SNI 01 3160 1992 Bawang Putih
SNI 01 3160 1992 Bawang Putih
SNI 01 3160 1992 Bawang Putih
i
Bawang putih
Pendahuluan
Standar bawang putih disusun berdasarkan survai didaerah penghasil bawang putih di Jawa
Timur (Malang) dan Sumatera Utara, hasil wawancara dengan Lembaga Penelitian
Hortikultura di Jakarta dan Malang dan studi pustaka. Setelah mempelajari hasil survai
tersebut diatas serta memperbandingkannya dengan standar mutu bawang putih Amerika
Serikat (United States. Standards for Grade of Garlic, 42 FR 32514, 1977) maka disusunlah
Standar Bawang Putih Indonesia sebagai berikut :
Spesifikasi
1 Ruang lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh, dan cara
pengemasan bawang putih.
2 Diskripsi
Bawang putih adalah umbi dari tanaman bawang putih (Allium sativum L) yang terdiri dari
siung-siung bernas, kompak dan masih terbungkus oleh kulit luar, bersih dan tidak berjamur.
3 Jenis mutu
Bawang putih digolongkan dalam 2 jenis mutu, yaitu mutu I dan mutu II.
4 Syarat mutu
Syarat Cara
penguji
Karakteristik an
Mutu I
Kesamaan Seraga Seraga Organol
sifat varietas m m eptik
Tingkat Tua Tua Organol
ketuaan eptik
Kekompakan Kompa Kurang Organol
siung k kompak eptik
Kebernasan Bernas Kurang Organol
siung bernas eptik
Kekeringan Kering Kering Organol
simpan simpan eptik
Sempu Kurang
Kulit luar rna sempurn
Organol
pembungkus menut a
eptik
umbi up menutup
umbi umbi
Kerusakan, % SP-
(bobot/bobot) SMP- 1 dari 3
5 8
maks. 310-
SNI 01-3160-199
2
Keterangan:
Kesamaan sifat varietas : Kesamaan sifat varietas dinyatakan seragam apabila terdapat
keseragaman bentuk umum umbi (bulat, bulat pipih atau bulat lonjong).
Tingkat ketuaan : Bawang putih dinyatakan tua apabila telah mencapai kematangan
fisiologis, dimana bawang putih padat, tidak lunak dan tidak keriput.
Kekompakan siung : Bawang putih dinyatakan kompak apabila siung-siung tidak menyebar,
akan tetapi saling menempel rapat satu sama lain pada seluruh panjang siung. Bawang putih
dinyatakan kurang kompak apabila siung-siung dalam umbi agak menyebar dan menempel
kurang rapat satu sama lain pada seluruh panjang siung.
Kebernasan siung : Bawang putih dinyatakan bernas apabila tiap siung berisi cukup padat
dan tidak keriput. Bawang putih dinyatakan kurang bernas apabila siung berisi kurang padat,
meskipun tidak keriput.
Kekeringan : Bawang putih dinyatakan kering simpan apabila telah cukup kering untuk dapat
disimpan. Salah satu petunjuk cukup kering adalah sudah terkelupasnya kulit luar.
Kulit luar pembungkus umbi : Kulit luar pembungkus umbi dinyatakan sempurna
menutup umbi apabila sebagian besar umbi terlihat terbungkus kulit luar secara senpurna. Kulit
luar pembungkus umbi dinyatakan kurang sempurna menutup umbi apabila sebagian besar
umbi terlihat terbungkus kulit luar secara tidak sempurna.
Kerusakan : Bawang putih dinyatakan rusak apabila mengalami kerusakan atau cacat oleh
sebab fisiologis, mekanis dan lain-lain yang terlihat pada permukaan umbi.
Kotoran : Kotoran dinyatakan tidak ada apabila tidak terdapat kotoran atau benda asing
lainnya yang menempel pada bawang putih atau berada dalam kemasan, yang mempengaruhi
kenampakannya. Bahan penyekat/pembungkus tidak dianggap sebagai kotoran.
2 dari 3
5 Pengambilan contoh
5.1 Cara pengambilan contoh Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti
terlihat pada daftar dibawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 3 kg dari
bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (stratified random
sampling) sampai diperoleh contoh sekurang-kurangnya 3 kg untuk dianalisa.
6 Pengemasan
6.1 Cara pengemasan Bawang putih disajikan dalam bentuk umbi yang telah dipotong atau
yang masih ada bagian daunnya dan sudah kering simpan. Pengemasan dalam keranjang
atau bahan lain dengan berat netto maksimum 80 kg dan ditutup dengan anyaman
bambu atau bahan lain kemudian diikat dengan tali rotan atau bahan lain. Isi kemasan
tidak melebihi permukaan.
3 dari 3
BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BS
N
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-
4
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 1027
0
Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : bsn@bsn.go.i
d