Kimia Indikator Asam Basa
Kimia Indikator Asam Basa
Kimia Indikator Asam Basa
com/
Disusun oleh:
Antonius Gerraldy (4)
Ehowu Hia (9)
Feren Jessica R. (12)
Jessica (18)
Jessica Nathania (19)
Mempelajari Indikator Asam Basa meliputi Lakmus merah, Lakmus biru, Metil
Merah, Metil Orange, Fenolftalein, Bromtimol biru
C. DASAR TEORI
Untuk mengetahui suatu larutan adalah asam atau basa, kita terlebih dahulu harus
memiliki indikator asam basa. Indikator asam basa itu sendiri adalah suatu senyawa
organik yaang dipakai untuk mengetahui titik akhir titrasi asam basa. Indikator ini
sensitif dengan perubahan pH dalam larutan. Jadi pada kisaran pH tertentu indikator
ini mengalami perubahan baik dalam warna ataupun skala. Indikator asam basa itu
sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu alami dan buatan.
Indikator alami berasal dari bahan organik. Indikator alami hanya bisa menunjukkan
apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-
nya. Perubahan warna indikator alami bergantung pada warna jenis tanamannya.
Contohnya ekstrak kembang sepatu, ekstrak bunga mawar, kunyit, dll.
Indikator buatan adalah indikator yang sudah dibuat dilaboratorium atau di pabrik
bahan kimia, kita tinggalmenggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa,
dan garam biasanya digunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus
merah dan lakmus biru. Indikator asam basa buatan lainnya adalah indikator
universal, fenolptalin, metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan pH meter.
Kertas lakmus merah dan lakmus biru biasanya hanya digunakan untuk menguji sifat
asam dan basa saja. Kertas lakmus merah didalam larutan asam akan tetap merah, di
dalam larutan basa akan berwarna biru. Kertas lakmus biru di dalam larutan basa akan
berwarna biru, di dalam larutan asam akan berwarna merah.
Indikator Universal ada yang berbentuk kertas, batangan atau stik, dan berwujud cair.
Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk
menentukan derajat keasaman atau pH larutan.
http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
Indikator universal kertas berwarna kuning jika dicelupkan ke dalam asam akan
berubah menjadi warna merah atau jingga, jika dicelupkan ke dalam basa akan
berubah menjadi biru atau ungu.
Indikator universal stik penggunaannya hampir sama
dengan indikator universal kertas, indikator ini
tinggal dicelupkan pada larutan yang akan diuji
kemudian bandingkan warna yang muncul dengan
warna standar yang ada pada kotaknya dan ada skala
pH-nya.
2 Tabung Reaksi - 12
3 Pipet Tetes - 16
4 Tissue - -
5 Mortar - 1
6 Alu - 1
7 Akuades 200 mL -
8 Buah Bit - -
9 Kunyit - -
10 Kol Ungu - -
12 Kulit Manggis - -
13 Bunga Telang - -
14 Bunga Sepatu - -
15 Bunga Bougenville - -
16 Larutan Asam - -
17 Larutan Basa - -
18 Larutan A - -
19 Larutan B - -
20 Larutan C - -
21 Larutan D - -
22 Larutan E - -
23 Larutan F - -
26 Indikator Universal - 6
27 pH meter - 2
E. LANGKAH KERJA
i) Indikator Alami
Ambil larutan
Asam Basa
F. HASIL PERCOBAAN
I. Mempelajari Indikator alami
Keterangan:
Sifat * =sifat larutan berdasar hasil dari indikator lakmus merah dan lakmus
biru (asam/basa).
pH** =perkiraan pH berdasarkan warna yang dihasilkan indikator MM, MO,
PP, BTB dan setelah membuat trayek perubahan warna indikator.
pH*** =perkiraan pH setelah menggunakan indikator universal
pH**** =perkiraan pH dengan pH meter
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami akan membahas tentang Indikator asam basa. Kami
telah melakukan percobaan terhadap ekstrak dari: buah bit, kunyit, kol ungu, bunga
mawar merah, kulit manggis, bunga telang, bunga sepatu, dan bunga bougenville
untuk membuktikan bahwa bahan-bahan alami juga mampu dijadikan indikator asam
basa. Ketika kami menyampurkan antara larutan asam atau basa dengan indikator
yang telah disediakan, terjadi perubahan warna yang berbeda dari warna asli larutan
indikator tersebut. Warna antara larutan asam dan larutan basa yang ditetesi indikator
yang sama pun menghasilkan warna yang berbeda. Ini berarti terjadi pergeseran
kesetimbangan ketika ditambah atau dikurangi ion H+ .
Berdasarkan data hasil percobaan di atas :
Ekstrak Buah bit mengalami perubahan warna menjadi Nila ketika dimasukkan dalam
larutan asam, dan menjadi Kuning Muda ketika dimasukkan dalam larutan basa. Hal
ini memperlihatkan warna ungu yang menjadi warna asli dari bit mengalami
perubahan ketika dimasukkan dalam larutan asam basa.
Ekstrak Kunyit yang memiliki warna asli kuning tetap berwarna kuning ketika di
campurkan ke dalam larutan asam dan basa. Namun, antara larutan asam dan basa
memiliki tingkat kuning yang berbeda. Kuning pada larutan basa lebih tua daripada
pada larutan asam.
http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
Ekstrak Kol Ungu yang memiliki warna asli Ungu, berubah menjadi pink tua ( lebih
muda) pada larutan asam, dan menjadi kuning kehijauan pada larutan basa. Perubahan
warna yang terjadi memperlihatkan bahwa kol ungu dapat menjadi indikator asam
basa.
Ekstrak Bunga Mawar Merah yang berwarna asli merah mengalami perubahan warna
menjadi pink (lebih muda) pada larutan asam, dan menjadi kuning kehijauan pada
larutan basa. Perubahan warna yang terjadi memperlihatkan bahwa bunga mawar
merah dapat menjadi indikator asam basa.
Ekstrak kulit manggis yang berwarna asli coklat mengalami perubahan warna menjadi
pink pada larutan asam dan menjadi kuning tua pada larutan basa. Perubahan warna
pada kedua larutan sangat jelas terlihat dan mampu memperlihatkan bahwa ekstrak
kulit manggis dapat dijadikan indikator asam basa.
Ekstrak Bunga Telang yang berwarna asli biru mengalami perubahan warna menjadi
pink pada larutan asam dan menjadi kuning muda pada larutan basa. Perubahan warna
pada kedua larutan juga sangat jelas terlihat dan mampu memperlihatkan bahwa
ekstrak bunga telang dapat dijadikan indikator asam basa.
Ekstrak bunga sepatu yang berwarna asli merah mengalami perubahan warna menjadi
menjadi pink (lebih muda) pada larutan asam dan menjadi kuning muda pada larutan
basa. Perubahan warna yang terjadi memperlihatkan bahwa bunga sepatu dapat
menjadi indikator asam basa.
Ekstrak bunga bougenville yang berwarna asli jingga mengalami perubahan warna
menjadi pink kusam pada larutan asam dan menjadi kuning muda pada larutan basa.
Perubahan warna yang terjadi memperlihatkan bahwa bunga bougenville dapat
menjadi indikator asam basa.
Selain melakukan percobaan terhadap bahan alami, kami juga melakukan percobaan
terhadap Indikator buatan berupa kertas lakmus merah, lakmus biru, larutan Metil
jingga, Metil Orange, Fenolftalein, Bromtimol Biru, Indikator Universal, dan pH
meter. Indikator tersebut akan dicampurkan dengan larutan A, B, C, D, E, F yang
belum diketahui memiliki sifat asam atau basa. Dan kemudian akan didapatkan sifat
dari larutan tersebut setelah dicampurkan dengan indikator.
http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
MO
2,9 4,0
MM
6,3
4,2
BTB
6,0 7,6
PP
8,3 10,0
Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, didapat pH<2,9,
hal ini berarti larutan A bersifat asam.
Berdasarkan indikator universal dibawah ini, terlihat bahwa pH larutan ini senilai 2,
ini berarti larutan bersifat asam.
Hasil nilai pH dari indikator universal tidak berbeda jauh dengan nilai pH dari pH
meter.
Karena semua indikator mengatakan Larutan A bersifat asam, maka dapat dikatakan
larutan A bersifat asam.
Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, didapatkan nilai
kisaran pH 2,9 sampai 4,0, ini berarti larutan bersifat asam.
Lalu berdasarkan indikator universal yang ada dibawah ini, terlihat bahwa pH larutan
ini senilai 3,5 ini berarti larutan bersifat asam.
Karena semua indikator mengatakan Larutan B bersifat asam, maka dapat dikatakan
larutan B bersifat asam.
Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, didapat pH antara
2,9 sampai 4,2, hal ini berarti larutan C bersifat asam.
http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
Berdasarkan indikator universal yang telah kami cantumkan terlihat bahwa pH larutan
ini senilai 5, ini berarti larutan bersifat asam.
Karena semua indikator mengatakan Larutan C bersifat asam, maka dapat dikatakan
larutan C bersifat asam.
Larutan D tidak mengubah kertas lakmus biru dan mengubah kertas lakmus merah
menjadi biru, sehingga berdasarkan kertas lakmus, larutan D bersifat basa.
Berdasarkan pH meter ditampilkan nilai pH adalah 11,5 yang artinya basa.
Trayek Perubahan Warna Indikator dari Larutan D:
MO
2,9 4,0
MM
6,3
4,2
BTB
6,0 7,6
PP
8,3 10,0
Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, didapat pH antara
8,5 sampai 10, hal ini berarti larutan D bersifat basa.
Berdasarkan indikator universal yang ada dibawah ini, terlihat bahwa pH larutan ini
senilai 6, ini berarti larutan bersifat asam. Hal ini tidak sesuai dengan data
sebelumnya yang lebih banyak mengatakan basa, maka sepertinya telah terjadi
kekeliruan dalam kelompok kami ketika memasukkan kertas indikator ke dalam
larutan yang kami anggap D yang ternyata adalah E.
Walaupun tidak semua indikator menyatakan larutan D bersifat basa, namun sebagian
besar mengatakan basa, sehingga dapat disimpulkan kalau larutan D bersifat basa.
Larutan E tidak mengubah kertas lakmus merah ataupun biru, ini berarti larutan
bersifat netral. Berdasarkan pH meter, nilai pH larutan ini adalahh 9,7. Hal ini
kembali berbeda dengan data sebelumnya, sehingga kami tidak bisa mengatakan sifat
dari larutan ini.
http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
Apabila di lihat dari rata-rata pH kemungkinan larutan ini adalah larutan netral. Untuk
itu, kesalahan pH meter bisa disebabkan karena tidak benar saat mengkalibrasi pH
meter dan ketidakcocokan pH meter dengan larutan E.
Masing- masing data tidak mendukung. Antara lakmus degan trayek perubahan warna
masih berselisih sedikit, namun antara lakmus dengan indikator universal dan pH
meter dapat dikatakan berbeda. Tapi apabila di lihat rata-ratanya maka larutan F dapat
dikatakan netral. Sedangkan kesalahan dapat terjadi kembali karena tidak benar saat
mengkalibrasi pH meter dan ketidakcocokan pH meter dengan larutan F dan juga
kekeliruan kelompok kami dalam mencocokkan indikator universal dengan kotaknya.
Keterangan:
*Deret kiri ke kanan gambar larutan A, B, C, F, dicampurkan dengan:
MM, MO, PP, BTB, lakmus biru, lakmus merah
H. KESIMPULAN
Indikator Alami
i) Bahan alami dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Dari 8 bahan alam
yang tersedia, semuanya dapat digunakan sebagai indikator alami.
ii) Indikator Alami akan mengalami perubahan warna ketika tercampur dengan
larutan asam ataupun basa. Sedangkan, bahan alami yang tidak mengalami
perubahan warna, berarti tidak bisa dijadikan sebagai indikator.
iii) Kebanyakan indikator alami apabila dicampur dengan larutan basa akan
mengalami perubahan warna menjadi kuning.
iv) Indikator alami hanya mampu memperlihatkan suatu larutan asam atau basa saja
dan tidak bisa menampilkan nilai pH secara tepat.
i) Lakmus merah akan tetap merah apabila bercampur dengan larutan asam dan
netral, dan akan menjadi biru ketika bercampur dengan larutan basa. Sedangkan,
lakmus biru akan tetap biru apabila bercampur dengan larutan basa dan netral, dan
akan menjadi merah ketika bercampur dengan larutan asam.
ii) Indikator seperti MM, MO, PP, dan BTB akan mengalami perubahan warna
apabila bercampur dengan larutan asam atau basa. Dan secara jelasnya dapat
dilihat di bawah ini:
http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
Indikator Warna pH
Phenolptalein Tak Berwarna Merah 8,3 10,0
Brom timol biru Kuning Biru 6,0 7,6
Metil Merah Merah Kuning 4,2 6,3
Metil Jingga Merah Kuning 2,9 4,0
Indikator Universal
pH meter
Keseluruhan
Setiap indikator dapat digunakan untuk mengetahui suatu larutan asam atau basa,
namun untuk mendapatkan hasil yang akurat, kita harus menyingkirkan faktor dari
luar yang dapat mempengaruhi kondisi indikator sehingga dapat membuat kesalahan
dalam pengamatan.
I. Pertanyaan
Manakah dari indikator-indikator di atas yang dapat secara tepat memperkirakan pH?
Indikator yang dapat secara tepat dan cepat memperkirakan pH adalah pH meter
sebab dapat memperlihatkan nilai pH secara langsung dan memiliki ketelitian lebih
tinggi (satu angka di belakang koma) daripada indikator yang lain. Sementara
indikator yang lain, seperti indikator universal hanya menampilkan nilai pH secara
bulat, termasuk indikator universal cair yang hanya memperlihatkan perkiraan nilai
pH dan bergantung pada masing-masing indikator cair (MM, MO, BTB, FP) untuk
mempersempit jangkauan perkiraan nilai pH, juga kurang efisien karena harus
membuat trayek terlebih dahulu. Begitu juga dengan kertas lakmus yang hanya
mampu memperlihatkan suatu larutan asam, netral, atau basa (hanya mampu
memperlihatkan pH<7, pH=7, atau pH>7). Apalagi indikator alami yang hanya
memperlihatkan perubahan warna ketika ditetesi dengan larutan asam atau basa,
sehingga tidak bisa digunakan apabila ingin mengetahui suatu larutan asam atau basa.
Indikator alami mengharuskan kita mengetahui terlebih dahulu larutan tersebut asam
atau basa dan perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi, barulah kita bisa
menggunakannya sebagai indikator asam basa.
http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
J. DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA kelas XI semester 2. Jakarta: Erlangga
Sijojong, Elyza. Laporan Kimia Asam-Basa.
http://www.scribd.com/doc/42546479/laporan-kimia. (diakses tanggal 1 Februari
2010)
Okta. Pengertian Asam, Basa, dan Garam.
http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-asam-basa-dan-
garam/ . (diakses tanggal 31 Mei 2010)