Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Iv

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

Farmakokinetika

Infus Intravena
TARGET :
 skema dan persamaan differensial untuk model
farmakokinetik satu kompartemen setelah
pemberian Infus IV
 menggunakan persamaan integral selama dan
setelah pemberian Infus IV
 menghitung kel and V dari data Infus IV
 Mendisain dan menghitung regimen dosis yang
cocok untuk Infus IV
Infus
 Pemberian melalui infus diartikan sebagai
pemberian obat secara perlahan-lahan
dengan jangka waktu lama, sehingga
didapatkan keseimbangan antara
kecepatan masuknya obat ke sirkulasi
sistemik dengan kecepatan eliminasi obat.
Tujuan pemberian infus
 Tujuan dari pemberian obat melalui infus terutama
adalah agar didapatkan kadar terapetik yang terpelihara
(konstan), yang memang diperlukan pada keadaan
keadaan tertentu. Untuk itu, perlu dibedakan pemberian
obat bersama infus atau pemberian obat secara
perlahan-lahan. Pada saat akan dimulainya pemberian
suatu obat secara infus, kadar obat dalam tubuh adalah
nol. Kemudian diberikan infus, maka kadar obat akan
naik, setelah waktu tertentu proses eliminasi akan
seimbang dengan kecepatan masuknya obat
Pendahuluan
 Secara umum di rumah sakit, seorang pasien akan
menerima obat melalui infus intravena.
 Ketidaknyamanan pemberian obat dalam waktu yang
lama bukanlah suatu masalah serius bagi pasien yang
rawat inap. Kebanyakan siap menerima cairan
intravena.
 Apabila suatu obat stabil secara kimia dan tersatukan
(compatible) dengan cairan intravena, ia dapat
ditambahkan ke dalam cairan dan karenanya diberikan
melalui infus lambat (slow infusion)
 Beberapa obat tidak dapat diberikan melalui IV cepat.
Oleh karena itu obat-obat tersebut diberikan secara Infus
IV yang lebih lambat 15 atau 30 menit.
Persamaan Infus :
Skema untuk menggambarkan pemberian infus IV adalah sebagai berikut :

Persamaan kinetikanya :

dDB
 k0  kel .DB
dt Atau :

Shargel : k0 = R = kecepatan/laju infusi


 Integral dari persamaan tadi menghasilkan :

k0
Cp  (1  e  k.t )
Vd.k
Ini adalah persamaan untuk menghitung konsentrasi obat
pada setiap waktu selama proses infusi berlangsung,
dimana :
t = waktu infusi
k0 (=R) = laju infusi/kecepatan masuknya infus
Vd = volume distribusi
k = tetapan kecepatan eliminasi
Contoh perhitungan :

 Suatu antibiotik diberikan k0


kepada seorang pasien Cp  (1  e  k.t )
dengan bobot badan 50 kg, Vd.k
Volume distribusinya 20% BB, K = 0,693/t1/2 = 0,693/4,62 = 0,15/jam
waktu paruh obat tersebut Vd=20% x 50 kg = 10 L
adalah 4,62 jam. Apabila
Ko = 100 mg/jam
diketahui kecepatan infus obat
tersebut adalah 100 mg/jam, Ditanyakan Cp pada t = 1 jam, maka :
Berapakan konsentrasi obat
pada saat 1 jam setelah
pemberian infus?
100
Cp  (1
10x 0,15
 Dari soal tadi, berapakah k0
kecepatan infusi (k0) yang Cp  (1  e  k.t )
diperlukan agar diperoleh Vd.k
konsentrasi obat dalam Cp.Vd.k
k0 
darah 10 mg/L pada 1 1  e  k.t
jam setelah pemberian
Maka :
infus?
10.10.0,15
k0 
1  e 0,15.1
 108
Cp steady state/Cp(ss) pada infus
 Cp (ss) adalah konsentrasi obat pada saat tercapai
kesetimbangan yang terjadi pada waktu tak hingga (t~) dengan
kata lain kecepatan infusi sama dengan kecepatan eliminasi
 Pada t tak hingga, maka :

k0 k0 k0 k0
Cp  (1  e  k.t ) C p ( ss )  (1  e ~ ) C p ( ss )  
Vd.k Vd.k Vd.k Cl
• atau input = output

dDB k0
 k 0  k .DB  0 0
k  k .DB  k 0  k .
Vd .Cp ( ss )  Cp ( ss ) 
dt k .Vd
Contoh Perhitungan
 Suatu antibiotik mempunyai volume distribusi 10 L dan k = 0,2
/jam. Cp steady state yang diinginkan adalah 10 mg/mL.
Berapa kecepatan infus yang dibutuhkan untuk mencapai dan
mempertahankan Cpss tersebut?

Jawab :
k0
Cp ( ss )   k0  Cp( ss ).Vd .k
Vd.k
Maka :

k0  10.10.0,2  20 mg/jam
 Apabila pasien tersebut memiliki kondisi diuretik berupa infeksi
saluran urine dan kecepatan eliminasi menurun menjadi 0,1 /jam
sedangkan kita ingin Cp 10 mg/mL. berapa kita harus
menyesuaikan kembali kecepatan infusnya?

k0  10.10.0,1  10 mg/jam
Latihan soal:
 Suatu antibiotik mempunyai t1/2 eliminasi 3-6 jam pada
populasi umum. Seorang pasien diberikan infus IV,
pada kecepatan infusi R = 15 mg/jam, sample darah
diambil pada waktu 8 dan 24 jam dan diperoleh
konsentrasi obat berturut 5,5 dan 6,5 mg/L. berapakah
waktu paruh eliminasi obat pada pasien tersebut?
 Berapakah konsentrasi obat 6 jam setelah
pemberian loading dose 10 mg dan infus
secara bersamaan pada kecepatan 2
mg/jam (t1/2 obat = 3 jam; dan volume
distribusi = 10 L)…….

Jadi Cp = 1.141647 mg/L


Persamaan setelah infus dihentikan :
R
Cp  (1  e  Kb ).e  K .(T b )
Vd .K
K (tetapan kecepatan eliminasi) dapat diperoleh dari
slop kurva eliminasi.
Cp = konsentrasi obat dalam darah, plasma/serum
(mg/ml)
R = Kecepatan infus orde nol (mg /jam)
b = Lama waktu periode infusi
T = Total waktu infusi
t = T- b = lama waktu setelah infusi dihentikan

R  Kb  K .( a )
Cp  (1  e ).e
Vd .K
 Seorang pasien diinfus selama 6 jam
dengan suatu obat (k=0,01/jam; Vd= 10 L)
pada kecepatan 2 mg/jam. Berapakah
konsentrasi obat di dalam tubuh 2 jam
setelah penghentian infus?

Jadi Cp = 1.141647 mg/L


R  kt
Cp '  (1  e )
Vd .k

 kt
Ct  Co.e
LOADING DOSE
 Loading Dose adalah dosis awal yang diberikan dengan tujuan
agar konsentrasi obat yang diinginkan tercapai dengan cepat,
sehingga dapat menghasilkan efek terapeutik.
 Misalnya, seorang pasien lansia butuh obat antibiotik, karena pasien
tidak memungkinkan untuk diberi obat oral (melalui mulut), maka
pasien diinfus, agar konsentrasi obat yang diinginkan cepat tercapai
sehingga efek yang dihasilkan lebih cepat pula maka diberi loading
dose. Dimana loading dose akan lebih besar dosisnya dari
maintenance dose.
 Pemberian loading dose tidak cuma sebatas untuk infus, tapi juga
untuk oral, misalnya untuk pemberian obat tablet kloramfenikol,
awalnya diberikan dengan dosis 500 mg kemudian dilanjutkan
dengan maintenance dose 250 mg.
kurva antara waktu dengan konsentrasi obat dalam plasma IV infus dengan
pemberian loading dose (IV bolus) dan maintenance dose (IV infus)
kurva antara waktu dengan konsentrasi
obat dalam plasma dengan pemberian
loading dose dan tanpa loading dose
 Dari kurva dapat dilihat bahwa, dengan
pemberian loading dose akan
mempercepat waktu tercapainya
konsentrasi obat yang diinginkan (garis a,
b dan c) dibandingkan dengan tanpa
pemberian loading dose (garis d)
Ada 2 persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung loading dose

jika digabung menjadi:

dimana,
– DL: Loading dose (mg)
– Css : Consentration steady state / plateau / tunak (mg/ml)
– Vd : Volume distribusi (ml atau liter)
– R : laju infus (mg/jam atau ml/jam)
– k : konstanta elminiasi ( /jam)
PR .
 Suatu antibiotik diberikan kpd seorg laki-laki dewasa
(58 th, 75 kg) melalui infus intravena. Waktu paruh
eliminasinya 8 jam, volume distribusi 1,5 L/kg. Obat
diberikan dalam ampul 60 ml dengan konsentrasi 15
mg/ml. Konsentrasi steady state yang diinginkan
adalah 20 mg/ml.
a. Berapakah kecepatan infus (ml/jam) yang
direkomendasikan utk pasien tsb.
b. Berapa Loading dose yang direkomendasikan, dengan
rute apa pemberiaannya? Dan kapan?
c. Berapakah konsentrasi obat setelah 3 jam infus
dihentikan, apabila infus diberikan selama 5 jam.
 A physician wants to administer an anesthetic
agent at a rate of 2 mg/hr by IV infusion. The
elimination rate constant is 0.1 hr– 1, and the
volume of distribution (one compartment) is 10 L.
What loading dose should be recommended if
the doctor wants the drug level to reach
2 mg/mL immediately?
TUGAS
1. Buatlah rangkuman farmakokinetika
lengkap dengan rumus dan keterangan
2. Buatlah 2 contoh soal + jawaban dari
materi farmakokinetika (Tidak sama
persis seperti yang pernah dikerjakan
saat kuliah)
 Ditulis tangan di kertas folio

Anda mungkin juga menyukai