Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Komposisi Warna Terbaik Dan Terburuk

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Aris Yusmardi

Nim : 15110034

Komposisi Warna Terbaik dan Terburuk


( Interaksi Manusia Komputer )

Intro:

Warna merupakan suatu aspek penting dalam pembangunan sebuah desain interface. Warna

diyakini memberikan banyak kontribusi bagi kenyamanan interaksi user dengan antar muka

yang dipergunakannya. Oleh karena itu pihak programmer sudah sewajibnya memperhatikan

aspek psikologi pemakaian warna dalam perancangan desain interface aplikasi yang

dibuatnya. Berikut ini merupakan tabel komposisi kombinasi warna pada desain interface,

mulai dari komposisi warna yang terbaik hingga komposisi warna terburuk dalam

hubungannya dengan aspek psikologis user.

Warna terbentuk dari :


 Hue (Corak)
Bentuk dari bermacam-macam warna dalam corak yang berbeda. Semakin tinggi nilai suatu
corak, semakin cerah dan jelas warna yang ditampilkan.
 Intensity (Intensitas)
Merupakan kecerahan dari suatu warna
 Saturation (Kejenuhan atau jumlah putih pada warna)
Semakin sedikit unsur putih dari suatu warna, semakin gelap warna itu. Semakin banyak
jumlah unsur putih, semakin jenuh warna itu.
Saat membuat aplikasi, para desainer harus memahami psikologi warna agar pencampuran

warna tidak membuat mata merasa tidak nyaman dan cepat lelah karena mata harus

melakukan penyesuaian dengan warna tampilan yang digunakan.

Aspek-aspek dalam pemakaian warna :

Aspek Psikologis
 Hindari pemakaian warna yang tajam dan simultan. Warna merah, jingga, kuning dan
hijau dapat dilihat bersama-sama tetapi cyan, biru dan merah tidak dapat dilihat secara
serempak dengan mudah
 Hindari warna biru murni untuk teks, garis tipis, dan bentuk yang sangat kecil.
Penglihatan tidak diset untuk memandang sesuatu yang terperinci, tajam serta bergelombang
pendek
 Hindari warna berdekatan yang hanya berbeda dalam warna biru
 Perlu pengaturan pencahayaan di dalam ruangan karena warna akan berubah ketika
cahaya berubah
 Hindari penempatan warna merah dan hijau secara berseberangan pada tampilan skala
besar, gunakan warna biru dan kuning

Aspek Perseptual
 Tidak semua warna bisa dibaca, secara umum warna latar belakang cenderung lebih
gelap.

Aspek Kognitif
 Jangan menggunakan warna yang berlebihan
 Warna yang sama membawa 'pesan' yang berbeda
 Urutan warna sesuai dengan posisi spektralnya
 Kecerahan dan saturasi akan menarik perhatian
 Waspadalah terhadap manipulasi warna secara tak linear pada layar tampilan dan
bentuk cetakan
KOMBINASI WARNA TERBAIK

Background Garis dan Teks (Normal) Garis dan Teks (Tebal)


Hijau Hitam (100%), Biru (56%), Hitam (69%), Merah (63%),
Merah (25%) Biru (31%)

Background Garis dan Teks (Normal) Garis dan Teks (Tebal)


Biru Putih (81%), Kuning (50%), Kuning (38%), Magenta
Cyan (25%) (31%), Hitam (31%), Cyan
(31%), Putih (25%)

Background Garis dan Teks (Normal) Garis dan Teks (Tebal)


Cyan Biru (69%), Hitam (56%), Merah (56%), Biru (50%),
Merah (37%) Hitam (44%), Magenta
(25%)

KOMBINASI WARNA TERBURUK

Background Garis dan Teks (Normal) Garis dan Teks (Tebal)


Hijau Cyan (81%), Magenta (50%), Cyan (81%), Magenta &
Kuning (37%) Kuning (44%)
Background Garis dan Teks (Normal) Garis dan Teks (Tebal)
Biru Hijau (62%), Merah & Hitam Hijau (44%), Merah & Hitam
(37%) (31%)

Background Garis dan Teks (Normal) Garis dan Teks (Tebal)


Cyan Hitam (81%), Kuning (75%), Kuning (69%), Hijau (62%),
Putih (31%) Putih (56%)

TABEL KOMPOSISI WARNA TERBAIK


Background Garis dan Teks (Normal) Garis dan Teks (Tebal)
Putih Biru (94%), Hitam (63%), Merah (25%) Hitam (69%), Biru (63%), Merah (31%)

Hitam Putih (75%), Kuning (63%) Kuning (69%), Putih (59%), Hijau
(25%)
Merah Kuning (75%), Putih (56%), Hitam (44%) Hitam (50%), Kuning (44%), Putih
(44%), Cyan (31%)
Hijau Hitam (100%), Biru (56%), Merah (25%) Hitam (69%), Merah (63%), Biru (31%)
Biru Putih (81%), Kuning (50%), Cyan (25%) Kuning (38%), Magenta (31%), Hitam
(31%), Cyan (31%), Putih (25%)

Cyan Biru (69%), Hitam (56%), Merah (37%) Merah (56%), Biru (50%), Hitam
(44%), Magenta (25%)
Magenta Hitam (63%), Putih (56%), Biru (44%) Biru (50%), Hitam (44%), Kuning
(25%)
Kuning Merah (63%), Biru (63%), Hitam (56%) Merah (75%), Biru (63%), Hitam (50%)
TABEL KOMPOSISI WARNA TERBURUK
Background Garis dan Teks (Normal) Garis dan Teks (Tebal)
Putih Kuning (100%), Cyan (94%) Kuning (94%), Cyan (75%)

Hitam Biru (87%), Merah (44%), Magenta (25%) Biru (81%), Magenta (31%)

Merah Magenta (81%), Biru (44%), Hijau & Magenta (69%), Biru (50%), Hijau
Cyan (25%) (37%), Cyan (25%)
Hijau Cyan (81%), Magenta (50%), Kuning Cyan (81%), Magenta & Kuning (44%)
(37%)
Biru Hijau (62%), Merah & Hitam (37%) Hijau (44%), Merah & Hitam (31%)

Cyan Hitam (81%), Kuning (75%), Putih (31%) Kuning (69%), Hijau (62%), Putih
(56%)
Magenta Hijau (75%), Merah (56%), Cyan (44%) Cyan (81%), Hijau (69%), Merah (44%)
Kuning Putih & Cyan (81%) Putih (81%), Cyan (56%), Hijau (25%)

diperhatikan antara lain adalah :

 Hindarkan penggunaan kombinasi warna yang melelahkan mata, seperti cyan, magenta,
kuning secara bersama.

 Untuk pemakaian user pada usia tua, sebaiknya mempergunakan warna yang tajam.

 Menghindarkan penggunaan warna merah dan hijau dalam skala besar pada tempat
berseberangan. Dalam hal ini perpaduan yang terbaik adalah biru dengan kuning.

 Kombinasi warna hijau dan biru secara psikologis menimbulkan citra yang jelek. Warna
berlawanan yang dapat dipergunakan bersama adalah biru–kuning dan hijau-merah.

 Hindarkan penggunaan warna tunggal untuk menolong pengguna yang mempunyai


keterbatasan dalam melihat warna.

Anda mungkin juga menyukai