Fatimahh Fakultas Kedokteran
Fatimahh Fakultas Kedokteran
Fatimahh Fakultas Kedokteran
Fatimahh Fakultas Kedokteran - Dengan punya pacar bukan berarti aku ngga
main dengan yang lain. Terus terang aku punya beberapa affair dengan dokter wanita
di sini atau anak kedokteran yang masih koass. Tentu yang aku pilih bukan
sembarangan, harus lebih mudan dan cantik. Sebenernya sudah banyak yang mencoba
menarik hatiku tapi sejauh ini aku belum mau serius dan kalau bisa aku manfaatin
selama jauh dengan pacarku. Sudah banyak yang aku banyak yang aku perdaya tapi
ada satu orang yang membuatku sangat penasaran. Namanya Fatimah, umurnya sekitar
22 tahun, dia anak kos dari perguruan tinggi negeri dari kota yang sama.Kebetulan aku
jadi residennya. Wajahnya cantik dan tatapannya teduh, dia juga berjilbab lebar
berbeda dengan anak lainnya, walaupun affairan aku pun sebenernya ada juga yang
berjilbab, tapi tidak seperti dia.
Tinggi semampai sekitar 165 cm, dengan tubuh yang padat tidak kurus dan tidak
gemuk, sesuai seleraku. Jilbabnya pun tidak mampu menutupi lekukan dadanya, aku
taksir kalau tidak 36B mungkin 36C. Tutur katanya yang lembut dan halus benar-benar
membuatku mabuk. Apalagi dia sangat menjaga pergaulan. Sesekali aku coba berusaha
bicara dengannya tapi dia selalu menundukkan wajahnya setiap bicara denganku. Dia
pun tidak menyambut tanganku ketika aku ajak untuk bersalaman. Kulit putihnya
sangat halus ketika aku coba perhatika di pipi dan ujung tangannya, tahi lalat di atas
bibir semakin menambah kesan manis darinya. Mahkita makan bareng yuk, aku yang
traktir. ujarku berusaha membujuk untuk bisa pergi bareng. Terima kasih Doksaya
dengan teman-teman saja. Ujarnya halus. Jangan panggil Dokpanggil saja kak. baik
Dokehkak. tapi terima kasih tawarannyaaku bareng teman saja, kalau begitu
sekalian ajak saja teman kamu setengah berharap dia mau menerima. terima kasih
Dok..eh kak, nanti merepotkan, teman-temanku makannya banyak lho sahut dia
sambil tetap menundukkan kepalanya. Kadang gurauan ringan itu yang tidak pernah
aku dapatkan dari pacarku atau teman affair-ku. aku tersenyum kecil mendengar
alasannya yang sangat lucuhumoris juga dia, baiklahmungkin lain kali kataku oh
ya, jika ada apa-apa masalah administrasi di sini atau masalah kerjaan jangan sungkan
bicara aja ya, nanti aku bantu aku masih berusaha mencari celah.Terima kasi pak
ehh..kaksaya pamit sambil berlaluAku perhatikan dari belakang, roknya yang juga
lebar tidak bisa menutupi lekukan pantatnya yang bergoyang mengikuti langkah
kakinya..perfectaku menggeleng. Dia berbeda sekali dengan nitaanak koas 2 tahun
lalu yang pernah aku perawani juga. Sama-sama berjilbab walau tak selebar dia. Nita
pun awalnya agak jual mahalwalau aku tau dari cara memandangnya dia suka aku.
Dengan beberapa rayuan akhirnya aku bisa memerawani dia di sebuah hotel. Tidak
dengan paksaan dan sangat mudah. Affair kita berlalu dengan selesainya masa koas dia,
juga karena dia tahu aku punya affair juga dengan temannya. Dia berbeda sekali, sulit
sekali menaklukannya. Setiap aku melihat dia selalu aku lihat setiap geriknya,
senyumnya, tawanya, selalu terbayang. Saat aku sedang melamun tiba-tiba dari arah
belakangku ada yang memeluk dan terus menarikku. Ngelamun nih dengan suara
yang diparaukan MhhRasyakamu nih ganggu saja sambil melepaskan pelukan dia.
kamu sekarang jarang ke ruangku lagi rengeknya.Rasya ini sesama dokter di sini,
umurnya sekitar 27 tahun dan sudah bersuami. Sayangnya suaminya bekerja di lepas
pantai sehingga jarang bertemu dan memberikan nafkah bathin padanya.Memang aku
sering ke ruangnya dulusekedar bercumbu dengan bumbu oral yang bisa membuat dia
melayang.
Tapi kami tidak pernah sampai melakukan jauh karena dia pun tidak mau, ya akupun
tidak memaksa. Tidak semua affairku selalu aku tiduriyang penting ada penawaran
rindu dan bisa memuaskanku walau tidak sampai melakukan senggama. Aku sibuk
Rasybanyak yang melahirkan juga jadi residen ujarku sambil memegang
pinggangnya.tidak ada waktu untuk aku?sebentar saja lalu dia memagut bibirku
dan selanjutnya kami pun bercumbu.Satu persatu aku buka kancing blousenya aku
temukan dua gunung kembar yang jarang dijamah pemiliknya. Aku cumbu dan ciumi
dengan lembut. Tapisepintas aku ingat Fatimah lagi dan akupun menghentikan
aktifitasku. Kok berhenti Rasya pasti sedang mulai terangsang. Maaf Rasyaku ga
konsen banyak pekerjaan. Ya sudah ujarnya tersungut sambil mengancing
kembali blousnya terus berlalu. Sore itu aku sedang membantu persalinan, sengaja aku
panggil Fatimah untuk mendampingiku. Wajahnya senang sekali karena jarang
mendapat kesempatan untuk mendampingi dokter saat persalinan seperti ini.Tidak
mungkin kan semua masuk, ya aku beralasan yang lain tunggu giliran. DIa berusaha
menjadi asistenku dengan baik, saat memberikan gunting aku sengaja pura-pura tidak
tahu menyentuh tangannyatapi langsung dia tarik. Gagal lagi upayakutapi aku sudah
senang dengan melihat wajahnya dari dekat selama persalinan itu. Sekeluar dari ruang
bersalin Terima kasih ya kakjarang ada kesempatan begitu. Kamu mau aku bikin
begitu sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan lewat. yeega lah,
makanya cepet cari istri sanasambil tersenyum dan berlalu. Aku kagetkok dia tau
ya
Sore itu langit mendung dan gelap sekali. Hujan mulai turun rintik-rintik, aku memacu
FORTUNER ku ke luar ruang parkir. Aku melihat Fatimah berlari keluar sambil
menutupi kepalanya dengan tas agar tidak terkena hujan.kesempatantin..tin..a ku
klakson dia. Mau pulang? bareng aja yukkayaknya mau hujan besar nih selalu saja
aku cari kesempatan. Terima kasih kakaku naik angkot sajasudah biasa kok
katanya. hujanpun makin deras.bener lhoga apa-apa kok aku antar kamu sampe
kos.Terima kasih kak, ga enak kalau dilihat orang bisa jadi fitnahmhhgilaaini
semakin membuatku jatuh cinta sama dia, aku janji dalam hati, kalau saja aku bisa
dapatkan dia aku akan putuskan semua affairku, aku benar-benar jatuh cinta pada dia.
Tidak berapa lama hujan semakin deras, bahkan aku sulit melihat jalan saking derasnya
hujan. Sampai aku tertidur jam 10 malam ini hujan masih juga belum berhenti.
Keesokan harinya, aku harus membantu persalinan lagi dan aku mencari
Fatimah.Fatimah tidak masuk hari ini dok sahut Rinda teman sekampusnya sambil
membedong bayi di ruang bayi.Dia sakit? aku mau minta tolong bantu persalinan lagi
kataku.Tidak tau doksaya tidak dapat kabarnya sahutnya sambil melihatku dengan
sopan.Aku lihat Rinda manis juga, berjilbab lebar sama dengan Fatimah, walau tidak
secantik Fatimah, Rinda bisa juga dikatakan high quality. Tingginya paling hanya 155
atau 160 cm, tapi tubuhnya proporsional. Dadanya tidak sampai terlihat betul
lekukannya seperti Fatimah, kulitnya kuning bersih, kacamata yang dia kenakan
semakin membuatntya lebih terlihat anggun. Aku pandangi seluruh tubuhnya, berbeda
juga dengan Fatimah, dia tidak sungkan untuk berbicara langsung dan melihatku,
walaupun dia juga sama-sama menjaga pergaulan. Ya sudah kamu saja yabantu saya
persalinandia tersenyum senang Terima kasih dokKeesokan harinya aku masih
belum menemukan Fatimah. akhirnya aku di bantu Rinda lagi Kamu tau nomor
telepon atau kos Fatimah Rin.. Tidak dokkita beda koskenapa gitu? mhh..atau
dokterhihihisuka sama dia ya sahutnya sambil tersenyum tidakcuma dia itu
cekatan dan pintarmakanya saya suka sekali kalau diasisteni dialagian juga dia ngga
akan mau sama aku ini. Iya dokbanyak yang sudah mau khitbah dia..tapi dia tidak
maudia mau selesaikan dulu kuliahnyadia itu baik dan cantik lagi sambil mengikuti
langkahku di ruang persalinan. Kamu juga cantik aku mulai mengeluarkan racunku,
kalau ga dapet yang poin 9 ya minimal 7 atau 8 juga tidak apa-apa. Yang penting aku
pengen sekali bisa memerawani wanita berjilbab lebar ini. Karena setauku mereka
selalu menjaga diri dan pergaulannya. Tantangan tersendiri untuk aku.Rinda tidak
menjawab, hanya tersenyum sambil menunduk. Hari keempat baru kulihat Fatimah
datang, namun tak seperti biasanya. Biasanya Fatimah selalu ceria, kali ini tidak.
Wajahnya murung dan tatapannya kosong. Kulihat teman-temannya berusaha bertanya
dan berkumpul di sekitarnya. Entah apa yang mereka bicarakan terkadang Fatimah
tersenyum walau getir. Saat istirahat ku coba dekati. Kamu sakit Mah? Nggak kak
lemah sekali bicaranya Kenapa kamu murung, ada masalah? ah nggak kok Fatimah
mencoba tersenyum walau aku lihat tidak bisa menutupi kemurungannya. Ngga ada
masalah cuma agak kurang sehat aja, maaf saya mau makan dulu kak sambil berlalu
meninggalkanku. Ya sudah kalau kamu ngga apa-apa, kalau kamu butuh bantuan
jangan ragu minta tolong ke aku ya iya kak, terima kasih Esokan hari-nya hari jumat,
aku berencana pulang agak cepat. Maksudku, aku mau tidur dulu sebelum agak malam
nanti aku bangun dan pergi clubbing di club terkenal di kota ini. Ketika aku sedang
membereskan buku dan berkas yang aku masukkan ke tas, tiba-tiba pintu kantorku di
ketuk, Silahkan masuk.Maaf, apa saya mengganggu kakak aku lihat sesosok wanita
dengan kemeja pink berbalut blazer putik khas dokter, jilbab pink dan rok putih. Cantik
sekali dia terlihat. Wajahnya sambil agak menunduk walau dia coba beranikan diri
melihat wajahku. Ada apa Mah, tidak menggnggu kok, saya sedang membereskan
berkas ujarku santai. Ada yang bisa saya bantu? Kakak besok ada acara? Aku
tersentak, tumben sekali dia bicara ini. Tidaktidakada apa? besok aku bebas kok
Aku melupakan janjiku untuk bertemu Dian, passienku yang pernah aku tolong
persalinannya. Dia hamil oleh pacarnya, tapi kemudian pacarnya pergi tidak
bertanggung jawab. Karena aku yang menolongnya hubungan kamipun dekat, dan tidak
perlu dijelaskan detail apa yang kami lakukan, karena bukan inti dari cerita ini, yang
pasti kami lakukan dengan aman. Saya mau minta tolong, besok aku mau pindah kos,
apa kakak bisa bantu bawakan barang Ohtentu, jam berapa? AKu tunggu di kos ku
ya kak, jam 9, sini alamatnya saya tuliskan dulu Fatimahpun menuliskan alamat pada
secarik kertas di atas mejaku, aku terus memandanginya tanpa berkedip. perfect
girl.Terima kasih kak, maaf sekali saya sudah merepotkan sambi memberikan kertas
kepadaku, sedikit nakal aku pura-pura tidak sengaja menyentuh tangannya. lembut
sekali dantak seperti biasanya dia menarik tangannya, kali ini dia membiarkan
tanganku menyentuh tangannya. Fatimah pun berlalu sambil meninggalkan gerak
pinggul yang sangat menarik, aku harus memilikinya. Aku segara batalkan semua
agenda dan janjiku, aku segera tidur dan tidak sabar menunggu datangnya esok. Saat
pertama kali berdua dengan dia. Esokan harinya aku datang tepat waktu di alamat yang
sudah diberikannya. Sebuah rumah kos yang cukup besar walau agak tua, bangunan inti
pemilik rumah ada di depan, sedangkan bagian depannya gedung baru berlantai 2
dengan pola bangunan khas tempat kos. Aku lihat beberapa orang berkumpul
dihalaman depan juga Fatimah dengan mengenakan jilbab putih, kemeja biru dan rok
panjang biru donker. Kenapa pindah ndukpadahal ibu seneng kamu di sini, kamu
suka bantuin ibu kata seorang wanita berumur lebih dari separuh baya. iya buaku
mau cari suasana lain aja, supaya aku bisa tenang bikin laporan Kalau kak Fatimah
ngga ada, kalau diantara kita ada yang sakit siapa yang bantuin seorang wanita muda
yang aku tebak masih maha siswa juga menimpali. Fatimah tersenyum sambil
mengacak-acak rambut teman kosnya itu kamu boleh kok main ke sana. Bu,
kenalkan ini dokter Budi, yang bantuin saya pindahan sambil mengenalkan aku tanpa
sedikitpun mengenalkan aku pada seorang pria tua yang ada di sebelah ibu kosnya itu.
Sama sekali wajahnya tidak bersahabat.Oala aku kira bojo mu ndukgantenge ku
tersenyum dalam hati mendengarkan ucapan ibu kosnya itu.ah ibu bisa aja Fatimah
tersipu. Aku berharap itu menjadi nyata, dan tidak hanya menjadi pacarnya tapi aku
bisa mengambil semuanya dari dia.Semua temannya berusaha membantu memasukkan
kardus ke dalam fortunerku, tidak lama hanya 1 jam semua barang sudah dimasukkan.
Kami pun segera pamit, pertama kali dia duduk bersebelahan denganku. AKu menancap
gas stelah sebelumnya melambaikan tangan dulu pada ibu kos itu dan teman-temannya,
wajah pria tua yang aku kira adalah suami dari ibu kos itu masih tetap tidak bersahabat.
Mataku coba melirik nakal padanya, tatapannya kosong melihat pemandangan di
sekitar jendela. Lekukan dadanya begitu nampak dan close up di hadapanku, napasnya
naik turun semakin membusungkan dadanya yang tertutup jilbab putihnya. Rok biru
donkernya berbahan lembut, sehingga gampang jatuh, aku lihat bagian tengah rok
antara kedua pahanya jatuh ke paha sehingga menampakkan bentuk pahanya yang
jenjang dan penuh. Fatimah masih menikmati pemandangan sisi jalan dan tidak sadar
kalau aku memperhatikan tubuhnya. Aku memacu mobil menuju alamat yang sudah dia
beritahukan sebelumnya. Di perumahan itu, rumah type 21 yang dia tempati. Luas
tanahnya masih sangat luas belum termaksimalkan. Sisi kanan kiri rumah masih
kosong dan membuat jarak dengan rumah disampingnya. Aku pun segera membantu
menurunkan barang dan membereskan barang di rumah tersebut, hanya berdua. aku
pandangi wajahnya, perhatikan tiap lekuk tubuhnya yang membuat penisku tegang.
Sore itu aku mandi di rumah kontrakannya, aku tidak pernah lupa membawa alat
mandi di mobilku. begitu juga Fatimah yang mandi sebelum aku, meninggalkan bau
harum menyengat di kamar mandi. Kak, makan malam di sini saja ya, sudah aku
masakkan tawarnya Baik lah, pasti masakannya enak sekali timpalku, padahal aku
masih ingin berlama-lama dengan dia.Selepas makan malam kami pun bercengkrama.
Semua barang telah kami rapihkan bersama, hari itu aku habiskan waktu bersama.
Akhirnya selesai juga ya Mah, capek juga ya sahutku mencoba mencairkan suasana,
sambil duduk di sebelahnya yang sedang mengupaskan mangga untukku. Fatimah
tersenyum manis sekali, Iya kak, kakak capek ya, mau aku suapin mangganya?.aku
kaget dengan tawarannya aku berusaha tenang boleh. Dia pun memberikan mangga
yang ada ditangannya, dengan nakal aku coba melahap mangga sampai ke jarinya,
sehingga bibirku menyentuh jarinya. Dia tarik jarinya dari mulutku pelan sekali, sambil
tersenyum. oh godsweet ujarku dalam hati. Mangganya manisapalagi sambil lihat
kamu aku memancing. Fatimah hanya tersenyum, mau lagi? tawarnya, akupun
mengangguk. Suapan kedua ini jarinya lebih lama berada di dalam mulutku.
Sengaja tidak aku lepaskan dan si empunya jari lentik itu tidak keberatan, dia hanya
diam menunggu. Tangan kiriku menyentuh tangan kanannya itu lembut, dia tidak
menolak. aku tempatkan telapak tangannya yang lembut di pipiku, sambil menatap
wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Mata kami saling menatap, wajah kami semakin
mendekatdekat dan dekatsehingga aku rasakan nafasnya menentuh wajahku.
Tangan kananku meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang di dagunya itu.
sedikit aku tarik dagunya sehingga bibirnya terbuka, sengal nafasnya bisa aku rasakan.
Ini mungkin rasanya seorang wanita yang pertama kali melakukan kissing, wanita yang
selama ini berusaha menjaga kehormatannya dan tidak pernah disentuh siapapun
sebelumnya. Matanya terkatup, cantik sekali dia malam ini. Akupun mendekatkan
bibirku dengan bibirnya, aku pagut lembutdia tidak membalas juga tidak
menolak.Kembai aku pagut bibirnya, lembut dan manis kurasakan. ku pagut bibir ats
dan bawahnya bergantian. Kali ini dia mulai merespon, dia membalas pagutanku
dengan memagut bibirku juga, basah dan indah.Pagutan kami semakin liar, aku
pindahkan kedua tanganku disamping wajahnya dengan posisi jari jempol menempel ke
pipinya yang lembut.Keempat jariku berada di bawah telinganya yang masih tertutup
jilbab. aku semakin menarik wajahnya mendekatiku, kecupanku semakin liar yang aku
yakin membangkitkan gairahnya.mhhummm.aummmmm bergantian kami
mengecupi bibir kami. Kini tangan kiriku melingkari leher hingga kepundak
belakangnya, sedangkan tangan kananku menyusup melalui bawah jilbab putihnya yang
lebar kemudian mencari gundukan lembut tepat di dadanya. Tangan kananku
menyentuh sebongkah gundukan lembut yang masih tertutup bra. Mhhpayudara
yang sangat indah. Tangan kananku pun mulai meremas lembut payudara itu.
ehhhmmmmhhmhhmmhhhhh Fatimah kaget dan mendesah sambil tetap
berpagutan dengan bibirku. Sekitar 2 menit meremas-remas dada kirinya, tangan
kananku mencoba mencari kancing kemejanya. Dan ku buka satu demi satu hingga
meninggalkan beberapa kancing bagian bawah yang tetap terpasang.Tangan kananku
lebih aktif lgi masuk ke dalam kemejanya, benar saj, gundukan itu sangat lembut, ketika
kulit tanganku bersentuhan dengan kulit payudaranya yang halus sekali. Tanganku
menyusup diantar bra dan payudaranya, meremas lembut dan sesekali memilin
putingnya yang kecil dan nampak sudah mengeras. mhhhummmmm,.aahhh,
mmhh..m mmm.mmmmphh. mulutnya terus meracau mencoba menikmati
setiap remasanku, matanya masih saja terpejam seolah dia tidak mau melihat kejadian
ini atau dia sedang berusaha benar-benar meresapi rangsangan yang aku buat. Aku
tarik pundaknya sehingga tubuhnya terbaring ke samping kiriku, dan aku pun menarik
bibirku dari bibirnya dengan sedikit suara kecupan yang menggambarkan dua bibir
yang sudah lengket dan sulit dilepaskan. mhuachhaahhh wajahnya memerah dan
matanya masih terpejam, cantik sekali. Kini tangan kananku mengangkat jilbabnya ke
atas, memberikan ruang agar kepalaku bisa masuk kedalamnya. AKu mencium bau
harum dari keringatnya yang mulai mengalir. Dalam keremangan aku milihat leher
jenjangnya yang putih dan halus, tanpa membiarkan waktu berlalu aku segera
mengecupnya lembut dan kecupanku semakin ganas di lehernya aahhh.eengg
ehhhhaahhh .aaa hhh. mulutnya tak berhenti meracau. Tangan kananya meraih
belakang kepalaku dan menekankan kepalaku agar semakin menempel di lehernya,
sedangkan tangan kirinya mendekap punggungku. Untungnya jarang rumah ini dengan
rumah sebelah lumayan jauh, sehingga desahan kami tidak terdengar oleh rumah
sebelah. Aku tidak lupa meninggalkan cupang di lehernya, lalu ciumanku pun turun ke
dadanya. Tangan kananku mencari sesuatu di balik punggungnya, ya kait bra. Setelah
aku dapatkan langsung aku lepaskan. Terlepaslah bra yang selama ini menutupi keduap
payudara indah itu agar tidak meloncat keluar. lalu tangan kananku menarik bra agak
ke atas ke leher Fatimah, sehingga terpampang dua gunung kembar yang sangat
mengagumkan. Benar saja 36C. Aku mulai mencium payudara kanan Fatimah, aku
lakukan masih di dalam jilbabnya, dan akupun tidak melepas semua kancing
kemejanya, sehingga tidak semua bagian tubuhnya terlihat. Namun, itu membuat
sensasi percintaan semakin terasa, tangan kananku sibuk meremas payudara kananya
yang saat ini sudah tidak berpenutup lagi. aaahhhhkaaakk.ahhh..m hhhk
ak..aduuhh..mhh.. Fatimah tidak kuat menahan rangsangan ini, kepalanya
menggeleng ke samping kanan dan kiri, tangan kanannya semakin kuat membekap
wajahku ke arah dadanya. Kini tangan kananku melepas remasan di dadanya, mulai
turun ke bawah, menyentuh kakinya yang masih ber kaos kaki. tangan kananku
menarik roknya menyusuri betis yang tertutup kaos kaki panjang hampir selutut,
setelah itu tanganku menemukan kulit halus yang putih. Tangan kananku menyusuri
paha kirinya dan membuat roknya terangkat sebatas perut. tangan kananku membelai-
belai paha kirinya dan ciumanku sekarang sudah mendarat di payudara kirinya. ahhh
kaaaakkk.kakaaa.k kahh , nafas Fatimah semakin tersengal-sengal, aku tidak
lupa meninggalkan cupang juga di payudara kirinya yang sangat lembut. Penisku
semakin tegang. Lalu aku tarik wajahku dari dadanya, aku duduk di samping tubuhnya
yang terbaring. Bulir keringat mulai membasahi wajahnya yang putih, nafasnya
tersengal, matany amasih terpejam, bibirnya terbuka sedikit. Rok bagian kiri sudah
terangkat sampai ke perut, menyisakan pemandangan paha putih jenjang nan indah,
namun betisnya tertutup kaos kaki yang cukup panjang. Tangan kananku masuk ke
bawah kedua lututnya, tangan kiriku masuk ke dalam lehernya, aku pun memagutnya
lagi dan dia faham apa yang aku maksud. Dia kalungkan kedua tangannya ke belakang
kepalaku. Jangan di sini ya sayangkita masuk saja ke dalam ujarku sambil
mengangkatnya, birbir kami tak henti berpagutan. Lalu aku rbahkan tubuhnya ke kasur
busa tanpa dipan khas milik anak kos. nafasnya terus tersengal, kedua tangannya
meremas kain sprei kasurnya itu. Kini aku berada di kedua kakinya, aku coba tarik
roknya sampai sebatas perut dan aku kangkangkan kakinya. Ciumanku mendarat di
bagian bawah perut, eennggahhh aku tau dia merasa geli dan terangsang hebat,
sambil kedua tanganku mencoba menurunkan celana dalamnya. Gerak tubuhnya pun
tidak menggambarkan penolakan, bahkan dia agak mengangkat pantatnya ketika
tangan ku mencoba melepas celana dalamnya sehingga mudah melewati bagian pantan
dan tidak berapa lama terlepas sudah celana penutup itu. Vagina muda berwarna pink
yang sangat indah, ditumbuhi bulu halus yang rapih tercukup. Baunya pun sangat
wangi. Tapi aku tidak ingin buru-buru, aku ingin Fatimah membiasakan suasananya
dulu. ciumanku jatuh ke pahanya, ke bagian sensitif paha belakang sambil mengangkat
kakinya ke atas. lalu pada sat yang tepat aku mulai turunkan ciumanku di antara
selangkangannya. kaakkahh, aku mencoba menjilati bagian luar vaginanya dari
bawah ke atas, vagina itu mulai lembab dan basah. Lalu aku renggangkan lebih luas lagi
kakinya, dan aku sibak labia mayoda dan labia minora vaginanya, aku temukan lubang
ke wanitaan yang masih sempit namun berwarna merah seakan bekas luka atau lecet.
AKu tidak mempedulukan, karena aku melihat cairan bening meleleh dari dalam lubang
kewanitaan Fatimah, lalu aku jilati dan lidahku pun nakal mencoba masuk ke dalam
lubang kewnitaan itu, terus mencari dan mencarilalu kecupanku pindah ke atas
menemukan benjolan kecil tepat di bawah garis vagina atas, aku gigit-gigit kecil, aku
cium aku sedot, tidak ketinggalan tangan kananku mencoba sedikit demi sedikit masuk
ke vaginanya. aahhhhhuuhhh.mhh.phhh ahhh akakakaahh..kakak
aduuhhaaahhhahhh kepalanya bergeleng tidak teratur ke kanan dan kekiri,kedua
tangannya semakin kuat menggenggam sprei yang dikenakan pada kasur busa tersebut.
ciumanku semakin kuat dan ganas, cairan kewanitaan semakin deras keluar dari lubang
kewanitaan Fatimah. secara bergantian lidahku merangsang lubang vagina dan clitoris,
dan tangan kananku pun tidak tinggal dia. Jika lidahku sedang merangsang klitoris
maka jari tangan kananku berusaha meransang pubang vagina, juga ketika lidahku
bermain-main dan mencoba masuk lebih dalam ke lubang vagina, jempol tanganku
merangang dengan menggesek dan menekan-nekan clitoris Fatimah. aaahhh.aaaaa
uuuuenhhh heee mmmahhaaaa. Tangan kananya sekarang meremas-remas
rambutku dan menekan kepalaku agar lebih dalam lagi mengeksplorasi vaginanya.
Sekitar 15 menit aku mengekplor vaginanya, dia menjambak rambutku dan kemudian
mendorongku. Sekarang posisi kami sama-sama duduk, nafasnya tersengal-sengal tapi
sekarang dia berani membuka matanya menatapku, keringat mengucur dari tubh kami.
Tiba-tiba bibirnya langsung menyerbu bibirku, ciuman kali ini amat liar terkadang gigi
kami beradu, lidah kami saliang bertukar ludah, lidahku coba masuk ke rongga
mulutnya, menjilati dinding-dinding mulutnya. AKu sangat kaget ketika tangannya
menarik kaosku ke atas, melewati mulut kami yang tengah beradu, kemudian
ciumannya turun ke leherku dan ke dadaku. Tanganya tidak berhenti sampai di situ, dia
mulai membuka ikat pinggang celanaku, saat bibirnya masih menciumi dadaku,
tangannya menurunkan celanaku dan kemudian celana dalamku.
Cerita Sex Anak Kuliah - Vaginanya masih sempit tapi tanpa halangan penisku
mulai masuk ke dalam. Dengan kasar Aku tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke
depan sehingga pinggulku menempel ketat pada pinggul Fatimah. Dengan tak kuasa
menahan diri dan berteriak, mungkin sakit. Dari mulut Fatimah terdengar jeritan halus
tertahan, Aduuuh!.., ooooooohh.., aahhsakiit..kaak.., disertai badannya yang
tertekuk ke atas dan kedua tangan Fatimah mencengkeram dengan kuat pinggangku.
Beberapa saat kemudian aku mulai menggoyangkan pinggulku, mula-mula perlahan,
kemudian makin lama semakin cepat dan bergerak dengan kecepatan tinggi diantara
kedua paha halus gadis ayu tersebut. Fatimah berusaha memegang lenganku, sementara
tubuhnya bergetar dan terlonjak
dengan hebat akibat dorongan dan
tarikan penisku pada kemaluannya,
giginya bergemeletuk dan kepalanya
menggeleng-geleng ke kiri kanan di
atas meja. Fatimah mencoba
memaksa kelopak matanya yang
terasa berat untuk membukanya
sebentar dan melihat wajahku,
dengan takjub. Fatimah berusaha
bernafas dan : kaa..kk, aahh,
ooohh, ssshh, sementara aku
tersebut terus menyetubuhinya
dengan ganas. Fatimah sungguh tak
kuasa untuk tidak merintih setiap kali
Aku menggerakkan tubuhku, gesekan
demi gesekan di dinding liang
vaginanya. Setiap kali aku menarik
penisnya keluar, dan menekan masuk
penisku ke dalam vagina Fatimah,
maka klitoris Fatimah terjepit pada
batang penisku dan terdorong masuk
kemudian tergesek-gesek dengan
batang penisku yang berurat itu. Hal
ini menimbulkan suatu perasaan geli
yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Fatimah menggeliat dan terlonjak,
sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat
dilukiskan dengan kata-kata. Sementara tanganku yang lain tidak dibiarkan
menganggur. Tanganku merengkuh punggungnya yang melengkung menahan nikmat,
kemudian aku sibak jilbabnya dan terlihat dua payudara indahnya yang masih
sembunyi dibalik kemeja yang sudha terbuka kancing bagian atasnya, branya pun sudha
tersingkap ke atas menambah sensualitas pemandangan saat itu. Aku tarik
punggungnya sehingga maskin melengkung ke atas, aku pun terus bermain-main pada
bagian dada Fatimah dan Mencium dan kadang menggigit kedua payudara Fatimah
secara bergantian. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan
kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuatku segera mencapai klimaks
dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi aku terus
menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks. Ia memiringkan kepalanya, dan
terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, Ooooh, ooooooh,
aahhmm, ssstthh!. Gadis ayu itu Semakin erat mendekap kepalaku agar semakin
rekat dengan payudaranya, aku tahu pelukan itu adalah penyaluran dari rasa nikmat
dan klimaks yang mungkin sebentar lagi dia rasakan. Kedua pahanya mengejang serta
menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-
turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan, akhirnya
larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu
kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan
seluruh tulangnya copot berantakan.
Fatimah terkulai lemas tak berdaya di atas kasur dengan kedua tangannya terentang
dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penisku tetap terjepit di dalam liang
vaginanya. Itu lah pertama kali dia merasakan indahnya orgasme. Selama proses
orgasme yang dialami Fatimah ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang
hebat yang dirasakan olehku, dimana penisku yang masih terbenam dan terjepit di
dalam liang vagina Fatimah dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisku
serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-
urut seluruha penisku, terlebih-lebih pada bagian kepala penisku setiap terjadi
kontraksi pada dinding vagina Fatimah, yang diakhiri dengan siraman cairan panas.
Perasaanku seakan-akan menggila melihat Fatimah yang begitu cantik dan ayu itu
tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus
terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat
batang penisku. Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Aku membalik tubuh
Fatimah yang telah lemas itu hingga sekarang Fatimah setengah berdiri tertelungkup di
dipan dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arahku.
Aku ingin melakukan doggy style, tanganku kini lebih leluasa meremas-remas kedua
buah payudara Fatimah yang kini menggantung ke bawah, tangunku menyusup lewat
kemeja bagian bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan aku
menggosok-gosok kepala penisku yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari
dalam vagina Fatimah dan menempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Fatimah
dari belakang. Dengan sedikit dorongan, kepala penisku tersebut membelah dan terjepit
dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Fatimah, Fatimah melengguh agak
kencang..aahhgg. ketika penisku mulai menyeruak ke dalam vaginanya lagi. Kedua
tanganku memegang pinggul Fatimah dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga
posisi bagian bawah badan Fatimah tidak terletak pada dipan lagi, hanya kedua
tangannya yang masih bertumpu pada kasur. Kedua kaki Fatimah dikaitkan pada
pahaku. Kutarik pinggul Fatimah ke arahku, berbarengan dengan mendorong pantatnya
ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Iffa, Oooooooh
aahhshhhahh. !, penisku tersebut terus menerobos masuk ke dalam liang
vaginanya dan Aku terus menekan pantatnya sehingga perutnyaku menempel ketat
pada pantat Fatimah yang setengah terangkat. Aku memainkan pinggulnya maju
mundur dengan cepat sambil mulutku mendesis-desis keenakan merasakan penisku
terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vagina Fatimah yang ketat itu. Ahh
ahhhaahhkak..a.duu u..hh mhhteruss mulutnya terus mengaduh, tanda
nikmat tiada tara yang dia rasakan. Tubuhny amaju mundur terdorong desakan
penisku. Karena bagian pantat lebih tinggi dari kepala sehingga kemejanya turn ke
bawah memperlihatkan pungguh mulus dan putih yang sebelumnya tidak pernah dilihat
siapapun. Tangannya sambil terus meremas seprei dan merebahkan kepanaya di kasur.
shhhahh..kakkaahh..adu uhhk ak. semakin kencang teriakannya semakin
menunjukkan kalau dia akan merasakan klimaks untuk kedua kalinya. AKupun
mempercepat doronganku. terus..kakahhjangan berhentiahhkak,
Fatimahmeracau semakin tidak karuan. Dan.diapun mendongakkan kepalanya ke atas
disertai lengguhan panjang aaaaaaa.hhhhhh. dia klimaks untuk kedua kalinya.
AKu cabut penisku dari lubang vaginanya, aku lihat cairan bening semakin banyak
meleleh dari vaginanya. Tubuhnya melemas dan lunglai ketika aku lepaskan. Navasnya
tersengal, pakaian dan jilbabnya kusut tak karuan. Keringat membuat pakaian dia yang
tidak dilepas sama-sakeli menjadi basah. Namun dia memang wanita yang pandai
merawat tubuhnya, bahkan keringatnya pun harum sekali baunya. Setelah aku biarkan
dia istirahat beberapa menit sambil meresapi orgasme untuk keduakalinya. Kemudian
Aku merubah posisi permainan, dengan duduk di sisi tempat tidur dan Fatimah kutarik
duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuanku. Aku menempatkan penisku
pada bibir kemaluan Fatimah yang tampak pasrah dengan perlakuanku, Lalu aku
mendorong sehingga kepala penisku masuk terjepit dalam liang kewanitaan Fatimah,
sedangkan tangan kiriku memeluk pinggul Fatimah dan menariknya merapat pada
badanku, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penisku menerobos masuk ke dalam
kemaluan Fatimah. Tangan kananku memeluk punggung Fatimah dan menekannya
rapat-rapat hingga kini badan Fatimah melekat pada badanku. Kepala Fatimah
tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan
yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulutku bisa melumat bibir Fatimah yang
agak basah terbuka itu.Dengan sisa tenaganya Fatimah mulai memacu dan terus
menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar,
sehingga penisku seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai terasa di perutnya.
Karena stamina yang sudha terkuras dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan
Fatimahs emakin melemah. Aku pindahkan kedua tanganku ke arah pinggannya dan
tanganku mulai membantu mengangkat dan mendorong pinggul Fatimah agar terus
bergoyang. Aku ihat penisku timbul tenggelam dibekap lubang vaginanya yang hangat.
Rintihan tak pernah berhenti keluar dari mulutnya. shhahsshhhahhh..
Goyangannya teratur, setelah sekian lama dengan posisi itu, Fatimah mulai bangkit lagi
libidonya, dengan tenaga sisa dia mulai membantu tangaku dengan menggerakkan
pinggulnya lebih cepat lagi. Kedua tangannya kini merangkul kepalaku dan
membenamkannya ke kedua gunug kembarnya yang besar dan halus. Aku tahu dia akan
mengalami klimaksnya yang ketiga. Aku kulum dan lumat payudaranya, kepala Fatimah
menengadah merasakan nikmat yang tiada tara atas rangsangan pada dua titik
tersensitifnya. Tak berselang kemudian, Fatimah merasaka sesuatu yang sebentar lagi
akan kembali melandanya. Terus, terus, Fatimah tak peduli lagi dengan gerakannya
yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa
yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Fatimah tak peduli lagi,
Aaduuuh, eeeehm..ahhkaa..kkaahhh, Fatimah memekik lirih sambil
menjambak rambutku memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur
tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku. Kemudian kembaliku
gendong dan meletakkan Fatimah di atas meja dengan pantat Fatimah terletak pada
tepi dipan dan kasur, kedua kakinya terjulur ke lantai. Aku mengambil posisi diantara
kedua paha Fatimah yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kananku
menuntun penisku ke dalam lubang vagina Fatimah yang telah siap di depannya. Aku
mendorong penisku masuk ke dalam dan menekan badannya. Desah nafasnya
mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin
cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh
Fatimah yang terkapar lemas dan pasrah terhadap apa yang akan aku lakukan. Badan
gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penisku. Fatimah benar-benar
telah KO dan dibuat benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang
keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya
mencengkeram Sprei. Dan aku sekarang merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-
akan mendesak dari dalam penisku yang menimbulkan perasaan geli pada ujung
penisku. Aku mengeram panjang dengan suara tertahan, Agh, terus, dan pinggulku
menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu,sehingga buah pelirku
menempel ketat dan batang penisku terbenam seluruhnya di dalam liang vagina
Fatimah. Dengan suatu lenguhan panjang, Sssh, ooooh!, sambil membuat gerakan-
gerakan memutar pantatnya, aku merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang
diakibatkan oleh *an air maninya ke dalam vagina Fatimah. Ada kurang lebih lima detik
aku tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhku bergetar
hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan
Fatimah yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu *an hangat dari
pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya. Aku
melihatnya lemas dengan jilbab dan pakaian yang sudah nggak keruan bentuknya lagi.
aku melihatnya menunduk sedih sambil menangis. Aku faham, gadis seperti dia tidak
mungkin mudah untuk melakukan hal ini, tapi kali ini aku benar-benar membuatnya
tak berdaya dan mengikuti nafsu duniawi. Kak dia membuka perakapan ditengah
hening kami menikmati pertempuran yang baru saja selesai. Ya sayang sambil ku
peluk dia. Kakak mau tanggung jawab kan? Kakak mau menikahi Fatimah kan?
parau suaranya terdengar.Aku tersentak aku tak menyangka kalau dia
langsungmengatakan itu. Tapi aku benar-benar tidak tega melihat kondisinya yang
sudah menyerahkan semuanya kepadaku. Aku pun ingin memilikinya dan mengakhiri
semua kebiasan burukku. AKu berjanji meninggalkan pacarku kalau dia mau menikah
denganku, kenyataannya sekarang itu sudah di depan mata.i..iya..Mahkakak akan
tanggung jawabkakak akan menikahi kamu sahutku. Dalam wajah sedihnya kuliah
bibirnya menyunggingkan sedikit senyum. Dan kamipun tertidur dengan saling
memeluk seakan berharap agar pagi tak segera hadir. Semenjak kejadian pertama ini,
Fatimah jadi agresif dalam hal bercinta.Terkadang dia sendiri yang meminta dientot
tanpa aku minta.Berbagai gaya sudah kami coba.Selang berapa tahun kemudian kami
menikah dan mempunyai anak satu perempuan yang kita namai Yunita
ABG Bispak Telanjang, Bokep Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot Janda, Cerita
Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita
SE, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita Skandal, Cerita
Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket ABG
Bispak Telanjang, Toket Gede MulusGede Mulus, Skandal Seks, Toket ABG Bispak,
Toket Gede Mulus, ABG Bispak, Bokep Asia, Bokep Indonesia, Cerita Seks Indonesia,
Cerita Seks Dewasa, Cerita Ngentot Janda, Cerita Pemerkosan, Cerita Seks Sedarah,
Tante Girang, Cerita Pemuas Tante Girang, Cerita Selingkuh, Cerita Ngentot Perawan,
ABG Skandal