Osteoblast Ui
Osteoblast Ui
Osteoblast Ui
TINJAUAN PUSTAKA
5 Universitas Indonesia
2.1.1.2 Osteoblas
Osteoblas adalah sel mononukleat yang berasal dari sel mesenkim yang
mensintesis protein matriks tulang kolagenous dan nonkolagenous.3,14 Osteoblas
berfungsi untuk mensisntesis komponen organik dari matriks tulang (kolagen tipe I,
proteoglikan, dan glikoprotein), mengendapkan unsur organik matriks tulang baru
yang disebut osteoid. Osteoid adalah matriks tulang yang belum terkalsifikasi, serta
belum mengandung mineral, namun tidak lama setelah deposisi osteoid akan segera
mengalami mineralisasi dan menjadi tulang.12,13 Osteoblas mengandung enzim
fosfatase alkali, yang digunkan dalam percobaan sebagai penanda sitokimia untuk
membedakan preosteoblas dengan fibroblas. Secara fungsional, enzim ini dapat
memecah ikatan fosfat secara organik. Fosfat yang dibebaskan akan berkontribusi
terhadap inisiasi dan pertumbuhan progresif dari kristal mineral tulang.10,14
Osteoblas sebagai sel sekretori yang aktif secara metabolik, menghasilkan
sejumlah bone morphogenetic protein (BMP) superfamily, yaitu BMP-2, BMP-7, dan
perubahan pertumbuhan faktor , dengan tambahan insulin-like growth factors (IGF-I
dan IGF-II), platelet-derived growth factors (PDGF), fibroblastic growth factors
(FGF), TGF-, Interleukin I dan PDGF (Platelet-Derived Growth Factor) dan osteoid
yang sebagian besar terdiri dari kolagen tipe I.3,14 Ekspresi produk-produk osteoblas
ini terjadi selama embriogenesis tulang, perawatan (remodeling) dan perbaikan.
Sebagai contoh, selama remodeling, osteoid terbentuk sekitar 2-3m per hari; pada
ketebalan sekitar 20m (setelah periode maturasi yang memakan waktu sekitar 10
hari), dibawah perlindungan dari osteoblas, osteoid termineralisasi 1-2m per hari.
Jangka waktu hidup osteoblas manusia sekitar 1-10 minggu, dimana pada waktunya
sel-sel ini akan menghilang (contohnya dengan mekanisme apoptosis), beberapa akan
menjadi sel tepi dan sekitar 15% menjadi osteosit.3
Universitas Indonesia
2.1.1.4 Osteoklas
lingkungan mikro untuk proses resorpsi tulang. Zona perlekatan antara batas berkerut
dan tulang, mengisolasi permukaan lingkungan mikro, menyediakan enzim
tambahan, seperti karbonik anhidrase untuk menurunkan pH, lalu membangun
solubilitas dari matriks inorganik dari kalsium dan fosfatase dan memaparkan matriks
organik pada enzim proteolitik ini.
Batas yang berkerut ini membangun wilayah resorptif dari osteoklas dimana
terjadi penghancuran enzimatik pada permukaan tulang. Osteoklas menghasilkan
asam, kolagenase, dan enzim proteolitik lain yang menyerang matriks tulang dan
membebaskan substansi dasar yang mengapur dan secara aktif terlibat dalam
pembersihan debris yang terjadi selama resorpsi tulang.3,13
normal selalu sama, yaitu: resorpsi tulang oleh osteoklas, fase reversal, lalu diikuti
pembentukan tulang oleh osteoblas untuk memperbaiki defek.
Selama resorpsi tulang, osteoklas melepaskan faktor local dari tulang, dimana
memiliki dua efek: menghambat fungsi osteoklas dan stimulasi aktivitas osteoblas.
Lebih lanjut lagi, osteoklas memproduksi dan melepaskan faktor yang memiliki efek
pengaturan yang negatif pada aktivitasnya dan mendorong fungsi osteoklas. Akhirnya
saat osteoklas menyelesaikan siklus resorptif, mereka akan mensekresikan protein
yang nantinya akan menjadi substrat untuk perlekatan osteoblas. Resorpsi tulang
mengikutsertakan beberapa tahap yang langsung mengarah pada pembuangan baik
mineral dan konstituen organik dari matriks tulang oleh osteoklas, dibantu oleh
osteoblas. Tahap pertama adalah pengerahan dan penyebaran progenitor osteoklast ke
tulang. Sel-sel progenitor ditarik dari jaringan haemophoietik seperti sumsum tulang
dan jaringan slenic ke tulang melalui aliran darah sirkulasi. Mereka akan
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi osteoklas melalui mekanisme yang
menyertakan interaksi sel terhadap sel dengan sel stromal osteoblas. Tahap
selanjutnya melibatkan persiapan permukaan tulang dengan pembuangan lapisan
osteoid yang tidak termineralisasi oleh osteoblas, yang memproduksi beragam enzim
proteolitik, dalam beberapa matriks metalloproteinase, kolagenase dan gelaitnase.
Setelah osteoklas meresorpsi maksimum, maka akan terjadi transisi dari
aktivitas osteoklastik menjadi aktivitas osteoblastik. Peristiwa transisi ini dikenal
dengan fase reversal, yang terjadi selama ~9 hari. Pembentukan tulang muncul dari
kompleks peristiwa yang melibatkan proliferasi sel mesenkim primitif, diferensiasi
menjadi sel prekursor osteoblas (osteoprogenitor, pre-osteoblas), pematangan
osteoblas, pembentukan matriks dan akhirnya mineralisasi. Osteoblas berkumpul
pada dasar kavitas resorpsi dan membentuk osteoid yang mulai untuk mineralisasi
setelah 13 hari pada rasio awal ~1m/hari. Osteoblas terus membentuk dan
melakukan mineralisasi osteoid hingga kavitas terisi. Waktu kavitas terisi hingga
permukaan adalah 124-168 hari pada individu normal.20,21
Universitas Indonesia
Seperti yang telah dijelaskan diatas, penyembuhan jaringan tulang terdiri dari
regenerasi dan perbaikan. Namun perbaikannnya tergantung dari karakteristik luka.
Faktor-faktor yang dapat mengganggu formasi jaringan tulang karena luka, yaitu:16
1. Kegagalan pembuluh darah untuk berproliferasi pada luka
2. Improper stabilisasi pada coagulum dan jaringan granulasi pada luka
3. Ingrowth of non-osseous tissue dengan aktivitas proliferasi yang tinggi
4. Kontaminasi bakteri.
Universitas Indonesia
2.3.2 Osteoinduksi
Osteokonduksi merupakan suatu proses untuk menstimulasi osteogenesis.
Graft osteoinduktif dapat digunakan untuk meningkatkan regenerasi tulang, dan
tulang dapat tumbuh atau meluas sampai ke daerah dimana yang secara normal jarang
ditemukan.
2.3.3 Osteokonduksi
Ostekonduksi memberikan sebuah matriks fisik atau scaffolding yang sesuai
untuk deposisi dari tulang baru. Graft osteokonduktif dapat merangsang pertumbuhan
tulang dan menyebabkan aposisi tulang dari tulang yang telah ada, tetapi tidak
memproduksi formasi tulang ketika diletakkan didalam jaringan lunak. Untuk
merangsang pertumbuhan tulang melalui permukaannya, suatu graft osteokonduktif
memerlukan kehadiran tulang yang ada atau sel mesenkim yang terdiferensiasi.
Semua proses bahan graft tulang setidaknya mempunyai salah satu dari tiga
proses tersebut.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
menyebabkan luka baru pada daerah tersebut, dan kemungkinan tidak dapat
mencukupi jumlah tulang yang dibutuhkan apabila diambil dari daerah intraoral.3,6
Universitas Indonesia
Ketiga jenis graft tulang diatas tersedia dalam bentuk bubuk, butiran dan blok.
Namun, bentuk-bentuk tersebut akan sulit digunakan ketika kerusakan tulang
memiliki akses yang sulit untuk penempatan graft dan saat kavitas harus terisi secara
homogen dengan biomaterialnya. Untuk itu, penggunaan graft tulang dalam bentuk
pasta yang dapat diinjeksikan mampu mengatasi permasalahan tersebut.6
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.5.3 Kitosan
Kitosan merupakan polimer linear dari -(1-4)-2 acetamido-2-deoxy-D-
glucopyranose dimana semua residu terdiri dari kelompok amino -NH2. Hal ini
disebut deaseltilisasi penuh. Dalam kenyataannya, rentang deasetilasi umumnya 70-
90%. Kitosan dibuat sebagai produk deasetilasi (deacetylation) chitin
(aminopolysaccharide). Secara komersial, kitin diisolasi dari kerangka hewan laut
kerang-kerangan seperti udang, kepiting setelah bagian yang bisa dimakan
dilepaskan.
Kitosan telah diteliti secara luas sebagai biomaterial. Telah dilaporkan bahwa
kitosan meningkatkan rasio penyembuhan luka, wound strength mendukung
pertumbuhan sel dan memberikan hasil yang baik dalam aplikasi pada bidang
rekayasa jaringan. Meningkatkan penyembuhan luka telah diketahui karena
kemiripannya dengan molekul matriks ekstraselular seperti asam hialuronik. Kitosan
Kitosan juga menunjukkan bakteriostatik dan fungistatik yang mencegah infeksi.
Kationik alaminya yang tinggi juga telah dilaporkan dapat mendorong adhesi sel.
Perbedaan respon biologis yang diteliti dapat dikarenakan oleh perbedaan derajat
deasetilasi, berat molekul, sumber, dan persiapan sampel yang digunakan dalam
penelitian yang.7,8
2.5.4 Xenograft
Xenograft merupakan graft tulang yang diambil dari spesies lain dan
digraftkan pada yang lain. Spesien lain yang biasa digunakan, yaitu sapi muda, babi.6
Xenograft yang digunakan dalam pasta ini adalah xenograft yang didemineralisasi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
PASTA IBX,
PERTUMBUHAN
DEFEK TULANG IHA-C dan IHA
TULANG BARU
BERBAGAI
KONSENTRASI
Penyakit Trauma
periodontal
Keterangan: Pada defek tulang yang besar yang disebabkan oleh penyakit periodontal dan trauma,
memerlukan suatu bahan substitusi tulang untuk pertumbuhan tulang baru. Dalam hal ini pemberian
pasta IBX, IHA-C, dan IHA diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan tulang baru
Universitas Indonesia