Tugas Fitoterapi Fix
Tugas Fitoterapi Fix
Tugas Fitoterapi Fix
PEGAGAN
Oleh:
Jennida 1720343770
Luluk Aniqoh Meliana P 1720343781
Muhammad Farie 1720343790
Muhammad Ramdhani 1720343792
Nur Wulan Sari Sudjono 1720343804
Purwanita Indah Kusuma 1720343810
Retno Asih Riyanti 1720343815
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana tinjauan tanaman, habitat, budidaya dan pemanenan tanaman
pegagan?
b. Bagaimana aktivitas dan kandungan kimia tanaman pegagan?
c. Bagaimana pemanfaatan secara empiris dan ilmiah tanaman pegagan?
d. Bagaimana metode isolasi dan karakterisasi senyawa aktif tanaman
pegagan?
e. Bagaimana pengembangan produk komersial dari tanaman pegagan?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui tunjauan tanaman, habitat, budidaya dan pemanenan
tanaman pegagan?
b. Untuk mengetahui aktivitas dan kandungan kimia tanaman pegagan?
c. Untuk mengetahui pemanfaatan secara empiris dan ilmiah tanaman
pegagan?
d. Untuk mengetahui metode isolasi dan karakterisasi senyawa aktif tanaman
pegagan?
e. Untuk mengetahui pengembangan produk komersial dari tanaman
pegagan?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tinjauan tanaman pegagan
A. Klasifikasi Ilmiah
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Umbillales
Famili : Umbillferae (Apiaceae)
Genus : Centella
Species : Centella asiatica (Nurendah, 1982).
Gambar pegagan.
B. Nama daerah
Tanaman ini mempunyai banyak nama lokal di Indonesia antara lain
daun tapak kuda, pegagan (Sumatera); gagan-gagan, gangganan, kerok batok,
pantegowang, panigowang, rendeng (Jawa); antanan gede, calingan rambat
(Sunda); kostekosan (Madura); daun tongke-tongke (Bugis); kori-kori
(Halmahera); pegaga (Sulawesi), sarowati (Maluku) dan sandanan (Papua)
(Winarto dan Surbakti, 2003).
C. Morfologi tanaman
Tanaman pegagan merupakan herba menahun tidak berbatang dengan
akar rimpang pendek serta akar merayap (menjalar) stolon panjang bisa
mencapai 2,5 m (De Padua, et al. 1999). Stolon tumbuh menjalar horizontal di
atas permukaan tanah dan berbuku-buku. Dari buku-buku yang menyentuh
tanah akan keluar akar dan tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru.
Daun pegagan tersusun secara basalis (roset) dengan 2-10 daun tunggal per
tanaman berbentuk seperti ginjal berukuran 2-5 cm x 3-7 cm. Tangkai daun
tegak panjang 9 - 17 cm dengan bagian dalam berlubang serta bagian pangkal
melekuk ke dalam dan melebar seperti pelepah (Santa dan Prayogo, 1992).
Bunga tersusun dalam karangan berupa payung yang muncul dari
ketiak daun. Pada tiap karangan terdapat tiga buah bunga. Kelopak bunga
berwarna hijau dan mahkota bunga berwarna merah. Buah berukuran kecil,
berwarna kuning coklat dan berbentuk lonjong. Tumbuhan ini
berkembangbiak dengan biji dan sulur batang atau stolon (Djauhariya dan
Hernani, 2004).
D. Habitat pegagan
Daerah pertumbuhan tanaman pegagan tersebar mulai dari dataran
rendah sampai dataran tinggi yang mencapai ketinggian 2.500 m di atas
permukaan laut (dpl) (Winarto dan Surbakti, 2003). Januwati dan Yusron
(2005) bahwa melaporkan ketinggian tempat optimum untuk tanaman pegagan
adalah 200 - 800 m dpl., akan tetapi di atas 1.000 m dpl. produksi dan
mutunya akan menjadi lebih rendah. Pegagan tidak tahan terhadap tempat
terlalu kering, curah hujan tinggi, intensitas cahaya 30 40% dan dapat
tumbuh di semua jenis tanah. Pegagan tumbuh baik di tempat yang teduh atau
ternaungi.
Pada tempat seperti ini, tanaman akan tumbuh dengan helaian daun
lebih besar dan tebal dibandingkan di tempat terbuka, sedangkan pada tempat
yang kurang cahaya helaian daunnya akan menipis dan berwarna pucat. Selain
itu, untuk memperoleh daun yang lebar diperlukan kelembaban dan kesuburan
tanah yang cukup.
Widowati et al. (1992) menambahkan tanaman ini dapat tumbuh di
tempat-tempat terbuka, misalnya di padang rumput, tegalan, tepi parit, di
antara batu-batu dan di tepi-tepi jalan. Tanaman ini tersebar di daerah beriklim
tropis. Pegagan menghendaki kondisi tanah yang subur, kelembaban udara
yang diinginkan antara 70-90 % dengan rata-rata temperatur udara antara 20 -
25C dan tingkat keasaman tanah (pH) netral antara 6 7 (Winarto dan
Surbakti, 2003).
E. Budidaya pegagan
1) Syarat Tumbuh Pegagan
Pegagan bersifat kosmopolitan tumbuh liar di tempat-tempat yang
lembab pada intensitas sinar yang rendah (ternaungi) hingga pada tempat-
tempat terbuka, seperti di padang rumput, pinggir selokan, pematang sawah.
Faktor lingkungan yang berperan dalam pertumbuhan dan mempengaruhi
kandungan bahan aktif tanaman pegagan, antara lain :
Tinggi tempat
Tanaman pegagan banyak ditemukan dari dataran rendah hingga dataran
tinggi sekitar 2500 m dpl. Namun untuk pertumbuhan optimum tanaman ini
yaitu pada ketinggian 200 800 m dpl. Di atas 1.000 m dpl. produksi dan
mutunya akan menjadi lebih rendah.
Jenis tanah
Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik hampir pada
semua jenis tanah lahan kering. Pada jenis tanah Latosol dengan kandungan
liat sedang tanaman ini tumbuh subur dan kandungan bahan aktifnya cukup
baik. Pada tanah dengan kandungan liat yang cukup kandungan klorofil daun
akan tinggi. Dari penelitian Anjana Devkota dan Pramod Kumar didapatkan
hasil bahwa pada kandungan lempung 40% dan 60% memiliki kandungan
klorofil a dan klorofil b yang tinggi. Kandungan klorofil ini akan berkaitan
dengan kemampuan berfotosintesis.
Iklim
Pegagan tidak tahan terhadap tempat yang terlalu kering, karena sistem
perakarannya yang dangkal. Oleh karena itu faktor iklim yang penting dalam
pengembangan pegagan adalah curah hujan. Apabila pegagan ditanam pada
musim kemarau dan tanaman mengalami kekurangan air, maka perlu
dilakukan penyiraman. Tanaman ini akan tumbuh baik dengan intensitas
cahaya 30 40 %, sehingga dapat dikembangkan sebagai tanaman sela
(semusim maupun tahunan), misalnya di antara tanaman jagung, kelapa,
kelapa sawit, buah-buahan yang tidak terlalu rindang. Di tempat dengan
naungan yang cukup, helaian daun pegagan menjadi lebih besar dan tebal
dibanding apabila tanaman tumbuh di tempat terbuka. Sedangkan pada
tempat-tempat yang kurang cahaya, helaian daun akan menipis, warna
memucat. Selain itu juga pada tanah yang kurang subur dapat diberikan
pupuk organik atau kompos.
Pembibitan
Pegagan umumnya diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan
stolon atau tunas anakan, tetapi dapat pula diperbanyak dengan biji (secara
generatif). Benih yang akan ditanam sudah berstolon dengan disertai minimal
2 calon tunas. Benih berasal dari induk yang telah berumur minimal setahun.
Walaupun pegagan berbiji, perbanyakan dilakukan melalui bagian stolon
(vegetatif), yang disemaikan terlebih dahulu selama 2 3 minggu.
Persemaian menggunakan polibag kecil, diisi media tanam campuran tanah
dan pupuk kandang (2 : 1), diletakkan di tempat dengan naungan yang cukup
dan disiram setiap hari.
b. Ekstraksi
Simplisia pegagan diekstraksi secara maserasi dengan pelarut metanol
(1:10, b/v) selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Ekstraksi dilakukan
sebanyak 3 kali ulangan. Maserat disaring lalu filtrat dipekatkan dengan
penguap putar pada suhu 40 C. Ekstrak pekat yang diperoleh ditimbang dan
ditentukan rendemennya.
c. Fraksionasi dengan Kromatografi Kolom (Modifikasi Ernawati 2014)
Ekstrak pegagan selanjutnya difraksionasi dengan kromatografi kolom.
Fase diam yang digunakan ialah silika gel dan fase geraknya berupa campuran
kloroform-metanol yang diatur secara gradien bertahap dengan nisbah 10:0
hingga 0:10 dengan laju alir 3 mL/menit. Eluat yang diperoleh selanjutnya
dianalisis dengan KLT yang dibandingkan dengan standar asiatikosida
menggunakan fase gerak yang telah dioptimumkan. Fraksi yang diduga
mengandung asiatikosida dipisahkan kembali menggunakan kromatografi
lapis tipis preparatif.
d. Fraksionasi dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (Modifikasi
Ernawati 2014)
Spot dengan Rf tertentu, yang diduga sebagai spot asiatikosida, dikeruk
untuk dilarutkan kembali dengan pelarut metanol. Campuran silika dan pelarut
kemudian didekantasi, disaring, lalu dipekatkan. Hasil fraksionasi kolom
(fraksi ke-4) (S1) kemudian difraksionasi lebih lanjut dengan KLTP. Hal ini
bertujuan mendapatkan senyawa tunggal berupa asiatikosida. Sebanyak
0.0411 g bobot fraksi kolom ke-4 difraksionasi dengan menggunakan KLTP
dan diperoleh 2 spot pada Rf 0.13 dan 0.63 di bawah sinar UV 366 nm.
Rendemen fraksi dugaan asiatikosida dengan Rf 0.63 yaitu 11.44%.
Khasiat :
Membantu melancarkan buang air besar dan gangguan maag
Membantu menurunkan kadar gula
Menurunkan darah tinggi
Melancarkan peredaran darah
Menghilangkan migrain
Menghaluskan kulit
Membantu memperkuat daya ingat.
4. Cream Pegagan
Berat : 50gr
Harga : 55.000,- Deskripsi :
Cream Pegagan adalah produk kosmetik herbal perawatan wajah
yang mampu mengatasi berbagai permasalahan jerawat dan flek hitam.
Produk Cream pegagan terbuat dai bahan daun pegagan asli dan berkhasiat
untuk mengatasi jerawat dan flek hitam
Khasiat dan kegunaan Cream Pegagan :
Mengatasi Jerawat
Menghilangkan flek hitam
Meremajakan kulit wajah
Mengatasi luka bakar
Cara Pemakaian Cream Pegagan
Gunakan cream pegagan pada wajah dan
leher yang telah dibersihkan dan dilakukan
pemijatan lembut dengan gerakan melingkar ke atas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tanaman pegagan merupakan spesies dari Centella asiatica, tanaman ini
tersebar didaerah yang beriklim tropis yang tumbuh optimum pada tanah
yang subur dan memiliki kelembaban antara 70-90%.
Pertumbuhan dan kandungan zat aktif tanaman yang dihasilkan dipengaruhi
oleh beberapa faktor lingkungan, antara lain tinggi tempat, jenis tanah, iklim
dan pembibitan. Waktu panen yang tepat pada tanaman pegagan agar
mendapatkan mutu dan kualitas yang bagus yaitu ketika tanaman berumur
3-4 bulan.
Pegagan mengandung bahan aktif seperti triterpenoid glikosida, flavonoid,
volatil oil, pektin, asam amino, alkaloid hidrokotilin, miositol, asam
brahmik, asam centelik, asam isobrahmik, asam betulik, tanin serta garam
mineral.
Secara empirik, pegagan bermanfaat sebagai penyembuh luka, radang,
reumatik, asma, wasir, tuberkulosis, lepra, disentri, demam dan penambah
selera makan.
Senyawa asiatikosida yang merupakan senyawa penciri pada tanaman
pegagan (Centella asiatica) diisolasi menggunakan Kromatografi Kolom
dilanjutkan dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif dan KC-SM dengan
hasil bobot molekul 959.5216 g/mol dan rumus molekul C48H78O19.
Produk komersial yang telah dikembangkan dari ekstrak tanaman pegagan,
antara lain Kapsul Ekstrak Daun Pegagan, Teh Celup Pegagan, Sari Ayu,
dan Cream Pegagan.
DAFTAR PUSTAKA