KTI Maya-1
KTI Maya-1
KTI Maya-1
OLEH :
MAYA WULANDARI
F.11.064
OLEH :
MAYA WULANDARI
F.11.064
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Maya Wulandari
F.11.064
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Judul KTI : Formulasi Sediaan Sabun Cair Antiseptik Ekstrak Daun Kemangi
NIM : F.11.064
Menyetujui :
Mengetahui :
Direktur
Akademi Farmasi Bina Husada Kendari
Karya tulis ini telah dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah di hadapan Tim
Penguji pada tanggal 20Agustus 2014 sesuai dengan SK Direktur Akademi Farmasi
Bina Husada Kendari No. 439/AKFAR-BINHUS/VIII/2014.
Tim Penguji
Mengetahui :
Direktur
Akademi Farmasi Bina Husada Kendari
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karuniah-Nya, sehingga penulisan Karya tulis ilmiah (KTI) ini dapat
terselesaikan sesuai dengan harapan. Berbagai kesulitan dan hambatan dialami dalam
penulisan ini, namun atas dorongan dan kemauan yang keras terutama adanya
bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan Karya tulis ilmiah ini dapat
Sembah sujud ku persembahkan untuk kedua orang tuaku Bapak Hakim dan
Ibu Sitti Aisyah terimakasih yang setulusnya atas Doa, perhatian, bantuan materi
serta dorongan moril yang tak henti-hentinya sehingga Karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan. Dan tak lupa juga kepada Kakak-kakaku Firmansyah Hakim, Erma
Santi S.com dan Rismal Hakim yang serta seluruh keluarga atas dukungan dan
Serta dengan selesainya Karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan terima
dan Ibu Karmilah., S.Farm., M.Si sebagai pembimbing II yang telah banyak
ini. Melalui kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H.K. Ones Balaka, SKM selaku Ketua Yayasan Bina Husada Kendari.
2. Ibu Dra. Francisca Pandean, Apt selaku Direktur Akademi Farmasi Bina Husada
Kendari.s
3. Ibu Hasnawati., S.Si., M.Sc selaku Ketua Program Studi Diploma III Farmasi
5. Sahabat-sahabatku Niar Genda, Nina Asrina, Masnawati, Nefi dan Nurul Hikma
Kendari khususnya Kak Faichal Benny, Kak Saddam dan Kak Asrawal
dan seperjuangan.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
banyak kekeliruan dan kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan dari segi
pengetahuan, tenaga maupun materi. Oleh karena itu pendapat, saran dan kritik
sangat diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis
INTISARI
Sabun mandi cair adalah sediaan pembersih kulit berbentuk cair yang dibuat
dari bahan dasar sabun atau detergen dengan penambahan bahan lain yang diijinkan
dan digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun kemangi (Ocimum basillicum L.)
dapat diformulasikan sebagai sediaan sabun mandi cair dengan 3 variasi formula
dengan perbedaan konsentrasi 10%, 15% dan 20% Sodium Lauril Sulfat sebagai
pembusa.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen, sampel diekstraksi dengan cara
dimaserasi selama 5 x 24 jam dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak
kemudian dirotary evaporator pada suhu 40OC dengan tekanan 100 atm. Ekstrak
kental yang diperoleh digunakan sebagai zat aktif sediaan sabun mandi cair
antiseptik pada konsentrasi 10%.
Pada hasil penelitian dari formulasi sediaan sabun cair antiseptik
menggunakan ekstrak daun kemangi menunjukkan bahwa sediaan yang cukup stabil,
homogen dan memiliki pH untuk Formula A dengan pH 8, Formula dengan pH 9
dan Formula C dengan pH 9. Dengan perbedaan konsentrasi pada Sodium Lauril
Sulfat dapat mempengaruhi bentuk dari sediaan semakin tinggi konsentrasi pembusa
semakin cair bentuk sediaan. Sediaan dengan konsentrasi Sodium Lauril Sulfat 10%
mempunyai bentuk yang lebih baik daripada konsentrasi 15% dan 20%.
Liquid soap is the dosage liquid skin cleanser that made from the basic
ingredients of soap or detergent with the addition of other materials are permitted and
used for bath without causing irritation to the skin. The purpose of this study was to
determine whether the extract of kemangi (Ocimum basillicum L.) can be formulated
as a dosage liquid soap with 3 variations of formulas with different concentrations
were 10%, 15% and 20% sodium lauryl sulfate as a foaming agent.
This study was done as experimentally, the sample was extracted by the
macerated for 5 x 24 hours using 96% ethanol.Then the extract evaporated with
rotary evaporator at a temperature of 40o C with a pressure of 100 atm. Viscous
extract obtained was used as the active substance dosage antiseptic liquid soap at a
concentration of 10%.
The formulation of dosage Antiseptic Liquid Soap of kemangi leaves extract
showed that the dosage are quite stable, homogeneous, potential hydrogen (pH)
range 8-9.The difference in the concentration of sodium lauryl sulfate can affect the
shape of the dosage namely the higher concentration of the foaming then dosage
forms more liquid. Dosage with a concentration of 10% sodium lauryl sulfate has a
better shape than the concentration of 15% and 20%.
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... vi
INTISARI.................................................................................................... viii
ABSTRACT................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah...... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian..... 4
I. Uraian Bahan 32
A. Metode Penelitian..... 43
D. Variabel Penelitian.... 43
E. Definisi Operasional.. 44
F. Kerangka Konseptual................ 44
H. Prosedur Penelitian............ 46
J. Diagram Alir.. 50
K. Analisis Data.. 51
A. Hasil... 52
B. Pembahasan... 52
A. Kesimpulan........ 57
B. Saran.. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Tabel Halaman
1.1 Syarat Mutu Sabun Mandi Cair.... 26
1.2 Master Formula............................................................ 30
1.3 Modifikasi Formula Sabun Cair Antiseptik. 31
1.5 Hasil Uji Stabilitas Sediaan.. 53
1.6 Hasil Uji Homogenitas..................................................................... 54
1.7 Hasil Uji pH...... 55
1.8 Hasil Uji Tinggi Busa... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Perhitungan Bahan
2. Dokumentasi Penelitian
3. Kemasan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
potensi sumber daya yang besar termasuk dalam bidang pengobatan (Salimah,
2013).
yang sering muncul pada masyarakat salah satunya adalah infeksi. Infeksi
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
sediaan sabun mandi cair. Sabun mandi cair adalah sediaan pembersih kulit
berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar sabun atau detergen dengan
penambahan bahan lain yang diijinkan dan digunakan untuk mandi tanpa
kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu tanaman alam yang mudah
yang dapat mengurangi rasa sakit apabila terjadi pendarahan atau pembengkakan
pada luka. Selain itu, flavonoid bersifat sebagai antibakteri dan antioksidan yang
dapat meningkatkan kerja sistem imun dan membantu proses penyembuhan luka
daun kemangi mengandung minyak atsiri yang konsentrasi bunuh minimalnya untuk
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherchia coli yaitu 0,5% dan 0,25%.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
ekstrak daun kemangi yang meliputi uji organoleptik, uji tinggi busa, uji
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemangi adalah jenis sayur yang daunnya memiliki aroma yang khas.
lalapan bahan tambahan masakan, menghilangkan bau badan dan bau mulut
(Suryo, 2010).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Family : Labiatae
Genus : Ocimum
kebanyakan berbau adas agak kuat dan terkadang ada yang berbau
lemah.
bentuk antara yakni kelopak daun berwarna hijau, mahkota berwarna ungu
6-30 mm, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, berbulu, pertulangan
4. Kandungan Kimia
menunjukkan efek yang baik dalam menangkal serangan radikal bebas dan
(Mardiana, 2005).
1. Pengertian Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan
2. Macam-macam Ekstrak
Ekstrak dapat berupa ekstrak kering, ekstrak cair, dan ekstrak kental
(Voight, 1971) :
b. Ekstrak cair merupakan sediaan cair yang dibuat dari hasil tarikan
simplisia.
c. Ekstrak kental merupakan sediaan kental, yang dibuat dari hasil tarikan
1. Pengertian Ekstraksi
yang akan dipisahkan (solute) berada dalam fase padat, maka proses
2. Tujuan Ekstraksi
pelarut ke dalam sel tanaman dan pengembangan sel lalu terdifusi bahan
mencapai sifon, maka seluruh cairan akan turun ke labu alas bulat
klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari
tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25
cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat
tegak dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut,
1. Pengertian Kulit
rangsangan luar. Kulit terbagi atas dua lapisan utama, yaitu epidermis (kulit
ari) sebagai lapisan paling luar dan dermis (korium, kutis, kulit jangat). Di
bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit (Tranggono,
2007).
2. Anatomi Kulit
pada telapak kaki dan telapak tangan, dan paling tipis berukuran 0,1 mm
terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel epidermis disebut
dengan keratinosit.
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling atas dan terdiri atas
beberapa lapis sel pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami
Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin (protein yang tidak larut
dalam air) dan sangat resisten terhadap bahan kimia. Secara alami, sel-
berinti besar dan berbentuk oval. Setiap sel berisi filamen kecil terdiri
lapisan ini).
melanin epidermal.
jaringan elastik dan fibrosa padat dengan elemen selular, kelenjar, dan
b. Lapisan Dermis
Batas antara pars papilaris dan dan pars retikularis adalah bagian
retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut-
c. Lapisan Subkutan
adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga
Guna penikulus adiposus adalah sebagia shock beaker atau pegas bila
tekanan trauma mekanis yang menim pada kulit, isolator panas atau
diantaranya:
a. Kulit normal merupakan kulit ideal yang sehat, tidak mengkilap atau
kusam, segar dan elastis dengan minyak dan kelembaban yang cukup.
lengket.
permukaan kulit atau sedikit sehingga pada perabaan terasa kering, kasar
karena banyak lapisan kulit yang lepas dan retak, kaku atau tidak elastis
e. Kulit sensitive yaitu kulit yang peka terhadap aplikasi zat kimia
diatasnya.
berminyak.
sebagai berikut:
a. Fungsi Proteksi
bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit
asam asetil).
zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda
padat, tetapi cairan yang mudah menguap labih mudah diserap, begitu
juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan
dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5OC untuk suhu kulit lebih rendah.
Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara
e. Fungsi ekskresi
lagi atau zat sisa metabolism dalam tubuh NaCl, ure, asam urat dan
ammonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi
kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini
f. Fungsi persepsi
yang erotik.
3. Penyakit Kulit
berikut:
a. Eksim (Dermatitis)
yang berlebihan pada kulit. Lalu disertai dengan kulit memerah, bersisik
air atau nanah. Bagian tubuh yang sering terkena eksim biasanya tangan,
kaki, lipatan paha dan telinga. Eksim terbagi menjadi dua, yaitu eksim
kering dan basah. Pada eksim basah, juga akan terasa panas dan dingin
yang akan membesar. Benjolan ini berisi nanah, dan terasa panas dan
banyak tumbuh pada bagian tubuh yang lembab, seperti, lipatan paha,
c. Campak (Rubella)
pilek, bersin, badan terasa lesu, sakit kepala, nafsu makan menurun
drastis dan radang mata. Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul
tubuh.
d. Kudis (Skabies)
sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang
genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
e. Kurap
adalah kulit menjadi tebal dan pada kulit timbul lingkaran-lingkaran yang
semakin jelas, bersisik, lembab dan berair dan terasa gatal. Kemudian
terserang kurap yaitu tengkuk, leher, dan kulit kepala. Kurap dapat
f. Panau
Panau atau Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan
oleh jamur. Penyakit panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada
kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa
1. Definisi Kosmetik
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Depkes
RI, 2010).
penggunaannya.
aktif dan ditambah bahan tambahan lain seperti bahan pewarna, bahan
(Erlivawidji, 2012).
dasar dan 5% bahan aktif atau kadang-kadang tidak mengandung bahan aktif.
Hal ini mengandung arti bahwa kosmetik, sifat dan efeknya tidak ditentukan
1. Pengertian Sabun
Natrium dan Kalium, dari asam lemak rantai panjang. Ketika asam lemak
(Barel,dkk. 2009).
a. Sabun padat adalah sabun yang dibuat dari reaksi saponifikasi dari lemak
biasanya digunakan lemak hewan yang kaya akan kandungan stearin dan
tajam dari kalium, digunakan dalam kombinasi dengan soda kuastik untuk
memungkinkan air untuk membasahi bahan yang dicuci dengan lebih efektif.
susbstratnya berasal (kulit manusia, pakaian, alat gelas dan perkakas lainya),
jenis kotoran yang akan dibersihkan (padat atau minyak, kepolaran, sifat
elektrolit, dan lainya), serta kemampuan membersihkan dari sabun itu sendiri
(Handayani, 2009).
kulit, lantai, atau kain. Kotoran biasanya merupakan campuran dari bahan
berlemak dan partikel padat. Lemak dapat berupa sebum yang dihasilkan oleh
kulit, dan bertindak sebagai pengikat kotoran yang baik, misalnya terhadap
debu.
dengan air saja tidak cukup. Dibutuhkan zat lain untuk menurunkan tegangan
antar muka antara minyak dengan air. Dengan adanya sifat surfaktan pada
berikatan dengan air dan bagian non polar (lipofilik) berikatan dengan
5. Reaksi Penyabunan
asam lemak yang terdapat dalam keadaan bebas atau asam lemak yang terikat
sebagai minyak atau lemak (gliserida) dengan cara minyak dan lemak
netralisasi, sabun dihasilkan oleh reaksi asam lemak langsung dengan alkali
a. Reaksi Saponifikasi
dengan alkali kuat menghasilkan gliserol dan asam lemak (sabun). Pada
reaksi saponifikasi, larutan alkali kuat (misalnya natrium hidroksida) akan
mengubah minyak dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Asam
lemak lalu bereaksi dengan alkali kuat menghasilkan garam asam lemak
b. Reaksi netralisasi
menjadi asam lemak dan gliserol, lalu asam lemak dinetralkan melalui
reaksi dengan larutan alkali kuat menghasilkan sabun. Alkali yang biasa
atau shampo.
garam (salting out), kemudian akan terbentuk 2 lapisan yaitu bagian atas
merupakan lapisan sabun yang tidak larut didalam air garam dan lapisan
fase air.
b. Metode Dingin
Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan dan
tanpa disertai pemanasan. Namun cara ini hanya dapat dilakukan terhadap
minyak yang pada suhu kamar memang sudah berbentuk cair. Minyak
tambahan lain.
tidak dipisahkan. Ini menjadi suatu nilai tambah tersendiri kerena gliserol
tahan lama. Sabun dari minyak kelapa dapat dibuat dengan proses ini.
Persyaratan
NO. Kriteria Uji Satuan
Jenis S Jenis D
Keadaan : Cairan Cairan
- Bentuk homogen homogen
1.
- Bau Khas Khas
- Warna Khas Khas
2. pH 25O C 8-11 6-8
Alkali bebas
(dihitung Tidak
3. % Maks. 0,1
sebagai dipersyaratkan
NaOH)
4. Bahan aktif % Min. 15 Min. 10
Bobot jenis, 1,01-1,10 1,01-1,10
5.
25OC
Cemaran
mikroba :
6. Koloni/g Maks. 1105 Maks. 1105
Angka
lempeng total
umum antiseptik adalah nontoksik karena digunakan untuk kulit, muklosa, atau
(Darmadi, 2008):
1. Faktor Antiseptik
a. Konsentrasi
1) Pada konsentrasi yang sedikit lebih tinggi, efek fungisid lebih kuat
2. Faktor Mikroba
yang bervariasi.
3. Faktor Lingkungan
Adanya bahan organik, misalnya darah, pus, saliva, atau feses, dapat
4. Waktu Pemaparan
seluler mikroba, yaitu melalui unsur protein yang membentuk struktur seluler
Adanya bahan kimi pada permukaan sel akan menimbulkan lisis yang
1. Master Formula
Minyak Zaitun 30 mL
KOH 16 mL
NaCMC 1 gram
BHA 1 gram
Aquadest ad 100 ml
2. Modifikasi Formula
I. Uraian Bahan
higroskopik.
organik lain.
b. Triaethanolamin
Sinonim : Trietanolamina
higroskopik.
cahaya.
c. Propilenglikol
Sinonim : Propilenglikol
Rumus Bangun :
d. Nipagin
Rumus Bangun :
Pemerian :
Berwujud hablur kecil; tidak berwarna
terbakar.
Kelarutan :
Bahan ini sukar larut dalam air, dalam
e. Nipasol
Rumus Bangun :
berasa.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5
2010).
51
P.
: Vitamin E
Sinonim
: Tidak berbau atau sedikit berbau, tidak berasa
Pemerian
atau sedikit berasa.
kloroform P.
: Antioksidan.
K/P
: Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari
Penyimpanan
cahaya.
Sinonim : KOH
mutlak P mendidih .
Penyimpanan : cahaya.
Konsentrasi : 8%.
diantaranya sebagai zat aktif yaitu ekstrak daun kemangi yang memiliki
dalam sabun dapat disebabkan karena konsentrasi alkali yang pekat atau
berlebih pada proses penyabunan dan akibat dari kelebihan alkali bebas
55
dalam sabun, karena alkali mempunyai sifat yang keras dan dapat
3. Oleum Cocos
asam lemak bebas dalam jumlah kecil dapat mengakibatkan rasa yang
tidak enak dan dapat menghasilkan bau tengik, asam lemak juga dapat
mengakibatkan karat dan warna gelap jika lemak dipanaskan dalam wajan
minyak alami yang dihasilkan oleh kulit yang berfungsi sebagai pelembab
6. Trietanolamin
bereaksi dengan asam membentuk garam dan ester. Reaksi yang terjadi
antara trietanolamin dan asam lemak bebas membentuk sabun yang dapat
(Shintaningsih, 2007).
stabil dan tidak mudah menguap, senyawa ini efektif pada rentang pH luas
paling tinggi terhadap jamur dan kapang. Nipagin dapat terserap sempurna
melalui kulit dan saluran cerna. Nipasol efektif sebagai pengawet pada
8. Propilenglikol
9. -tokoferol
kimia yang secara bertahap akan teroksidasi dengan adanya efek seperti
oksigen (Agus, 2006). Zat antioksidan atau penangkal radikal bebas sangat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2014 bertempat
Sulawesi Tenggara.
1. Populasi
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah daun kemangi yang diambil dari
C. Variabel Penelitian
D. Defenisi Operasional
1. Ekstrak daun kemangi adalah ekstrak yang diperoleh dengan cara metode
etanol 96% kedalam suatu bejana lalu didiamkan pada kondisi terlindung dari
cahaya selama 5 hari sambil sesekali diaduk dan hasil maserasi diuapkan
pada rotary evaporator pada suhu 40O C dengan tekanan 100 atm yang
2. Sediaan sabun cair antiseptik adalah sediaan kosmetik berbentuk cairan kental
E. Kerangka Konsepsional
Hasil
Gambar 1.6
60
1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Bejana maserasi
c. Erlenmeyer
d. Gelas kimia
e. Gelas ukur
f. Hot plate
g. Indikator universal
h. Kaca arloji
i. Kain flanel
j. Lakban hitam
k. Pisau
l. Rotary evaporator
m. Sendok tanduk
n. Tabung reaksi
o. Timbangan analitik
p. Termometer
q. Wadah sabun
2. Bahan
a. Aluminum foil
b. Aquadest
c. -tokoferol
61
d. Daun kemangi
e. Kertas perkamen
f. KOH
g. Nipagin
h. Nipasol
i. Oleum Cocos
l. Propilenglikol
m. Triethanolamin
G. Prosedur Penelitian
dengan benda asing yang terikut pada proses pengumpulan bahan baku.
membusuk.
62
1:75.
d. Ditutup bejana dan biarkan selama 5 hari pada temperatur kamar dan
f. Simplisia diperas dan ditambahkan lagi cairan penyari seperti semula dan
suhu 80oC.
63
1. Uji Organoleptik
a. Diamati bentuk, perubahan warna, dan bau dari formula sabun cair
2. Uji Homogenitas
b. Sabun diraba secara seksama, apakah sediaan sabun cair tersebut terdapat
3. Uji pH
5. Diagram Alir
Daun Kemangi
- Dibersihkan
- Dicuci
- Ditimbang
Ekstraksi dengan metode maserasi
- Diupakan
- Rotary Evaporator
Ekstrak kental
Data
Anaisis data
Hasil
Kesimpulan
Gambar 1.7
66
6. Analisis Data
1. Jenis Data
b. Data sekunder yaitu data yang berasal dari literatur yang mendukung
penelitian.
3. Penyajian Data
BAB IV
dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Dari hasil ekstraksi diperoleh ekstrak cair
yang berwarna hijau tua, kemudian diuapkan menggunakan alat rotary evaporator,
namun hasil penguapan yang diperoleh tidak begitu kental, sehingga dilakukan
ini cukup mudah dan menggunakan alat-alat yang sederhana. Digunakan pelarut
etanol karena flavonoid dapat larut dengan baik pada pelarut ini. Etanol bersifat
cukup selektif, kapang sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral,
absorbsinya baik, dapat bercampur dengan air dalam segala perbandingan dan
memerlukan panas yang lebih sedikit untuk proses pemekatan. Selain itu, beberapa
1. Uji Organoleptik
Parameter yang diamati dalam uji stabilitas fisik ini meliputi perubahan
warna, bau, dan bentuk. Dari hasil pengamatan bentuk, didapatkan hasil bahwa
seluruh sediaan Sabun Cair yang dibuat tidak mengalami perubahan bentuk dari
Bau yang dihasilkan dari seluruh sediaan adalah bau khas dari pengaroma
yang digunakan dan dari daun kemangi itu sendiri, dan tidak terjadi perubahan
bau selama penyimpanan. Pemberian variasi pembusa pada ketiga formula tidak
Dari hasil pengamatan warna yang dihasilkan pada sediaan sabun cair dari
ketiga formulasi A, B, dan C memiliki warna yang sama yakni kuning kehijauan.
Namun pada minggu ketiga setelah pengamatan terjadi perubahan warna menjadi
hijau pada sediaan sabun cair dari warna sebelumnya. Hal ini diduga disebabkan
dipengaruhi oleh pH, cahaya, dan temperatur yang dapat menyebabkan warna
mudah terdegradasi. Selain itu, konsistensi ekstrak yang masih kental diduga
2. Uji Homogenitas
Homogenitas
Formula (Minggu ke)
I II III
A Homogen Homogen Homogen
B Homogen Homogen Homogen
C Homogen Homogen Homogen
objek untuk melihat adanya partikel atau butiran-butiran kasar. Untuk uji
dengan baik.
70
3. Uji pH
2 Kadar pH pH 9 9 9
3 Kadar pH pH 9 9 9
diperoleh pada tabel warna yang tertera. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pH dari sediaan sabun cair antiseptik dari ekstrak daun kemangi tidak melebihi
atau mengurangi dari pH yang ditentukan yaitu pH untuk sabun mandi cair 8-11.
(SNI 0 6-4085-1996).
Salah satu daya tarik sabun adalah kandungan busanya. Perilaku konsumen
menunjukkan bahwa mereka akan merasa puas jika, sabun yang dipakai berbuih
Pengujian tinggi busa dari sabun mandi cair dengan cara sediaaan sabun cair
aquadest lalu dilakukan pengocokan selama 20 detik secara konstan dan diukur
Adanya penurunan busa tersebut karena daya buih dipengaruhi oleh pH,
Disamping itu, adanya peningkatan jumlah air yang ditambahkan dalam sabun
Perbedaan daya busa ini bisa juga disebabkan oleh perbedaan kandungan
alkali dalam sabun cair yang dihasilkan. Hal tersebut dikarenakan dalam proses
penurunan daya busa juga dipengaruhi oleh kandungan asam lemak bebas yang
terdapat dalam sabun yang dihasilkan, karena asam lemak bebas yang terdapat
dalam sabun dapat menghambat daya bersih dari sabun itu yang ditandai dengan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sediaan Sabun Cair Antiseptik Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basillicum L.)
1. Ekstrak daun kemangi 10% dapat diformulasi dalam bentuk sediaan sabun
dan 20%.
memiliki bentuk yang lebih bagus daripada kedua formula yang lain.
B. Saran
produk sabun cair antiseptik ekstrak daun kemangi pada hewan uji coba selama
Sabun cair ekstrak daun kemangi perlu adanya pengembangan dalam segi
Perhitungan Bahan :
Ekstrak daun
10% 10% 10% Zat aktif
kemangi
Pembentuk
KOH 8% 8% 8%
sabun
Pembentuk
Oleum Cocos 10% 10% 10%
sabun
Na-CMC 3% 3% 3% Pengental
Sodium lauril
10% 15% 20% Pembusa
sulfat
Trietanolamin 3% 3% 3% Pengemulsi
10
Ekstrak Daun Kemangi 10% = 100 125 = 12,5
8
KOH 8% = 100 125 = 10
10
Oleum Cocos 10% = 125 = 12,5
100
3
Na CMC 3% = 100 125 = 3,75
10
Natrium Lauril Sulfat 10% = 100 125 = 12,5
3
Triethanolamin 3% = 100 125 = 3,75
0,02
Nipasol 0,02% = 125 = 0,025
100
0,18
Nipagin 0,18% = 125 = 0,225
100
10
Propilenglikol 10% = 100 125 = 12,5
0,05
-tokoferol 0,05% = 125 = 0,0625
100
0,05
OMP 0,05% = 125 = 0,0625
100
Penyiapan Sampel
Proses Maserasi
Pembuatan Formula
Pengujian Fisik Sediaan
Lampiran III
KOMPOSISI:
Ocimu Body Wash Antiseptik mengandung:
Ekstrak Daun Kemangi 10 %
Sodium Lauril Sulfat
INDIKASI:
Ocimum Body Wash Antiseptic efekteif untuk membunuh kuman
penyebab bau badan tak sedap dan gatal-gatal
CARA PEMAKAIAN:
Gunakan setiap hari saat mandi untuk memberikan rasa segar dan
PERHATIAN:
Ocimum Body Wash Antiseptic hanya untuk pemakaian luar,
hindari kontak dengan mata dan kelopak mata.
PENYIMPANAN:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering 15-25 0 C
KEMASAN:
Ocimum Body Wash Antiseptik @ 125 mL
No. Reg : CD 0201410001
No. Batch : A 020014
Exp. Date : Juli 2017
Diproduksi Oleh:
PT. Maya W MW
KENDARI SULAWESI TENGGARA
ETIKET
OCIMUM
Body Wash
Antiseptic
OCIMUM
Komposisi :
Body Wash
Ocimum Body Wash Antiseptik mengandung :
Antiseptic
Ekstrak Daun Kemangi, Propilenglikol,
Body Wash Antiseptic
OCIMUM
OCIMUM
Aquadest.
Indikasi :
Cara Pemakaian :
Kemasan:
Netto 125 mL
Diproduksi Oleh:
PT. Maya W
KENDARI SULTRA
YAYASAN BINA HUSADA KENDARI
NIM : F.12.047
1 Kadar pH pH 9 9 10
2 Kadar pH pH 10 10 10
3 Kadar pH pH 10 11 11
Kendari, 2015
Menyetujui, Mengetahui,
Laboran Laboratorium Farmasetika Kepala Laboratorium Farmasetika