Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Farmakokinetika Captopril

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

armakokinetika dan Farmakodinamika Captopril

Farmakokinetika CaptoprilC a p t o p r i l c e p a t d i a b s o r p s i t e t a p i m e m p u n y a i d u r a s i
k e r j a y a n g p e n d e k , s e h i n g g a bermanfaat untuk menentukan apakah seorang pasien akan
berespon baik pada pemberian Captopril . Dosis pertama Captopril harus diberikan pada malam
hari karena penurunan tekanan darah mendadak mungkin terjadi; efek ini akan meningkat
jika pasien mempunyai kadar sodium rendah.Farmakodinamika CaptoprilCaptopril dapat
menyebabkan hiperkalemia karena menurun

kan produksi aldosteron,sehingga suplementasi kalium dan penggunaan diuretik
hemat kalium harus dihindari jika pasien mendapat terapi ACEI. Batuk kering yang
merupakan efek samping yangdijumpai pada 15% pasien yang mendapat terapi ACE
Parameter Farmakokinetika

Parameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari model

kompartemen berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh dan atau metabolitnya dalam darah,

urine atau cairan hayati lainnya. Darah merupakan tempat yang paling cepat dicapai obat dan

paling ideal sebagai data penetapan kadar obat dalam tubuh, karena darah yang mengambil obat

dari tempat absorpsi lalu menyebarkannya ke tempat kerja dan membuangnya melalui proses

eliminasi. Berikut beberapa parameter farmakokinetika.

1. Bioavailabilitas

Bioavailabilitas adalah jumlah dan kecepatan obat yang diabsorpsi melalui jalur

pemberian tertentu masuk ke sirkulasi sistemik. Besarnya nilai bioavailabilitas umumnya

dibandingkan dengan jumlah obat yang masuk sirkulasi sistemik melalui pemberoan injeksi

intravena (IV). Pada pemberian IV obat dianggap 100% masuk ke dalam tubuh. Sehingga

bioavailabilitas menunjukkan % (fraksi) obat yang terabsorpsi. Cara menghitung bioavailabilitas

adalah membagi luas di bawah kurva (area under the curve, AUC) pada kurva hubungan antara

kadar obat versus waktu setelah pemberian obat tunggal dibagi dengan AUC pemberian obat

yang sama melalui injeksi IV (Priyanto, 2010).

2. Kliren Total
Kliren (Cl) ialah kecepatan obat dibersihkan dari dalam tubuh atau volume plasma yang

dibersihkan dari obat persatuan waktu (volume/waktu). Kliren total adalah jumlah kliren dari

berbagai organ, seperti hepar, ginjal, empedu, paru paru, dan lain lain. Namun demikian,

kliren total sudah cukup jika diwakili dari jumlah kliren hepar ditambah dengan kliren ginjal.

Cara menghitung kliren :

Cl =

Keterangan :

Ro = Kecepatan obat dibersihkan dari dalam tubuh (mg/menit)

Cp = Kadar obat dalam plasma

Cl = Kliren (Priyanto, 2010).


3. Volume Distribusi (Vd)

Volume distribusi (Vd) adalah volume perkiraan (apparent) obat terlarut dan terdistribusi

dalam tubuh. Semakin besar nilainya, semakin luas distribusinya. Cara menghitung Vd :

Vd =

Keterangan :

CPO = Kadar obat dalam plasma pada waktu nol (kadar tinggi)

Vd = Volume distribusi

Menghitung Vd sama dengan menghitung volume tempat obat dilarutkan. Contoh :

1000 mg serbuk obat dimasukkan dalam beker glas yang berisi air, setelah larut cairan diambil

dan ditetapkan kadarnya diperoleh kadar 1 mg/ml. Berapa volume air tempat obat melarut

tersebut?

Volume = = = 1000 ml

Disamping rumus di atas, Vd dapat dihitung berdasarkan rumus :

Vd =

Keterangan :

Cl = Kliren

K = Konstanta kecepatan eleminasi (Priyanto, 2010).


4. Waktu Paruh (t )

Waktu paruh (t ) menyatakan waktu yang diperoleh oleh sejumlah obat untuk berkurang

menjadi separuhnya.

Harga t untuk reaksi orde pertama dapat diperoleh dari persamaan berikut :

t1/2 =

Dari persamaan itu tampak bahwa untuk reaksi orde pertama, t adalah konstan. Tanpa perlu

diperhatikan berapajumlah atau konsentrasi obat pada keadaan awal, maka waktu yang

diperlukan untuk berkurang menjadi separuhnya adalah konstan.

Adapun t orde nol berjalan tidak tetap. Harga t reaksi orde nol adalah sebanding

dengan jumlah atau konsentrasi awal obat dan berbanding terbalik dengan tetapan laju reaksi

orde nol, Ko :

t1/2 =

Oleh karena t1/2 berubah secara berkala dengan berkurangnya konsentrasi obat, maka t 1/2

untuk reaksi orde nol ini hanya sedikit kegunannya (Shargel dan Andrew, 2005).

Anda mungkin juga menyukai