Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Sistem Pencernaan Kelompok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN
AKADEMI ANALIS KESEHATAN FAJAR PEKANBARU

DISUSUN OLEH :
1. AMELIA ELYANA
2. DWI YULISTINA
3. FITRI MULYANI BASRI
4. JULIAS NANDA
5. LIANA
6. MIRA KARMILA
7. NOVITA WULANDARI
8. RIDHA WULANDARI
9. RUDI HERMAWAN
10. TITIK ANJALESMI M
11.YOLA RESKIA CHANIA

AKADEMI ANALIS KESEHATAN FAJAR


PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
tema SISTEM PENCERNAAN. Dan juga kami berterima kasih pada dr.Indriyani
selaku dosen mata kuliah anatomi fisiologi.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita bersama. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terhadap kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pekanbaru, 05 Januari 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..i

DAFTAR ISI ..ii

BAB I

PENDAHULUAN ..3

BAB II

PEMBAHASAN : A. Prinsip Dasar Gastrointestinal.....4

B. Fungsi Sistem Pencernaan.....5

C. Jenis Proses Pencernaan...5

D. Proses Pencernaan...6

E. Saluran Pencernaan..6

F. Gangguan Umum Pemyakit Pencernaan..22

BAB III

PENUTUP 32

KESIMPULAN 32

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang penting, karena merupakan tempat
masuknya nutrisi kedalam tubuh. Terdiri dari tractus digestivus yaitu suatu organ
berongga yang panjang, dimulai di mulut dan berakhir di anus.

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrizen (zat yang sudah
dicerna), air dan garam yang berasal dari zat makanan kelingkungan dalam untuk
distribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi.

Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh, seperti ATP yang di butuhkan sel-sel
untuk melaksakan berbagai kegiatan ditubuh dan juga berfungsi sebagai tahan
pembangunan dan penggantian sel-sel yang rusak. Pembuangan sisa/sampah tubuh hanya
merupakan fungsi kecil dari sistem pencernaan yang berlangsung melalui paru-paru,
ginjal, defekasi pada akhir pencernaan, dan keringat melalui kulit. Agar makanan dapat di
cerna secara optimal dalam saluran pencernaan maka saluran pencernaan harus memiliki
pencernaan air, elektroit dan makanan yang terus-menerus. Untuk ini dibutuhkan :

a. Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan


b. Sekresi getah pencernaan
c. Absorbsi hasil pencernaan air dan elektroit
d. Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal yang membawakan zat yang
yang diabsorpsi
e. pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan homongen

Fungsi sistem pencernaan adalah mengubah molekul organik dan anorganik yang
lebih sederhana yang dapat diserap ke dalam darah atau cairan limf untuk ditransfor ke
sel-sel tubuh.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRINSIP DASAR GASTROINTESTINAL

Dalam lumen saluran gastrointestinal (IG) dimulai oleh jumlah harus diciptakan suatu
lingkungan khusus supaya pencernaan dan absorsi dapat berlangsung. Sekret kelenjar dan
kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupaya supaya tersedia lingkungan yang
optimal. Mekanisme pengendalian ini tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh keadaan
nutrisi tubuh, tetapi lebih dipengaruhi oleh voleme dan komposisi kandungan lumen
gasprointestinal (GI ).

Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen. Sistem terdapat di


dalam dinding saluran gastrointestinal dan kebanyakan refleksi GI dimulai oleh sejumlah
ransangan di lumen, Yaitu:

a) Regang dinding oleh isi lumen


b) Osmolaritas kimus atau konsentrasi zat yang terlarut
c) Keasaman siklus (konsentrasi )ion H
d) Hasil pencernaan karbonat, lemak dan protein (monosakarida asam lemak
,peptida dari asam amino)

4
Sinyal /isyarat dimulai oleh rangsangan-rangsangan tersebut diatas dan bekerja
terhadap mekanoreseptor, osmoreseptor (sensasi bau) dan komereseptor serta refleks
yang mempengaruhi efektor ( sensasi kelenjar ) lapisan otot dalam dinding saluran GI dan
kelenjar eksokrin yang mengsekresi bahan bahan dalam lumen.Reseptor maupun efektor
refleks tersebut terdapat didalam sistem pencernaan.refleks ini yang mempertahankan
kondisi optimal untuk pencernaan dan absorpsi melalui mekanisme umpan balik negatif .

B. FUNGSI SISTEM PENCERNAAN

Fungsi primer saluran pencernaan : Menyediakan suplai terus menerus pada tubuh
akan air, elektrolit dan gizi, sehingga siap diabsorbsi. Selama dalam proses pencernaan ,
makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh
sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim
yang terkandung dalam berbagai cairan pencerna. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas
khusus menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh
terhadap jenis lainnya.

Fungsi sistem pencernaan : Pencernaan dan Penyerapan . Pencernaan adalah


pemecahan makanan menjadi molekul kecil , yang kemudian diserap ke dalam tubuh.
Sistem pencernaan dibagi menjadi dua bagian utama :

a) Saluran lambung dan usus ( saluran pencernaan ) : Saluran berkelanjutan dengan


dua lubang yaitu mulut dan dubur. Saluran ini meliputi mulut ,faring, esophagus,
lambung, usus kecil , dan usus besar. Makanan yang melewati rongga dalam ,
atau lumen , pada saluran lambung dan usus, secara teknik belum memasuki
tubuh sampai makanan tersebut diserap oleh dinding-dinding saluran lambung
dan usus menuju pembuluh darah atau pembuluh limfa.
b) Organ tambahan terdiri atas gigi dan lidah, kelenjar liur, hati, kantong empedu
dan pancreas.

C. JENIS PROSES PENCERNAAN

a) Pencernaan mekanik adalah proses penghancuran fisik makanan menjadi bagian-


bagian yang lebih kecil. Contoh : Mengunyah
b) Pencernaan kimia adalah kerja enzim-enzim ketika makanan dihancurkan
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil maka akan lebih luas permukaan
makanan yang akan terpajang oleh kerja enzim pencernaan. Dalam proses
tersebut makanan yang semula berupa molekul kompleks diubah menjadi
senyawa yang sederhana yang dimanfaatkan oleh tubuh. Contoh enzim
pencernaan protein hanya akan bekerja pada protein, tidak bekerja pada lemak
atau
karbohidrat.

Produksi Akhir Pencernaan :

5
1. Karbohidrat, seperti zat pati dan disakarida, akan dicerna menjadi monosakarida
seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Protein akan dicerna menjadi asam amino, dan lemak akan dicerna menjadi asam
lemak dan gliserol.
3. Selama pencernaan juga terjadi pemisahan dan pelepasan bahan yang terkandung
dalam makanan seperti vitamin mineral dan air.

D. PROSES PENCERNAAN
1. Ingesti,adalah masuknya makanan ke dalam mulut, disini terjadi pemotongan dan
penggilingan makanan yang dilakukan secara mekanik oleh gigi.
2. Peristalsis,adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan
makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
3. Digesti,adalah hidrilisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorbsi dapat berlangsung.
4. Egesti,(defekasi), adalh proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna ,juga
bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
5. Absorbsi, adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran
pencernaan kedalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh
sel-sel tubuh.

E. SALURAN PENCERNAAN

Urutan saluran pencernaan : Mulut, Esofagus, Lambung, Usus kecil, Usus besar, Rectum
dan Anus.

6
Terdapat organ tambahan pada pencernaan, yaitu : Hati dan Pankreas. Yang
memproduksi secret digestive yang mencapai usus melalui saluran kecil, disebut duktus.
Sekretnya disimpan di kandung empedu.

1. Mulut (oris)

Mulut merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesoris
yang berfungsi dalam proses awal pencernaan.

Secara umum mulut terdiri atas 2 bagian yaitu:

1) Bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi.
2) Bagian rongga mulut (bagian dalam) ,yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya
oleh tulang maksilaris, palatum, mandibularis disebelah belakang bersambung
dengan faring.
Selaput lender mulut ditutupi epitelium yang belapis-lapis, di bawahnya terletak
kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lender, selaput ini kaya akan pembulu darah
dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Disebelah luar mulut ditutupi oleh
kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir(mukosa).

Dimulut ada beberapa bagian yang perlu diketahui yaitu antara lain:

1. Palatum
terdiri atas dua bagian yaitu:
a. Palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari
sebelah depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari 2 tulang
palatum.
b. Palatum mole (palatum lunak), terletak dibelakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput
lendir.
2. Rongga mulut
a. Gigi

7
Manusia memiliki 2 susunan gigi 2 : gigi primer dan gigi sekunder.
- Gigi primer, dimulai dari ruang diantara dua gigi depan yang terdiri dari
dua gigi seri,satu taring, dua geraham (molar), dan untuk total
keseluruhan 20 gigi .
- Gigi sekunder, terdiri dari dua gigi seri, satu taring,dua premolar
(bicuspid) dan tiga geraham (tricuspid) untuk total keseluruhan 32 buah.

Juga gigi ada 2 macam,yaitu:

- Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak anak umur 6-7 bulan.
- Gigi tetap (permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah.

Fungsi gigi adalah dalam proses maktikasi (pengunyaan). Makanan yang masuk kedalam
mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk
membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

b. Lidah
Berfungsi untuk menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan. Selain
itu juga untuk pengecapan dan produksi wicara. Otot terdiri dari otot serat
lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, dilekatkan pada frenulum lingua.
Dibagian belakang panggal lidah terdapat epiglotis yang berfungsi untuk
menutup jalan nafas pada waktu kita menelan makanan ,supaya makanan
jangan masuk ke jalan nafas. Kerja otot lidah ini dapat digerakkan atas 3
bagian ,yaitu:
- Radiks lingua = pangkal lidah
- Dorsum lingua = punggung lidah
- Apeks lingua = ujung lidah

Pada lidah terdapat indra peraba dan perasa:


- Asin, dibagian lateral lidah
- Manis, dibagian ujung dan anterior lidah
- Asam, dibagian lateral lidah
- Pahit, dibagian belakang lidah

3. Kelenjar ludah
Merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan
duktus stensoni. Kelenjar ini mensekresi saliva kedalam rongga oral. Kelenjar
ludah (saliva) dihasilkan didalam rongga mulut,yang disarapi oleh saraf-saraf tak
sadar.
Disekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu:
a. Kelenjar parotis, letaknya di bawah depan dari telinga diantara prosesus
mastoid kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni.
b. Kelenjar sub maksilaris (sub mandibular), terletak dibawah rongga mulut
bagian belakang, diktusnya bernama duktus waetoni, bermuara di rongga

8
mulut dekat dengan frenulun lingua. Ukuran kurang lebih sebesar kacang
kenari.
c. Kelenjar sub lungualis, letaknya dibawah selaput lendir dasar rongga mulut
bermuara didasar rongga mulut.

Fungsi saliva
a. Memudahkan makanan untuk dikunyah oleh igi dan dibentuk menjadi bolus,
yaitu gumpalan yang siap untuk ditelan sehingga terjadi pelarutan makanan
secara kimia.
b. Mempertahankan bagian mulut dan lidah tetap lembab atau basah sehingga
memudahkan lidah bergerak saat bicara.
c. Mengandung ptyalin dan amylase, yaitu suatu enzim yang mengubah zat
tepung menjadi maltosa dan polisakarida.
d. Sebagai zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat lain seperti
obat,virus, dan logam dieksresi kedalam saliva.
e. Sebagai zat antibakteri dan antibody yang berfungsih untuk membersikan
rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah
kerusakan gigi.

Kendali syaraf pada saliva


Aliran saliva dapat dipicu melalui stimulus psikis (pikiran akan makanan),
mekanis (keberadaan makanan), atau kimiawi (jenis makanan). Stimulus dibawah
melalui serabut eferen dalam syaraf cranial V, VII, IX, dan X menuju nuclei
salivatori inferior dan superior dalam medulla. Semua kelenjar saliva dipersyarafi
serabut simpatis dan parasimpatis.

Komposisi saliva
Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa,yaitu 98% air dan mengandung enzim
amylase serta berbagai jenis ion (nantrium, klorida, bikarbonat, dan kalium, serta
sekresi mucus yang lebih kental dan lebih sedikit yang mengandung glikoprotein
(musin) ion dan air.

2. faring

9
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan
(osefagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel), yaitu kumpulan kelenjar
limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.
Disini terletak bersimoangan antara jalan nafas dan jalan makananan, yang letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.

Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara masuk
kebagian depan terus keleher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk kebelakang
dari jalan nafas dan didepan dari ruas tulang belakang.

Makanan melewati epiglotis lateral melalui ressus priformis masuk ke esophagus


tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke
jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan,
otot mulut dan lidah kontraksi secara bersamaan.

3. Esofagus

Adalah tabung sepanjang 25 cm (10 inci) yang dimulai dari laringofaring dan turun di
belakang trakea melalui mediastinum ( rongga di antara paru paru). Kemudian makanan
melewati diafragma kesebuah lubang yang disebut hiatus esofagheal dan berhubungan
dengan lambung.

Makanan didorong ke esophagus menuju lambung secara peristalsis. Dua otot lingkar
(sfinker), otot lingkar esophagus atas di bagian atas esophagus dan otot lingkar jantung (
otot lingkar esophagus bawah) didasar esophagus , mengendalikan pergerakan makanan
ke dalam ke luar esophagus.

Deglutisi ( Penelanan)

Penelanan, atau deglutisi dibagi menjadi tiga fase:

10
- Fase bukal terjadi secara sadar di dalam mulut ketika lidah megerakkan gumpalan
makanan kembali ke dalam faring.
- Fase faring terjadi tidak sadar ketika makanan memasuki faring, sebagai berikut:

Langit langit terjadi lunak dan uvula tertekuk ke atas menutup


nesofaring untuk mencegah masuknya makanan ke rongga hidung.

Epiglotis, kelapak tulang rawan yang fleksibel di atas taring, merekuk ke


bawah sementara taring naik. Akibatnya, lubang menuju laring tertutup,
dan makanan hanya dapat masuk ke esophagus.

- Fase esophagus terjadi secara tidak sadar di dalam esophagus. Otot lingkar
esophagus , yang biasanya tertutup , terbuka memungkinkan makanan lewat
ketika laring naik selama penelanan. Ketika makanan memungkinkan makanan
memasuki lambung.

Struktur lapisan saluran pencernaan

Mukosa

Saluran pencernaan tersusun atas jaringan sel epitel. Pada esophagus, mukosa
tersusun atas epitel gepeng bertingkat, mukosa lambung dan usus adalah selapis epitel
gepeng. Mukosa akan mensekresi mucus yang akan melicinkan lewatnya makanan,
dan juga mensekresi enzim pencernaan dari lambung dan usus halus. Dibawah
lapisan mukosa terdapat nodus limfatikus yang mengandung makrofag yang akan
memfagosit bakteri atau bahan asing yang telah menembus epitel.

Submukosa

Tersusun dari jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah dan
pembuluh limf. Jaringan saraf otonom yang disebut pleksus meissner akan mensarafi
mukosa untuk mensekresi mucus. Impuls parasimpatik akan meningkatkan sekresi
sedangkan impuls simpatik akan menurunkan jumlah sekresi.

Lapisan otot eksterna

Tersusun atas dua lapisan otot polos, bagian dalam lapisan otot sirkuler dan bagian
luar lapisan otot longitudinal. Pada esophagus, sepertiga atas lapisan ototnya adalah
otot kasar yang kemudian akan berubah menjadi otot polos pada segmen di
bawahnya. Lambung pada umumnya tersusun atas tiga lapisan otot polos dan bukan
dua lapisan otot.

Konstriksi lapisan otot ini membantu menghancurkan makanan dan mencampurnya


dengan bahan makanan lain. Konstraksi peristaltic searah dari lapisan otot ini
membantu mengarahkan makanan untuk menuju anus. Pleksus auerbach (atau
pleksus mienterikus) adalah suatu jaringan otonom pada lapisan ini. Impuls simpatik

11
akan menurunkan kontraksi dan peristaltic, sedangkan impuls parasimpatik akan
meningkatkan kontraksi dan peristaltic.

Serosa

Di atas diafragma, untuk esophagus, lapisan serosa adalah lapisan paling luar yang
merupakan jaringan ikat fibrrosa. Pada bagian di bawah diafragma, lapisan serosanya
adalah mesenterium atau peritoneum visceral yang merupakan suatu membran
serosa. Cairan serosa di antara peritoneum dan mesenterium mencegah terjadinya
gesekan ketika saluran pencernaan berkontraksi dan organ-organ saling bergesekan
antara satu dengan yang lainnya.

4. lambung (gaster)

Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banayak terutama
didaerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan
esophagus melalui orofisium pilorik, terletak dibawah diapragma di depan pancreas dan
limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.

Bagian-bagian lambung

Regia-regia lambung terdiri dari:

a. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum
kardium dan biasanya penuh berisi gas.
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah
kunvatura minor.

12
c. Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal
membentuk spinter pylorus.
d. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak
sampai ke pylorus.
e. Kurvatura mayor,lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi kiri
osteum kardiakum melalui fundus ventriuli menuju kekanan sampai ke pilorus
inferior.ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor
sampai ke limpa.
f. Oestum kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomem masuk
ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.

Fungsi lambung :

a. Menampung makanan,menghancurkan dan menghalusan makanan oleh


peristaltik lambung dan getah lambung.kapasitas lambung normal memungkinan
adanya interval watu yang panjang antara saat makan dan kemampuan
menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan menyimpan ini dapat
teraomodasi dibagian bawah saluran.
b. Produksi kimus,aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa
homogen setengah cair,beradar asam tinggi yang berasal dari bolus ) dan
mendorongnya edalam duodenum.
c. Digesti protein, lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam
klorida.
d. Produksi mucus, mucus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1
mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.
e. Produksi faktor instrinsik, yaitu glikoprotein yang disekresi sel parietal dan
vitamin B12 yang didapat dari makanan yang dicerna dilambung yang terikat
pada faktor instrinsik.komplek faktor instrinsik vitamin B12 dibawah ke ileum
usus halus, dimana tempat vitamin B12 di absorbsi.
f. Absorbsi, di lambung hanya terjadi absorbsi nutrien sedikit. Babarapa zat yang
diabsorbsi antara lain adalah beberapa obat yang larut lemak (aspirin) dan
alkohol.

Getah cerna lambung yang dihasilkan adalah:

a. Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan
pepton)
b. Asam garam (HCL), fungsinya mengasamkan makanan, sabagai anti septik dan
disinfektan dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi
pepsin.
c. Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein
dari kasinogen (kasinogen dan protein susu)
d. Lapisan lambung, jumlahnya sedikit yang memecah lemak menjadi asam lemak
yang merangsang getah lambung.

13
Digesti dalam lambung

a. Digesti protein

Pepsinogen yang diekresikan oleh sel chief diubah menjadi pepsin oleh asam klorida
yang disekresi oleh sel parietal. Pepsin menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Dan
pepsin adalah enzim yang hanya bekerja dengan PH di bawah 5.

b. Lemak

Enzim lipase yang disekresi oleh sel chief menghidrolisis lemak susu menjadi asam
lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar PH yang rendah.

c. Karbohidrat

Enzim amilase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja pada PH netral.
Enzim ini terbawah bersama bolus dan tetap bekerja dalam lambung sampai asiditas
lambung menembus bolus. Lambung tidak mensekresi enzim untuk mencerna
karbohidrat.

Kendali pada pengosongan lambung

Pengosongan lambung dimulai secara reflek pada saat peregangan


lambung,pelepasan gastrin,kekentalan kimus dan jenis makanan. Karbohidrat dapat
masuk lebih cepat,protein lebih lambat dan lemak tetap dalam lambung selama 3-6 jam.
Pengosongan lambung dihambat oleh hormon duodenum yang juga menghambat sekresi
lambung dan oleh reflek umpan balik entero gastrik dan duodenum. Faktor inilah
(hormon dan syaraf) yang mencegah terjadinya pengisian yang berlebih pada usus dan
memberikan watu yang lebih lama untuk digesti dalam usus halus.sinyal umpan balik
memungkinkan kimus memasuki usus halus pada kecepatan tertentu sehingga dapat
diproses.

Kendali ransangan makanan

Rasa makanan merangsang sekresi lambung karena kerja syaraf sehingga


menimbulan rangsangan kimiawi sehingga dinding lambung melepaskan hormon yang
disebut sekresi getah lambung. Getah lambung dihalangi oleh sistem syaraf simpatis yang
dapat terjadi pada waktu gangguan emosi seperti marah dan rasa takut.

5. Usus Halus

Adalah saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba
terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai kutup ileosekal,tempatnya menyatu
dengan usus besar.

1. Susunan usus halus


a. duodenum

14
Organ ini disebut juga usus 12 jari dan panjangnya 25-30 cm, berbentuk sepatu
kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pancreas yang
menghasilkan amilase yang berfungsih mencerna hidrat arang menjadi
disakarida. Duodenum merupakan bagian yang terpendek dari usus halus.
b. Yeyenum
Adalah bagian kelanjutan dari duodenum yang panjangnya kurang lebih 1-1,5 m
c. Ileum
Ileum merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan panjang 2-2,5 meter.
Lekukan yeyenum dari ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan
perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas dikenal sebagai
mesenterium. Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan
perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoseikalis, orofisium ini diperkuat
oleh spinter, ileoseialis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau
valvula baukini yang berfungsih untuk mencegah cairan dalam kolon asendens
tidak masuk kembali ke ileum.
Mukosa usus halus,yaitu permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan
mukosa dan mikrovilli memudahkan pencernaan dan absorbsi, lipatan ini dibentu
oleh mukosa dan sub mukosa yang memperbesar permukaan usus.pada
penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan
bermacam-macam hormon jaringan dan enzim yang memegang peranan aktif
dalam pencernaan.

2. Gerakan usus halus


Pergerakan usus halus dipicu oleh peregangan dan secara reflek dikendalikan
oleh sistem syaraf otak.
Gerakan usus halus antara lain adalah:
a. Segmentasi irama, yaitu pergerakan percampuran utama dengan mencampur
kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya kepermukaan
absorbtif. Gerakan ini berupa gerakan konstriksi dan relaksasi yang
bergantian dari cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi
segmen-segmen dan mendorong kimus bergerak maju mundur dari satu
segmen yang relaks kesegmen lain. Gerakan segmental memisahkan
beberapa segmen usus dari yang lain,hal ini memungkinkan isi lumen yang
cair bersentuhan dengan dinding usus dan akhirnya siap diabsorbsi.
b. Peristalsis, yaitu kontraksi ritmis otot polos longitudinal dan sirkuler yang
mendorong dan menggerakkan kimus kebawah disepanjang saluran.
c. Gerakan pendulum/ayunan, menyebabkan isi usus bercampur.
3. Fungsi usus halus
a. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-
kapiler darah dan saluran-saluran limfe dengan proses sebagai berikut:
- Menyerap protein dalam bentuk asam amino
- Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida
b. Secara selektif mengabsorbsi produk digesti dan juga air,garam dan vitamin.
4. Kelenjar yang dihasilkan usus halus

15
Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilan getah usus yang
menyempurnakan makanan yaitu:
a. Enterokinase, mengaktifkan enzim tripsinogen pancreas menjadi tripsin yang
kemudian mengurai protein dan peptida yang lebih kecil
b. Aminopeptidase, tetrapeptidase dan dipeptidase yang mengurai peptida
menjadi asam amino bebas
c. Amilase usus yang menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida
(maltosa,sukrosa,laktosa)
d. Maltase, isomaltase, lactase dan sukrase yang memecah disakarida
maltosa,laktosa,laktosa dan sukrosa menjadi monosakarida
e. Lipase usus yang memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol
f. Erepsin, menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino
g. Laktase, mengubah laktase menjadi monosakarida
h. Maltosa, mengubah maltosa menjadi monosakarida
i. Sukrosa, mengubah sukrosa menjadi monosakarida
5. Absorbsi makanan
Makanan yang telah dicerna oleh berbagai getah pencerna yaitu ludah, getah
lambung, getah pancreas, dan sukus enterikus menjadi bentuk yang sederhana
(protein menjadi asam amino, lemak menjadi gliserol dan asam lemak)

Monosakarida). Akhirnya siap untuk diabsorbsi didalam usu halus melalui dua saluran
yaitu pembuluh kapiler dan saluran limfe di Vili usus halus, dan oleh vena porta dibawah
kehati untuk mengalami beberapa perubahan.

Absorbsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung didalam usus


halus melalui 2(dua) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan saluran limfe yang
berada disebelah dalam permukaan vili vena. Sebuah vilus berisi lakteas, pembuluh darah
epithelium dan jaringan otot yang diikiat bersama oleh jaringanlimfoid seluruhnya
diliputi membrane dasar dan ditutupi oleh epithelium.

Jalur dalam absorbsi, diusus halus melalui jalur absorbtif, yaitu produk-produk
seperti monosakarida, asam amino, asam lemak dan gliserol juga air, elektrolit, vitamin
dan cairan pencernaan diabsorbsi menembus membran sel epitel duodenum dan yeyenum.
Hanya sedikit yang berlangsung diileum kecuali garam-garam empedu dan vitamin B12.

6. Hati (Hepar)

16
Organ yang paling besar ditubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1500kg.
letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen disebelah kanan diafragma. Hepar terletak
di quarden kanan dan atas abdomen, di bawah diafragma dan terlindungi oleh tulang
rusuk (costae), sehingga dalam keadaan normal(hepar yang sehat tidak teraba). Hati
menerima darah teroksigenasi tetapi kaya akan nutrient vena porta hepatica.

1. Pembagian hati
Hati dibagi atas 2 lapisan utama yaitu:
a. Permukaan atas berbentuk cembung, terletak dibawah diafragma
b. Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukanfisura transersus
dan fisura longitudinal yang memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian
atas hati, selanjutnya hati dibagi 4 belahan yaitu lobus kanan, lobus kiri,
lobus kaudata, dan lobus quadrates.
2. Pembuluh darah pada hati
Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu:
a. Arteri hepatica, yang keluar dari aorta dan member 80% darah pada hati,
darah ini mempunyai kejenuahan 95-100% masuk kehati akan membentuk
jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler vena, akhirnya keluar sebagai
vena hepatica.

17
b. Vena porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior
menghantarkan 20/% darahnya ehati, darah ini mempunyai kejenuhan 70%
sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini
membawa zat makanan dan usus halus. Darah berasal dari veba porta
bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobules disaluri oleh sebuah
pembuluh sinusoid darah atau kapiler hepatica. Pembuluh darah halus
berjalan diantara lobus hati disebut vena interlobular.
3. Fungsi hati
a. Sekresi
- Hati memproduksi empedu dibentuk dalam system retikulo endothelium
yang dialirkan ke empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorbs
lemak
- Menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah gluksa menjadi
glikogen
b. Metabolisme
- Hati berperan serta dalam mempertahankan hpmoestatik gula darah.
- Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya
kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.
- Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak
dan hasil penguraian protein menghasilkan urea dari asam amino berlebih
dan sisa nitrogen. Hati menerima asam amino diubah menjadi ureum
dukeluarkan dari ndarah oleh ginjal dalam bentuk urin.
- Hati mensintesis lemak dari karbohidrat protat.
c. Penyimpanan
- Hati menyimpan glikogeb lemak, vitamin A,D,E, dan zat besi yang
disimpan sebagai feritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat besi
dan dilepaskan bila zat besi diperlukan.
- Mengubah zat makana yang dabsorbsi dari usus dan disimpan di suatu
tempat dalam tubuh, dikeluarkannya sesuai dengan pemakaiannya dalam
jaringan.
d. Detoksifikasi
- Hati melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat dan
memfagositosis eritrosit dan zat asing yang terdidintegrasi dalam darah.
- Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekresi dalam empedu
dan urin(mendektosifikasi)
e. Membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama 6 bulan masa
kehidupan fetus yang kemudian diambil alih oleh sumsum tulang belakang.

7. kandung empedu

Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membrane berotot, letaknya dalam
sebuah sebuah lobus disebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya,
panjangnya 8-12 cm berisi 60cm3.

18
Anatomi sekresi empedu

Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memsuki kenalikuli empedu yang kemudian
menjadi dektus hepatica kanan dan kiri. Duktus empedu yang komunis bersama dengan
duktus pancreas bermuara diduodenum atau dialihkan untuk penyimpanan dikandung
empedu.

Fungsi kandung empedu

a) Sebagai persediaan getah empedu dan membuat getah empedu menjadi kental
b) Getah empedu adalah cairan yang menghasilkan oleh sel-sel hat jumlah setiap
hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000ml sehari yang digunakan untuk
mencerna lemak 80% dari getah empedu pigmen (warna) insulin dan zat lainnya.

Kendali sekresi aliran empedu

Sekresi empedu diatur oleh factor implus parasimpatis dan hormone sekretin dan CCK.
CCK dilepas untuk mengkontraksi oto kandung empedu dan merelaksasi sfingter oddi,
cairan empedu kemudian didorong kedalam duodenum.

Komposisi getah empedu

Getah empedu adalah suatu cairn yang disekresi setiap hari oleh sel hati yang dihasilkan
setiap hari 5000-1000cc, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi meningkat
sewaktu mencerna lemak.

Empedu berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari 97% air, pigmen empedu dan garam
garam empedu.

a) Pigmen empedu, terdiri dari biliverdin. Pigmen ini merupakan hasil penguraian
hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. Pigmen utamanya
adalah feses. Warna kekuningan pada jaringan (jaundice) merupakan akibat dari
peningkatan kadar bilirubin darah dan ini merupakan indikasi kerusakan fungsi
hati, peningkatan dekstruksi sel darah merah atau obstruksi duktus empedu oleh
batu empedu.
b) Garam-garam empedu,yang terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan
kolestrol dan asam amino. Setelah disekresi kedalam usus garam tersebut
direbsorbsi dari ileum bagian bawah kembali kehati dan didaur ulang kembali,
peristiwa ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
Fungsi dari garam empedu dalam usus halus aalah:
- Emulasifikasi lemak, garam empedu mengemulsi globules lemak besar
dalam usus halus yang kemudian dijadikan globules lemak lebih kecil
dan area permukaan yang lebih luas kerja enzim.
- Absorbsi lemak, garam empedu juga membantu mengabsorbsi zat terlarut
lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membrane sel

19
- Pengeluaran kolestrol dari tubuh, garam empedu berikatan dengan
kolestrol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil yang disebut
micelle yang akan dibuang melalui feses
8. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatura besar
lambung.
1. Kelenjar pancreas
Sekumpul kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar lidah
panjangnya kira-kira 15cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa
dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebral lumbalis I & II
dibelakang lambung.
2. Fungsi pancreas
a. Fungsi eksokrin (asinar), yang membentuk getaj pancreas yang berisi
enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion
bikarbonat dalam konsentrasi tinggi. Produk gabungan sel-sel asinar
mengalir melalui duktus pancreas, yang menyatu melalui duktus empedu
komunis dan masuk duodenum dititik ampula hepatopankreas. Getah
pancreas ini dikirim kedalam duodenum melalui duktus pankreatiku,
yang bermuara pada papilla vateri yang terletak pada dinding duodenum.
Pancreas menerima darah arteri pankreatika dan mengalirkan darahnya
ke vena kava inferior melalui vena pankreatika.
b. Fungsi endokrin (pulau langerhans), sekelompok kecil sel epitelium yang
berbentuk pulau-pulau kecil atau kepulauan langerhans, yang bersama-
sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin dan
glucagon yang langsung dialirkan kedalam peredaran darah dibawa
kejaringan tanpa melewati duktus untuk membantu metabolism
karbohitrat.
3. Hasil sekresi dan komposii cairan pancreas
Cairan pancreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein,
karbohidrat dan lemak.
a. Enzim proteolitik pancreas ( protease), yaitu:
1. Tripsinogen, yang disekresi pancreas diaktivasi menjadi tripsin oleh
enterokinase yang diproduksi oleh usus halus. Tripsin mencerna
protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan
peptide yang lebih kecil.
2. Kimotripsin, teraktivasi dar kimotripsinogen oleh tripsin.
Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap
protein.
3. Karboksipeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase adalah enzim
yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan
asam-asam amino bebas.
b. Lipase pancreas. Yang menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan
gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam garam empedu.

20
c. Amylase pancreas, yang menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna
oleh amylase saliva menjadi sakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).
d. Rribonukleuse dan deoksiribonuklease, yang menghidrolisis RNA dan
DN menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.
9. usus besar

usus besar merupakan bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat
pembuangan, maka diusus besar sebagian nutrient telah dicerna dan diabsorbsi dan hanya
menyisakan zat-zat yang tidak dicerna. Makanan biasanya memerlukan waktu dua sampai
lima hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan. Dua sampai enam jam dilambung,
enam sampai delapan jam diusus halus dan sisa waktunya berada diusus besar, kemudia
disimpan directum dan dikeluarkam lewat anus.

Panjangnya 1,5 m lebarnya 5-6 cm. lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar
adalah selaput lendir, lapisan otot melingkar,lapisan otot memanjang dan jaringan ikat.
Ukurannya lebih besar dari pada usus halus, disini terdapat taenia coli dan pendiks
epiploika, mukosanya lebih halus dari pada usus halus dan tidak memiliki villi, tidak
memiliki lipatan-lipatan sirkuler )plicae circulars). Serabut otot longitudinal dalam
muskulus externa membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-
kantong besar yang disebut hustra. Dibagian bawah terdapat katupileostaltic, sehingga
memungkinkan kimus mengalir 15ml sekali untuk masuk dan untuk total alian sebanyak
500ml/hari.

21
Usus besar terdri dari caecum, colon ascendens,colon transversum, colon desondens,
colon sigmoid, rectum dan canalis ani serta spinkter ani.

Fungsi usus besar antara lain adalah:

a) Menyerap air dan elektrolit 80% sampai 90% dari makana dan mengubah dari
cairan menjadi massa
b) Tempat tinggal sejumlah bakteri E.coli yang mampu mencerna sejumlah kecil
selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrient bagi tubuh dalam setiap hari
c) Memproduksi vitamin antara lain vitamin k, ribovlafin dan tiamin serta berbagai
gas
d) Penyiapam selulosa yang berupaya hifrat arang dalam tumbuh-tumbuhan, buah-
buahan dan sayuran hijau

Proses pengeluaran feses.

Refleks defekasi, rangsangan datang dari regangan rectum ketika gerakan peristaltic
mendorong makanan kedalamnya. Impuls sensorik akan menuju ke medulla spinalis dan
impuls motorik akan kembali ke otot polos rectum, yang kemudian berkontraksi.
Sfingterinterna akan berelaksasi untuk memungkinkan proses defekasi. kontrol sesuai
kehendak dilakukan oleh otot sfingter ani eksternum yang tersususn atas otot skelet.

Defekasi

Defekasi sebagian merupakan reflex, sebagian lagi merupakan aktivitas volunteer( yaitu
dengan mengejan tejadi kontraksi diafragma dan otot abdominal untuk menigkatkan
tekanan inta abdominal).

Komposisi feses mengandung :

Air mencapai 75% sampai 80%


Sepertiga nutrient padatnya adalah bakteri
Dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah nitrogen, zat sisa organic dan anorganik
dari sekresi pencernaan, serta mucus dan lemak.
Feses juga mengandung sejumlah bakteri kasar, atau serat dan selulosa yang tidak
tercerna
Warna coklat berasal dari pigmen empedu
Dan bau berasal dari kerja bakteri

Peritonium

Peritonium merupakan membrane tipis, halus lembab pada rongga abdomen dan
menutupi organ-organ abdomen serta terdiri dari membrane serosa rangkap.

Bagian peritonium

Peritoneum terdiri dari dua bagian yaitu:

22
a. Peritoneum parietalis, yang melapisi dinding rongga abdomen.
b. Peritoneum visceralis, yang melapisi semua organ yang berada dalam
rongga obdomen.

Ruang yang terdapat diantara dua lapisan ini disebut ruan peritoneal atau kantong
peritoneum. Pada laki-laki berupa kantong tertutup dan pada perempuan merupakan
saluran telur yang terbuka masuk kedalam rongga peritoneum.

Didalam peritoneum banyak terdapat lipatan atau kantong. lipatan besar


(omentum mayor) banyak terdapat lemak yang terdapat disebelah depan lambung.
Lipatan kecil (omentum minor) meliputi hati, kurvatura minor dan lambung berjalan
keatas dinding abdomen dan membentuk mesenterium usus halus.

Fungsi peritoneum

a) Menutupi sebagian dari tugas organ abdomen dan pelvis


b) Membentuk pembatas yang halus sehingga organ yang ada dalam rongga
peritoniumtidak saling bergesekan
c) Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap dinding
posterior abdomen
d) Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah yang membatu melindungi terhadap
infeksi
e) Tempat pelekatan organ-organ kedinding abdomen posterior dan satu sama
lainnya
f) Memungkinkan pembuluh-pembuluh dan persyarafan untuk mencapai organ-
organ tanpa harus dililit oleh lemak dan mengalami penekanan menutupi atau
melokalisir area yang terinfeksi dengan omentum mayus.

F. GAMBARAN UMUM PENYAKIT PENCERNAAN

GANGGUAN MOTILITAS

kelainan motilitas saluran cerna dapat terjadi akibat kerusakan otot polos saluran
cerna atau gangguan mekanisme hormon dan syaraf yang mengontrolnya , atau keduanya.

Contoh kerusakan otot yang menyebabkan gangguan motilitas adalah sriktur


esofagus akibat ingesti zat kaustik atau refluks asam. Kelainan kontrol motilitas oleh saraf
dijumpai pada akalasia esofagus. Gangguan motilitas esofagus biasanya ditandai oleh
disfagia dan odinofagia. Salah satu contoh gangguan saraf yang mempengaruhi motilitas
adalah penyakit Hirschprung yaitu ketiadaan neuron-neuron mienterik di kolon
menghambat motilitas.

Gangguan motilitas lambung mencakup gastroparesis, suatu penyakit diabetes


melitus, dan dismotilitas akibat pembedahan lambung, dari reseksi sebagian lambung atau
vagotomi. vagotomi mencakup reseksi truncus n. Vagus melalui pembedahan, yang

23
menghambat sekresi asam dan regulasi motilitas lambung yang dirangsang oleh vagus.
Sebelum tersedianya antagonis resepor H2 histamin dan inhibitor pompa proton, vagotomi
lambung selektif dilakukan untuk mengobati hipersekresi asam lambung. Vagotomi
kadang-kadang masih dilakukan sebagai terapi untuk sindrom Zollinger-Ellison.

Gejala dan tanda gangguan motilitas di lambung bergantung pada kausanya.


Karena vagotomi memotong serabur-serabut yang memengaruhi sekresi asam, penyulit
klasik vagotomi adalah gangguan motilitas lambung. Hal ini secara klinis dapat
bermanifestasi sebagai obstruksi parsial pintu keluar atau pengosongan isi lambung yang
terlalu cepat ke dalam duodenum, yang menyebabkan pergeseran cairan dn gejala
vasomotor (dumping syndrome). Namum, pasien terkadang dapat mengalami gejala
distensi lambung, mual, mudah kenyang, dan muntah yang mengisyaratkan obstruksi
parsial pintu keluar lambung. Untuk mengatasi gejala-gejala terakhir, piloroplasti
(pemutusan serabut-serabut sfingter pilorus) dilakukan agar sfingter menjadi kurang
kompeten sehingga makanan dapat lebih mudah memasuki duodenum. Neuropati
intrinsik lebih menyebabkan perlambatan pengosongan lambung, mual, muntah, dan
konstipasi ketimbang dumping syndrome yang klasik. Dasar patofisiologis untuk
perbedaan-perbedaan ini tidak diketahui.

Di usus halus dan kolon, gangguan motilitas terjadi pada irritable bowel syndrome.
Irritable bowel syndrome ditandai oleh serangan berulang nyeri abdomen, kembung, dan
diare yang bergantian dengan penyulit tanpa kelainan struktural atau penyakit organik
yang jelas.

Saluran cerna dan mekanismee patofisiologisme

Penyakit atau Keadaan Menifestasi pencernaan Mekanisme


yang sering menyertai

Penyakit Teroid Kerusakan sel parietal


oleh proses autoimun
Tiroidistis autoimun Aklorhidria dan anemia
Hipotiroidisme pernisiosa Disfungsi sfingter
esophagus bawah
Refluks esophagus
Dismotilitas lambung
Bezoar
Distomilitas usus
Konstipasi
Atrofi vilus dan
Malabsorpsi insufiensi pancreas

Hipertiroidisme Diare dan penurunan berat Hipermotilitas usus


badan disertai waktu tranksit
yang singkat dan

24
malabsorpesi

Penyakit Adrenal Tidak diketahui

Infusisiensi adrenal Nyeri abdomen Malabsorpesi akibat


berkurangnya efek trofik
Diare kortikos teroid pada
brush

Border enterosit

Penyakit Paratiroid Perubahan transduksi


sinyal akibat
Hiperparatiroidisme Mual dan muntah hiperkalsemia yang
primer menyebabkan atonia dan
dismotilitas lambung
Pankreatitis Pengaktifan premature
enzim-enzim pancreas
yang dipicu oleh
Penyakit asam peptic hipercalsemia

Peningkatan sekresi
asam yang dipicu oleh
hiperkalsemia

Diabetes Melitus Disfungsi esophagus, Neuropati otonom


lambung, usus halus dan
besar, dan rectum mual, Ketoasidosis dengan
muntah, nyeri abdomen otonia lambung

Kehamilan Refluks esophagus; mual Efek penekanan uterus


dan muntah; hematemesis; grafid pada sfingter
konstipasi dan hemoroid esophagus bawah,
pengosongan lambung,
waktu transit diusus, dan
alira balik vena

Keadaan defisiensi Perubahan brush border


enterosit
Seng, niasin Sindrom malabsorpsi

Kanker Nyeri, demam, perdarahan, Metastasis (terutama


asites, obstruksi, perforasi kanker payudara,
melanoma, karsinoma
Sindrom paraneoplastik dan

25
hiperkalsemia bronkogenik paru)

Peptide yang dihasilkan


oleh tumor

Penyakit Hematologis Perdarahan

Gangguan perdarahan Hematoma intramural Iskemia usus


keadaan
hiperkoagulabilitas Infark usus Infiltrasi

Pendarahan, obstruksi,
amyloidosis
Disproteinemia

Penyakit reumatelogis Disfagia, refluks esopagus, Peradangan, vaskulitis,


obstruksi, perdarahan, obliterasi pembuluh
Sklederma perforasi, peseudoobstruksi, darah, abrofi vilus
pankreatitis, malabsorpesi
Lupus eritematosus Peradangan, vaskulitis,
sistemis Mual,muntah, ulserasi abstruksi vascular, atrofi
mukosa vilus
Artritis rheumatoid
Tukak lambung, gastritis Pemakaian asfirin atau
NSHID

Table: faktor yang mempengaruhi tekanan sfingter esophagus bawah

MENINGKAT MENURUN

Hormone Gastrin Sekretin

Motilin Kolesistokinin

Substansi P Glucagon

Somatostatin

Gastric inhibitory peptide


(GIP)

vasoacetifeintestinal
peptide (VIP)

26
progesterone

Zat saraf Agonis atrenergi-alfa Antagonis atrenegit-beta

Agonis atrenergi-beta Antagonis atrenegit-alfa

Agonis kolinergik Agen antikolinergik

Makanan Protein Lemak

Coklat

Etanol

Pepper mint

Lain-lain Histamine Teofilin

Antacid Kafein

Metoklopramid Pengasaman lambung

Domperidom Merokok

Prostaglandin F2x Kehamilan

Kopleks motoric migratorik Prostaglandin E2,I2

Peningkatan tekanan intra- Mepeliden, morfin


abdomen
Dopamine

Agen penyekat kanal


kalsium

Diazepam

Barbiturate

27
Gambar : patofisiologi penyakit refluks esophagus (SEB, Sfingter esophagus bawah.)

Refluks rekuren itu sendiri mempermudah terjadinya refluks berikutnya akibat


pembentukan jaringan parut setelah penyembuhan peradangan epitel yang membuat
sfingter esophagus bawah semakin kurang kompeten sebagai sawar.

Meskipun biasanya merupakan akibat dari refluks asam, esophagitis juga dapat
terjadi akibat refluks pepsin atau empedu. Kerusakan mukosa berlubang menyebabkan
infiltrasi granulosit dan eosinophil, hyperplasia sel basah, dan akhirnya pembentukan
tukak rapuh yang mudah berdarah serta eksudat dipermukaan muktosa. Perubahan-
perubahan patologis ini mempermudah terbentuknya jaringan parutdan inkompetensi
sfingter sehingga dapat terjadi siklus peradangan berulang.

Meningkatnya prekuensi relaksasi sfingter esophagus bawah mungkin itu


berperang menyebabkan peningkatan distensi lambung. Pada keadaan normal, relaksasi
transisi sfingter esophagus bawah disertai oleh peningkatan peristalsis esophagus.
Karenanya, orang dengan defek pada jalur-jalur eksitatorik yang mendorong peristalsis
dapat mengalami peningkatan resiko refuks esophagus. Pada esophagitis refluks, terdapat
perubahan pada tipe frostaklandin yang di hasilkan oleh esophagus, dan hai ini mungkin
berperan menyebabkan gangguan pada proses penyembuhan dan menimbulkan
kekambuhan. Berbeda dari bentuk-brntuk lain cedera akibat asam, infeksi oleh H.Pylori
tampaknya tidak berperan dalam pembentukan refluks atau eksopagitis

Manifestasi klinis

Nyeri ulu hati adalah gejala esophagitis refluks yang umum, dan biasanya
bertambah parah ketika berbaring. Pada refluks berulang dapat timbul beragam penyulit.
Penyulit tersering adalah striktus esofsagus distal. Obstruksi progresif, mula-mula
terhadap makanan padat kemudian terdapat cairan, yang bermanifestasi sebagai disfagia.
Penyulit lain refluks berulang adalah perdarahan atau perforasi, suara serak, batuk, atau
mengi, dan pneumonia akibat ispirasi isi lambung kedalam paru , terutama sewaktu tidur.

28
Studi-studi epidemiologis mengisyaratkan bahwa merokok dan penyalagunaan alcohol
yang berkaitan dengan refluks berulang mengakibatkan perubahan epitel esophagus dari
gambaran histologis skuamosa menjadi kolumnar, yang disebut esophagus barrett. Pada
2-5% kasus, esophagus Brrett berkembang menjadi adenokarsinoma.

PATOFISIOLOGI PENYAKIT LAMBUNG

Penyakit-penyakit yang umum mengenai lambung mencerminkan pentingnya


perang lambung sebagai suatu organ sekretorik, khususnya asam lambung dan factor
intrinsik. Gangguan sekresi asam menyebabkan penyakit asam-peptik, sementara
hilangnya sekresi factor intrinsik menyebabkan ketidak mampuan tubuh menyerap
vitamin B12 yang bermanifestasi sebagai anemia pernisiosa. Gangguan motilitas lambung
yang utama adalah gestroparesis.

PENYAKIT ASAM-PEPTIK

Gambaran Klinis

Gambar : hubungan infeksi H.pylori dengan penyakit saluran cerna atas


(Diproduksi ulang dengan izin, dari Calam J,Baron JH:Pathophysiology of duodenal and
gatric ulcer and gastric cancer.BMJ 2001;323:980.)

Pasien dengan penyakit asam-peptik biasanya dating dengan nyeri dada atau
abdomen yang kronik, ringan terasa panas atau menggigit akibat erosi dangkal atau dalam
mukosa pencernaan. Penyulit akut mencangkup pendarahan saluran cerna yang
menyebabkan hematemesis atau melena, serta perforasi yang menyebabkan nyeri hebat
abdomen dan tanda-tanda abdomen akut (hilangnya bising usus, defans muscular, nyeri
lepas).

29
Secara klasik, tukak duodenum menimbulkan nyeri epigastrium yang terasa
panas atau menggigit, 1-3 jam setelah makan, dan mereda dengan pemberian antacid atau
makanan.

Etiologi

Berbagai penyebab peningkatan absolut atau relatif produksi asam atau


penurunan pertahanan mukosa mempermudah timbulnya penyakit asam-peptik. Agen
infeksi tertentu, yaitu bakteri Helicobacteri pylori, dilaporkan berperan dalam
predisposisi sejumlah bentuk penyakit asam-peptik, termasuk tukak duodenum, tukak
lambung, dan gastritis.

Patologi dan Patogenesis

Agen korosif (asam dan peptin) yang dikeluarkan oleh lambung berperan utama
dalam tukak lambung, tukak duodenum, dan gastritis erosive akut. H.Pylori dapat
menyebabkan penyakit asam-peptik melalui beragam mekanisme, termasuk mengubah
transduksi sinyal, dan menurunkan pertahanan mukosa.

H.pylori adalah pathogen yang sangat umum, dan ditemukan pada 50% populasi
dunia, angka infeksi bahkan lebih tinggi di Negara-negara miskin dengan fasilitas sanitasi
dan standar hygiene perseorangan yang kurang baik. Sebanyak 90% orang yang terinfeksi
memperlihat tanda-tanda peradangan (gastritis atau duodenitis) pada endoskopi,
meskipun banyak dari individu ini asimtomatik secara klinis.

1. Tukak Lambung
Tukak lambung dibedakan dari gastritis oleh kedalaman lesi, dengan
tekak lambung yang menembus mukosa. Gangguan motilitas diperkirakan ikut
berperan dalam pembentukan tukak lambung melalui sedikitnya tiga cara.
Pertama, gangguan tersebut memberi kontribusi akibat cederungan isi duodenum
untuk mengalir balik melalui sfingter pylorus yang ingkopeten. Kedua, gangguan
tersebut memberi kontribusi akibat tertundanya pengosongan isi lambung.
Ketiga, gangguan tersebut dapat berkontribusi akibat perlambatan pengosongan
lambung sehingga tejadi retensi makanan, peningkatan sekresi gastrin serta asam
lambung.

2. Gastritis Erosif Akut


Gastritis erosive akut mencakup peradangan akibat cedera superfisial
dimukosa, erosi mukosa, atau tekak dangakal akibat berbagai gangguan, terutama
alcohol, obat dan stress. Hipersekresi asam, anoksia lambung, gangguan
pertahanan alami (terutama berkurangnya sekresi mukus), pembaruan epitel,
mediator jaringan (mis., prostaglandin), penurunan pH intramukosa, dan difisik
energi intramukosa dilaporkan berperan sebagai factor dalam pembentukan
cedera superfisial mukosa lambung.

3. Gastritis Aktrofik Kronik

30
Kelompok sindrom heterogen ini ditandai oleh sebukan sel radang
disertai atrofi mukrosa lambung dan berkurangnya kelenjar. Gastritis atrofik
kronik terjadi pada infeksi H.pylori, timbulnya anemia pernisiosa,
adenokarsinoma lambung, dan hyperplasia endokrin gastrointestinal disertai
karsinoid (tumor neuroendokrin saluran cerna yang menghasilkan metabolit
serotonin dan menimbulkan gejala flushing dan diare).

4. Tukak Duodenum
Seperti tukak lambung, tukak duodenum diyakini sebagai konsekuensi
infeksi H.pylori.

Manifestasi klinis

Bentuk bentuk penyakit asam peptik yang di tandai oleh lesi mukosa (misalnya gastristis
erosi akut) dapat menyebabkan peredarahan saluran cerna akut atau kronik yang disertai
oleh penurunan bermakna hematokrit dan penyulit terkait.

GASTROPARESIS

Gambaran klinis

Penyakit yang umum pada gangguan lambung adalah perlambatan penggosongan


lambung.

Etiologi

Gastroparesis adalah penyulit yang umum terjadi pada diabetes melitus yang tidak
terkonyrol, dengan konsekuensi berupa neuropati otonom.

Patologi Dan paogenesis

Ganguan motilitasi lambung terjadi karena perubhan pada sejumlah fungsi lambung.

PATOFISIOLOGI PENYAKIT USUS HALUS DAN KOLON

Penyakit diusus halus dan usus besar mencakup diare, penyakit usus meradang dan
penyakit divertikulum.

DIARE

Gambaran Klinis

Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan volume frekuensi atau kecairan yang
berlebihan.

31
Etiologi

Aliran dicairan cerna adalah suatu keadaan eap yang melibatkansekresi cairan dalam
jumlah besar ke dalam dan penyerapannya dari lumen sal;uran cerna.

Manifestasi Klinis

a. Penyakit CROHN
Penyakit Crohn biasanya terjadi di ileum distal dari mulut ke anus dapat terkena ,
umumnya secara diskoninus.
b. KOLITIS ULSERATIF
Peradangan pada kolitis ulseratif terbatas pada mukosa kolon dan rektum.

PENYAKIT DEVERTIKULUM

Gambaran Klinis

Hampir 80% pasien dengan penyakit devertikulumtidak mengalami gejla kecuali


konstipasi kronik. Dari mereka yang mengalami gejala lain, gambaran tersering adalah
nyeri abdomen bawah yang terasa meremas dan timbul intermiten serta sulit di
perkirakan.

Etiologi

Penyakit divertikulum terjadi akibat deformitas didapat kolon, yaitu mukosa dan
submukosa mengalami herniasi yang menembus tunika muskularis dibawahnya.

a. Divertikulosis

Kebanyakan divertikulum terbentuk di kolon; colon sigmoideume terkena pada 95%


kasus. Baik fsktor struktural maupun fungsional diyakini berperan dalam pembentukan
divertikulosis. Kelainan fungsional ini mungkin disebabkan oleh perubahan kebiasaan
makanan; penurunan serat dalam makanan membuat pergerakan maju tinda pada tekanan
transmural normal menjadi lebih sulit.

b. Perdarahan Divertikulum

Cabang-cabang arteri intramulal kolon berhubungan erat dengan kantong divertikulum


sehingga kadang-kadang terjadi ruptur dan perdarahan. Hal ini merupakan penyebab
tersering perdarahan massif saluran cerna pada pasien berusia lanjut.

c. Divertikulitis

Penyulit divertikulitis yang tersering ini terjadi ketika terbentuk suatu fokus peradangan
di dinding divertikulum sebagai respon terhadap iritasi oleh tinja. Pasien mengalami
gejala-gejala nyeri ebdomen dan demam dengan resiko perkembangan menuju abses

32
dengan atau tanpa perforasi. Perforasi biasanya terlokalisasi secara spontan, tetapi potensi
untuk pembentukan fistula dan obstruksi usus masih tinggi.

Manifestasi Klinis

Sekitar seperlima dari semua orang dengan penyakit divertikulum mengalami satu dari
dua penyulit utama perdarahan divertikulum atau divertikulitis yang harus dibedakan dari
karsinoma, inflammatory bowel disease dan cedera akibat iskemik akibat aterosklerosis
difus.

33
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN :

1. Prinsip Dasar Gastrointestin


Dalam lumen saluran gastrointestinal (IG) dimulai oleh jumlah harus diciptakan
suatu lingkungan khusus supaya pencernaan dan absorsi dapat berlangsung.
Sekret kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupaya supaya
tersedia lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian ini tidak terlalu
banyak dipengaruhi oleh keadaan nutrisi tubuh, tetapi lebih dipengaruhi oleh
voleme dan komposisi kandungan lumen gasprointestinal (GI ).

2. Fungsi Sistem Pencernaaan


Pencernaan dan Penyerapan
3. Jenis Proses Pencernaan
Mekanik dan kimia
4. Proses Pencernaan
Ingesti, Peristalsis, Digesti, Egesti, defekasi, Absorbsi
5. Saluran Pencernaan
Oris, Esofhagus, Gaster, Usus Halus, Usus besar, Rectum, Anus
6. Gangguan Umum Pemyakit Pencernaan
Diare/mencret, Diverculitis, Heartburn, Lactose intolerance, Ulcus
duodenum dan lambung, kanker, atresia ani, invaginasi.

34
35
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar anatomi & fisiologi ( essentlans of anatomy physiology) edisi 3 oleh : Valerie
C.Scanlon,PhD dan Tina Sanders
Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11 oleh : Arthur C. Guyton, M.D. dan John E. Hall, Ph.D
Fungsi sistem tubuh manusia oleh Drs.Syaifuddin, B.Ac.
Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic oleh Evelyn C. Pearce
Anatomi Fisiologi Manusia oleh setiadi
Anatomi dan fisiologi oleh Phillip E. Pack, Ph.D
Penerbit Erlangga Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan Jilid 1
Atlas foto Anatomi Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Edisi 2 oleh Elke Lutjen Drecoll dan
Johannes W. Rohen
Patofiologi penyakit oleh Stephen J. McPhee dan William F. Ganong

36

Anda mungkin juga menyukai