E1.4 Vial Diazepam
E1.4 Vial Diazepam
E1.4 Vial Diazepam
Disusun oleh :
Kelompok IV
Kelas E1
Anggota Kelompok : Gusti Tassya Aleyda (2017210095)
Ika Permata Sari (2017210100)
Indah Amalia (2017210102)
Ira Kartika (2017210109)
Istadini (2017210111)
Laelia Azhar (2017210124)
Liya Ameiliya (2017210128)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
I. JUDUL PRAKTIKUM
Formulasi Injeksi Sedatif Dalam Wadah Vial
II. PENDAHULUAN
Sedatifa mengadakan potensiasi dengan obat analgesik dan obat penekan sistem
saraf pusat lain. Secara umum golongan sedatifa bekerja dengan mempengaruhi fungsi
pengaktifan retikula, rangsangan pusat tidur dan menghambat fungsi aurosal. Sedatifa-
hipnotika yang banyak digunakan secara luas, seperti turunan barbiturat (fenobarbital,
tiopental, amobarbital) dan benzodiazepin (diazepam, klobazam dan alprazolam)
merupakan senyawa yang berstruktur khas dan kerjanya dipengaruhi oleh ikatannya
dengan reseptor khas. Penggunaan terus-menerus dan tidak rasional obat sedatif-
hipnotik dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan gejala putus obat. (Kimia
Medisinal Edisi 2 hal.230)
Diazepam merupakan obat golongan benzodiazepinyang digunakan sebagai
sedatif dan hipnotik untuk mengontrol kecemasan dan ketegangan,antikejang untuk
mengontrol epilepsi dan antispastik untuk mengontrol spasma otot misalnya pada
tetanus. Dizepam memiliki masa kerja yang panjang(long-acting) dan memberikan efek
mengantuk setelah pemberian dengan pemakaian secra I.V atau I.M 5-10 mg.
Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan
pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial dapat berupa
takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau
suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau lebih besar. Bila diperdagangan, botol ini
ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi
untuk menghisap cairan injeksi. (R. Voight hal 464).
Stabilitas larutan :
Kelarutan, stabilitas
diazepam meningkat jika
berada dalam sistem
campuran pelarut air yang
terdiri dari propilen glikol
atau polietilen glikol dan
etanol, benzil alkohol dan
air. (Martindale ed.28 hal
1519 – 1526)
Wadah : Simpan pada
wadah dosis tunggal di suhu
25° C hingga 30° C dan
lindungi dari cahaya.
(Martindale ed.28 hal 1519
– 1526)
b. Zat Tambahan
Nama
Fungsi Zat Sifat Fisika Kimia Konsentrasi Cara Sterilisasi
Zat
Propilen Pelarut Pemerian : Cairan kental, 10-60%(pelarut Autoklaf
glikol campur tidak berwarna,jernihl, atau kosolven (HandBook of
(HandBook praktis tidak berbau. parenteral). pharmaceutical
of (Farmakope Indonesia (Hand Book of excipients 6th
excipients edisi V hal 1070) pharmaceutical edition hal 592)
6th edition excipients 6th
hal 592) Kelarutan : Dapat edition hal
bercampur dengan etanol 592)
(95%), air dan gliserin;
larut dalam beberapa
minyak esensial; tetapi
tidak dapat bercampur
dengan minyak mineral.
(Farmakope Indonesia
edisi V hal 1070)
Stabilitas : Mengalami
oksidasi di udara menjadi
benzaldehid dan asam
benzoat(Hand book of
Pharmaceutical excipients
hal 64)
Wadah dan
penyimpanan: Dalam
wadah tertutup baik.
(Farmakope Indonesia
edisi V hal 891)
Aqua p.i Pelarut Pemerian : Cairan jernih, Autoklaf,
tidak berwarna; tidak (Martindale 28,
berbau.(Farmakope Hal 1670)
Indonesia V hal 67)
Stabilitas:Stabil dalam
segala suasana. (Handbook
of Pharmaceutical
Excipients hal 766)
c. Teknologi Farmasi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau di suspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulitatau melalui kulit atau melalui
selaput lendir. Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk steril yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunaka. Injeksi diracik
dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam
sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda. (Ilmu Meracik Obat, hal 191)
Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial (takaran
ganda) :
1. Perlu pengawet karena digunakan berulang kali sehingga kemungkinan
adanya kontak dengan lingkungan luar yang ada mikroorganismenya
2. Tidak perlu isotonis, kecuali untuk subkutan dan intravena harus dihitung
isotonis (0,2%-0,6%) (FI edisi IV, hal. 13)
3. Perlu dapar sesuai pH stabilitasnya
4. Zat pengawet (FI edisi IV,hal. 17) kecuali dinyatakan lain, adalah zat
pengawet yang cocok yang dapat ditambahkan ke dalam injeksi yang
diisikan dalam wadah ganda/ injeksi yang dibuat secara aseptik, dan untuk
zat yang mempunyai bakterisida tidak perlu ditambahkan pengawet.
Wadah dan volume yang digunakan pada obat parenteral berupa vial karna
diperlukan wadah dosis ganda. Dosis ganda adalah wadah kedap udara yang
memungkinkan pengambilan isinya perbagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan
kekuatan, kualitas, atau kemurnian bagian yang tertinggal. Pada umumnya wadah
mempunyai bentuk vial atau flakon berukuran 2ml-20ml, bentuk botol atau kolf
berukuran 50ml-1000ml dengan sediaan larutan, suspensi, emulsi, dan padatan. ( Lukas
2006 )
Tabel Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah ( Kelebihan Volume yang
Dianjurkan )
Volume Tertera dalam Untuk Cairan Untuk Cairan
Penandaan ( mL ) Encer ( mL ) Kental ( mL )
0,5 0,10 0,12
1,0 0,10 0,15
2,0 0,15 0,25
5,0 0,30 0,50
10,0 0,50 0,70
20,0 0,60 0,90
30,0 0,80 1,20
50,0 atau lebih 2% 3%
IV. FORMULASI
A. Formula rujukan
(Handbook of Injectable hal 508)
Diazepam 5mg
Propylene glycol 40%
Ethyl alcohol 10%
Sodium benzoat 5%
Asam benzoat 5%
Benzyl alcohol 1,5%
Diazepam 5 mg/ml
Etanol 26mg
B. Formula Jadi
Tiap mL mengandung
Diazepam 5mg
Propylene glycol 40%
Ethyl alcohol 10%
Benzyl alcohol 1,5%
Natrium benzoat 0,5%
Bahan
1. Diazepam
2. Propilen Glikol
3. Etil Alkohol
4. Benzil Alkohol
5. Natrium Benzoat
6. Aqua Pro Injeksi
Cara sterilisasi
Keterangan :
n = jumlah vial yang akan dibuat
v = vol. Injeksi tiap vial (ml)
Volume per vial = Volume vial + (kelebihan volume)
= 5 mL + 0,3 mL
= 5,3 mL
Volume total = (5 x 5,3 ml) + 30 % (5 x 5,3 ml)
= 26,5 mL + 7,95 mL
= 34,45 mL ~ 35 mL
Penimbangan :
Diazepam = 5 mg/mL × 35 mL = 175 mg = 0,175 g
Propylene glycol = 40% × 35 mL =14 mL
Ethyl alcohol = 10% × 35 mL = 3,5 mL
Benzyl alcohol = 1,5% × 35 mL = 0,525 mL
Natrium Benzoat = 0,5% × 35 mL = 0,175 mL
Aqua pro injeksi = 35 – ( 0,175 + 14 + 3,5 + 0,525 + 0,175 )
= 16,625 mL
KD propilenglikol 33,0
KD etil alkohol 25,7
Perhitungan KD total :
({Konsentrasi etil alkohol x KD etil alkohol} + {Konsentrasi propilenglikol x KD
propilenglikol})
(10% x 25,7) + (40% x 33)= 15,77
VII. CARA PEMBUATAN
Prinsip : Teknik aseptik
a. Pilih 1 atau lebih wadah, baik volume 10 mL atau lebih, 3 wadah atau
lebih bila volume lebih dari 3 mL dan kurang dari 10 mL, atau 5 wadah
atau lebih bila volume 3 mL atau kurang.
b. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodemik kering berukuran tidak
lebih dari 3 kali volume, yang diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik
no.21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm.
c. Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum suntik dan alat suntik,
pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum
kedalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga
volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari
kapasitas tertera/ garis-garis petunjuk volume yang ditampung, bukan yang
dituang.
Syarat: Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji
satu persatu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari
jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.