Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Liturgy Natal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Liturgy Natal (Situasional)

09.35 / /
Liturgi I (Penciptaan)
Langit menceritakan kemuliaan Tuhan, angkasa raya memberitahukan keagungan ciptaanNya.
Malam bersahut-sahutan dengan siang, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, untuk itu
marilah kita mendengarkan tuturan penciptaan yang telah Allah lakukan.

1. Matahari telah terbit, tanda sebuah kehidupan yang akan dimulai. Setiap hari akan
membuahkan hikmat. Sampai malam tiba, matahari akan berganti dengan bulan, maka hari
akan berlalu, hikmat akan tinggal.
2. Langit dan cakrawala saling berhias diri, semua menyatakan keindahan kepada bumi. Langit
dalam kemegahannya mencoba membantu mempertahankan ke-eksisan bumi dengan
menaungi dari panas matahari.
3. Udara adalah satu hal yang sangat berharga kepada manusia. Lihatlah rantai kehidupan yang
diciptakan Allah, polusi, dinetralkan oleh tumbuh-tumbuhan dan kembali menghasilkan
O2 yang dibutuhkan oleh manusia, manusia merawat tumbuh-tumbuhan sehingga pohon-
pohon menjadi eksis dalam ruang lingkup alam.
4. Hewan juga tidak ketinggalan. Hewan menghiasi alam raya dengan karyanya. Ia ada bukan
sebagai pelengkap, namun ia ada sebagai salah satu kebutuhan bumi. Rantai kehidupan itu
menjadi lengkap dan menyambung kembali menciptakan sebuah lingkaran yang tidak dapat
dipisahkan.
5. Sungguh indah, damai dan tentram menyelimuti bumi, sehingga kedinginan kasih tidak
pernah tercipta. Semua menjadi hidup di dalam kehangatan Allah.
6. Darat tempat berpijak, agar manusia, pohon dan hewan memiliki tempat untuk meletakkan
kepalanya. Tidak ada yang kurang, semua menjadi baik. Tanah menjadi saksi setiap peristiwa
yang terjadi di bumi.
7. Laut yang biru rumah sang ikan bertakhta menjadi hidup yang dipagari oleh darat dan tanah.
Ikan akan menari ditengah gemerinciknya air bening. Ribuan pulau-pulau menjembatani
antara darat dengan darat. Sungguh Allah yang menciptakan semuanya.

Liturgi II (Kejatuhan kedalam dosa)


Hidup yang baik tidak mampu memuaskan hati manusia. Merasa kurang, itulah isi
keinginnan manusia. Apakah yang terjadi ketika manusia hidup di dalam dosa? Mari kita
dengarkan penuturan liturgi ke-2 ini.

1. Setiap hari kita melihat kemajuan yang akan terjadi. Tekhnologi semakin canggih, hampir
semua keinginan terpenuhi. Namun apa dampak yang dihasilkan? Lihatlah setiap manusia
mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada yang perduli lagi dengan sesamanya.
2. Kekuasaan yang melanda hati manusia telah menciptakan sifat egoisme. Manusia lain yang
tidak berkuasa kembali menjadi budak. Yang kuat semakin kuat, yang lemah semakin lemah.
3. Kaya semakin kaya, miskin semakin miskin. Kebaikan di upayakan oleh pemerintahnya,
dianggap sebagai dongeng belaka. Perbuatan baik diukur dengan uang. Manusia hidup
ditengah-tengah perhambaan akan uang.
4. Adik tidak lagi menghargai abangnya. Orangtua tidak lagi dianggap sebagai sumber hikmat
Ilahi. Penghargaan semakin kurang. Mungkinkan kita mampu bertahan dalam situasi yang
demikian?
5. Kapan semua ini akan berakhir? Kerakusan manusia menciptakan bencana alam yang tidak
dapat lagi dibendung. Pagar alam menjadi rusak dan bercacat. Hutan tidak lagi mampu
bernyanyi. Laut tidak mampu lagi berkilauan. Udara tidak lagi bersih, air telah tercemar.
Semua menjadi rusak.
6. Hukum tidak dihargai, semua menganggap sebuah kebaikan. Menghalalkan segala cara
adalah salah satu jalan pintas. Budaya semau gue semakin hidup. Teguran dan sapaan tidak
lagi terngiang. Semua telah pudar.

Liturgi III (Janji Keselamatan)


Allah menginginkan kebaikan kembali ke dalam kehidupan manusia. Sungguh Allah tidak
menginginkan kematian orang fasik, namun Ia mengharapkan pertobatan dari kejahatannya
menuju kebaikannya.

1. Aku akan bertindak terhadap engkau: Aku akan memurnikan perakmu dengan garam soda
dan akan menyingkirkan segala timah dari padanya.
2. Penuturan Allah itu bukanlah satu hal yang sia-sia. Demi kebaikan manusia, marilah kita
kembali dari jalan kegelapan menuju terang Ilahi.
3. Tidak berguna membangkang dihadapan Tuhan, sungguh Allah telah menyediakan tempat
yang terbaik bagi manusia yang berkenan kepadaNya.
4. Saat ini, ketika kita mendengar suara Allah, marilah kita meluluhkan hati kita, sehingga
keselamatan yang dari pada Allah tidak berlalu dari kita.
5. Bukankah segala perkataan Allah telah hidup dan diam di dalam kita? Bukanlah firman Allah
telah terus berdengung ditelinga kita? Lalu, mengapa kita harus mengunci hati kita?
6. Allah menyediakan keselamatan yang dari padaNya, camkan dan terimalah Allah di dalam
hidupmu.

Liturgi IV (Penggenapan Keselamatan)


Dua ribu tahun yang lalu firman Allah itu telah menjadi manusia. Ia hidup ditengah-tengah
kita. Ia berkomunikasi dengan kita. Saat ini ketika peristiwa itu kita kenang, apa yang akan
kita perbuat?

1. Dua ribu tahun yang lalu, Yesus hidup ditengah-tengah kita, Ia lahir melalui Maria bundaNya.
Ia memberitahukan bahwa kerajaan Allah sudah dekat.
2. Saat ini kita ingin bersama-sama dengan Yesus kembali. Ketika malaikat menyuarakan bahwa
Raja damai itu telah datang, kita merasa aman dan tentram, tidak ada yang kurang.
3. Saat ini, mari kita membuka hati kita.. biarkan Kristus bertakhta di relung hati kita yang
terdalam. Mari kita berikan hidup kita, sehingga semuanya menjadi sebuah kesempurnaan
kembali, sama seperti ketika Allah menjadikan dunia ini, baik dan sempurna.
4. Mengapa engkau masih dalam kegelapan? Lihatlah surya abadi telah terbit. Ia hadir dan
menerangi alam raya. Kegelapan telah disingkirkan, asalkan engkau membuka hatimu, sinar
itu akan meresap.
5. Saudara-saudari, bersama-sama dengan para malaikat, mari kita mengundang Yesus untuk
lahir dan bertakhta di hati kita. Pujilah Tuhan sebab Ia baik, Pujilah Tuhan sebab Ia maha
agung, kasih setiaNya tidak berkesudahan dari sekarang sampai selamanya.

Liturgi V (Kemuliaan)
Keselamatan itu telah nyata. Firman telah menjadi daging, kemuliaan Tuhan melingkupi alam
raya. Hati yang beku telah dicairkan. Mulialah namaMu, kami puji Dikau, seperti malak yang
mengungkapkan kemuliaanMu.

1. Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi, damai dibumi diantara manusia yang
berkenan kepadaNya.
2. Pujilah Dia dengan sorak-sorai, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi, pujilah Dia dengan
sangkakala, biarlah segala yang bernafas memuji dan memuliakan namaMu.
3. Tuhan maha adil, tiada yang sebanding dengan Engkau. Kerajaan-kerajaan akan tunduk dan
bertekuk lutut. Semua lidah akan mengaku bahwa Engkau adalah Allah, Raja dari segala raja.
Tuhan dan segala tuan.
4. Gloria bagi namaMu yang maha kudus. Engkau datang memperdamaikan manusia dengan
diriMu. Lihatlah, kesempurnaan kini telah lahir, bumi penuh dengan sukacita.
5. Alam raya berkumandang, dari lembah ke lembah, dari bukit ke bukit. Sudut-sudut kota dan
alam-alam desa seluruhnya bergemuruh menyuarakan keagungan sang Raja yang telah lahir.
6. Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatunya baru, itulah FirmanMu yang saat ini telah
nyata. Kemuliaan bagi Engkau ditempat yang maha tinggi. Amin

Liturgi VI (Professi)
Keberagaman status dan jabatan ditengah-tengah dunia ini bukanlah satu hal yang perlu
untuk dipertentangkan, namun pada kenyataannya, keberagaman ini menjadi satu jurang
pemisah dalam persatuan. Saudara-saudari yang terkasih, pembelaan diri terhadap satu
jabatan yang dipegang membuat seseorang menjadi menutup diri terhadap orang lain yang
memiliki satu jabatan. Yesus berkata dalam doanya kepada Allah, agar semua satu adanya,
hal ini membuktikan bahwa jabatan bukanlah satu hal yang dipermasalahkan, namun iman
itulah yang mempersatukan. Apa pendapat seseorang tentang jabatan yang dipegangnya, lalu
apa yang seharusnya terjadi dengan beragamnya jabatan yang ada ditengah-tengah dunia ini,
marilah kita ikuti liturgi professi.

1. Petani
Saya adalah seorang petani, saya biasa bekerja di sawah. Yah. Memang kotor, tetapi itu
semua saya lakukan untuk mencari sesuap nasi. Saya adalah orang yang sangat penting. Jika
saya tidak ada tentunya kita semua tidak bisa makan nasi. Jadi menurut saya, saya adalah
orang yang paling benar.

2. Pengusaha kayu
Saya seorang pengusaha. Membuat kayu dari sebatang pohon itu adalah keahlian saya. Saya
tidak perduli dengan kelestarian alam, yang penting saya bisa mendapatkan uang. Terus
terang saja, tanpa kayu kita semua tidak bisa memiliki rumah yang nyaman dan asri. Nah
tentu saja saya yang paling benar.

3. Sopir
Saya seorang supir. Pekerjaan saya membawa kendaraan sehingga seluruh sewa dapat sampai
ketujuannya. Kehati-hatian dituntut dari seorang supir, keselamatan penumpang menjadi
nomor satu. Mari kita pikirkan bersama, mungkin kalau saya tidak ada, perekonomian, usaha
atau apapun pasti akan berhenti. Kalau sudah berhenti apa yang terjadi? Negara ini bisa
hancur. Jadi kalau menurut saya, supirlah yang paling benar.

4. Perawat
Tugas saya adalah merawat pasien di sebuah rumah sakit. Bersih dan steriil harus menjadi
nomor satu, tujuannya adalah kesehatan. Dimana-mana saya dibutuhkan. Tentunya sangat
dibutuhkan di semua kalangan masyarakat. Saya termasuk orang penting. Jika tidak penyakit
bisa merajalela. Jadi kalau menurut saya, saya adalah yang paling benar.
5. Pegawai
Saya adalah pegawai, saya bekerja di instansi pemerintahan maupun swasta. Pegawai
mungkin dianggap kesil dan rendah. Tetapi kalau kita mau jujur perusahaan bisa berjalan
dengan baik jika ada pegawai. Tanpa pegawai perusahaan akan cacat. Jadi menurut saya,
sayalah yang paling benar.

6. Pemimpin
Saya seorang pemimpin, keberlangsungan kinerja sebuah organisasi maupun perusahaan
bergantung kepada saya. Tanpa saya management akan rumit dan tidak teratur. Tentunya
saya harus bertanggungjawab akan semua hal yang bisa terjadi. Jadi menurut saya, sayalah
yang paling benar.

7. Masyarakat
Saya adalah masyarakat biasa, mungkin saya tidak ada apa-apanya. Tetapi jangan salah,
tanpa saya seorang pemimpin tidak bisa berdiri. Suara saya sangat diperlukan. Tanpa
masyarakat, pemimpin juga tidak bisa apa-apa, siapa yang mau dipimpin? Jadi kalau menurut
saya, sayalah yang paling benar.

8. Pemuka Agama
Natal ini mempersatukan kita. Semua satu adanya, saling melengkapi di dalam kekurangan kita,
saling mengisi di dalam kelebihan kita. Mengapa kita memperdebatkan hal-hal yang jelas sudah
berbeda? Mari kita mencari kesatuan, sehingga semua menjadi baik dan berjalan sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Tuhan memberkati!
Label: Liturgy Natal

Liturgy Natal (Inkulturasi)


09.17 / /
Liturgi I
Angka langit do mamaritahon hamuliaon ni Debata, jala jadijadian ni tanganna do
pinaboa ni na rata-rata ni langit, masipaboaan do angka ari, jala masilehonan
parbinotoan do angka borgin, Sian topi ni langit do habibinsarna jala tolhas ro di
angka topina muse pangkusorna i, jala ndangg adong na buni maradophon mohopna
i. Antong panggual panggorsi bahen hamu ma gondang mulamula i ai marmula do
luhut na adong di portibion
1. Binsar mata ni ari, poltak matani bulan. Goar ni Debatama tapuji ai Ibana do manompa
saluhut na
2. Sai dipuji langit jadijadianMu, saluhut pambahenamMu, parsinondang bolon Ho,Ho o Tuhan do di puji, bulan
i, bintang pe Ho do pinujina dohot sinondangna.
3. Debata do manggomgomi, langit dohot tano on, haholomom digomgomidohot hatiuron on, dirajai tanganna i
nasa na tinompa i
4. Tung mansai bagak do angka hauma jala ida ma tung mansai rade jala uli do ditompa Debata angka duhut
duhut dinalaho sipanganon ni angka binatang na manggulmit
5. Songon hau do Ibana, na sinuan di topi ni batang aek, na marparbuehon parbuena di hajujumpang ni tingkina
bulungna pe ndang olo malos, jala sude na niulana manjadi do
6. Molo hutailihon langitmi angka jadijadian ni jarijarim, bulan dohot bintang, angka pinaulim tung aha manian
jolma i, umbahen pola ditaringoti roham ibana ?
7. Humurang apala otik do ibana sian Debata dibahen Ho, alai ditalitalihon Ho muse hamuliaon dohot
hatongamon tu ibana, dipabangkit ho doibana gumonggom angka jadijadian ni tanganmu sude do tahe
dipatunduk Ho Ibana
8. Angka birubiru dohot lombu sudena ro di binatang angka na di harangan, pidong angka na di toru ni langit
dohot angka dengke di laut, ro di sude na manginsir di laut. Ale Jahowa sigomgom hami mansai sangap do
goarmu di liat ni portibion.
Liturgi II
Ndang adong na tigor nanggo sada, ndang adong na marroha, na usouso di Debata. Saluhut jolma
nugga manimbil, tung sange do nasida marroha mago ndang adong sibahen na denggan naggo
sada, sialani marende mahita sian BE. 424:1+4

1. Sai manumpak ma Ho ale Jahowa ai nungga lam moru angka na daulat marroha i, lamotik do manisia, angka
na bueju marroha, na so hasea i do dihata i be dohot donganna, marbibir na llandit, jala mardua roha nasida
mangkatai.
2. Saluhut do manisia sumurut, tung sange do nasida marroha mago, ndang adong sibahen na denggan, nanggo
sahalak.
3. Dibagsan jolma mangkuling pangalaosian tu parjahat i : ndang marhabiaran tu Debata be roha ni jolma jala
jumojotan do manisia di elaela simalolong na dinalaho mangulahon angka na jat.
4. Getegete dohot pangansion do hatahata ni pamanganna, nungga mansadi ibana mamingkiri mangulahon na
denggan, getegete nama dipingkiri di atas podomanna i, dalan na so ture i nama ditopot, ndang be
dihabiashon na jat i.
5. Ninna na oto i do di bagasan rohana; ndang adong Debata; jahat jala sogir do nasida marpangalahohon
hajahaton, ndang adong siulahon na denggan.
6. Ndang tarbahen be turak, ai nungga sor gok tagan, Ndang tarbahen be mulak, ai nungga sor sun
mardalan, Nungga dibagasan dosa be hita ala naung tarlalap do hita diangka ulaon na jat, hinorhon ni i
sega ma parrsaoran ni manisia tu Debata.
7. Parrimas do Debata, na mangaluluhon hajahaton ni amana tu angka anakna ro disundut patoluhon dohot
paopathon angka na sogo roha di Ibana, da songon i nang di dok niuppasadangka ni tadatada,manjomba
tu bonana, hasalaan ni amana mangonai tu anak na.
8. Landit porhot songoon gota ni hapea, hansit ngotngot naung sangap gabe marlea ; songoni do nang hita,
nungga ditompa Debata hita tumiru rupaNa alai gabe marlea dohita ala sai di datdati hita mangulahon
angka dosa jala sega ma rupa ni Debata naung adong hian di hita.
9. Tung mansai las do rohanta molo sangap ni roha soggop tu hita alai jotjotan do hita marlosok ni roha do
hita mamuji Debata marhitehite parmingguon dinalaho marsaor dohot dongan sahaporseaon.
10. Di pargoluan siapari sai tapangke do angka tingkitta mangulahon angka na jat jala tahaporseai do angka
gogo ni portibion jala sai tarpodom do hita dihaportibion, molo sahit na renge gabe tatundalhon do Debata
jala mangido hamamalum ni sahit sian angka ruparupa ni portibion
11. Hamoraan, hagabeon dohot hasangapon i do na pinarsinta ni halak Batak, Toho tutu namora do luhut
halak batak ala tung mansai godang doangka HOTEL ni batak. Hotel ima; hoson, teal dohaot late, da
hinorhon ni dosas saluhutna i ????
Liturgi III
Patuginjang ma tohang muna, hamu ale angka harbangan, patuginjang ma hamu, ale angka pintu
sian na robi asa bongoot Raja Hamulion! Ise ulaning Raja ni hamuliaon i? Ima jahowa, na gogo jala
ulubalang, Jahowa Uluballang di hamusuon. Paruginjang ma tohangmuna, hamu ale angka
harbangan, jala patuginjang ma hamu, ale angka pintu sian na robi, asa bongot raja ni hamuliaon i
! ise ulaning ibana, Raja ni hamuliaon ?i ma Jahowa Zebaot, Ibanna do raja ni hamuliaon.
1. Bangso na mardalani di bagasan haholoman marnida sada panondang na bolon. Binsar do sada panondang di
angka na manondangi tano linggoman ni hamatean.
2. Songonon do hatani Jahowa: Radoti hamu uhum, jala ulahon hamu hatigoran, ai jonok na ma asa ro
hatuaonku, jala papataron hatigoranKu.
3. Hehe ma ho! Marinondang ma ho! Ai na ro ma panondangmu, jala hamuliaon ni jahowa binsar di atasmu.Ai
ida ma, haholomon do manghukkupi tano on, jala hagolapan angka bangso; alai na binsar na binsar ma
Jahowa di atasnu, jalamarsinoondang hamulionna di atsamu.
4. Mariaia situtu ma ho, ale boru Sion, marolopolp ma ho ale boru Jerusalem! Ida ma, na ro ma rajam tumoot
ho, partigor ibsns jsls siparmonang; na serep do rohana jala marsihundul di halode dohot di anak ni halode
inaina.
5. Dungi mulak ma rohamuna, jadi idaonmuna ma hasurungan ni halak partigor martimbangkaon halak
parjahat, hasurungan ni halak sioloi Debata, martimbangkon halak na so mangoloi ibana
6. Ai ida ma, na ro ma ari na marsigorgor, songon pamurunan, jadi doshon durame sude halak na jungkat dohot
halak siulahon hajahaton, gabe marsijembur ma nasida bahenon ni ari na ro sogot, ninna Jahowa Zebaot,
ndang adong tadingkononna di nasida nang urat, nang ranting.
7. Songon pangkalungunhon ni ursa di angka guluan, songon i doo pangkalungunhon ni tondingku tu Ho, alle
Debata. Mauas do tondingku di Debata, ni Debata na mangolu i, andigan pe tolhas ahu asa huida bohini
Debata/
8. Ndang male nasida, ndang be mauas, ndang be ditinggang las ni ari nasida, manang dia na mohop pe. Ai
parmahanon ni birubiru na di parsintongan ni hababangsa i do nasida jadi togihonna ma nasida tu angka
mual aek hangoluan, jadi apusan ni Debata nasa iluilu sian matanasida.
9. Jadi hubege ma soara na gogo sian hababangsa i, na mandok :on do joroni Debata di tongatonga ni angka
jolma; na maringanan ma Ibana di tongatonganasida, jala nasida ma bangsona, jala Debata sandiri saor
tu nasida.
10. Jadi apusan ni Debata ma nasa iluilunasida sian matanasida: ndang adong be hamatean nang arsak ni
roha: nang angguhangguk, nag na hansit, ndang disi be; ai nungga salpu na parjolo i. Asa songonhata ni
uppasa na mandok :marasar sidaodao, dipunsu ni durian. Salpu ma angka parungkilan, sai roma angka
nadenggan.
11. Teaon ni na monang i ma saluhutna; jala Ahu gabe Debatana, ibana gabe anakku. Didok ibanama
mangkahatindangkon on : olo, na ro ma Ahu tibu! Amen :roma Ho, ale Tuhan Jesus!

Liturgi IV
Mariaria do tondingki mida Debata, ai ditatap do haetehon ni naposona on. Parhatuaon ma ahu olat
ni on marsundutsundut. Sialani panggual panggorsi bahen hamu jo gondang liat asa mangaliat
parhatuaonon dohot pasupasu nasian Debata
1. sapala na mardalani, unang olat ni sigalangan. Sapala naung ditobus Debata, ba unang ma
diparalangalangan. Alai gabe siulahon hata i ma hamu unang holan panaginangi asa tutu ham siihutton
Kristus.
2. Tubu simarlasuna, di dolok ni sibuluon. Sude antong na ni ulamuna tung dipasupasu Tuhan. Unang ma
mabiar hamu molo tapangido manang aha marguru tu lomo ni rohana tangihononna do hita jala dilehon tu
hita angka na tapangido i saluhutna jala tongtong do hita dipasupasu Tuhan.
3. Lubuk ni lobutua, di bahen halak panjalaan. Sahat mahita saurmatua ai nungga malua hita sian angka
parmaraan. Ai naung holom hian do hita alai tiur do anggo nuaeng dibagasan Tuhan i, marparange ma hita
songon anak hatiuron.
4. Bagot na mandungdung ma tu pilopilo na marajar, sai salpu ma angka lungun, sai roma angka
najagar. Alai lumobi sian i dope, ai itahalshon do nang angka haporsuhon, ala taboto, dihorhon haporsuhon i
do habengeton ni roha, jala dihorhon habengeton ni roha i do hatauon, jala hatauon i do mangkorhon
pangkirimon.
5. Balintang ma pagabe,tumundalhonon si tadaon. Arinta ma gebe, molo masipaoloan. Mangasahon Goar ni
Tuhanta Jesus Kristus, asa sahata hamu saluhutna, unang ma adaong parbolatan di hamu. Hot ma hamu
binahen ni sada ni roha dohot sada ni pikkiran.
6. Ampapaga dolok, tu ampapaga ni Humbang. Ba hita do marsogot, laoshita do nang haduan. Alai patut do
hita na margogo i manganju hagaleon ni angka na hurang gogo, jala unang ma tahasiani dirinta. Ganup ma
hita mambahen halomoan ni dongan, laho padengganhon jala pauliulihhon.
7. Sambil na tartondong, dapotsa papaluan. Asa denggan mardongan, unang masipamaluan. Ale angka
dongan, molo tung tarsomong jolma mardosa, hamu angka naung taruli di tondi ma patureturehon ibana
marhitehite tondi na lambok; alai matahon dirim, sotung dohot ho tarajumi. Marsiurupan ma hamu
mamarsan angka na dokdok i, ima dalan mangaradoti patik ni Kristus.
8. Tombak sulusulu parasaran ni haluang, jolma naporsea do hita so mohop mida uang. Ai tarsurat do:uratt ni
nasa hajahaton do roha na holongan di hepeng, i do disangkapi na deba umbahen na lilu sian haporseaon i,
gabe di aithon do godang na bernit tu dirina.
9. Sibigo ambaroba rara hulinghuling na, gabe uli do parrupa na roa, asal ma sai lambok
pangkulingna. Angkup ni i, ale angka dongan, pingkiri hamu ma nasa parange na sintong, na daulat, na tigor,
na bontor, na uli, nadenggan begeon ro di sude na targoar haburjuon na tau pujipujian.
10. Bona ni aek puli di dolok ni sitopongan, sai tubu ma di hamu angka na uli, lam martamba nang
sinadongan. On do dipangido Debata, naeng ma lam sumurung holong ni rohamuna, marurat di parbinotoan
dohot di nasa panimbangon partondion, laho manangkasi na rumingkoti i, asa polin hamu, so partuktuhan,
sahat ro di ari ni Kristus.
Liturgy Natal
09.11 / /

Liturgi I (Penciptaan)
Penciptaan yang dilakukan Allah adalah sungguh luar biasa. Ia menjadikan dari yang tidak ada
menjadi ada. Itu semua berawal dari Firman yang abadi. Bagaimanakan proses penciptaan yang
dilakukan oleh Allah?

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi


Kejadian 1 : 2
Kejadian 1 : 3-4
Kejadian 1 : 5
Kejadian 1 : 6
Kejadian 1 : 8
Kejadian 1 : 9
Kejadian 1 : 10
Kejadian 1 : 11
Kejadian 1 : 14
Kejadian 1 : 16
Kejadian 1 : 20
Kejadian 1 : 21
Kejadian 1 : 24
Kejadian 1 : 25
Kejadian 1 : 26
Kejadian 1 : 27
Kejadian 1 : 28

Liturgi II (Penciptaan Manusia)


Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang paling berharga yang diciptakan oleh Allah. Allah menjadikan
manusia menurut gambar dan rupaNya. Ia menjadikan manusia agar dapat menguasai bumi dan segala
sesuatunya. Marilah kita dengarkan penuturan Alkitab tentang penciptaan manusia.

Kejadian 2 : 8
Kejadian 2 : 15
Kejadian 2 : 16-17
Kejadian 2 : 18
Kejadian 2 : 21
Kejadian 2 : 22
Kejadian 2 : 23
Kejadian 2 : 24

Liturgi III (Kejatuhan ke dalam dosa)


Manusia tidak puas dengan apa yang ada padanya. Perintah Allah untuk tidak memakan buah
ditengah-tengah taman ternyata telah dilanggar, hal ini membuat manusia jauh dari hadapan Allah.
Bagaimanakah peristiwa itu bisa terjadi?

Kejadian 3 : 1
Kejadian 3 : 2-3
Kejadian 3 : 4-5
Kejadian 3 : 6
Kejadian 3 : 8
Kejadian 3 : 10
Kejadian 3 : 11
Kejadian 3 : 12
Kejadian 3 : 13
Kejadian 3 : 14
Kejadian 3 : 16
Kejadian 3 : 17
Kejadian 3 : 19
Kejadian 3 : 23
Kejadian 3 : 24

Liturgi IV (Kejahatan Manusia)


Perbuatan dosa yang mengakibatkan manusia jauh serta diusir dari taman Eden, ternyata tidak
membuat manusia bertobat. Peristiwa keberlangsungan manusia dalam kehidupannya di bumi ini juga
tidak terlepas dari dosa. Bagaimana pandangan Allah tentang dosa manusia yang semakin merajalela?

Kejadian 6 : 1
Kejadian 6 : 5
Kejadian 6 : 6
2 Raja-raja 17 : 7
2 Raja-raja 17 : 8
2 Raja-raja 17 : 9
2 Raja-raja 17 : 10
2 Raja-raja 17 : 11
2 Raja-raja 17 : 12

Liturgi V (Janji Keselamatan)


Allah tidak mampu melihat manusia terus hidup di dalam dosa. Berasal dari hatiNya, Ia tergerak oleh
belas kasihan yang dalam kepada manusia. Allah ingin menusia hidup dan beroleh keselamatan.
Bagaimanakah janji Allah itu terhadap manusia?

Keluaran 23 : 20
Mazmur 24 : 7-8
Mazmur 24 : 9-10
Yesaya 1 : 25
Yesaya 1 : 26
Yesaya 1 : 27
Yesaya 30 : 18
Yesaya 30 : 26
Yesaya 35 : 1
Yesaya 35 : 4
Yesaya 35 : 5
Yesaya 35 : 6
Yesaya 35 : 10
Mika 5 : 1

Liturgi VI (Kelahiran Yesus)


Janji keselamatan yang Allah telah berikan, kini disempurnakan. Bumi yang masih di diami oleh
kegelapan segera melihat terang. Siapakah Raja Keselamatan yang dijanjikan oleh Allah itu? Marilah
kita mendengarkan penuturan Alkitab.

Yohannes 1 : 1-3
Yohannes 1 : 4-5
Yohannes 1 : 14
Matius 1 : 18
Lukas 1 : 26-27
Lukas 1 : 28-29
Lukas 1 : 30-31
Lukas 1 : 34
Lukas 1 : 35
Lukas 2 : 1-2
Lukas 2 : 4-5
Lukas 2 : 6-7
Lukas 2 : 8-9
Lukas 2 : 10-12

Liturgi VII (Kemuliaan)


Allah telah mengenapkan janjiNya. Seorang Raja yang akan memerintah telah lahir. pemerintahanNya
tidak akan pernah berkesudahan. Mari kita lantunkan kembali nyanyian para Malaikat beserta para
bala tentara surga yang menyatakan kemuliaan Allah.
Lukas 2 : 13
Lukas 2 : 14
Mazmur 117 : 1-2
Mazmur 118 : 1-2
Mazmur 118 : 3-4
Mazmur 145 : 1-2
Mazmur 14 5 : 3-4
Mazmur 145 : 5-6
Mazmur 145 : 7-8
Mazmur 145 : 9-11
Label: Liturgy Natal

Postingan LamaBer

Anda mungkin juga menyukai