Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

4 Permeabilitas 3 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 29

Tanah Homogen Isotropis

adalah tanah homogen yang mempunyai


nilai k sama besar pada semua arah (kx =
kz = ks) .

kx
x
ks

kz
s
z
Tanah Homogen Anisotropis
adalah tanah homogen yang memiliki nilai k
tidak sama pada semua arah (kx ? kz ? ks).
Biasanya arah mendatar (kx) mempunyai nilai
terbesar dan arah vertikal (kz) mempunyai nilai
terkecil (kx / kz = 2-30).

v kx
x

v kz v ks

s
z
Ellips akan berubah menjadi lingkaran,
bila skala pada sumbu x ditransformasikan
menjadi x', sehingga :
kz
x = x
kx
atau
x
x =
kx
kz
kx
Faktor pembagi / faktor transformasi :
kz

Maka dengan gambar konstruksi yang


skalanya ditransformasikan, seolah-olah
tanah menjadi isotropis, yang mempunyai
koefisien permeabilitas sama pada semua
arah, disebut koefisien permeabilitas
efektif.
k' = kx kz
Tanah Heterogen Isotropis / Anisotropis

kx1 = kz1 = k1 kx1 ? kz1


z1
kx2 = kz2 = k2 z2 kx2 ? kz2

kx3 = kz3 = k3 kx3 ? kz3


z3

nilai kx ekivalen untuk n lapisan tanah : nilai kz ekivalen untuk n lapisan tanah :

n n

z j kx j z j

kx =
1 kz = 1
n z

n


j
zj 1 kz j
1
Lapisan yang ada di atas muka air
dianggap tidak berpengaruh terhadap
nilai faktor transformasi dan k efektif.
Rembesan di Dalam Bendungan Tanah

Debit rembesan yang lewat badan


bendungan dan lewat tanah dasar
diperlukan untuk mengetahui banyaknya
air yang hilang.
Tekanan air pori akibat rembesan
diperlukan untuk menganalisis
pengaruhnya terhadap kestabilan lereng
bendungan.
Bendungan Sutami
Bendungan Wonorejo
Tampang bendungan tanah dan
garis rembesannya.
1. Bendungan tanpa drainasi.

lebar puncak

lereng hulu lereng hilir

garis rembesan

h1
1: m1 1: m2

F
2. Bendungan dengan drainasi horizontal.

garis rembesan

h1

= 180 o
F
drainasi
3. Bendungan dengan drainasi vertikal.

garis rembesan

h1

= 90 o
F

drainasi
4. Bendungan dengan drainasi bersudut tertentu.

garis rembesan

h1

= 135 o

drainasi
5. bendungan komposit

garis rembesan

filter 2
shell / kulit core / inti
filter 1
Kulit dan filter mempunyai nilai k yang
sangat besar dibanding nilai k dari inti
bendungan.
Jika rembesan lewat 2 bahan tanah
dengan nilai k yang berbeda (k2 > k1)
dengan nilai (k2/k1) > 10, maka pada
hitungan rembesan / arah garis rembesan
tanah dengan nilai k yang besar (k2)
dianggap udara / tidak ada.
Bentuk Garis Rembesan yang Pertama

Cassagrande :
garis rembesan yang pertama mempunyai
bentuk dasar suatu parabola, dengan
sedikit penyimpangan di ujung dekat
lereng hulu dan dekat lereng hilir.
Suatu parabola mempunyai:
1. Titik api F
2. Garis arah l pada sumbu X
3. Parameter p : jarak F terhadap l garis arah l

A r
B
r

p
V
+x F
p

p
Sifat parabola :
setiap titik pada parabola mempunyai jarak
yang sama terhadap titik api F dan terhadap
garis arah l (AF = AB = r).
Persamaan parabola :
1. Jika digunakan sumbu y melalui F dan sumbu
X positif ke kiri , maka persamaannya :
y2 = 2px + p2
2. Jika digunakan koordinat kutub dengan pusat
titik api F :
p
r=
1 cos
Syarat minimum agar parabola dapat
dilukis atau dapat dituliskan
persamaannya adalah :
1. diketahui letak titik F
2. diketahui besarnya p atau salah satu
titik yang ada pada garis parabola.
K M N

1 : m1 E
h1

A F D

d
Menurut Cassagrande :
Parabola dasar dari garis rembesan mempunyai :
1. Titik api F : perpotongan garis dasar bendungan
(AD) dengan garis keluarnya air di bagian hilir (FE).
2. Titik pada parabola : titik M pada garis muka air di
sebelah hulu dengan panjang KM = 0,7 KN.
Digunakan salib sumbu :
- Sumbu Y (ordinat) : garis vertikal lewat F (+ ke atas)
- Sumbu X (absis) : dasar bendungan (+ ke kiri)
Maka persamaan parabola yang digunakan :
y2 = 2px + p2
Jika kemiringan lereng hulu = 1 : m1 & tinggi air = h1, maka
koordinat titik M :
Ordinat YM = h1
Absis XM = d = FA 0,7 . m1 . h1
dimasukkan ke persamaan parabola :
h12 = 2pd + p2
p2 + 2pd h12 = 0
Jadi p = - d + d 2 + h 1 2
Dengan diperolehnya nilai p, nilai y untuk beberapa nilai x
dapat dicari, sehingga parabola dapat dilukis
Koreksi Parabola di Bagian Hulu.

Garis rembesan harus dimulai dari titik N.


Karena garis lereng hulu merupakan garis
ekipotensial yang pertama, maka garis
rembesan harus tegak lurus garis lereng
hulu.
1. Jika < 90o
Koreksi : menarik garis dimulai dari N tegak
lurus lereng, lengkung dan menyambung pada
parabola.

M N koreksi


2. Jika = 90o (pd bendungan komposit)

Garis rembesan tegak lurus lereng --->


mempunyai garis singgung horizontal di N

M=N
koreksi


3. Jika > 90o (pd bendungan komposit)

Tidak dapat tegak lurus lereng, karena


aliran tidak dapat ke atas.


Koreksi Parabola di Bagian Hilir.
Koreksi : letak titik potong garis rembesan
dengan garis keluarnya air di bagian hilir.

Untuk bendungan dengan a = 30o atau m2 = 1,73

a
R1

parabola dasar r
R
garis koreksi


F V
p
FR1 = r =
1 - cos

R1R = ?a = c . r

c = faktor koreksi, besarnya tergantung pada


sudut (dilihat dari tabel / grafik).
a (o) 30 45 60 90 120 130 150 180
c 0,36 0,34 0,32 0,26 0,18 0,16 0,10 0

0,4

0,3

c 0,2

0,1

0
30 60 90 120 150 180

o
( )
2. Untuk bendungan dengan a < 30o atau m2 > 1,73

R1

parabola dasar R a

garis koreksi

F V

2
d d2 h1
FR = a =
cos a cos a sin 2 a
2

Anda mungkin juga menyukai