LP Gadar Gigitan Binatang
LP Gadar Gigitan Binatang
LP Gadar Gigitan Binatang
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat
DISUSUN OLEH:
Sadili
Restu Resdian
Siti Nurhairani Arbain
B. Macam-macam Gigitan
1. Gigitan Manusia
Ada dua macam gigitan manusia yaitu:
a. Luka akibat meninju mulut lawan yang mengenai gigi sehingga
menimbulkan luka pada kulit lengan.
b. Luka karena betul-betul digigit manusia. Kulit dan daging akibat gigitan
dapat koyak menggelantung. Luka demikian kemasukan kuman yang
berasal dari mulut dan bila dibiarkan tanpa pengobatan, dapat
menimbulkan peradangan berbau busk selama berminggu-minggu.
Pengobatan luka gigitan manusia:
Daerah sekitar luka gigitan manusia diberi dahulu anastesi lokal,
lalu dicuci dengan air sabun dan terakhir disiram dengan larutan
perihidrol (H2O2). Setelah bersih, luka gigitan di daerah muka dapat di
jahit langsung.
Luka gigit di daerah tangan dan jari-jari sering menimbulakan
infeksi, apalagi bila ada tendo dan fasia yang robek. Oleh karena itu,
jangan di jahit langung. Kompreslah dahulu dengan antsetik (larutan
rivanol atau betadin) beberaa hari dan bila tidak ada gejala peradangan,
barulah data dijahit sekunder.
Antibiotic harus diberikan sampai luka sembuh. ATS biasanya
tidak perlu diberikan karena gigi manusia tidak mengandung kuman
tetanus.
2. Gigitan Binatang
- Sakit kepala
- Demam
- Kejang-kejang
- Kemungkinan rabies
Penanganan
3) Gigitan kelelawar
Kelelawar dapat membawa kuman rabies. Oleh karena itu, jika
digigit kelelawar bahaya rabies juga harus dipikirkan.
Tindakan pertolongan :
- Gelisah,
- Mual,
- Muntah,
- Haus,
- Sakit perut.
Penanganan
Orang yang terkena duri ikan pari dalam 10 menit merasa sakit
di sekitar tusukan itu. Makin lama perasaan sakit itu akan makin
bertambah hebat dan menjalar keseluruh anggota badan yang tertusuk.
Perasaan sakit biasanya berlangsung antara 6 – 48 jam, lalu berkurang.
Luka yang ditimbulakan berupa luka tusuk atau lasersi. Untuk
mengeluarkan duri dalam daging, biasanya diperlukan insisi. Setelah
duri di keluarkan biasanya luka akan membengkak, maka dari itu
jangan dilihat langsung, cukup di kompres dengan antiseptic (betadin).
Bila peradangan telah tenang, barulah dilakukan penjahitan sekunder.
Tanda dan gejala
- Pembengkakan
- Mual, muntah dan diare
- Tekanan darah menurun,
- Berkeringat
- Jantung berdenyut tidak teratur
- Kadang-kadang bisa menimbulakan kematian.
- Kejang-kejang bahkan terkadang di sertai kelumpuhan otot-otot.
Penanganan
- Mual, muntah
- Kesulitan menelan
- Kesulitan bernafas
- Gangguan penglihatan
- Inkoordinasi
- Kelumpuhan otot
- Pernapasan berhenti
- Tenangkan penderita
4) Gigitan lintah
- Pembengkakan
- Gatal
- Kemerahan.
Tindakan pertolongan
Curah jantung
Kontrol suhu dan
nyeri terganggu
Gangguan perfusi
jaringan
Sekresi mediator nyeri :
histamin,bradinin,
prostaglandin ke jaringan
Gangguan rasa
aman nyaman nyeri
C. Prinsip Penatalaksanaan Gigitan Binatang
1. Pengkajian Primer
a. Airway
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
d. Disability
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cidera yang
mungkin ada, jika ada kecurigan cedera leher atau tulang belakang, maka
imobilisasi in line harus dikerjakan.
2. Pengkajian Sekunder
Tanda gejala terjadinya tension pneumothoraks, yaitu Ada jejas pada thorak, Nyeri
pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi, Pembengkakan lokal dan krepitasi pada
saat palpasi, Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek, Dispnea, hemoptisis,
batuk dan emfisema subkutan, Penurunan tekanan darah
A : Allergies
Riwayat alergi yang diderita klien atau keluarga klien. Baik alergi obat-obatan ataupun
kebutuhan akan makan/minum.
M : Medications
1. Sistem Pernapasan
Frekuensi nafas, nafas cepat dan dangkal . bunyi nafas wheezing, apa terdapat
secret pada jalan nafas, bentuk dada simetri
2. Sistem Cardiovaskuler
TD, nadi, Konjungkiva, tidak terdapat sianosis, akral.
3. Sistem Pencernaan
Mual, muntah , nyeri tekan pada epigastrium
4. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot , kebutuhan ADL, odeme,
5. Sistem Perkemihan
BAK / sehari, retensi urin
6. Sistem Endokrin
pembesaran kekenjar tiroid, pembesaran kelenjar getah bening
7. Sistem Integumen
Warna kulit, lesi, tekstur kulit kasar, turgor kulit, bekas gigitan
8. Sistem Persyarafan
Tingkat kesadaran
Analisa Data
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1 DO Gigitan binatang Gangguan perfusi
Bradikardi jaringan
Gambaran EKG
aritmia racun masuk
dalam tubuh
Edema
Distensi vena
toksik menyebar
jugularis
melalui darah
Hepatomegali
Tekanan darah
gangguan sistem
meningkat/menu
kardiovascular
run
Nadi perifer
reaksi
teraba lemah endotoksisk
Warna kulit
pucat, sianosis
DS
Palpitasi miokard
Lelah
Dipsneu penurunan curah
batuk jantung
MK: gangguan
perfusi jaringan
2 DO Toksik menyebar Gangguan rasa
Klien tampak kedalam tubuh nyaman nyeri
meringis ↓
Gelisah Toksik ke
Frekuensi nadi jaringan sekitar
meningkat gigitan
DS ↓
nyeri ↓
nyaman ↓
Mengeluh lelah
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gejala penyakit
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI RASIONA
KEPERAWATAN HASIL (SMART)
enurunan curah Setelah dilakukan Asuhan Perawatan Jantung
ntung berhubungan Keperawatan selama 1x6 Jam Observasi 1. mengetahui tan
engan Perubahan diharapkan tidak ada 1) Identifikasi tanda/ gejala primer penurunan curah gejala yang ter
ontraktilitas perubahan frekuensi jantung, jantung (dyspnea, kelelahan, edema) 2. untuk memonit
iokardial/perubahan curah jantung meningkat 2) Monitor tekanan darah kondisi pasien
otropik. dengan kriteria hasil: 3) Monitor intake dan output cairan 3. melihat adanya
buktikan dengan: Kekuatan nadi perifer 4) Monitor EKG yang tergamba
Pengisian kapiler >3 meningkat Terapeutik pemeriksaan E
detik Palpitasi, bradikardia, Posisikan klien semi fowler/ fowler atau posisi nyaman 4. mengatahui jum
Nadi perifer menurun takikardia, Lelah, edema, Edukasi intake output c
atau tidak teraba dipsneu, sianosis menurun Ajarkan klien dan keluarga mengukur intake dan harian
Akral teraba dingin Murmur jantung menurun output cairan harian 5. mengurangi ke
Warna kulit pucat Pulmonary vascular Kolaborasi aritmia pada ke
Turgor kulit menurun resistance munurun Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu jantung
CRT membaik
angguan rasa Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. Memberikan ra
yaman : nyeri keperawatan selama 1 x 6 jam Observasi kenyamanan ba
erhubungan dengan diaharapakan nyeri hilang 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 2. Untuk mengeta
ejala penyakit dengan kriteria hasil kualitas, intensitas nyeri. perkembangan
S: 1. Kesejahtraan fisik 2. Identifikasi skala nyeri keadaan klien.
Mengeluh tidak meningkat 3. Identifikasi respon nyeri non verbal 3. Teknik relaksa
nyaman 2. Kesejahtraan 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan menghambat re
Mengeluh sulit psikologis meningkat meringankan nyeri. nyeri di dorsal
tidur 3. Keluhan tidak nyaman 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang sehingga nyeri
O: menurun nyeri. berkurang.
Gelisah 4. Keluhan sulit tidur 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon 4. Distraksi beker
Tampak merintih menurun nyeri. corteks cerebri
Pola eiminasi 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup cara mengalihk
berubah 8. Monitor keberhasilan terpai komplementer yang perhatian perse
sudah diberikan kepada perseps
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik 5. Dengan membe
Teurapeutik
obat analgetik,
1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
obat akan mene
rasa nyeri (mis. TENS, kompres hangat atau
reseptor nyeri d
dingin)
horn.
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
6. Dengan mengk
( suhu ruangan, kebisingan)
tingkat nyeri kl
3. Fasilitasi istirahat tidur
dapat diketahui
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
ditentukan lang
pemilihan strategi meredakan nyeri.
selanjutnya.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
DAFTAR PUSTAKA
1. Shirley A.Jones. 2014. Seri Panduan Klinis BLS, ACLS dan PALS. Jakarta:
Erlangga
2. Tm Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi I. Jakarta : PPNI
3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
I. Jakarta : PPNI
4. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI
5. TIM PPGD. 2010. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Basic Trauma &
Cardiac Life Support. Bukittinggi.