa
gatal bercampur panas. Beberapa menit kemudian akan timbul
urtikaria yang dapat berubah menjadi (lepuh-lepuh visikel). Perasaan
sakit biasanya akan hilang sendiri dalam beberapa jam, tetapi dapat
kambuh lagi beberapa hari kemudian.
Tanda dan gejala
- Rasa panas dan terbakar serta sedikit perdarahan pada kulit.
- Urtikaria
- Mual
- Muntah
- Kejang otot
- Syok
- Kesulitan bernafas
- Keluar air mata terus-menerus
- Mata menjadi merah bengkak, pupil melebar
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Bebaskan anggota badan yang cedera dari tentakel-tentakel dengan
handuk basah.
- Cuci luka dengan larutan Aromatic Ammonia Spirit atau alcohol
70%
- Berikan 10 ml larutan Na Glukonat.
- Asang tourniket dan berikan antidote Sea Wasp Antivenome (SWA)
bila ada
- Bawa segera ke rumah sakit
3) Gigitan ikan pari (Sting ray)
Kelompok hewan-hewan laut ini menyuntikkan racunnya
dengan menusukkan duri-duri /jarum-jarumnya. Ikan pari termasuk
klas Elasmobrachil mempunyai tulang rawan. Jenis ikan pari yang
terkenal adalah pari kembang, pari bendera, pari pasir, dan pari
burung.
Bentuk badannya pipih seperti cakram dengan ekor menyerupai
cambuk. Pada ekor itu terdapat satu atau lebih duri yang berbisa. Ikan
ini hidup di sekitar pantai. Ikan pari pasir biasanya berbaring di dasar
laut dan tertimbun pasir atau lumpur. Bila ada orang yang menginjak
badan ikan pari, ekornya akan memecut sambil memasukkan durinya.
Orang yang terkena duri ikan pari dalam 10 menit merasa sakit
di sekitar tusukan itu. Makin lama perasaan sakit itu akan makin
bertambah hebat dan menjalar keseluruh anggota badan yang tertusuk.
Perasaan sakit biasanya berlangsung antara 6 48 jam, lalu berkurang.
Luka yang ditimbulakan berupa luka tusuk atau lasersi. Untuk
mengeluarkan duri dalam daging, biasanya diperlukan insisi. Setelah
duri di keluarkan biasanya luka akan membengkak, maka dari itu
jangan dilihat langsung, cukup di kompres dengan antiseptic (betadin).
Bila peradangan telah tenang, barulah dilakukan penjahitan sekunder.
Tanda dan gejala
- Pembengkakan
- Mual, muntah dan diare
- Tekanan darah menurun,
- Berkeringat
- Jantung berdenyut tidak teratur
- Kadang-kadang bisa menimbulakan kematian.
- Kejang-kejang bahkan terkadang di sertai kelumpuhan otot-otot.
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).\
- Bersihkan luka dengan sabun dalam air hangat selam 30-60 menit.
Cara ini efektif untuk me-nonaktifkan racun yang tidak panas
- Bawa segera ke rumah sakit
4) Gigitan Gurita (Blue Ringed Octopus)
Gurita tidak akan menggigit kecuali terinjak atau di ganggu.
Gigitannya sangat beracun dan seringkali menimbulakan kematian.
Tanda dan gejala
- Kegagalan nafas secara progresif terjdi dalam 10-15 menit.
- Luka bekas gigitan kecil, tidak terasa nyeri yang mungkin berwarna
merah dan benjolan (tampak seperti meleuh berisi darah).
- Kehilangan rasa raba (di mulai sekitar mulut dan leher).
- Mual, muntah
- Kesulitan menelan
- Kesulitan bernafas
- Gangguan penglihatan
- Inkoordinasi
- Kelumpuhan otot
- Pernapasan berhenti
- Denyut nadi berhenti
- Dapat diikuti kematian
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Bersihkan/cuci luka bekas gigitan dengan air hangat
- Lakukan pressure imobilisasi pada bagian yang cidera
- Monitor tanda-tanda vital
- Lakukan RJP jika diperlukan
5) Gigitan lintah
Ludah lintah mengandung zat anti pembekuan darah. Darah
akan terus mengalir keluar dan masuk ke perut lintah.
Tanda dan Gejala
- Pembengkakan
- Gatal
- Kemerahan.
Tindakan pertolongan
- Dengan hati-hati lepaskanlah lintah dari tempat ia menggigit.
- Menyiram minyak atau air tembakau ke tubuh lintah, akan
membantu mempercepat usaha melepaskan gigitan lintah.
- Apabila ada tanda-tanda reaksi kepekaan seperti tersebut di atas,
cukup digosok dengan obat atau salep anti gatal biasa.
6) Ikan Hiu
Ikan hiu, disamping dapat menggigit manusia, ada pula yang
mengeluarkan racun. Ikan hiu yang beracun mempunyai sirip di
punggungnya.
Ikan hiu yang mengandung racun adalah born shark, memunyai
sirip di punggung yang berhubungan dengan kelenjar pembuat racun.
Orang yang tertusuk sirip beracun ikan hiu ini,
Tanda dan Gejala
- Sakit yang berlangsung beberapa jam
- Daerah tusukan itu menjadi merah dan bengkak
- Dapat menimbulkn kematian.
Pengobatan hanya simptomatis dan luka gigitan dirawat seperti
luka gigitan lainnya.
3. Patofisiologi
Etiologi vulnus
morsum ( gigitan manusia,
binatang, dll )
Traumatik jaringan
Terputusnya kontinuitas
jaringan
Kerusakan syaraf perifer
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
1) Penghitungan jumlah sel-sel darah
2) Prothrombin time dan activated partial thromboplastin time.
3) Fibrinogen dan produk-produk pemisahan darah
4) Tipe dan jenis golongan darah
5) Kimia darah, termasuk elektrolit, BUN, kreatinin
6) Urinalisis untuk myoglobinuria
7) Analisa gas darah untuk pasien dengan gejala sistemik
b. Pemeriksaan penujang lainnya:
1) Radiografi thoraks pada pasien dengan edema pulmoner
6. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Edema paru
c. Kematian
d. Gagal napas
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Primery survey
1) Airway (jalan nafas)
Pada airway yang perlu diperhatikan adalah memperthankan
kepatenan jalan napas, memperhatikan suara nafas, atau apakah
ada retraksi otot pernapasan. Pada kasus gigitan binatang
(rabies) ditemukan kekakuan otot tenggorokan dan pita suara
bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Kejang ini terjadi
akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses
menelan dan pernafasan.
2) Walaupun terkadang jalan nafas dapat ditangani tapi belum
tentu pola nafasnya sudah teratur. Lihat pergerakan dada klien
dan lakukan auskultasi untuk mendengarkan suara nafas klien.
Pada kasus ini dapat terjadi gagal nafas yang disebabkan oleh
kontraksi otot hebat otot-otot penafasan atau keterlibatan pusat
pernafasan.
3) Pada kasus ini terjadi disfungsi otonomik yang menyebabkan
hipertensi, hipotensi, aritmia, takikardi dan henti jantung.
Kejang dapat lokal maupun generalisata dan sering bersamaan
dengan aritmia.
b. Secondary Survey
1) Observasi TTV secara continue
2) Lakukan pemeriksaan EKG dan EEG
3) lanjutkan pemberian vaksinasi dan serum anti rabies
4) pantau kesadaran pasien apakah pasien masih sadar penuh atau
pasien jatuh pada fase coma terutama pantau pernafasannya.
5) Pantau ingkah laku atau mental pasien
c. tersier survey
1) Aktivitas dan Istirahat
Gejala: Malaise.
2) Sirkulasi
Tanda: Tekanan darah normal/sedikit di bawah jangkauan
normal (selama hasil curah jantung tetap meningkat). Denyut
perifer kuat, cepat, (perifer hiperdinamik),
lemah/lembut/mudah hilang, takikardi, ekstrem (syok).
3) Integritas Ego
Gejala: Perubahan status kesehatan.
Tanda: Reaksi emosi yang kuat, ansietas, menangis,
ketergantungan, menyangkal, menarik diri.
4) Eliminasi
Gejala: Diare.
5) Makanan/cairan
Gejala: Anoreksia, mual/muntah.
Tanda: Penurunan berat badan, penurunan lemak
subkutan/massa otot (malnutrisi).
6) Neorosensori
Gejala: Sakit kepala, pusing, pingsan.
Tanda: Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientasi,
delirium/koma.
7) Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Kejang abdominal, lokalisasi rasa nyeri,
urtikaria/pruritus umum.
8) Pernapasan
Tanda: Takipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan.
Gejala: Suhu umunya meningkat (37,95oC atau lebih) tetapi
mungkin normal, kadang subnormal (dibawah 36,63oC),
menggigil. Luka yang sulit/lama sembuh.
9) Seksualitas
Gejala: Pruritus perianal, baru saja menjalani kelahiran.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
Diagnosa I :
Intervensi:
Diagnosa II :
Dapat bernapas normal, tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada cuping
hidung, tidak ada sianosis, RR dalam batas normal 16-20x/menit.
Intervensi
Diagnosa III :
Intervensi :
Diagnosa IV:
Intervensi:
Diagnosa V :
Intervensi:
Diagnosa VI :
Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak
demam.
Intervensi:
4. Implementasi
5. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua
jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada
umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka
biasa.
Macam-macam Gigitan Binatang :
a. Gigitan Binatang Darat Gigitan Anjing, Kucing, Kera, tikus, dll
Gigitan Arthropoda (laba-laba, Tawon, Kelabang, Kala)
b. Gigitan Binatang Air : Gigitan Trigonid, Gigitan ubur-ubur, Gigitan
ikan pari (Sting ray), Gigitan Gurita (Blue Ringed Octopus), Gigitan
lintah, Ikan Hiu
B. Saran
Diharapkan kemampuan dan keterampilan perawat dalam penanganan
gawat darurat dengan kasus gigitan binatang sehingga dapat melakukan
tindakan yang sesuai dengan SOP dan jenis gigitan binatangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hugh A. F. Dudley (Ed), Hamilto Bailey, Ilmu Bedah, Edisi XI, Gajah
Mada University Press, 1992