Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Prak Semsol A3 Dry Syrup Amox

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA


DRY SYRUP AMOXICILIN

Kelompok A3

Feni Puspita Dewi 142210101053


Eva Wulandari 142210101063
Rizka Illa Chassana 142210101065
Mila Nur Azizah 142210101073
Monica Cinuradha A.S 142210101075
Adinda Nadia Naufalia 142210101079
Sri Respati Ayuningsih 142210101082

Dosen : Lidya Ameliana S.Si.,Apt.,M.Farm.

BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat merancang dan membuat sediaan dry sirup amocicillin yang
memenuhi spesifikasi mutu yaitu aman, efektif, dan stabil

II. DASAR TEORI TEORI


Sirup adalah larutan oral yang mengandung sakarosa, kecuali dinyatakan lain, kadar
sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0% (Depkes RI,
1979). Sirup kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan
digunakan, sediaan tersebut dibuat pada umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan
tidak larut dalam pembawa air, seperti ampisilin dan amoksisilin. Sirup kering adalah suatu
campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan digunakan, sediaan tersebut dibuat
padat umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan tidak larut dalam pembawa air,
seperti ampisilin, amoksisilin, dan lain-lainnya. Agar campuran setelah ditambah air
membentuk dispersi yang homogen, maka dalam formulanya digunakan bahan
pensuspensi. Komposisi suspensi sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi,
pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa/aroma, buffer, dan zat warna (Depkes
RI,1995).
Suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus larut, tidak
boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi
kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi
kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dan dituang. Suspensi sering
disebut mixture gojog (mixturae agitandae). Bila obat dalam suhu kamar tidak larut dalam
pelarut yang tersedia maka harus dibuat mikstur gojog atau disuspensi
Suspensi dapat dibagi menjadi 4 yaitu suspense oral, suspense topical, suspense tetes
telinga dan suspense optalmik. Selain itu ada pula yang menggolongkn suspense menjadi 2
golongan besar yakni suspense yang siap digunakan dan suspense yang dikonstitusikan
dengan air. Suspense tidak boleh diinjeksikan secara intravena atau intratekal karena pada
waktu tertentu suspense mengendap sehingga dikhawatirkan akan mengendap ditubuh.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspense, antara lain:
1. Ukuran partikel
2. Banyak sedikitnya partikel bergerak
3. Tolak menolak antarpartikel karena adanya muatan listrik partikel
4. Konsentrasi suspensoid

Selain itu, pada suspense mengenal dua macam system yakni system terflokulasi dan
system terdeflokulasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Flokulasi
Dalam system flokulasi, molekul suspense terikat lemah, cepat mengendap,
pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah terdispersi kembali.
Sifat-sifat relatif partikel flokulasi:
a. Partikel merupakan agregat bebas
b. Sedimentasi terjadi cepat, partikel mengendap sebagai flok yaitu kumpulan
partikel
c. Sedimen dalam keadaan terbungkus dan bebas, tidak membentuk cake yang keras
dan padat serta mudah terdispersi kembali menjadi bentuk semula dengan sedikit
penggojogan
d. Wujud suspense terlihat jelas batasnya, jernih dibagian atas dan keruh dibagian
bawah

2. Deflokulasi
Dalam system deflokulasi, partikel mengendap perlahan-lahan sehingga dapat
membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembali.
Sifat-sifat relative partikel deflokuasi:
a. Partikel suspense dalam keadaan terpisah satu dengan yang lainya
b. Sedimentasi terjadi lambat, masing-masing partikel mengendap secara terpisah dan
ukuran partikel minimal
c. Sedimen akan membentuk cake yang keras dan sulit terdispersi kembali
d. Zat tersuspensi stabil dalam waktu yang relative lama
e. Tampak ada endapan dan cairan bagian atas berkabut

Ada beberapa cara dalam pembuatan suspens. Pemilihannya tergantung pada apakah
partikel terdeflokulasi atau teflokulasi. Cara pertama dengan menggunakan Structured
Vehicle yang berfungsi menjaga agar partikel tetap terdeflokulasi dalam suspense. Yang
kedua adalah menggunakan system flokulasi sebagai satu cara menjegah terjadinya caking.
Sedangkan cara ketiga adalah kombinasi dari keduanya yang menghasilkan suatu uspensi
dengan stabilitas yang optimal.
Dry syrup atau sirup kering atau suspensi kering merupakan preparat serbuk kering
dimasudkan untuk disuspensikan dalam cairan, yang dengan penggojokan tertera cairan
pembawa (biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan
(Ansel, hal. 354)
Selain itu sirup kering adalah suatu campuran padat baik dalam bentuk serbuk atau
granul yang ditambahkan air pada saat akan digunakan. Sediaan tersebut dibuat pada
umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi
sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet,
penambah rasa / aroma buffer dan zat warna. Bahan aktif untuk suspense kering tidak
tahan lama di dalam air ( 2 minggu). Sediaan ini lebih menguntungkan dalam hal
pengiriman dari pada suspense konvesional, karena ia lebih tahan terhadap perubahan
temperature.
Karakteristik Dry Sirup, antara lain :
a. Campuran serbuk harus homogen
b. Rekonstitusi, artinya mudah dan cepat terdispersi dalam pembawa
c. Redispersi dan penuangannya mudah
d. Acceptable baik bentuk, bau, maupun rasa

Untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan maka dipilih agen dispersing yang
cepat terdispersi. Suspending agent yang cocok dengan dry syrup antara lain : Acacia,
CMC-Na, Microcrystalline cellulose with CMC-Na, Povidone, Propilenglikol alginate,
Tragaka, dan Gum Xanthan. Sedangkan suspending agent yang tidak cocok untuk dry
syrup diantaranya Agar, Carbomer, AlMg silikat. Alasan pembuatan dalam bentuk sirup
kering adalah karena ditujukan untuk bahan aktif yang memiliki kestbilan dalam pelarut
air terbatas. Ada tiga metode yang digunakan dalam pembuatan Dry Mixture, yaitu:
1. Power Bland
Pada metode ini komponen formula dicampurkan dalam bentuk serbuk. Bahan
dengan jumlah sedikit dilakukan pencampuran dengan dua tahap, pertama dicampur
dengan sebagian sukrosa selanjutnya dicampur dengan bahan lain supaya didapat hasil
homogen.
2. Granulated Product
Pada metode ini dilakukan beberapa tahapan yaitu :
Reduksi ukuran partikel. Bahan bebrbentuk serbuk di milling dengan mesh size
tertentu yang dilegkapi screen/ayakan.
Pencampuran suspending agent, wetting agent, dan anti-foaming agent. Yang
dicampurkan terlebih dahulu adalah wetting agent dan anti-foaming agent.
Suspending agent ditambahkan perlahan-lahan pada campuran wetting agent dn
antifoaming agent. Kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan sangat
berpengaruh.
Pencampuran bahan aktif. Bahan yang sudah di milling ditambahkan pada
campuran (b) lalu diaduk homogen.
Granulasi. Campuran bahan aktif dengan bahan tambahan diatas, dibentuk menjadi
granul dengan mesh ukuran tertentu (dengan cairan pembentuk masa granul)
Pengeringan. Granul yang sudah dihasilkan hingga % moisturaizer tertentu (tray
oven atau Fluid Bed Drier)
Milling. Hasil pengeringan selanjutnya diuji distribusi ukuran partikelnya.
Final Blend. Merupakan bagian pencampuran akhir. Waktu dan kecepatan
pengadukan sangat mempengaruhi hasil dari pencampuran ini.
3. Combination Product Metode ini sering digunakan terhadap bahan yang tidak tahan
panas (flavor), yang ditambahkan setelah pengeringan granul.

Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dalam
konsentrasi kecil dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain secara selektif.
Antibiotika berbeda dengan antimikroba, antibiotika dapat digunakan sebagai antimikroba,
sedangkan antimikroba tidak dapat digunakan sebagai antibiotika. Penggolongan
antibiotika berdasarkan perbedaan struktur kimia yang dibagi dalam 9 golongan, yaitu:
1. Antibiotika b-laktam
Struktur cincin heteroatom yang mengandung 3 atom C & 1 atom N. Berasal
dari: Penicillium chrysogenum merupakan sumber senyawa 6-APA (prekursor
penisilin lainnya). Antibiotika b-Laktam terdiri dari: Penisilin dan turunannya;
Sefalosporin dan turunannya; Monobaktam; Karbapenem; Inhibitor b-laktamase.
2. Makrolida
Karakteristik antibiotika makrolida: cincin makrolakton yang berikatan
glikosida dengan 1 gula atau lebih. Berasal dari: isolat kultur Streptomyces erytheus
(sekarang Saccharopolyspora erytheus). Resistensi: permeabilitas membran beberapa
strain (Staphylococci dan gram positif lainnya), indikasi harus dipilih dengan tepat.
Antibiotika makrolida terdiri dari: Eritromisin, Klaritromisin dan Azitromisi.
3. Tetrasiklin
Tahun 1948 Duggar mengisolasi klortetrasiklin dari Streptomyces
aureofaciens. Tahun 1950 disolasi oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tahun
1953 tetrasiklin ditemukan pada campuran antibiotika dalam kultur Streptomyces
aureofaciens. Spektrum luas, aktif terhadap gram positif dan gram negatif bakteri,
riketsia, virus-virus besar dan amoeba usus. Antibiotika golongan tetrasiklin terdiri
dari: Klortetrasiklin, Tetrasiklin, Oksitetrasiklin, Demeklosiklin, Doksisiklin,
Metasiklin, Minosiklin.
4. Aminoglikosida
Streptomycin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida pertama.
Biosintesis antibiotik aminoglikosida lainnya berasal dari komponen streptomisin.
Antibiotika aminoglikosida terdiri dari: Streptomycin, Kanamycin, Neomycin,
Gentamycin, Tobramycin, Amikacin, Netilmicin dan Spectinomycin.
5. Antibiotika Polipeptida
Merupakan antibiotik yang terdiri dari D-asam amino maupun L-asam amino.
Biosintesis mengikuti biosintesis untuk polipeptida pada bakteri. Spektrum dominan
terhadap gram positif, kecuali polymyxin B (untuk gram negatif). Antibiotika
polipeptida terdiri dari: Polymeric B, Colistin, Bacitracin, Vancomycin, Teichoplanin.
6. Linkosamida
Lincomycin diproduksi oleh Streptomyces lincolnesis. Clindamycin (7-kloro-7-
deoksilincomycin) merupakan hasil sintesis derivat lincomycin. Antibiotika
linkosamida adalah Linkomysin dan Clindamycin. Spektrum pada gram positif
termasuk pneumococci, staphylococci, dan streptococci, kecuali Enterococcus
faecalis; bakteri anaerob (baik gram negatif maupun gram positif). Resistensi
berlangsung lambat, umumnya karena resistensi multiple. Absorbsi lincomycin
dipengaruhi makanan, tapi clindamycin tidak .
7. Kloramfenikol
Tahun 1947 Burkholder mengisolasi kloramfenikol dari kultur Streptomyces
venezuelae dari sampel tanah di Caracas, Venezuela. Merupakan antibiotik dengan
spektrum luas yang pertama kali ditemukan. Aktivitas terhadap bakteri gram negatif
dan gram positif, riketsia patogen dan beberapa virus.
8. Rifamisin
Merupakan hasil semisintesis dari rifamisin B, metabolit dari Streptomyces
mediterranei. Mekenisme aksi menghambat aktivitas RNA yang tergantung DNA.
Spektum luas terhadap gram positif dan beberapa gram negatif. Antibiotika rifamisin
adalah Rifampin dan Refabutin.
9. Antibiotika minor
Diproduksi oleh Streptomyces niveus dan S. spheroids. Biosintesis tidak lazim
yang melibatkan kerangka derivat dari jalur metabolisme asam amino, asetat, dan
karbohidrat. Spektrum: dominan pada gram positif. Antibiotika minor terdiri dari:
Novobiosin, Cycloserine, Capreomycin dan Mupirocin.
-Penisillin Dan Turunannya
Penisillin adalah antibiotika dengan efektifitas paling luas dan toksisitas terkecil;
reaksi utama yang tidak diingankan dari penisillin yaitu hipersensitivitas. Anggota dari
grup obat ini berbeda satu sama lain dalam subtituen R yang diikat oleh sisa 6-asam
aminopenisilanat. Sifat rantai samping ini mempengaruhi spectrum antimikrobanya,
stabilitas terhadap asam lambung, dan keretanan terhadap degradasi enzim (b-Laktamase).
Mekanisme kerja penisillin adalah mempengaruhi langkah akhir sintesis dinding sel bakteri
sehingga membrane kurang stabil secara osmotik. Keberhasilan penisillin menyebabkan
kematian sel berkaitan dengan ukurannya, hanya efektif terhadap organisme yang tumbuh
secara cepat dan mensintesis peptidoglikan dinding sel. Konsekuensinya, obat ini tidak
efektif terhadap organisme yang tidak mempunyai struktur ini seperti mikrobakteria,
protozoa, jamur dan virus.
-Turunan Penisillin
Turunan penisillin merupakan senyawa bakterisidal dengan indeks terapeutik tinggi,
bekerja lebih besar pada fase perbanyakan diri, sering digunakan sebagai obat pilihan
untuk pencegahan dan pengobatan infeksi oleh bakteri tertentun. Efek samping
penggunaan penisillin adalah alergi (1 8%) akibat penisillin yang mengisolasi protein
tertentu dalam tubuh, gangguan saluran cerna, hematologis dan gangguan keseimbangan
elektrolit.
Spektrum antibiotik beberapa penisillin ditentukan sebagian oleh kemampuannya
melintasi peptidoglikan dinding sel bakteri dan bagaimana mencapai penisillin pengikat
protein yang berlokasi di ruang periplasmik. Turunan dari penisilin berupa penisillin alami,
penisillin antistafilokokus, penisillin spektrum luas (amino penisilin), penisillin
antipseudomonas dan penisillin dan aminoglikosida. Amoxicillin merupakan turunan dari
p-hidroksi ampisilin. Stabil terhadap asam lambung, absorpsi peroral lebih besar dibanding
dengan ampisilin. Adanya gangguan pada pencernaan lebih kecil dibanding dengan
ampisilin. Inaktivasi oleh penisilinase. Aktivitas antibakteri sama seperti ampisilin, yaitu:
aktif terhadap sebagian besar bakteri yang sensitif terhadap penisilin G, juga beberapa
bakteri gram negatif lebih besar dibanding penisilin G. Aktif juga terhadap bakteri non
penisilinase: Haemophilus influenzae, Salmonella sp., Shigella sp., Proteus mirabilis & E.
Coli
Amoxicillin merupakan antibiotika yang paling dikenal di seluruh dunia. Obat yang
mempunyai nama generik Amoxicillin ini mempunyai nama paten yang jumlahnya
mencapai ratusan buah seperti Penmox, Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan, Hufanoxyl,
Yusimox. Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat
lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin,
dan lain lain
- Nama Bahan Obat : Amoxicillin
- Struktur Kimia : C6H19N3O5S

- Berat Molekul :
Anhidrat = 365,40
Trihidrat = 419,45
- Fungsi : Antibiotik
- Pemerian : Serbuk hablur, putih ; praktis tidak berbau
- Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena,
dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform
- Stabilitas : Stabilitas terhadap suhu yaitu terurai pada suhu 30-35C. Tidak
stabil terhadap paparan cahaya. Stabilitas terhadap air sekitar 11,5-
14,5 %. (Wiryatni, 2010 hal. 6-7); USP hal. 1764)
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar yang terkendali
(Anonim, FI IV hal.96)
- Dosis : 250 500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg mg 2 kali sehari.
(Siswandono, Kimia Medisinal Edisi I, hal. 124)
- Kemurnian : Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0 % C6H19N3O5S,
dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi setara dengan
tidak kurang dari 900 g dan tidak lebih dari 1050 g per mg
C6H19N3O5S dihitung terhadap zat anhidrat. (Anonim, FI IV hal. 95)
- pH : Stabil antara 3,5 dan 6,0 ; dilakukan penetapan menggunakan
larutan 2 mg/ml. pH untuk bentuk suspensi oral stabil antara 5,0 dan
7,5 ; dalam suspensi yang disiapkan seperti pada etiket. (Anonim, FI
IV hal. 96,99)
- Kajian Farmakologis : Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan
untuk pengobatan yaitu untuk infeksi pada saluran napas, saluran
empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan
infeksi karena Salmonella thypi seperti demam tipoid. Amoxicillin
adalah turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap
penisilinase. Amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang
tidak menghasilkan -laktamase dan aktif melawan bakteri gram
negatif karena obat tersebut dapat menembus poripori dalam
membran fosfolipid luar. Untuk pemberian oral, amoksisilin
merupakan obat pilihan karena di absorbsi lebih baik dari pada
ampisilin, yang seharusnya diberikan secara parenteral. Amoksisilin
diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan, tidak
tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan
dalam bentuk tidak berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin
dihambat saat pemberian bersamaan dengan probenesid sehingga
memperpanjang efek terapi. (Siswandono, Kimia Medisinal Edisi I,
hal. 333)
- Kemurnian : Amoksisilin untuk suspensi oral mengandung tidak kurang dari 90,0
% dan tidak lebih dari 120 % C6H19N3O5S dari jumlah yang tertera
pada etiket. Mengandung satu atau lebih dapar, pewarna, pengaroma,
pengawet, penstabil, pemanis, dan pensuspensi yang sesuai. (Anonim,
FI IV hal.99)
- Mekanisme Kerja : Obat bergabung dengan penicillin binding protein (PBPs) pada kuman .
Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses
transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu. Terjadi aktivasi
enzim proteolitik pada dinding usus. Derivat hidroksi dengn aktivitas
sama dengan ampisilin. Tetapi resorpsinya lebih lengkap (Ca 80%)
dan pesat dengan kadar darah 2x lipat. PP dan t nya lebih kurang
sama, tetapi difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik, antara
lain ke dalam air liur pasien bronchitis kronis. Begitu pula kadar
bentuk aktifnya dalam kemih jauh lebih tinggi daripada ampisilin (Ca
70%) sehingga lebih layak digunakan pada infeksi saluran kemih.
- Efek Samping : Gangguan lambung usus (diare, mual, muntah) dan rash yang
jarang terjadi.
- Interaksi : Lama kerja diperpanjang oleh obat-obat encok probenisid dan
sulfinpirazon, juga asetosal dan indometasin. Efek amoksisilin
(golongan penicillin) dikurangi oleh antibiotika bakteriostatis
(tetrasiklin, chloramphenicol, makrolida). Amoksisilin (golongan
penicillin) dianggap aman bagi wanita hamil dan menyusui, walau
dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan air susu ibu.
Untuk menjaga khasiat obat maka harus diperhatikan cara
penyimpanan. Amoksisilin disimpan dalam suhu kamar yaitu antara
20-25C. Untuk sirup kering yang telah dicampur dengan air
sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu.

Adapun alasan dipihnya bentuk sediaan sirup kering , antara lain :


Bahan aktif amoksisilin didalam air diperkirakan efek antibiotiknya akan terdegradasi
dikarenakan cincin beta laktam rusak
Menghindari masalah stabilitas fisika yang tidak dapat dihindari dalam suspensi
konvensional
Sediaan suspensi kering lebih ringan sehingga lebih menguntungkan dalam
pendistribusian
Sediaan suspensi lebih mudah diabsorbsi dalam tubuh dibandingkan sediaan padat
Mengurangi biaya distribusi (ekonomis) karena tidak ada pelarut cair dalam botol
Baik untuk pasien yang sulit menelan, anak anak
III.EVALUASI PRODUK REFEREN
Nama Produk : Opimox
Pabrik : Otto
Komposisi : Amoxicillin trihidrat
Indikasi : Infeksi saluran kemih dan kelamin, saluran nafas dan kulit, jaringan
lunak yang rusak, otitits mesia, osteoartritis, demam
Dosis : Dewasa 500 mg tiap 8 jam , Anak-anak 25-50 mg/Kg BB per hari
dalam dosis terbagi tiap 8 jam
Kemasan : 125 mg/5ml
Volume : 60 ml
Konsumsi obat : dikonsumsi setelah makan

Nama Produk : Robamox


Komposisi : Amoxicillin trihidrat
Indikasi : Infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi
saluran kemih dan kelamin serta jaringan lunak akibat bakteri gram
negatif
Dosis : Dewasa 3 kali sehari dosis 250-500 mg ; Anak-anak 20-40 mg/KgBB
3 kali sehari
Kemasan : 250 mg / 5ml
Volume : 60 ml
Konsumsi obat : dikonsumsi setelah makan
Pabrik : Combiphar

Nama Produk : Amoxicillin forte Dry syrup


Pabrik : Sanbe
Komposisi : Amoxicillin trihidrat
Indikasi : Infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi
saluran kemih dan kelamin serta jaringan lunak serta demam, tifus,
gonorrhoe
Dosis : Dewasa 3 kali sehari dosis 250-500 mg ; Anak-anak 20-40
mg/KgBB 3 kali sehari ; Tifus 3-4 gram per hari dalam dosis terbagi
diminum selama 1 bulan, Gonorrhoe 3 gram amoxicillin + 1 gram
probenecid sebagai dosis tunggal
Kemasan : 250 mg / 5 ml
Volume : 60 ml
Konsumsi obat : dikonsumsi setelah makan

Nama Produk : Sirup kering amoxicillin


Pabrik : Hexapharm Jaya
Komposisi : Amoxicillin trihidrat
Indikasi : Infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran
kemih dan kelamin serta jaringan lunak serta demam, gonorrhoe
uretritis.
Dosis : Dewasa 3 kali sehari dosis 250-500 mg ; Anak-anak 20-40 mg/KgBB
3 kali sehari ; Gonorrhoe uretritis menggunakan 3 gram amoxicillin
dosis tunggal
Kemasan : 125 mg/5ml
Volume : 60 ml

Nama Produk : Amoxicillin Dry Syrup


Pabrik : Generik
Komposisi : Amoxicillin trihidrat
Indikasi : Antibakteri spektrum luas untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri
gram positif dan negatif. Juga untuk pencegahan endokarditis.
Dosis : Dewasa : 250-500 mg tiap 8 jam. Anak-anak : 20 mg/kg berat
badan/hari dalam dosis terbagi yang diberikan tiap 8 jam. Dosis dapat
digandakan. Gonore : 2-3 gram sebagai dosis tunggal.
Kemasan : 125 mg/5ml
Volume : 60 ml

Nama produk : Hufanoxil Dry Syrup


Deskripsi : Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi : Infeksi pada saluran pernafasan bagian bawah, infeksi
pada telinga, hidung dan tenggorokan
Dosis : -Dewasa = 3 x sehari 250 mg, jika berat 500 mg
-Anak-anak usia<10 tahun = 3 x sehari 125 mg jika berat 250 mg
-Anak-anak usia<20 tahun = 20 40 mg per kg BB sehari
Kemasan : Sirup kering 125 mg/5 ml x 60 ml
Pabrik : HUFA

Nama produk : Dexyclav Sirup Kering


Deskripsi : Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi : Infeksi pada saluran pernafasan bagian atas dan bawah, infeksi
jaringan lunak dan kulit, dan infeksi urogenital
Dosis : -Anak-anak 7 12 tahun = 3 x sehari, 2 sendok takar
-Anak-anak 2 7 tahun = 3 x sehari, 1 sendok takar
-Anak-anak 9 bulan 2 tahun = 3 x sehari, sendok takar
Untuk infeksi, berat dosis dapat ditingkatkan sampai 2 kali lipat.
Penggunaan sebaiknya tidak melebihi 14 hari
Kemasan : Sirup kering 125 mg/5 ml x 60 ml
Pabrik : Dexa Medica

Nama produk : Amoxan Dry Syrup


Deskripsi : Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi : Infeksi pada saluran pernafasan bagian bawah, infeksi saluran kemih
tanpa komplikasi, sifilis, meningitis, dan otitis media
Dosis : -Dewasa dan anak-anak dengan BB 20 kg atau lebih = 250 500 mg
tiap 8 jam
-Anak-anak dengan BB leboh dari 8 kg = 125 250 mg tiap 8 jam
( dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak
Kemasan : Dry sirup 125 mg/5 ml x 60 ml
Pabrik : Sanbe Farma

Nama Produk :Amosine Dry Syrup 125 Mg


Deskripsi : Amoxicillin/Amoksisilina Trihidrat.
Indikasi : Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif atau
gram negatif yang rentan terhadap amoksisilin. infeksi tht, infeksi
saluran kemih & kelamin, infeksi saluran pernafasan bagian atas &
bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, demam tifoid.
Kemasan : Dry syrup rasa buah 125 mg/5 ml x 60 ml.
Dosis : Dewasa & anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 750-
1500 mg sehari. Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg :
20-40 mg/kg berat badan/hari. Demam tifoid & paratifoid : - Dewasa
& anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 4 gram sehari dalam
dosis terbagi yang diberikan tiap 8 jam selama 14-21 hari. - Anak-
anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 100 mg/kg berat
badan/hari dalam dosis terbagi yang diberikan tiap 8 jam selama 14-21
hari. Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak.
Pabrik : Mugi Labs.

Nama Produk :Bufamoxy


Deskripsi : amoxicillin trihidrat
Indikasi : infeksi disebabkan bakteri, infeksi saluran pernafasan
Dosis : anak anak< 20 kg dan dewasa 20-40 mg/kgBB/hari dalam
dosis terbagi 8 jam
Pabrik :bufa aneka
IV.STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF
Tabel Hasil Studi Pustaka Bahan Aktif Obat
Baha Efek Utama Efek Kontra- Karakteristik Karakteristik Sif
n Samping Indikasi Fisika Kimia at
Lai
n
A Penicilin kombinasi Hipersensiti Kelarutan: Stabil pada -
M antibacterial dengan f terhadap sukar larut pH 3,5-5,5
O (British Clavinanic acid Penisilin, dalamair dan (Martindale
X Pharmacopo menyebabkan mononuk- methanol ; 36th Ed :
I rea 2009 : Hepatitisn& leosis tidak larut 2002)
C 361) Cholestatic menular. dalam Pka
I jaundice ; benzene, (Strongest
L Erythema dalam acidic) 3,23
I multiforme, karbon (Strongest
N steven-Johnson tetraklorida basic) 7,43
syndrome ; toxic dan dalam Titik leleh
T epidermal kloroform. 194oC
R necrolysis % Pemerian:
I Exfoliative serbuk
H dermatitis juga hablur,
I dapat putih, praktis
D disebabkan oleh tidak berbau
R adanya (FI IV,
A pemakaian 1995 :95)
T dengan
clavulanic acid
(Martindale, 36th
Ed : 2002)

Beberapa Bentuk Amoxicilin


BAHAN AKTIF KARAKTERISTIK
AMOXICILLIN -Pemerian: serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau
-Kelarutan: sukar larut dalam air dan methanol, larut dalam
benzene, dalam karbontetraklorida dan dalam kloramfenikol
-Tahan terhadap pemanasan
-Sulit terbasahi air
-pH 3,5-6
AMOXICILLIN -Pemerian: putih atau hampir putih, serbuk kristal
TRIHIDRAT -Kelarutan: sedikit larut dalam air, sangat sedikit larut dalam
alcohol, praktis tidak larut dalam minyak lemak, larut dalam
larutan encer asam dan hidroksida alkali encer.
-Larutan 0,2% amoxicillin trihidrat mempunyai pH 3,5-5,5
-Kesetaraan: 1 gram amoxicillin setara dengan 1,15 gram
-Stabilitas : stabil pada pH 3,5-5,5
AMOXICILLIN -Pemerian: serbuk hablur putih atau hampir putih, serbuk sangat
NATRIUM higroskopis
-Kelarutan: sangat mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol, sangat sukar larut dalam aseton, praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter,
-Larutan 10% amoxicillin natrium dalam air memiliki pH 8,00-
10,00.
-Simpan dalam wadah kedap udara
-Stabil pada pH 5,8-6,5
Ampicilin Trihidrat - Penicillin antibacterial
-Gangguan pada saluran pencernaan seperti glos-
sitis,stomatitis,mual, muntah,enterokolitis,colitis, pseudomem-
bran.
-Pada penderita yang diobati denganAmpi-silina, termasuk
semuajenis penisilina dapat timbul reaksi hipersensitif, seperti
urtikaria, eritema multiform.
-Organoleptis : Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.
-Kelarutan :Sangat sukar larut dalam air dan dalam metanol;
tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam
kloroform
-BM :349,405
-LogP :1,35
-Melting point : 208OC
-Titik Leleh : 194oC
-efek samping lebih besar
-penyerapan ampicilin terhambat oleh adanya makanan di
lambung.

Benzyl penicillin -tidak tahan terhadap asam lambung


-antibiotik dengan spectrum sempit
-bakterisid terhadap bakteri gram positif

Alasan Pemilihan Bahan Aktif (Bahan aktif terpilih)


Amoxicillin trihidrat mempunyai sifat bakterisida dan aktif terhadap bakteri gram
positif maupun negative
Stabil dalam asam
Mempunya efek samping yang lebih kecil terhadap lambung sehingga dapat
diminum setelah maupun sesudah makan
Proses penyerapan terjadi 70%-90%
Absorpsi pada saluran cerna lebih baik daripada ampisilin dengan dosis yang sama
Amoxicillin mencapai kadar daam darah yang tingginya 2x lebih tinggi daripada
ampisilin
Amoxicillin diberi secara peroral dalam bentuk trihidrat. Pemilihannya didasarkan
kelarutan yang lebih besar dibanding amoxicillin.

V.JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULA


1. Bahan Aktif Amoxicillin
Amoxicillin merupakan antibiotika yang paling dikenal di seluruh dunia. Obat
yangmempunyai nama generik Amoxicillin ini mempunyai nama paten yang
jumlahnyamencapai ratusan buah seperti Penmox, Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan,
Hufanoxyl,Yusimox. Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan
penisilin.Obat lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin,
Piperacillin,Ticarcillin, dan lain lain :
Nama Bahan Obat : Amoxicillin
Struktur Kimia : C6H19N3O5S
Berat Moleku :Anhidrat 365,40. Trihidrat 419,45
Fungsi : Antibiotik
Pemerian : Serbuk hablur, putih ; praktis tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena,
dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform
Stabilitas : Stabilitas terhadap suhu yaitu terurai pada suhu 30-35C.
Tidak stabil terhadap paparan cahaya. Stabilitas terhadapair
sekitar 11,5-14,5 %. (Wiryatni, 2010 hal. 6-7); USPhal. 1764)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar yang terkendali
(Anonim, FI IV hal.96)
Dosis : 250 500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg mg 2 kalisehari.
(Siswandono, Kimia Medisinal Edisi I, hal. 124) j.
Kemurnian : Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0 %
C6H19N3O5 dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai
potensi setara dengan tidak kurang dari 900 g dan tidak lebih
dari 1050 g per mg C6H19N3O5S dihitungterhadap zat
anhidrat. (Anonim, FI IV hal. 95)
pH : Stabil antara 3,5 dan 6,0 ; dilakukan penetapanmenggunakan
larutan 2 mg/ml. pH untuk bentuk suspensi oral stabil antara 5,0
dan7,5 ; dalam suspensi yang disiapkan seperti pada etiket.
(Anonim, FI IV hal. 96,99)
Kajian Farmakologis :Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas,digunakan
untuk pengobatan yaitu untuk infeksi pada saluran napas,
saluran empedu,dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris,
meningitis dan infeksi karena Salmonellathypi seperti demam
tipoid. Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan
asamtetapi tidak tahan terhadap penisilinase. Amoksisilin aktif
melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan
laktamase dan aktif melawan bakteri gram negatifkarena obat
tersebut dapat menembus pori pori dalam membran fosfolipid
luar. Untuk pemberian oral, amoksisilin merupakan obat pilihan
karena di absorbsilebih baik dari pada ampisilin, yang
seharusnya diberikan secara parenteral.Amoksisilin diabsorpsi
dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan, tidaktergantung
adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan dalam
bentuk
tidak berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin dihambat saat
pemberian bersamandengan probenesid sehingga
memperpanjang efek terapi. (Siswandono, Kimia Medisinal
Edisi I, hal. 333)
Kemurnian :Amoksisilin untuk suspensi oral mengandung tidak kurang dari
90,0 % dantidak lebih dari 120 % C6H19N3O5S dari jumlah
yang tertera pada etiket. Mengandungsatu atau lebih dapar,
pewarna, pengaroma, pengawet, penstabil, pemanis,
dan pensuspensi yang sesuai. (Anonim, FI IV hal.99)
Efek Samping : Gangguan lambung usus (diare, mual, muntah) dan rashyang
jarang terjadi. p.
Interaksi:Lama kerja diperpanjang oleh obat encok probenisid dan sulfinpirazon, juga as
etosal dan indometasin. Efek amoksisilin(golongan penicillin)
dikurangi oleh antibiotika bakteriostatis
(tetrasiklin,chloramphenicol, makrolida). Amoksisilin (golongan
penicillin) dianggap aman bagiwanita hamil dan menyusui,
walau dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin danair susu
ibu.Untuk menjaga khasiat obat maka harus diperhatikan cara
penyimpanan.Amoksisilin disimpan dalam suhu kamar yaitu
antara 20-25C. Untuk sirup kering yang telah dicampur dengan
air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2minggu.
Alasan pemilihan :amoxicillin merupakan antibiotic dengan spectrum luas, bersifat
stabil terhadap asam, proses penyerapan amoxicillin terjadi di
saluran cerna sebesar 70-90%.
Bahan Tambahan dalam Formulasi Dry Syrup Amoksisislin
1. Sodium Citrate (Handbook off Pharmaceutical Excipient, hal 640-642)
Pemerian : Hablur tidak berbau, tidak berwarna ,
serbuk halus putih , rasa seperti garam.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol (95%)P.
Kegunaan : sebagai Buffering agent (0,3-2,0%)
Penyimpanan : dalam wadah yang tertutup
rapatInkompatibilitas: basa, larutan alkali, agen pereduksi, agen
pengoksidasi
Persyaratan : 0,3% - 2,0% dari total sediaan
ADI : 15 mg/kg BB
Alasan pemilihan : Natrium sitrat mempunyai kelarutan
yang mudah larutdalam air. Natrium sitrat di kombinasikan
dengan garam sitrat guna menjagasediaan tersebut dalam PH
yang konstan selama penyimpanan.

2. Asam Sitrat (FI III, hal.50)


Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk
putih;tidak berbau; rasa sangatasam; agak higroskopik ;
merapuh pada keadaan dingin dan panas.
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian
etanol(95%) P; sukarlarut dalam eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai Buffering agent
Persyaratan : 0,1%-2% dari total sediaan.
ADI : tidak ada batasan
Alasan pemilihan bahan : Asam sitrat mempuyai kelarutan
dalam air, stabil dalamkondisi penyimpanan.

3. Natrium Benzoat (Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal 627-629)


Pemerian : kristal putih tidak berwarna, bau seperti benzoin, higroskopis
Kelarutan : larut dalam 75 bagian etanol (95%) P; larut dalam 1,8 bagian
air
Kegunaan : Pengawet antimikroba
ADI : 5 mg/kgBB/hari
BM : 144,11
pH : 8,0
BJ : 1,497 1,527 g/cm2 pada suhu 24C
Alasan pemilihan : Pemakaian Na Benzoat lebih efisien yaitu
dalam pemakaiannya tidak perlu bahan pendukung (bahan penga
wet) lainnya untukmemaksimalkan efek yang ditimbulkan Na
Benzoat mudah larut dalam air(1:1).
4. PGA
Pemerian : Serbuk putih, atau putih kekuningan, tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian gliserin; 20 bagian propilen glikol; 2,7
bagianair dan praktis tidak larut dalam etanol.
Persyaratan : 5% - 10%
Fungsi : Suspending agent pH : 4,5 5
Penyimpanan : Serbuk disimpan ditempat yang kering, dalam suhu yang
dingin.
Alasan pemilihan bahan : Larut hampir sempurna dalam air, Tidak incompatible
terhadap bahan aktif, Tidak memerlukan perlakuan khusus,
karena dry sirup dibuat serbuk. PGA mempunyai kestabilan
yang tinggi dalam kondisi kering dan suhu dingin,sehingga
stabil dalam kondisi penyimpanan. PGA mempunyai rentang pH
yang masuk dalam rentang pH sediaan sirup.

5. Sodium Saccharin

Pemerian : Kristal putih,tidak berbau,rasa sangat
manis (300x)menimbulkan rasa pahit ssudah pemakian

Kelarutan : Mudah larut dalam air, ammonia encer, alkali
hidroksida atau alkali karbonal: larut dalam 1 banding 12 aseton,
1 banding 31 bagian etanol 95%, 1 banding 50 bagian gliserin, 1
banding 25 bagian air panas dan praktis tidak larut dalam
kloroform, serta eter.

ADI : 2,5 mg/KgBB

pH : 2,0

persyaratan : 0,02-0,5%

berat jenis :0,9-1,2 g/cm3

Alasan pemilihan bahan : rasa manis 200-500 kali sukrosa
sehingga lebih efektif untuk menutupi rasa kurang enak dari
amoksisilin, mudah larut dalam air.
6. Sukrosa
Pemerian : serbuk atau masa, keras, putih
atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di
udara, tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan
lebih mudah larut
dalamair mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut d
alam kloroformdan dalam eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : pemanis
Persyaratan :67%
Alasan pemilihan bahan : menjaga viskositas sediaan agar
mudah untuk proses penuangan, serta sebagai pemanis untuk
menutupi rasa pahit bahan aktif
7. Strawberry Flavour
Pemerian : cairan kental, warna merah, bau buah strawberry
Kegunaan : pewarna dan perasa, pengaroma
Alasan pemilihan : dapat bercampur dengan semua bahan dan memberikan bau
dan rasa yang sesuai, meningkatkan acceptibilitas, sehingga
membuat sediaan lebih menarik.

VI. SUSUNAN FORMULA DAN KOMPOSISI BAHAN


Formula Bahan Aktif
Amoxicillin 3 gram
Sodium Sitrat 0,00720 gram
Asam Sitrat 0.00233 gram
Na Benzoat 0,3 gram
PGA 3 gram
Sodium Saccharin 0,15 gram
Sorbitol 12 gram
Aquades ad 60 ml
No Bahan Fungsi Jumlah Bahan Jumlah Bahan Prosentase
480 ml 60 ml
1 Amoxicillin Bahan Aktif 24 gram 3 gram 5%
2 Sodium Sitrat Dapar 0,0576 gram 0,00720 gram -
3 Asam Sitrat Dapar 0,0186 gram 0,00233 gram -
4 Na Benzoat Pengawet 2,4 gram 0,3 gram 5%
5 PGA Suspending 14,4 gram 1,8 gram 3%
Agent
7 Sodium Pemanis 1,2 gram 0,15 gram 0,25 %
Sacharin Buatan
8 Sukrosa Pemanis 2,4 gram 3 gram 5%
9 Strawberry Perasa 0,92 gram 0,115 gram -
Flavor Strawberry
Penambahan Masa Bahan 10%
No Bahan Fungsi Jumlah Bahan Penambahan Total
480 ml 10 %
1 Amoxicillin Bahan Aktif 24 gram 2,4 gram 26,4 gram
2 Sodium Sitrat Dapar 0,0576 gram 5,7x10-3 gram 0,06336
gram
-3
3 Asam Sitrat Dapar 0,0186 gram 1,86x10 gram 0,02046
gram
4 Na Benzoat Pengawet 2,4 gram 0,24 gram 2,64 gram
5 PGA Suspending 14,4 gram 1,44 gram 15,84
Agent gram
7 Sodium Pemanis 1,2 gram 0,12 gram 1,32 gram
Sacharin Buatan
8 Sukrosa Pemanis 2,4 gram 2,4 gram 26,4 gram
9 Strawberry Perasa 0,92 gram 0,092 gram 1,012
Flavor Strawberry gram

Perhitungan Dosis Zat Aktif


Dosis Amoxicillin (Obat-obatan penting,70)
Peroral = 375-1000mg
Anak-anak < 10 tahun = 10 mg/kgBB
Anak-anak 3-10 tahun = 250 mg
Anak-anak 1-3 tahun = 125 mg
Anak-anak 0-1 tahun = 100 mg
Dosis/Takaran untuk setiap usia (Amoxicillin)
Dewasa/anak-anak > 12 tahun


Anak-anak 6-12 tahun


Anak-anak 1-5 tahun

Dosis/Takaran usia 1-5 tahun dengan bobot 8,5 kg 16 kg dengan dosis Amoxicillin
20 mg/kgBB

5ml@250mg, Sendok=125 mg
Dosis untuk umur 1-5 tahun yaitu 510mg-960mg

Penggunaan sendok teh 1 sendok teh 3 1 hari

Dosis/Takaran usia 6-12 tahun dengan bobot 8,5 kg 16 kg dengan dosis Amoxicillin
20 mg/kgBB

1 Sendok 250mg,3 Sendok 750mg

1,5 Sendok 375mg, 1,5 3

Sendok = 1125 mg
Dosis untuk umur 6-12 tahun yaitu 340-500 mg

Penggunaan 1 sendok teh 1 sendok teh 3 1 hari

Dosis/Takaran usia 12 tahun dengan bobot 8,5 kg 16 kg dengan dosis Amoxicillin 20


mg/kgBB
(Sesuai dengan petunjuk dokter)
Perhitungan ADI
1. Na Benzoat (5%)

ADI =

Na Benzoat yang digunakan:


2. Sodium Saccharin (0,04 0,25 %)
ADI = 2,5mg/kg hari

3. PGA (0,3 0,5 %)


ADI=70mg/kg hari

4. Sukrosa 1%
ADI=30mg/kg hari
VII.METODE

ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
Timbangan Analitik
Oven
Pipet Volum
pH meter
Batang Pengaduk
Penangas Air
Mortir dan Stamper
Gelas Ukur
Pipet Tetes
Beaker Glass

B. BAHAN
Amoxicillin
PGA
Na Sitrat
Asam SItrat
Na Benzoat
Sukrosa
Strawberry flavor

PROSEDUR PEMBUATAN
PROSEDUR EVALUASI
Dalam bentuk kering (serbuk)
Uji ukuran partikel
Digunakan mikroskop optic untuk menentukan ukuran partikel dan distribusinya.

Kalibrasi micrometer okuler terhadap obyektif

Pembuatan preparat (granul + air)

Amati ukuran partikel sebanyak 110 kali, catat


hasilnya

Catat ukuran partikel terbesar dan terkecil untuk membuat interval kelas catat hasilnya

Hitung diameter tengahnya yang berupa dln, dsn, dvn, dsl, dvs, dan dwm

Uji Sifat Alir

Granul dimasukkan dalam corong alat uji kecepatan alir yang


bagian bawahnya ditutup

Hitung waktu yang diperlukan oleh granul untuk turun melewati corong
mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga semua granul turun semua

Menghitung diameter rata-rata timbunan granul dan tinggi puncak


timbunan granul diukur

Uji Kelembapan Granul

Masukkan 5 gram granul ke dalam moisture balance

Tekan tombol on dan tunggu hingga 2 menit


Catat kelembapan granul yang diperoleh
Dalam keadaan basah (suspensi)
Uji Organoleptis
Keadaan yang diamati : (sediaan dikatakan baik apabila rasa dan aroma tidak hilang)
Bau (Aroma)
Warna
Rasa
Masukkan
Bentuksample ke dalam cup, jika kental gunakan cup yang berukuran kecil, jika
sediaan
encer gunakan cup yang berukuran besar

Tes pH

Pegang viskotester diLakukan


satu tangan, gunakan
kalibrasi level
alat pH ukuran
meter atau
dengan meteran pada unit
larutan
untuk memastikan unitpenyangga
kira-kira telah horintal.

Keringkan
Letakkandengan tisu selanjutnya
rotor pada pusat cup bilas elektroda
dengan aquades

Pindahkan apitan/kepitan jarum meter hingga berlawanan


arah. Bilas elektroda dengan larutan uji

Nyalakan power switch pada posisi ON


Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH
meter menunjukkan pembacaan yang tetap

Ketika rotor mulai untuk berputar, jarum indicator viskositas secara berkala bergerak ke
kanan dan seimbangkan
Catat pada
hasil posisi yang skala
pembacaan menghubungkan viskositas
atau angka pada dengan sample
tampilan
cairan.
dari pH meter
Uji Viskositas
Baca nilai viskositas dari skala untuk rotor yang sedang digunakan ( pada rotor, angka yang
ditunjukkan pada ganjalan sekrup. Skala menujukkan angka rotor pada sebelah kiri.

Ketika pengukuran berjalan sempurna, atur power switch pada posisi OFF. Setelah
jarum dikembalikan pada posisi awal amankan dengan memindahkan kepitan jarum
meter sesuai dengan petunjuk arah.
Gunakan piknometer bersih dan kosong

Timbang piknometer kosong (W1)

Diisi dengan aquadest dan bagian piknometer


Uji Berat Jenis dilap sampai kering dan ditimbang (W2)

Buang aquadest dan isi dengan suspensi


amoxicilin dan tentukan bobotnya

Hitung bobot jenis suspensi dengan aquadest


sebagai pembanding
Uji Sedimentasi

Sediaan 100 mL dimasukkan ke gelas ukur,


didiamkan dan biarkan mengendap.

Ukur berapa mL suspensi yang mengendap.

Hitung menggunakan Rumus :

Uji Penetapan Kadar


- Preparasi Standar

Dibuat standar amoksisilin dalam aquadest tertentu dengan konsentrasi 4 ppm,


6ppm, 8 ppm, 10 ppm dan 12 ppm.
- Preparasi Sampel
Ditimbang secara seksama sejumlah sampel tertentu sampel sehingga mengandung 25
mg (replikasi 2 kali), masukkan labu ukur 100 mL.

Ditimbang secara seksama sejumlah sampel tertentu sampel sehingga mengandung 25


mg (replikasi 2 kali), masukkan labu ukur 100 mL. Adkan menggunakan aquadest.

Ditimbang secara seksama sejumlah sampel tertentu sampel sehingga mengandung 25


mg (replikasi 2 kali), masukkan labu ukur 100 mL. Adkan menggunakan aquadest.

Ambil 1 mL masukan labu ukur 25 mL, Tambahkan aquadest sampai tanda


batas.

Periksa konsentrasi sampel dengan spektrofotometer UV VIS pada panjang


gelombang 257 nm.

Hitung kadar amoksisilin.

VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan formulasi suspensi berupa dry sirup . suspensi adalah
sediaan heterogen yang terdiri dari fase disperse dan fase pendispersi sedangkan dry sirup
merupakan sediaan suspense yang bahannya kering dan dapat ditambahkan pelarut ketika
akan digunakan. Bahan aktif yang digunakan adalah amoxicillin trihidrat. Di buat dry sirup
karena bahan obat ini secara kimia tidak stabil dalam media air, karena dalam air amoxycillin
dapat mengalami degradasi karena terhidrolisis oleh air, dan menghindari masalah stabilitas
fisika karena amoxycilinn sukar larut dalam air. Selain itu bentuk sediaan dry syrup dapat
mengurangi bobot dari masing-masing botol, karena di dalam sediaan tidak mengandung air
sehingga akan mengurangi biaya distribusi dan Sediaan dalam bentuk kering lebih tahan
terhadap bakteri penisilinase karena sediaan tidak kontak langsung dengan air. Amoxicillin
dipilih karena amoxicillin termasuk dalam antibiotik derivat penisilin spektrum luas. Dipilih
turunan penisilin karena merupakan senyawa bakterisid dengan indeks terapetik tinggi yang
bekerja lebih besar pada fasa perbanyakan mikroorganisme dibandingkan fase istirahat
sehingga sering digunakan sebagai drug of choice untuk pencegahan dan pengobatan infeksi.
Dan mempunyai gugus hidrofil dan bentuk praobat yang mempunyai spektrum antibakteri
yang luas dan efektif tidak hanya pada bakteri gram(+) dan gram (-). Sedangkan sefalosporin
kepekaan untuk betalaktamase lebih rendah daripada penisilin, dapat menimbulkan resistensi
lebih cepat daripada penisilin. Selain itu Absorpsi amoxicillin dalam saluran cerna jauh lebih
baik dari ampisilin. Ada beberapa macam Amoxicillin yaitu amoxicillin, amoxicillin sodium,
dan amoxicillin trihidrat. Pada formulasi ini digunakan amoxicillin karena amoxicillin lebih
dimungkinkan untuk dijadikan bahan aktif dry sirup. Dimana amoxicillin sodium merupakan
bahan yang sangat higroskopis sehingga tidak cocok jika digunakan dalam dry sirup, karena
akan menyebabkan sediaan serbuk atau granul dry syrup menjadi mudah basah dan tentu akan
mempengaruhi stabilitas dari bahan aktif tersebut. Sehingga kita memilih amoxicillin trihidrat
yang merupakan senyawa berbentuk Kristal, spectrum luas, bersifat stabil terhadap asam,
proses penyerapan amoxicillin terjadi di saluran cerna sebesar 70-90%. . Sehingga kami
memilih amoxicillin trihidrat sebagai bahan aktif. Pembuatan dry sirup ada tiga metode yaitu
metode serbuk, metode granulasi, dan metode campuran (serbuk dan granulasi). Kelompok
kami memilih membuat dry syrup dengan metode granulasi, hal ini dikarenakan untuk
menyeragamkan ukuran partikel memperbaiki sifat alir dari sediaan sehingga apabila ukuran
partikelnya sama dan sifat alirnya baik diharapkan yang akan kontak dengan cairan bisa lebih
banyak sehingga bisa memberikan efek terapi sesuai yang diinginkan. Dalam melakukan
pemformulasian ini pertama dilakukan penimbangan semua bahan-bahan yang digunakan,
lalu mencampurkannya di mortir sambil digerus ad homogen. Bagian terakhir yang
ditambahkan adalah perasa dan pewarna yang sekaligus berguna sebagai pembasah. Bahan
aktif amoxicillin trihidrat ditambah dengan PGA yang berfungsi sebagai suspending agent
yang dapat meningkatkan viskositas sehingga akan memperlambat terjadinya sedimentasi.
Selanjutnya ditambah dengan Na sakarin yang merupakan bahan pemanis yang memiliki
tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari sukrosa. Selain sakarin untuk pemanis kelompok
kita juga menggunakan sukrosa sebagai pemanis, jadi kita menggunakan kombinasi dua
pemanis yakni sakarin dan sukrosa, kelompok kami menggunakan kombinasi pemanis yakni
bertujuan untuk memperbaiki rasa sediaan serta menutupi rasa bahan aktif amoxicillin yang
mempunyai rasa pahit. . Selanjutnya ditambahkan Na benzoate sebagai bahan pengawet.
Pengawet ini mudah larut dalam aquadest dan mudah didapatkan. Pemakaian Na-benzoat juga
dipilih karena lebih efisien yaitu tidak memerlukan antimikroba lain untuk memaksimalan
efek anti-mikrobanya. Langkah selanjutnya adalah pemberian asam sitrat dan Na-sitrat yang
bertujuan untuk mengendalikan pH agar tetap berada antara pH 5-7 yang merupakan pH
optimal sediaan suspensi oral. Pemberian flavor strawberry selanjutnya berfungsi sebagai
corigen odoris. Penambahan flavor ini dapat meningkatkan estetika sediaan sehingga dapat
meningkatkan penerimaan pasien terhadap produk, flavor ini juga dapat menutupi rasa asam
sitrat. Flavor ini karena sudah dalam bentuk cairan, kita teteskan langsung pada campuran
bahan yang sudah di gerus sebelumnya, ditambahkan pewarna sampai semua warna merata,
pewarna ini juga di gunakan sebagai pengikat untuk pembentukan granulnya. Setelah itu
o
serbuk di oven selama 30 menit pada suhu 50 C . setelah itu dilakukan pengujian kadar
kelembapan serbuk yang di peroleh untuk memastikan bahwa serbuk sudah memiliki kadar
kelembapan sesuai persyaratan. sebelum kita membuat skala besar, kita mencoba terlebih
dahulu formulasi dengan skala kecil, sebanyak 60 ml terlebih dahulu, karena sediaan yang di
hasilkan sudah cukup baik maka kami langsung membuat dalam skala besarnya 500 ml.
Formula yang kami gunakan sama seperti formula dalam pembuatan batch kecil. Serbuk yang
dihasilkan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol kedap cahaya untuk menghindari sediaan
dari sinar matahari secara langsung, sisanya digunakan untuk tahapan evaluasi. Sediaan
dievaluasi untuk mengetahui apakah sediaan telah memenuhi persyaratan spesifikasi yang
telah ditentukan, setelah sedian dry sirup dalam skala besar selesai di buat, maka dilakukan uji
evaluasi evaluasi pada sediaan dry sirup. Beberapa uji yang dilakukan yaitu :
Uji Organoleptis
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk/sampel.
Uji organoleptik yang dilakukan pada praktikum kali ini antara lain
1. Rasa
Pada sediaan dry sirup yang dibuat diberi strowberry flavour, dimana perasa
yang digunakan sebanyak 0,92 gram untuk 480ml sediaan. Rasa yang diperoleh pada
dry sirup lebih dominan rasa manis dari sukrora dan sodium saccharin dengan sedikit
perasa dari strowberry flavour.
2. Bau
Bau dari dry sirup yang belum diberi air dengan yang sudah ditambahkan air
sama, bau yang diperoleh yaitu bau khas amoxicillin yang merupakan bahan aktif dari
sediaan Dry Syrup.
3. Warna
Warna dari Dry Sirup yang kami buat yaitu berwarna merah jambu. Hal ini
disebabkan karena kami menggunakan perasa strowberry yang berwarna merah.
Sehingga warna sirup kering yang diperoleh sama dengan warna perasa yang
digunakan.
4. Bentuk
Bentuk dari sediaan Dry Sirup yang kami buat yaitu suspensi. Suatu sediaan
suspensi kering dibuat karena stabilitas zat aktif di dalam pelarut air terbatas, baik
stabilitas kimia atau stabilitas fisik. Partikel obat harus kecil dan formula yang dibuat
harus sesuai agar tidak ada permaslahan dalam pembuatan suspensi dan suspensi Sirup
kering yang kami buat cepat mengendap tetapi mudah terdistribusi kembali ketika di
gojok.
5. Kejernihan
Sedian dry sirup keruh, karena sesuai dengan bentuk yang kami buat yaitu suspensi.

Uji pH
Pada uji pH dilakukan dengan melarutkan dry sirup hingga menjadi suspense,
kemudian diuji pHnya menggunakan pH meter. Pada saat diuji menggunakan pH
meter, pH meter menunjukkan suspense memiliki pH 6.47 dengan pH yang diinginkan
sebenarnya adalah 5. pH stabil amoxicillin secara teoritis adalah 5 sampai 7. Disini
berarti pH suspense yang kami buat sudah termasuk dalam rentang pH stabil
amoxicillin.

Hasil Uji Viskositas


Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran
yang diberikan oleh suatu cairan. Semakin kental suatu cairan, berarti akan
menghambat laju cairan tersebut untuk bergerak. Uji viskositas pada praktikum ini
menggunakan viskometer Brookfield. Viscometer ini nilai viskositas didapatkan
dengan mengukur gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan ke
dalam sample. Viskometer Brookfield memungkinkan untuk mengukur viskositas
dengan menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur kekentalan (yang juga dapat
disebut viscosimeters) dapat mengukur viskositas melalui kondisi aliran berbagai
bahan sampel yang diuji. Untuk dapat mengukur viskositas sampel dalam viskometer
Brookfield, bahan harus diam didalam wadah sementara poros bergerak sambil
direndam dalam cairan. Pada metode ini sebuah spindle dicelupkan ke dalam cairan
yang akan diukur viskositasnya. Gaya gesek antara permukaan spindle dengan cairan
akan menentukan tingkat viskositas cairan. Hasil uji viskositas yang didapat yaitu 4
mpas yang menandakan bahwa sampel memiliki viskositas yang kecil.

Hasil Uji Sifat Alir


Berdasarkan uji sifat alir, diperoleh diameter 8cm , dengan waktu alir 25 detik untuk 100 gram serbuk.
Laju alirnya dapat dihitung dengan rumus bobot serbuk dibagi waktu alir yang dapat dijabarkan sebagai
berikut :
Laju alir = 100 g / 25 s
= 4 g/s
Laju Alir (g/s) Sifat Aliran (Aulton, 1988;Liebermann & Lachman, 1986)
Besar laju alir Keterangan
> 10 Sangat baik
4-10 Baik
1,6-4 Sukar
< 1,6 Sangat sukar

Berdasarkan table tersebut, ketegori sifat alir granul masih tergolong baik karena besar laju alir memasuki
rentang 4-10.

Uji Sedimentasi (Partikel terdispersi cepat mengendap)


Dalam sediaan suspensi farmasetik, terdapat dua sistem yang menggambarkan
baik buruknya suspensi. Yaitu sistem deflokulasi dan sistem flokulasi. Sistem
deflokulasi adalah keadaan dispersi suatu zat padat dalam zat cair dimana tiap-tiap
partikel tetap bebas, tidak berhubungan satu sama lainnya. Sistem deflokulasi terjadi
jika lamanya partikel zat padat turun dan mengendap pada bagian bawah wadah serta
endapan yang terbentuk rendah. Deflokulasi partikel juga terjadi ketika zeta potensial
lebih tinggi daripada nilai kritis dan gaya tolak-menolak menggantikan gaya tarik-
menarik. Partikel yang terdeflokulasi ketika membentuk sedimen akan membentuk
susunan yang terbuka dengan partikel yang lebih kecil mengisi ruang antar partikel
yang lebih besar. Sedangkan sistem flokulasi adalah pembentukkan kelompok partikel
yang dapat dipisahkan oleh kekuatan mekanis yang lemah. Sistem flokulasi terjadi jika
partikel zat padat cepat turun dan mengendap dibagian bawah wadah serta endapan
relatif tinggi. Flokulasi juga terjadi ketika zeta potensial berada dibawah nilai kritis,
gaya tarik-menarik menggantikan gaya tolakmenolak. Flokulasi membentuk kumpulan
partikel yang bersifat longgar (flok), terbentuk lebih cepat daripada pertikel yang
terdeflokulasi karena ukuran partikelnya yang lebih besar. Flok membentuk sedimen
yang mudah untuk diredispersi dengan sedikit pengocokkan.
Pada percobaan pembuatan Dry Syrup / Suspensi kali ini, digunakan metode
granulasi basah dalam pembuatan zat padat yang terdispersi dalam pelarut pendispersi
yang digunakan. Granulasi basah yang dalam pengertiaannya mencampurkan bahan-
bahan dengan ukuran partikel yang kecil, agar terbentuk partikel yang lebih besar
dengan penambahan bahan pengikat. Karena partikel zat padat yang terdispersi
ukurannya yang lebih besar, luas permukaan partikel lebih kecil, permukaan yang
kontak dengan pelarut pendispersi juga lebih kecil menyebabkan lambatnya partikel
zat padat yang saling bertabrakan dan gaya tarik-menarik lebih besar dibanding gaya
tolak-menolaknya, maka partikek akan lebih cepat mengendap pada bagian bawah
wadah. Dapat disebutkan bahwa percobaan kali ini mengikuti sistem flokulasi.
Kedua sistem tersebut, tidak dapat disebutkan mana yang lebih baik. Baik, sistem
deflokulasi ataupun sistem flokulasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Adapun sifat sediaan suspensi yang diharapkan adalah partikel harus bergerak
turun dan mengendap secara berlahan, formulasi harus mudah diredispersi saat
membentuk sedimen, viskositas suspensi sedemikian rupa sehingga mengurangi
kecepatan sedimentasi dan cairan dapat mengalir dari wadah. Namun, suspensi dalam
sistem terflokulasi lebih diharapkan daripada suspensi dalam sistem deflokulasi. Pada
hasil kelompok kami dry sirup yang di hasilkan yakni cukup cepat membentuk
sedimen, akan tetapi setelah penggojokan ulang mudah terdispersi kembali dan tidak
membentuk caking atau sedimen yang keras, tapi masih bisa terdispersi kembali
dengan cepat. Setelah 24 jam dilakukan uji sedimentasi terbentuk sedimen setinggi 0,3
cm pada sediaan kami, akan tetapi sedimen ini bisa terdispersi kembali dengan adanya
penggojokan .

Uji bobot jenis


Dalam menguji sediaan sirup ada beberapa parameter yang harus dilakukan,
antara lain: bobot jenis.Bobot jenis zat cair adalah suatu besaran yang menyatakan
perbandingan antara massa (g) dengan volume (ml), satuan bobot jenis adalah g/ml.
viskositas atau kekentalan adalahsuatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Selanjutnya, volume terpindahkan adalah uji yang
dirancang sebagai jaminan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
ganda, dengan volume yang tertera pada etiket tidak lebih dari 250 ml yang tersedia
dalam bentuk sediaan cair yang dikontitusi dari bentuk padat dengan penambahan
bahan pembawa tertentu dengan volume yang ditentukan.
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan
volume zat pada suhu tetentu (Biasanya 25oC). Bobot jenis adalah konstanta/tetapan
bahan tergantung pada suhu untuk tubuh padat, cair dan bentuk gas yang homogen.
Didefenisikan sebagai hubungan dari massa (m) suatu bahan terhadap volume (v).
Sedangkan, yang dimaksud dengan berat jenis adalah perbandingan relatif antara
massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni.
Bobot jenis permililiter zat cair adalah bobot dalam gram permililiter zat cair pada
suhu 200 C yang ditimbang di udara. Bobot permililiter zat cair dalam gram dihitung
dengan membagi bobot zat cair dalam gram yang mengisi piknometer pada suhu
200 C dengan kapasitas piknometer dalam (ml), pada suhu 200C adalah 997,18 gram
Untuk menguji bobot jenis zat cair, yang digunakan dalam praktikum metode
piknometer.Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air.
Menurut peraturan apotek, harus digunakan piknometer yang sudah ditera, dengan isi
ruang dalam ml dan suhu tetentu (20oC). Ketelitian metode piknometer akan
bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya volume piknometer.
Hal-hal yang harus ada/diketahui dalam evaluasi bobot jenis adalah bobot serta
volume . Dalam praktikum ini dilakukan perhitungan :
Bobot piknometer kosong = 28,93 g
Bobot pikno + akuades = 38,85 g
Bobot aquadest = 9,92 g
Bobot piknometer + suspensi = 39,17 g
Bobot suspensi = 10,24 g
Volume piknometer = Volume aquadest = 9,845
Bobot jenis aquades = massa aquadest / volume aquadest = 9,92 g/9,845 = 1,0076
Bobot jenis suspensi = massa suspensi / volume piknometer= 10,24 g/9,845= 1,0401
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa suspensi yang mengandung Amoxicillin
memiliki bobot jenis yang lebih besar daripada bobot jenis aquadest . Hal tersebut
disebabkan bobot suspense yang dihasilkan pada metode piknometer ini lebih besar
daripada bobot aquadest. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis
antara lain :
1. Temperatur
Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat
menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya
pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga
sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana
biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25C (suhu kamar).
2. Volume Zat
jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari
massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta
kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya.
3. Massa zat
Jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga
menjadi lebih besar.
4. Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya.
Dalam bidang farmasi bobot jenis dan rapat jenis suatu zat atau cairan digunakan
sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan senyawa cair,
digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa obat terutama
dalam bentuk cairan, serta dapat pula diketahui tingkat kelarutan/daya larut suatu
zat.

IX.KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
Dry sirup adalah suatu sediaan baik dalam bentuk serbuk atau granul yang apabila
ingin dikonsumsi harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu.
Amoxicillin dibuat sediaan dry syrup karena apabila langsung kontak dengan air
menyebabkan terhidrolisis menjadi asam penisilinoat. Dengan di buat dry sirup akan
meminimalisir terjadinya hidrolisis.
Uji organoleptis sediaan dry syrup yakni memiliki rasa strawberry, warna merah
jambu dan aroma strawberry.
Uji pH sediaan dry syrup adalah 6.47
Uji viscositas sediaan dry syrup dengan menggunakan viscometer VT-03F spindel
nomer 4 dengan besar 4 mPas.
Uji sedimentasi selama 24 jam, sediaan membentuk endapan setinggi 0,3 cm
Uji bobot jenis sediaan suspensi 1,0401
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Anonim. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients.2nded. The Pharmaceutical press :
London
Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed IV. Jakarta UI Press
Lachman,L,Lieberman.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.Jakarta : UI Press
Martindale: The Complete Drug Reference, Thirty-sixth edition. London: Pharmaceutical
Press.
Parfitt, Kathleen. 1999. Martindale. The Complete Drug Reference, 32nd ed. Pharmaceutical
Press : UK
Press Sweetman, S.C., 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36thedition.
London: Pharmaceutical Press
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Sixth Edition.London: Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Wiryanti, N.M. 2010. Jurnal Awal Formulasi Sediaan Non- Steril Sediaan Sirup Kering
Amoxicilin I-mox. Denpasar: FMIPA Udayana University
LAMPIRAN

Uji sedimentasi
Uji sedimentasi dilakukan selama 24 jam, setelah 24 jam terbentuk sedimen setinggi 0,3 cm,
setelah penggojokan bisa terdispersi kembali.

Anda mungkin juga menyukai