Prak Semsol A3 Dry Syrup Amox
Prak Semsol A3 Dry Syrup Amox
Prak Semsol A3 Dry Syrup Amox
Kelompok A3
BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat merancang dan membuat sediaan dry sirup amocicillin yang
memenuhi spesifikasi mutu yaitu aman, efektif, dan stabil
Selain itu, pada suspense mengenal dua macam system yakni system terflokulasi dan
system terdeflokulasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Flokulasi
Dalam system flokulasi, molekul suspense terikat lemah, cepat mengendap,
pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah terdispersi kembali.
Sifat-sifat relatif partikel flokulasi:
a. Partikel merupakan agregat bebas
b. Sedimentasi terjadi cepat, partikel mengendap sebagai flok yaitu kumpulan
partikel
c. Sedimen dalam keadaan terbungkus dan bebas, tidak membentuk cake yang keras
dan padat serta mudah terdispersi kembali menjadi bentuk semula dengan sedikit
penggojogan
d. Wujud suspense terlihat jelas batasnya, jernih dibagian atas dan keruh dibagian
bawah
2. Deflokulasi
Dalam system deflokulasi, partikel mengendap perlahan-lahan sehingga dapat
membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembali.
Sifat-sifat relative partikel deflokuasi:
a. Partikel suspense dalam keadaan terpisah satu dengan yang lainya
b. Sedimentasi terjadi lambat, masing-masing partikel mengendap secara terpisah dan
ukuran partikel minimal
c. Sedimen akan membentuk cake yang keras dan sulit terdispersi kembali
d. Zat tersuspensi stabil dalam waktu yang relative lama
e. Tampak ada endapan dan cairan bagian atas berkabut
Ada beberapa cara dalam pembuatan suspens. Pemilihannya tergantung pada apakah
partikel terdeflokulasi atau teflokulasi. Cara pertama dengan menggunakan Structured
Vehicle yang berfungsi menjaga agar partikel tetap terdeflokulasi dalam suspense. Yang
kedua adalah menggunakan system flokulasi sebagai satu cara menjegah terjadinya caking.
Sedangkan cara ketiga adalah kombinasi dari keduanya yang menghasilkan suatu uspensi
dengan stabilitas yang optimal.
Dry syrup atau sirup kering atau suspensi kering merupakan preparat serbuk kering
dimasudkan untuk disuspensikan dalam cairan, yang dengan penggojokan tertera cairan
pembawa (biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan
(Ansel, hal. 354)
Selain itu sirup kering adalah suatu campuran padat baik dalam bentuk serbuk atau
granul yang ditambahkan air pada saat akan digunakan. Sediaan tersebut dibuat pada
umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi
sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet,
penambah rasa / aroma buffer dan zat warna. Bahan aktif untuk suspense kering tidak
tahan lama di dalam air ( 2 minggu). Sediaan ini lebih menguntungkan dalam hal
pengiriman dari pada suspense konvesional, karena ia lebih tahan terhadap perubahan
temperature.
Karakteristik Dry Sirup, antara lain :
a. Campuran serbuk harus homogen
b. Rekonstitusi, artinya mudah dan cepat terdispersi dalam pembawa
c. Redispersi dan penuangannya mudah
d. Acceptable baik bentuk, bau, maupun rasa
Untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan maka dipilih agen dispersing yang
cepat terdispersi. Suspending agent yang cocok dengan dry syrup antara lain : Acacia,
CMC-Na, Microcrystalline cellulose with CMC-Na, Povidone, Propilenglikol alginate,
Tragaka, dan Gum Xanthan. Sedangkan suspending agent yang tidak cocok untuk dry
syrup diantaranya Agar, Carbomer, AlMg silikat. Alasan pembuatan dalam bentuk sirup
kering adalah karena ditujukan untuk bahan aktif yang memiliki kestbilan dalam pelarut
air terbatas. Ada tiga metode yang digunakan dalam pembuatan Dry Mixture, yaitu:
1. Power Bland
Pada metode ini komponen formula dicampurkan dalam bentuk serbuk. Bahan
dengan jumlah sedikit dilakukan pencampuran dengan dua tahap, pertama dicampur
dengan sebagian sukrosa selanjutnya dicampur dengan bahan lain supaya didapat hasil
homogen.
2. Granulated Product
Pada metode ini dilakukan beberapa tahapan yaitu :
Reduksi ukuran partikel. Bahan bebrbentuk serbuk di milling dengan mesh size
tertentu yang dilegkapi screen/ayakan.
Pencampuran suspending agent, wetting agent, dan anti-foaming agent. Yang
dicampurkan terlebih dahulu adalah wetting agent dan anti-foaming agent.
Suspending agent ditambahkan perlahan-lahan pada campuran wetting agent dn
antifoaming agent. Kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan sangat
berpengaruh.
Pencampuran bahan aktif. Bahan yang sudah di milling ditambahkan pada
campuran (b) lalu diaduk homogen.
Granulasi. Campuran bahan aktif dengan bahan tambahan diatas, dibentuk menjadi
granul dengan mesh ukuran tertentu (dengan cairan pembentuk masa granul)
Pengeringan. Granul yang sudah dihasilkan hingga % moisturaizer tertentu (tray
oven atau Fluid Bed Drier)
Milling. Hasil pengeringan selanjutnya diuji distribusi ukuran partikelnya.
Final Blend. Merupakan bagian pencampuran akhir. Waktu dan kecepatan
pengadukan sangat mempengaruhi hasil dari pencampuran ini.
3. Combination Product Metode ini sering digunakan terhadap bahan yang tidak tahan
panas (flavor), yang ditambahkan setelah pengeringan granul.
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dalam
konsentrasi kecil dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain secara selektif.
Antibiotika berbeda dengan antimikroba, antibiotika dapat digunakan sebagai antimikroba,
sedangkan antimikroba tidak dapat digunakan sebagai antibiotika. Penggolongan
antibiotika berdasarkan perbedaan struktur kimia yang dibagi dalam 9 golongan, yaitu:
1. Antibiotika b-laktam
Struktur cincin heteroatom yang mengandung 3 atom C & 1 atom N. Berasal
dari: Penicillium chrysogenum merupakan sumber senyawa 6-APA (prekursor
penisilin lainnya). Antibiotika b-Laktam terdiri dari: Penisilin dan turunannya;
Sefalosporin dan turunannya; Monobaktam; Karbapenem; Inhibitor b-laktamase.
2. Makrolida
Karakteristik antibiotika makrolida: cincin makrolakton yang berikatan
glikosida dengan 1 gula atau lebih. Berasal dari: isolat kultur Streptomyces erytheus
(sekarang Saccharopolyspora erytheus). Resistensi: permeabilitas membran beberapa
strain (Staphylococci dan gram positif lainnya), indikasi harus dipilih dengan tepat.
Antibiotika makrolida terdiri dari: Eritromisin, Klaritromisin dan Azitromisi.
3. Tetrasiklin
Tahun 1948 Duggar mengisolasi klortetrasiklin dari Streptomyces
aureofaciens. Tahun 1950 disolasi oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tahun
1953 tetrasiklin ditemukan pada campuran antibiotika dalam kultur Streptomyces
aureofaciens. Spektrum luas, aktif terhadap gram positif dan gram negatif bakteri,
riketsia, virus-virus besar dan amoeba usus. Antibiotika golongan tetrasiklin terdiri
dari: Klortetrasiklin, Tetrasiklin, Oksitetrasiklin, Demeklosiklin, Doksisiklin,
Metasiklin, Minosiklin.
4. Aminoglikosida
Streptomycin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida pertama.
Biosintesis antibiotik aminoglikosida lainnya berasal dari komponen streptomisin.
Antibiotika aminoglikosida terdiri dari: Streptomycin, Kanamycin, Neomycin,
Gentamycin, Tobramycin, Amikacin, Netilmicin dan Spectinomycin.
5. Antibiotika Polipeptida
Merupakan antibiotik yang terdiri dari D-asam amino maupun L-asam amino.
Biosintesis mengikuti biosintesis untuk polipeptida pada bakteri. Spektrum dominan
terhadap gram positif, kecuali polymyxin B (untuk gram negatif). Antibiotika
polipeptida terdiri dari: Polymeric B, Colistin, Bacitracin, Vancomycin, Teichoplanin.
6. Linkosamida
Lincomycin diproduksi oleh Streptomyces lincolnesis. Clindamycin (7-kloro-7-
deoksilincomycin) merupakan hasil sintesis derivat lincomycin. Antibiotika
linkosamida adalah Linkomysin dan Clindamycin. Spektrum pada gram positif
termasuk pneumococci, staphylococci, dan streptococci, kecuali Enterococcus
faecalis; bakteri anaerob (baik gram negatif maupun gram positif). Resistensi
berlangsung lambat, umumnya karena resistensi multiple. Absorbsi lincomycin
dipengaruhi makanan, tapi clindamycin tidak .
7. Kloramfenikol
Tahun 1947 Burkholder mengisolasi kloramfenikol dari kultur Streptomyces
venezuelae dari sampel tanah di Caracas, Venezuela. Merupakan antibiotik dengan
spektrum luas yang pertama kali ditemukan. Aktivitas terhadap bakteri gram negatif
dan gram positif, riketsia patogen dan beberapa virus.
8. Rifamisin
Merupakan hasil semisintesis dari rifamisin B, metabolit dari Streptomyces
mediterranei. Mekenisme aksi menghambat aktivitas RNA yang tergantung DNA.
Spektum luas terhadap gram positif dan beberapa gram negatif. Antibiotika rifamisin
adalah Rifampin dan Refabutin.
9. Antibiotika minor
Diproduksi oleh Streptomyces niveus dan S. spheroids. Biosintesis tidak lazim
yang melibatkan kerangka derivat dari jalur metabolisme asam amino, asetat, dan
karbohidrat. Spektrum: dominan pada gram positif. Antibiotika minor terdiri dari:
Novobiosin, Cycloserine, Capreomycin dan Mupirocin.
-Penisillin Dan Turunannya
Penisillin adalah antibiotika dengan efektifitas paling luas dan toksisitas terkecil;
reaksi utama yang tidak diingankan dari penisillin yaitu hipersensitivitas. Anggota dari
grup obat ini berbeda satu sama lain dalam subtituen R yang diikat oleh sisa 6-asam
aminopenisilanat. Sifat rantai samping ini mempengaruhi spectrum antimikrobanya,
stabilitas terhadap asam lambung, dan keretanan terhadap degradasi enzim (b-Laktamase).
Mekanisme kerja penisillin adalah mempengaruhi langkah akhir sintesis dinding sel bakteri
sehingga membrane kurang stabil secara osmotik. Keberhasilan penisillin menyebabkan
kematian sel berkaitan dengan ukurannya, hanya efektif terhadap organisme yang tumbuh
secara cepat dan mensintesis peptidoglikan dinding sel. Konsekuensinya, obat ini tidak
efektif terhadap organisme yang tidak mempunyai struktur ini seperti mikrobakteria,
protozoa, jamur dan virus.
-Turunan Penisillin
Turunan penisillin merupakan senyawa bakterisidal dengan indeks terapeutik tinggi,
bekerja lebih besar pada fase perbanyakan diri, sering digunakan sebagai obat pilihan
untuk pencegahan dan pengobatan infeksi oleh bakteri tertentun. Efek samping
penggunaan penisillin adalah alergi (1 8%) akibat penisillin yang mengisolasi protein
tertentu dalam tubuh, gangguan saluran cerna, hematologis dan gangguan keseimbangan
elektrolit.
Spektrum antibiotik beberapa penisillin ditentukan sebagian oleh kemampuannya
melintasi peptidoglikan dinding sel bakteri dan bagaimana mencapai penisillin pengikat
protein yang berlokasi di ruang periplasmik. Turunan dari penisilin berupa penisillin alami,
penisillin antistafilokokus, penisillin spektrum luas (amino penisilin), penisillin
antipseudomonas dan penisillin dan aminoglikosida. Amoxicillin merupakan turunan dari
p-hidroksi ampisilin. Stabil terhadap asam lambung, absorpsi peroral lebih besar dibanding
dengan ampisilin. Adanya gangguan pada pencernaan lebih kecil dibanding dengan
ampisilin. Inaktivasi oleh penisilinase. Aktivitas antibakteri sama seperti ampisilin, yaitu:
aktif terhadap sebagian besar bakteri yang sensitif terhadap penisilin G, juga beberapa
bakteri gram negatif lebih besar dibanding penisilin G. Aktif juga terhadap bakteri non
penisilinase: Haemophilus influenzae, Salmonella sp., Shigella sp., Proteus mirabilis & E.
Coli
Amoxicillin merupakan antibiotika yang paling dikenal di seluruh dunia. Obat yang
mempunyai nama generik Amoxicillin ini mempunyai nama paten yang jumlahnya
mencapai ratusan buah seperti Penmox, Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan, Hufanoxyl,
Yusimox. Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat
lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin,
dan lain lain
- Nama Bahan Obat : Amoxicillin
- Struktur Kimia : C6H19N3O5S
- Berat Molekul :
Anhidrat = 365,40
Trihidrat = 419,45
- Fungsi : Antibiotik
- Pemerian : Serbuk hablur, putih ; praktis tidak berbau
- Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena,
dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform
- Stabilitas : Stabilitas terhadap suhu yaitu terurai pada suhu 30-35C. Tidak
stabil terhadap paparan cahaya. Stabilitas terhadap air sekitar 11,5-
14,5 %. (Wiryatni, 2010 hal. 6-7); USP hal. 1764)
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar yang terkendali
(Anonim, FI IV hal.96)
- Dosis : 250 500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg mg 2 kali sehari.
(Siswandono, Kimia Medisinal Edisi I, hal. 124)
- Kemurnian : Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0 % C6H19N3O5S,
dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi setara dengan
tidak kurang dari 900 g dan tidak lebih dari 1050 g per mg
C6H19N3O5S dihitung terhadap zat anhidrat. (Anonim, FI IV hal. 95)
- pH : Stabil antara 3,5 dan 6,0 ; dilakukan penetapan menggunakan
larutan 2 mg/ml. pH untuk bentuk suspensi oral stabil antara 5,0 dan
7,5 ; dalam suspensi yang disiapkan seperti pada etiket. (Anonim, FI
IV hal. 96,99)
- Kajian Farmakologis : Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan
untuk pengobatan yaitu untuk infeksi pada saluran napas, saluran
empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan
infeksi karena Salmonella thypi seperti demam tipoid. Amoxicillin
adalah turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap
penisilinase. Amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang
tidak menghasilkan -laktamase dan aktif melawan bakteri gram
negatif karena obat tersebut dapat menembus poripori dalam
membran fosfolipid luar. Untuk pemberian oral, amoksisilin
merupakan obat pilihan karena di absorbsi lebih baik dari pada
ampisilin, yang seharusnya diberikan secara parenteral. Amoksisilin
diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan, tidak
tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan
dalam bentuk tidak berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin
dihambat saat pemberian bersamaan dengan probenesid sehingga
memperpanjang efek terapi. (Siswandono, Kimia Medisinal Edisi I,
hal. 333)
- Kemurnian : Amoksisilin untuk suspensi oral mengandung tidak kurang dari 90,0
% dan tidak lebih dari 120 % C6H19N3O5S dari jumlah yang tertera
pada etiket. Mengandung satu atau lebih dapar, pewarna, pengaroma,
pengawet, penstabil, pemanis, dan pensuspensi yang sesuai. (Anonim,
FI IV hal.99)
- Mekanisme Kerja : Obat bergabung dengan penicillin binding protein (PBPs) pada kuman .
Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses
transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu. Terjadi aktivasi
enzim proteolitik pada dinding usus. Derivat hidroksi dengn aktivitas
sama dengan ampisilin. Tetapi resorpsinya lebih lengkap (Ca 80%)
dan pesat dengan kadar darah 2x lipat. PP dan t nya lebih kurang
sama, tetapi difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik, antara
lain ke dalam air liur pasien bronchitis kronis. Begitu pula kadar
bentuk aktifnya dalam kemih jauh lebih tinggi daripada ampisilin (Ca
70%) sehingga lebih layak digunakan pada infeksi saluran kemih.
- Efek Samping : Gangguan lambung usus (diare, mual, muntah) dan rash yang
jarang terjadi.
- Interaksi : Lama kerja diperpanjang oleh obat-obat encok probenisid dan
sulfinpirazon, juga asetosal dan indometasin. Efek amoksisilin
(golongan penicillin) dikurangi oleh antibiotika bakteriostatis
(tetrasiklin, chloramphenicol, makrolida). Amoksisilin (golongan
penicillin) dianggap aman bagi wanita hamil dan menyusui, walau
dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan air susu ibu.
Untuk menjaga khasiat obat maka harus diperhatikan cara
penyimpanan. Amoksisilin disimpan dalam suhu kamar yaitu antara
20-25C. Untuk sirup kering yang telah dicampur dengan air
sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu.
5. Sodium Saccharin
Pemerian : Kristal putih,tidak berbau,rasa sangat
manis (300x)menimbulkan rasa pahit ssudah pemakian
Kelarutan : Mudah larut dalam air, ammonia encer, alkali
hidroksida atau alkali karbonal: larut dalam 1 banding 12 aseton,
1 banding 31 bagian etanol 95%, 1 banding 50 bagian gliserin, 1
banding 25 bagian air panas dan praktis tidak larut dalam
kloroform, serta eter.
ADI : 2,5 mg/KgBB
pH : 2,0
persyaratan : 0,02-0,5%
berat jenis :0,9-1,2 g/cm3
Alasan pemilihan bahan : rasa manis 200-500 kali sukrosa
sehingga lebih efektif untuk menutupi rasa kurang enak dari
amoksisilin, mudah larut dalam air.
6. Sukrosa
Pemerian : serbuk atau masa, keras, putih
atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di
udara, tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan
lebih mudah larut
dalamair mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut d
alam kloroformdan dalam eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : pemanis
Persyaratan :67%
Alasan pemilihan bahan : menjaga viskositas sediaan agar
mudah untuk proses penuangan, serta sebagai pemanis untuk
menutupi rasa pahit bahan aktif
7. Strawberry Flavour
Pemerian : cairan kental, warna merah, bau buah strawberry
Kegunaan : pewarna dan perasa, pengaroma
Alasan pemilihan : dapat bercampur dengan semua bahan dan memberikan bau
dan rasa yang sesuai, meningkatkan acceptibilitas, sehingga
membuat sediaan lebih menarik.
Anak-anak 6-12 tahun
Anak-anak 1-5 tahun
Dosis/Takaran usia 1-5 tahun dengan bobot 8,5 kg 16 kg dengan dosis Amoxicillin
20 mg/kgBB
5ml@250mg, Sendok=125 mg
Dosis untuk umur 1-5 tahun yaitu 510mg-960mg
Dosis/Takaran usia 6-12 tahun dengan bobot 8,5 kg 16 kg dengan dosis Amoxicillin
20 mg/kgBB
Sendok = 1125 mg
Dosis untuk umur 6-12 tahun yaitu 340-500 mg
ADI =
4. Sukrosa 1%
ADI=30mg/kg hari
VII.METODE
B. BAHAN
Amoxicillin
PGA
Na Sitrat
Asam SItrat
Na Benzoat
Sukrosa
Strawberry flavor
PROSEDUR PEMBUATAN
PROSEDUR EVALUASI
Dalam bentuk kering (serbuk)
Uji ukuran partikel
Digunakan mikroskop optic untuk menentukan ukuran partikel dan distribusinya.
Catat ukuran partikel terbesar dan terkecil untuk membuat interval kelas catat hasilnya
Hitung diameter tengahnya yang berupa dln, dsn, dvn, dsl, dvs, dan dwm
Hitung waktu yang diperlukan oleh granul untuk turun melewati corong
mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga semua granul turun semua
Tes pH
Keringkan
Letakkandengan tisu selanjutnya
rotor pada pusat cup bilas elektroda
dengan aquades
Ketika rotor mulai untuk berputar, jarum indicator viskositas secara berkala bergerak ke
kanan dan seimbangkan
Catat pada
hasil posisi yang skala
pembacaan menghubungkan viskositas
atau angka pada dengan sample
tampilan
cairan.
dari pH meter
Uji Viskositas
Baca nilai viskositas dari skala untuk rotor yang sedang digunakan ( pada rotor, angka yang
ditunjukkan pada ganjalan sekrup. Skala menujukkan angka rotor pada sebelah kiri.
Ketika pengukuran berjalan sempurna, atur power switch pada posisi OFF. Setelah
jarum dikembalikan pada posisi awal amankan dengan memindahkan kepitan jarum
meter sesuai dengan petunjuk arah.
Gunakan piknometer bersih dan kosong
Pada praktikum ini dilakukan formulasi suspensi berupa dry sirup . suspensi adalah
sediaan heterogen yang terdiri dari fase disperse dan fase pendispersi sedangkan dry sirup
merupakan sediaan suspense yang bahannya kering dan dapat ditambahkan pelarut ketika
akan digunakan. Bahan aktif yang digunakan adalah amoxicillin trihidrat. Di buat dry sirup
karena bahan obat ini secara kimia tidak stabil dalam media air, karena dalam air amoxycillin
dapat mengalami degradasi karena terhidrolisis oleh air, dan menghindari masalah stabilitas
fisika karena amoxycilinn sukar larut dalam air. Selain itu bentuk sediaan dry syrup dapat
mengurangi bobot dari masing-masing botol, karena di dalam sediaan tidak mengandung air
sehingga akan mengurangi biaya distribusi dan Sediaan dalam bentuk kering lebih tahan
terhadap bakteri penisilinase karena sediaan tidak kontak langsung dengan air. Amoxicillin
dipilih karena amoxicillin termasuk dalam antibiotik derivat penisilin spektrum luas. Dipilih
turunan penisilin karena merupakan senyawa bakterisid dengan indeks terapetik tinggi yang
bekerja lebih besar pada fasa perbanyakan mikroorganisme dibandingkan fase istirahat
sehingga sering digunakan sebagai drug of choice untuk pencegahan dan pengobatan infeksi.
Dan mempunyai gugus hidrofil dan bentuk praobat yang mempunyai spektrum antibakteri
yang luas dan efektif tidak hanya pada bakteri gram(+) dan gram (-). Sedangkan sefalosporin
kepekaan untuk betalaktamase lebih rendah daripada penisilin, dapat menimbulkan resistensi
lebih cepat daripada penisilin. Selain itu Absorpsi amoxicillin dalam saluran cerna jauh lebih
baik dari ampisilin. Ada beberapa macam Amoxicillin yaitu amoxicillin, amoxicillin sodium,
dan amoxicillin trihidrat. Pada formulasi ini digunakan amoxicillin karena amoxicillin lebih
dimungkinkan untuk dijadikan bahan aktif dry sirup. Dimana amoxicillin sodium merupakan
bahan yang sangat higroskopis sehingga tidak cocok jika digunakan dalam dry sirup, karena
akan menyebabkan sediaan serbuk atau granul dry syrup menjadi mudah basah dan tentu akan
mempengaruhi stabilitas dari bahan aktif tersebut. Sehingga kita memilih amoxicillin trihidrat
yang merupakan senyawa berbentuk Kristal, spectrum luas, bersifat stabil terhadap asam,
proses penyerapan amoxicillin terjadi di saluran cerna sebesar 70-90%. . Sehingga kami
memilih amoxicillin trihidrat sebagai bahan aktif. Pembuatan dry sirup ada tiga metode yaitu
metode serbuk, metode granulasi, dan metode campuran (serbuk dan granulasi). Kelompok
kami memilih membuat dry syrup dengan metode granulasi, hal ini dikarenakan untuk
menyeragamkan ukuran partikel memperbaiki sifat alir dari sediaan sehingga apabila ukuran
partikelnya sama dan sifat alirnya baik diharapkan yang akan kontak dengan cairan bisa lebih
banyak sehingga bisa memberikan efek terapi sesuai yang diinginkan. Dalam melakukan
pemformulasian ini pertama dilakukan penimbangan semua bahan-bahan yang digunakan,
lalu mencampurkannya di mortir sambil digerus ad homogen. Bagian terakhir yang
ditambahkan adalah perasa dan pewarna yang sekaligus berguna sebagai pembasah. Bahan
aktif amoxicillin trihidrat ditambah dengan PGA yang berfungsi sebagai suspending agent
yang dapat meningkatkan viskositas sehingga akan memperlambat terjadinya sedimentasi.
Selanjutnya ditambah dengan Na sakarin yang merupakan bahan pemanis yang memiliki
tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari sukrosa. Selain sakarin untuk pemanis kelompok
kita juga menggunakan sukrosa sebagai pemanis, jadi kita menggunakan kombinasi dua
pemanis yakni sakarin dan sukrosa, kelompok kami menggunakan kombinasi pemanis yakni
bertujuan untuk memperbaiki rasa sediaan serta menutupi rasa bahan aktif amoxicillin yang
mempunyai rasa pahit. . Selanjutnya ditambahkan Na benzoate sebagai bahan pengawet.
Pengawet ini mudah larut dalam aquadest dan mudah didapatkan. Pemakaian Na-benzoat juga
dipilih karena lebih efisien yaitu tidak memerlukan antimikroba lain untuk memaksimalan
efek anti-mikrobanya. Langkah selanjutnya adalah pemberian asam sitrat dan Na-sitrat yang
bertujuan untuk mengendalikan pH agar tetap berada antara pH 5-7 yang merupakan pH
optimal sediaan suspensi oral. Pemberian flavor strawberry selanjutnya berfungsi sebagai
corigen odoris. Penambahan flavor ini dapat meningkatkan estetika sediaan sehingga dapat
meningkatkan penerimaan pasien terhadap produk, flavor ini juga dapat menutupi rasa asam
sitrat. Flavor ini karena sudah dalam bentuk cairan, kita teteskan langsung pada campuran
bahan yang sudah di gerus sebelumnya, ditambahkan pewarna sampai semua warna merata,
pewarna ini juga di gunakan sebagai pengikat untuk pembentukan granulnya. Setelah itu
o
serbuk di oven selama 30 menit pada suhu 50 C . setelah itu dilakukan pengujian kadar
kelembapan serbuk yang di peroleh untuk memastikan bahwa serbuk sudah memiliki kadar
kelembapan sesuai persyaratan. sebelum kita membuat skala besar, kita mencoba terlebih
dahulu formulasi dengan skala kecil, sebanyak 60 ml terlebih dahulu, karena sediaan yang di
hasilkan sudah cukup baik maka kami langsung membuat dalam skala besarnya 500 ml.
Formula yang kami gunakan sama seperti formula dalam pembuatan batch kecil. Serbuk yang
dihasilkan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol kedap cahaya untuk menghindari sediaan
dari sinar matahari secara langsung, sisanya digunakan untuk tahapan evaluasi. Sediaan
dievaluasi untuk mengetahui apakah sediaan telah memenuhi persyaratan spesifikasi yang
telah ditentukan, setelah sedian dry sirup dalam skala besar selesai di buat, maka dilakukan uji
evaluasi evaluasi pada sediaan dry sirup. Beberapa uji yang dilakukan yaitu :
Uji Organoleptis
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk/sampel.
Uji organoleptik yang dilakukan pada praktikum kali ini antara lain
1. Rasa
Pada sediaan dry sirup yang dibuat diberi strowberry flavour, dimana perasa
yang digunakan sebanyak 0,92 gram untuk 480ml sediaan. Rasa yang diperoleh pada
dry sirup lebih dominan rasa manis dari sukrora dan sodium saccharin dengan sedikit
perasa dari strowberry flavour.
2. Bau
Bau dari dry sirup yang belum diberi air dengan yang sudah ditambahkan air
sama, bau yang diperoleh yaitu bau khas amoxicillin yang merupakan bahan aktif dari
sediaan Dry Syrup.
3. Warna
Warna dari Dry Sirup yang kami buat yaitu berwarna merah jambu. Hal ini
disebabkan karena kami menggunakan perasa strowberry yang berwarna merah.
Sehingga warna sirup kering yang diperoleh sama dengan warna perasa yang
digunakan.
4. Bentuk
Bentuk dari sediaan Dry Sirup yang kami buat yaitu suspensi. Suatu sediaan
suspensi kering dibuat karena stabilitas zat aktif di dalam pelarut air terbatas, baik
stabilitas kimia atau stabilitas fisik. Partikel obat harus kecil dan formula yang dibuat
harus sesuai agar tidak ada permaslahan dalam pembuatan suspensi dan suspensi Sirup
kering yang kami buat cepat mengendap tetapi mudah terdistribusi kembali ketika di
gojok.
5. Kejernihan
Sedian dry sirup keruh, karena sesuai dengan bentuk yang kami buat yaitu suspensi.
Uji pH
Pada uji pH dilakukan dengan melarutkan dry sirup hingga menjadi suspense,
kemudian diuji pHnya menggunakan pH meter. Pada saat diuji menggunakan pH
meter, pH meter menunjukkan suspense memiliki pH 6.47 dengan pH yang diinginkan
sebenarnya adalah 5. pH stabil amoxicillin secara teoritis adalah 5 sampai 7. Disini
berarti pH suspense yang kami buat sudah termasuk dalam rentang pH stabil
amoxicillin.
Berdasarkan table tersebut, ketegori sifat alir granul masih tergolong baik karena besar laju alir memasuki
rentang 4-10.
IX.KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
Dry sirup adalah suatu sediaan baik dalam bentuk serbuk atau granul yang apabila
ingin dikonsumsi harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu.
Amoxicillin dibuat sediaan dry syrup karena apabila langsung kontak dengan air
menyebabkan terhidrolisis menjadi asam penisilinoat. Dengan di buat dry sirup akan
meminimalisir terjadinya hidrolisis.
Uji organoleptis sediaan dry syrup yakni memiliki rasa strawberry, warna merah
jambu dan aroma strawberry.
Uji pH sediaan dry syrup adalah 6.47
Uji viscositas sediaan dry syrup dengan menggunakan viscometer VT-03F spindel
nomer 4 dengan besar 4 mPas.
Uji sedimentasi selama 24 jam, sediaan membentuk endapan setinggi 0,3 cm
Uji bobot jenis sediaan suspensi 1,0401
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Anonim. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients.2nded. The Pharmaceutical press :
London
Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed IV. Jakarta UI Press
Lachman,L,Lieberman.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.Jakarta : UI Press
Martindale: The Complete Drug Reference, Thirty-sixth edition. London: Pharmaceutical
Press.
Parfitt, Kathleen. 1999. Martindale. The Complete Drug Reference, 32nd ed. Pharmaceutical
Press : UK
Press Sweetman, S.C., 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36thedition.
London: Pharmaceutical Press
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Sixth Edition.London: Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Wiryanti, N.M. 2010. Jurnal Awal Formulasi Sediaan Non- Steril Sediaan Sirup Kering
Amoxicilin I-mox. Denpasar: FMIPA Udayana University
LAMPIRAN
Uji sedimentasi
Uji sedimentasi dilakukan selama 24 jam, setelah 24 jam terbentuk sedimen setinggi 0,3 cm,
setelah penggojokan bisa terdispersi kembali.