Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Mankep Kel.4 Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan melalui orang lain. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis
dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan POAC (planning, organizing, actuating, Controlling)
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam,
2008 dalam Rosyidi, 2013).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional(Gillies 2005
dalam Rosyidi 2013).
Dalam suatu manajemen keperawatan diperlukan adanya manajer atau
kepemimpinan yang merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi
sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan yang
efektif dan efisien bagi individu, keluarga dan masyarakat. Mengapa demikian karna
pada dasarnya manusia unik dan memilikinkecenderungan serta kepentingan berbeda-
beda, jika tidak ada yang mengatur dan mewadahi kepentingan tersebut maka
manajemen tidak dapat dijalankan, oleh karena itu dibutuhkan seorang manajer agar
tujuan dan kepentingan tiap perawat didalamnya sesuai dengan visi dan misi yang
dituju. (Rosyidi 2013).

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat praktik mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan dilaksanakan
di Lantai 3 Ruang Sanur Ubud RS Sumber Kasih Kota Cirebon.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 2 minggu diharapkan
mahasiswa mampu memahami manajemen keperawatan di Lantai 3 Ruang Sanur
Ubud RS Sumber Kasih Kota Cirebon.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di Lantai 3 Ruang Sanur
Ubud RS Sumber Kasih mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian tentang gambaran umum Lantai 3 Ruang Sanur Ubud
RS Sumber Kasih Kota Cirebon.
b. Melakukan analisa dari aspek manajemen di Lantai 3 Ruang Sanur Ubud RS
Sumber Kasih Kota Cirebon.
c. Mengidentifikasi dan menyusun prioritas permasalahan yang ada di Lantai 3
Ruang Sanur Ubud RS Sumber Kasih Kota Cirebon.
d. Menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada di Lantai
3 Ruang Sanur Ubud RS Sumber Kasih Kota Cirebon.
e. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
disusun sesuai prioritas di Lantai 3 Ruang Sanur Ubud RS Sumber Kasih Kota
Cirebon.
D. Cara Pengumpulan data
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah
dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung
dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan untuk mengumpulkan data
tentang pelayanan.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai 5M yaitu: Man (tenaga
dan pasien), Material (bangunan, sarana dan prasarana), Methode (metode
pemberian asuhan keperawatan), Money (Pembiayaan), Marketing (Pemasaran).
BAB II

HASIL PENGKAJIAN

A. Visi dan misi RS Sumber Kasih


1. Visi
Kami, bersama dengan pasien dan keluarga mencintai dan melindungi kehidupan
melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik yang mengutamakan
kebaikan kesehatan pasien kami dengan sentuhan KASIH.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat dengan
menjadikan rumah sakit sumber kasih pilihan utama keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang
lebih baik.
c. Meningkatkan citra sebagai rumah sakit berpenampilan prima serta menjadi
tujuan pengobatan bagi masyarakat dan
d. Mengembangkan diri secara terus menerus sehingga menjadi rumah sakit yang
mandiri dan berprestasi.
B. Visi dan misi Ruangan (Ruang Sanur Ubud)
1. Visi
Menjadikan pelayanan keperawatan pilihan utamakeluarga.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai standar.
b. Memberikan pelayanan keperawatan dengan fokus pada pelayanan kesehatan
keluarga.
c. Memberikan pelayanan keperawatan dengan berpedoman pada: ilmu dan kiat
perawat, etika profesi dan nilai kasih.
C. Tujuan Ruangan (Ruang Sanur Ubud)
Anak adalah sahabat perawat
D. Struktur Organisasi Sanur Ubud

KEPALA RUANGAN
DEWI LESTARI, AMD.KEP

KATIM 1 KATIM II
HERLIANA FHALIYANG,S.KEP MAESAROH,S.KEP

PA PA

PA PA

PASIEN 8-13 PASIEN 8-13

E. Gambaran Umum Ruang Sanur Ubud


Sanur Ubud merupakan salah satu rawat inap yang berada di wilayah RS Sumber
Kasih yang berdekatan dengan jimbaran. Sanur Ubud merupakan rawat inap VIP 1,
VIP 2, kelas I, kelas II, dan Kelas III khusus untuk anak- anak, baik minimal care,
partical care, maupun total care. Sanur Ubud RS Sumber Kasih Kota Cirebon
mempunyai kapasitas 34 tempat tidur dan mempunyai ruangan, yaitu VVIP
mempunyai 1 tempat tidur, VIP 1 mempunyai 4 tempat tidur, VIP 2 mempunyai 10
tempat tidur, kelas I mempunyai 3 tempat tidur, kelas II mempunyai 8 tempat tidur,
kelas III mempunyai 8 tempat tidur. Sanur Ubud RS Sumber Kasih Kota Cirebon
dipimpin oleh seorang kepala ruangan yang dibantu oleh 2 orang perawat koordinator
serta perawat pelaksana 15 orang.
UBUD 6 UBUD 7

UBUD 5 R.TUNGGU

GUDANG UBUD 8
UBUD 3 GUDANG
JANITOR

TOILET MEJA

RUANG KAMAR PASIEN

UBUD 2 NURSE PAVILIUN KAMAR KELUARGA

STATION KASIH

UBUD 1

LIFT
SANUR 5
SANUR 6

SANUR 3
SANUR 7

SANUR 2 SANUR 8

R.UNTILIT
SANUR 1 Y
R.TINDAKAN
SANUR 9 SANUR 10 SANUR 11 SANUR 12
PLAY LAND

SANUR 17
NURSE STATION

SANUR 16 SANUR 15 SANUR 14


JANITOR TOILET TOILET
F. Unsur Input
1. Row Input
Berdasarkan teori perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
sebuah rumah sakit tergantung pada tingkat ketergantungan klien,
kemampuan perawat, rata-rata pasien perhari, jumlah jam efektif dan waktu
untuk perawatan.
a. Pasien
Pasien yang dirawat di ruang Sanur Ubud adalah pasien dengan berbagai
macam jenis penyakit. Rata-rata jumlah pasien pada tanggal 15 – 17
Januari 2018 sebanyak orang dengan rincian sebagai berikut:
Tabel. 3 Pasien Di Ruang Sanur Ubud
No Tanggal Waktu Shift Jumlah Pasien Pasien
Pasien Baru Pulang

1. 15 07.30 – Pagi 19 Pasien - -


Januari 15.00 WIB
2018 15.00 – Siang 19 Pasien - 2
22.00 WIB Pasien

22.00 – Malam 17 Pasien 2 1


08.00 WIB Pasien Pasien

2. 16 07.30 – Pagi 21 Pasien - -


Januari 15.00 WIB
2018 15.00 – Siang 22 Pasien 3 4
22.00 WIB Pasien Pasien

22.00 – Malam 25 Pasien 4 -


08.00 WIB Pasien
3. 17 07.30 – Pagi 24 Pasien 1 8
Januari 15.00 WIB Pasien Pasien
2018 15.00 – Siang 28 Pasien 5 -
22.00 WIB Pasien
22.00 – Malam 28 Pasien - -
08.00 WIB

2. Pengumpulan Data

a) Man/Tenaga

1) Kajian Teori
Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga
keperawatan dan non keperawatan, keunggulan dari Ruang Sanur
Ubud (Ruang Anak) salah satunya adalah memiliki SOP dan SAK
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
(Rosyidi, 2013).
2) Kajian Data
a) Kuantitas
No Pendidikan Jumlah
1. D3 Keperawatan 14
2. S1 Keperawatan 3
3. S1 Profesi Ners 1
Total 18

Perhitungan Tenaga Keperawatan


b) Kualitas Pelayanan
No Pendidikan ∑ %
1. D3 Keperawatan 14 78 %
2. S1 Keperawatan 3 17 %
3. S1 Profesi Ners 1 5%
Total 18 100 %
c) Jenis Pelatihan Yang Pernah Diikuti Perawat Di Ruang
Sanur Ubud
Tabel.6 tenaga perawat dan pelatihan yang diikuti
No Nama Pendidikan Pelatihan
1. Dewi Lestari, D3
Amd.Kep
2. Herliani S1 1. BTCLS
Fhaliyang, 2. APAR
S.Kep
3. Alian Aliani, D3 map tdk ada d ruangan
Amd.Kep
4. Iik Fatkhiyah D3 1. EkG & kegawatdaruratan
Amd.Kep 2. BTCLS
3. Assessment
5. Fuji Ayu, D3 1. BTCLS
Amd.Kep 2. BHD
3. APAR
6. Ria D3 1. BTCLS
Rahmawati,
Amd.Kep
7. Lilis Lisdiana, D3 1. BTCLS
Amd.Kep
8. Suci D3 1. BHD
Handayani, 2. APAR
Amd.Kep 3. BTCLS
9. Ovi Yanuarti, D3 map tdk ada d ruangan
Amd.Kep
10. Maesaroh, S1 1. BTCLS
S.Kep 2. BHD
3. APAR
11. Ayu Maeliyah, D3 1. BHD
Amd.Kep 2. APAR
3. BTCLS
12. Solikhah, S1 map tdk ada d ruangan
S.Kep
13. Dewi Gita, D3 map tdk ada d ruangan
Amd.Kep
14. Ifa D3 1. BTCLS
Lathlifatunnisa, 2. OBESITAS KESEHATAN &
Amd.Kep EXERCISE
3. ASSESMENT
15. Ade Fitri D3 1. BTCLS
Tania,
Amd.Kep
16. Puput Novian, S1 map tdk ada d ruangan
S.Kep., Ners
17. Kiki D3 map tdk ada d ruangan
Gumaesyoh,
Amd.Kep
18. Kania Rohmah, D3 map tdk ada d ruangan
Amd.Kep
b) Material
1) Kajian Data
a) Data Tempat Tidur Pasien
- Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang Sanur
Ubud
i) VIP 1 : 4 bed (1 bed dalam satu kamar).
ii) VIP 2 : 10 bed (1 bed dalam satu kamar).
iii) Kelas I : 3 bed (1 bed dalam satu
kamar, dan 2 bed dalam satu kamar).
iv) Kelas II : 8 bed (2 bed dalam satu kamar).
v) Kelas III : 8 bed (4 bed dalam satu kamar).
- Gambaran berdasarkan jumlah pasien
b) Peralatan dan Fasilitas
- Peralatan
Peralatan di ruang Sanur Ubud
Tabel.4 Peralatan di kamar pasien ruang Sanur Ubud
No Nama Barang Jumlah Kondisi

1. Bed 35 Baik

2. Kursi Penunggu 34 Baik

3. TV 23 Baik

4. AC 35 Baik

5. Lemari 38 Baik

6. Meja 24 Baik

7. Kulkas 14 Baik

8. Jam 15 Baik

9. Kursi Sofa 15 Baik

10. Handscrab 14 Baik

11. Telepon 17 Baik


12. Tabel Penkes 22 Baik

13. Denah Jalur 22 Baik


Evakuasi
14. Brangkar 14 Baik
Uang,Dompet
15. Bantal 38 Baik

16. Guling 21 Baik

17. Pispot 20 Baik

18. Kaca 19 Baik

19. Westafel 20 Baik

20. Standar Infus 43 Baik

21. Oksigen Regulator 15 Baik

22. Tempat Sampah 21 Baik

23. Oksigen Gas 7 Baik

Total 527

Tabel.5 Peralatan alat kesehatan ruang Sanur Ubud


No Nama Barang Jumlah Kondisi

1. Standar Infus 6 Baik

2. Watafel 1 Baik

3. Handscrab 4 Baik

4. Hand Wash 3 Baik

5. Tisu 2 Baik

6. Oksigen Tabung 1 Baik

7. Sampah Infeksis 3 Baik

8. Sampah Non 3 Baik


Infeksius
9. Gunting Perban 2 Baik

10. Plester 3 Baik

11. Telepon 2 Baik

12. Intrumen Besar 2 Baik

13. Bengkok 3 Baik

14. Ac 2 Baik

15. Safety Box 4 Baik

16. Senter 2 Baik

17. Instrumen Kecil 3 Baik

18. Steteskop 5 Baik

19. Kipas Angin 1 Baik

20. Spignometer 4 Baik

21. Termometer 6 Baik

22. Torniquet 1 Baik

23. Apar (Pemadam 3 Baik


Kebakaran)

24. Handscrab 7 Baik

25. Infus Pump 3 Baik

26. Suction 1 Baik

27. Tb Bayi 1 Baik

28. Tb Dewasa 1 Baik

29. Linen 25 Baik

Total 104

- Fasilitas untuk petugas kesehatan


i) Ruang kepala ruangan menyatu dengan nurse station.
ii) Kamar mandi dan WC ada di luar deket Ubud 3.
iii) Nurse station bagian tengah Ruangan.
iv) Gudang di sebelah timur.
v) Ruang TU dibagian tengan ruangan di nurse station
ubud.
- Fasilitas untuk pasien meliputi :
a. Kelas VIP
Kamar mandi dan WC didalam ruangan, sofa, AC, Bed
satu, bantal guling 1, TV, lemari, kursi kayu
b. Kelas 1
Kamar mandi dan WC di dalam ruangan, kursi kayu, AC,
Bed dua, TV, lemari
c. Kelas 2
Kamar mandi dan WC di luar ruangan, kursi plastik, AC,
bed dua, TV, lemari
d. Kelas 3
Kamar mandi dan WC di luar ruangan, kursi plastik, AC,
bed dua, TV, lemari
c) Administrasi Penunjang
- Buku perencanaan pasien pulang.
- Buku Timbang terima.
- Format Timbang Terima/observasi
- SOP.
- SAK.
- Buku Makanan Pasien.
Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar
perlatan di Ruang Sanur Ubud sudah memenuhi standar jumlah yang
ditetapkan
c) Method/Metode
1) Kajian Teori
a) Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Model perawatan Primary Nursing merupakan salah satu
model praktik keperawatan profesional dimana perawat
bertanggung jawab penuh terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien mulai dari klien masuk sampai keluar
rumah sakit. Model ini mendorong kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan keperawatan dan
pelaksanaan asuhan keperawatan selama klien dirawat. Model ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
klien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan koordinasi asuhan kepearwatan selama klien di
rawat. Konsep dasar dan model ini adalah tanggung jawab dan
tanggung gugat. (Rosyidi, 2013).
b) Timbang Terima
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama
peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
komunikasi yang efektif antara perawat maupun dengan tim
kesehatan lain. Salah satu salah satu bentuk komunikasi yang
harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian sift
(timbang terima pasien) (Rosyidi, 2013).
Timbang terima (operan) merupakan teknik/cara
menyampaikan laporan yang berhubungan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer kepada
perawat primer pada sift berikutnya secara tertulis dan lisan
(Rosyidi, 2013). Timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiata yang
harus dilakukan sebelum pergantian sift. Selain laporan antar sift,
dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan
dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
(Nursalam 2007 dalam Rosyidi, 2013).
Teknik pengelolaan timbang terima dimulai dari perawat dari
kedua sift dan Karu siap berkumpul di Nurse station, karu
mengecek kesiapan timbang teriam tiap PP dan PA, persiapan
membawa : status pasien, buku timbang terima, work sheet,
nursing kit, Karu membuka acara timbang terima. Hal-hal yang
perlu disampaikan PP pada saat timbang terima: identitas klien
dan jumla pasien, jumlah pasien baru, jumlah pasien lama,
jumlah pasien pulang, diagnosa medis, masalah keperawatan,
data yang mendukung, tindakan keperawatan yang sudah/belum
dilaksanakan, rencana umum yang perlu dilakukana :
pemeriksaan penunjang, konsul, proseur tindakan tertentu.
Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi dan validasi tentang hal-hal yang telah ditimbang
terimakan, lama timbang terima setiap pasien kurang lebih 5
menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih
rinci, klarifikasi hasil validasi data, lporan timbang terima ditanda
tangani oleh kedua PP dan Karu (kalau pagi saja), reward karu
terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas dan penutupan
dilakukan oleh karu (Rosyidi, 2013).
Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat yang bertugas
dan juga kepala ruangan kecuali untuk shift malem tanpa kepala
ruangan. Pelaksanaan timbang terima mencakup penyampaian
tentang kondisi pasien, terapi medis yang sudah dilakukan sesuai
instruksi dokter serta acara pasien pada hari itu. Pelaksanaan
timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis dengan
menggunakan format timbang terima dan buku timbang terima
dan dilanjutkan keliling ke semua pasien (Rosyidi, 2013).
c) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada Kasus tertentu harus
dilakukan oleh Perawat Primer dan konselor, Kepala Ruangan,
Perawat Associate yang perlu juga melibatkan seluruh PA
kesehatan (Nursalam, 2002 dalam Rosyidi, 2013).
d) Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian
sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan
tugas dalam rangka mencapai tujuan (Nursalam, 2007 dalam
Rosyidi, 2013). Pada proses pelaksanaannya terdapat langkah-
langkah supervisi, yaitu:
- Tahap I
Di nurse station (Pra-supervisi): supervisor (Kepala
Ruangan) memberitahu PP (perawat Primer) bahwa akan
dilakukan supervisi rosedur tindakan injeksi obat intravena
melalui venflon. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi
dan menilai pengetahuan, kinerja, sikap perawat dalam
melaksanakan pemberian obat intra vena melalui venflon
sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan.
- Tahap II
Di ruang perawat (Pra-Supervisi): PP bersama Pa (perawat
asosiate) menyiapkan peralatan. Setelah siap PP
mengkonfirmasi kepada kepala ruangan.
- Tahap III
Di bed pasien (supervisi) : PP bersama Pa melakukan
prosedur tindakan injeksi obat intra vena melalui venflon. Karu
menilai kinerja perawat berdasarkan instrumen yang telah
disiapkan, menilai kognitif, afektif dan psikomotor saat
melakukan tindakan di depan pasien. Bila memungkinkan
dilakukan follow up saat itu juga. Misal cara cuci tangan
komunikasi yang terlewatkan atau pemasangan perlak.
Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
validasi data.
- Tahap IV
Di ruang Karu (pos-supervisi): Supervisor (Karu)
mengklarifikasi permasalahan yang ada “Fair” (karu
menyampaikan kepada PP tentang hal-hal yang belum sesuai
dengan standar prosedur tindakan ). “feedback” (Karu
mengadakan klarifikasi dan validasi data sekunder kepada PP).
“Follow UP” (Karu bersama PP merencanakan tindakan
tersebut secara bersama ntuk melakukan perbaikan).
“Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan
pada PP dan PA).
e) Discharge Planning
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan
proses terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang ditujukkan
untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
Discharge planning keperawatan merupakan kompenen yang
terkait dengan rentang keperawatan atau disebut dengan
keperawatan berkelanjutan, dimana perawat yang dibutuhkan
oleh pasien harus diberikan dimanapun pasien berada. Kegagalan
untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang
akan berisiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup dan
disfungsi fisik. Dlam perencanaan pulang diperlukan komunikasi
yang baik dan terarah sehingga apa yang disampaikan dapat
dimengerti dan berguna untuk proses keperawatan di rumah
(Rosyidi, 2013).
f) Pengelolaan Sentralisasi Obat
Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral
maupun obat injeksi pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Penanggung jawab
pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat (Rosyidi,
2013).
g) Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah semua catatan otentik yang dapat
dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum.
Dokumentasi keperawatan adalah keterangan tertulis dari seluruh
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien, baik pasien
yang mengalami rawat inap ataupun rawat jalan (Rosyidi, 2013).
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat
penting dalam pelaksanaan model asuhan keperawatan
profesional, karena mempunyai fungsi lain sebagai alat
komunikasi, aspek hukum, jaminan mutu pendidikan/peneliti, dan
akreditasi. Kelompok memilih mendokumentasikan bentuk
model PIE dengan alasan pendokumentasian model ini aplikatif
dan efektif karena sudah tampak adanya masalah keperawatan
(Rosyidi, 2013).
Secara garis besar model pendokumentasian terdiri dari
format pengkajian, format problem, intervensi dan evaluasi dalam
satu lembar. Setiap pasien dilakukan pengkajian oleh perawat
primer kemudian dilakukan analisis dan ditegakkan diagnosa
pengkajian keperawatan. Selanjutnya intervensi keperawatan
ditulis disesuaikan dengan format SAK yang ada. Format cetakan
keperawatan diisi oleh perawat assosiat, sedangkan hasil
observasi, vital sign, pemberian obat ditulis dilembar observasi
oleh perawat assosiat (Rosyidi, 2013).
2) Kajian Data
a) Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Dari pengkajian yang kami dapatkan pada tanggal 15 – 17
januari 2018 bahwa model keperawatan profesional yang
dilakukan di ruang sanur ubud saat ini adalah model tim dan pada
pelaksanaannya berjalan dengan optimal dengan presentase 83%.
b) Timbang Terima
Dari hasil wawancara dengan karu yang kami dapatkan
dilakukan dengan fokus pada masalah medis dan masalah
keperawatan dengan presentase 78%.
c) Ronde Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan pada tanggal 15 – 17
januari 2018 perawat ruang sanur ubud dilakukan ronde
keperawatan dengan presentase 80%. Tetapi perawat belum
mengenalkan identitas diri ke pasien hanya memperkenalkan
perawat yang bagian shift pada saat dines.
d) Supervisi Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan pada tanggal 15 – 17
januari 2018 supervisi sudah mempunyai format yang baku
dalam penatalaksanaan supervisi, dan adanya dokumentasi
supervisi yang jelas dengan presentase 91%. Akan tetapi
supervisi yang dilakukan di ruang sanur ubud tidak terjadwal dan
alat instrumen untuk supervisi tidak tersedia dengan lengkap.
e) Discharge Planning
Dari pengkajian yang kami dapatkan pada tanggal 15 – 17
januari 2018 discharge planning di Ruang Sanur Ubud 59%
perawat telah menerapkan Discharge Planing sesuai SOP dan
41% perawat belum menerapkan discharge planing sesuai SOP.
Penilaian hasil ini, berpedoman pada buku Nursalam, 2014 nilai
0-66% termasuk dalam kategori Rendah. Sehingga discharge
planning di Ruang Sanur Ubud belum optimal, oleh karena itu,
perlu ditingkatkan kembali tentang prosedur discharge planning.
f) Pengelolaan Sentralisasi Obat
Dari pengkajian yang kami dapatkan pada tanggal 15 – 17
januari 2018 sentralisasi obat di ruang sanur ubud sudah
dilakukan sebagian untuk seluruh pasien, yakni obat-obatan oral
sedangkan obat yang injeksi belum ada ruangan tersendiri dengan
alasan ketentuan dari pihak rumah sakit yang seperti itu. Alur
sentralisasi obat adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian
diserahkan oleh keluarga untuk mengambil resep ke apotek.
Setelah itu, resep obat diserahkan ke perawat dengan tanda bukti
lembaran kertas resep obat dari dokter dan farmasi. Selain itu
tersedia format tanda terima obat setiap kali dilakukan pemberian
obat secara oral maupun injeksi. Sentralisasi obat di ruang sanur
ubud dengan presentase 85%.
g) Dokumentasi Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan pada tanggal 15 – 17 januari
2018 pengisian dokumentasi belum optimal dengan presentase
72% ada sebagian lembar pengkajian yang belum di isi terutama
pengkajian pemfis dan diagnosa keperawatan masih
mengggunakan diagnosa lama belum teruptodate. Namun ada
beberapa yang sudah terisi semua antaralain mencamtumkan
nama pasien, no register dilembar program dokter, resume
tindakan keperawatan pasien pulang sudah terisi, lembar
informed consent, dan pengkajian penerimaan pasien baru
optimal dilaksanakan, pemanfaatan SAK sepenuhnya dilakukan
terlihat dari beberapa status pasien, sedangkan sebagaian SPO
sudah dimanfaatkan namun belum optimal terutama SPO cuci
tangan 64% dan SPO pemberian obat IV 62%.
d) Money/Pendanaan
1) Kajian Data
Pembiayaan dana renovasi, sumber dana operasional ruangan, alat
kesehatan, fasilitas kesehatan bagi pasien, fasilitas bahan habis pakai
bagi pasien, dan fasilitas kesehatan bagi petugas kesehatan, dan dana
dana kesejahteraan pegawai berasal dari rumah sakit. Insentif yang
diberikan dari rumah sakit yaitu jasa pelayanan yang diberikan sama
untuk semua ruangan sedangkan jasa medik diberikan berdasarkan
pendidikan, masa kerja, dan risiko pekerjaan. Sedangkan pembiayaan
pasien sebagian besar dari askes maskin sedangkan yang lain dari
askes PNS, askes swasta, jamsostek/astek, PKS (Perjanjian kerja
sama) dan biaya sendiri. Biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai
kelas perawatan.
e) Marketing/Pemasaran
1) Kajian Data
a) Jumlah Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 15 –
17 januri 2018 didapatkan:
Tabel. 6 Jumlah Pasien
BOR

15 Januari 2018 16 Januari 2018 17 Januari 2018

61,7 % 76% 88%


b) Alur Pasien Masuk

Mulai

UGD, Poli, OK, VK, Rujukan

- Serah Terima Pasien

Ranap I Dan Ranap II

Orientasi Ruangan
Pemeriksaan fisik
Konsul kepada DPJP
Pemeriksaan penunjang
Permintaan diet pasien ke bagian gizi
Pemberian terapi medik
Melakukan asuhan keperawatan

ICU,OK,VK

- Pasien dalam
- keadaan tertentu

Meninggal Rujuk BLPL

ADM

- Konfirmasi dengan petugas ADM


- untuk perincian pulang
- Pembayaran ke kasir
SECURITY

-Pemotongan gelang identitas

di security sebelum pasien keluar RS

PULANG

SELESAI

c) Produk
Ruang sanur ubud sebagai ruang perawatan yang
diperuntukkan bagi anak-anak untuk pasien VVIP, VIP1, VIP2,
Kelas I, Kelas II, Kelas III. Ruangan ini juga ada pelayanan untuk
SPA bagi anak, maupun anggota keluarga lain yang ingin di
relaksasi.
BAB III
ANALISIS PENGKAJIAN

A. Analisa Fish Bone


(Terlampir)

B. Prioritas Masalah

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas

1. Pemasangan Infus 2 3 3 3 3 162 V

2. Cuci tangan 4 5 3 3 3 540 III

3. Dokumentasi 4 3 4 3 3 432 IV
Keperawatan

4. Discharge Planing 4 5 4 4 3 960 I

5. Pemberian obat IV 4 5 3 4 3 720 II

Keterangan :

1) Magnitude (Mg) yaitu kecenderungan besar dan seringnya kejadian


masalah.

2) Severity (Sv) yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan.

3) Manageability (Mn) yaitu kemungkinan masalah bisa dipecahkan.

4) Nursing Consert (Nc) yaitu melibatkan pertimbangan dan perhatian


perawat.

5) Affordability (Af) yaitu ketersediaan sumber daya.

C. Identifikasi Masalah
1. Discharge Planning sudah dilakukan tetapi belum optimal
2. SPO sudah dimanfaatkan namun belum optimal terutama SPO cuci tangan
dan SPO pemberian obat IV.
3. Dokumentasi keperawatan belum optimal ada sebagian lembar pengkajian
yang belum di isi terutama pengkajian pemfis dan diagnosa keperawatan
masih mengggunakan diagnosa lama belum teruptodate.
4. Supervisi sudah dilaksanakan dengan baik tetapi belum terjadwal dengan
pasti.
D. PLAN OF ACTION (POA)

No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Waktu Metode Biaya Penanggung


dan Jawab
Tempat
1. Discharge Berkolaborasi Dalam waktu ± 1 Perawat di 30% perawat Ruangan Diskusi Kelompok 4
Planning dengan minggu discharge Ruang melihat role Sanur
Tanya
Koordinator planning dapat Sanur Ubud play Ubud
jawab
Ruangan dalam terlaksana dengan
30% perawat
melakukan Role baik Role Play
mampu
Play
melaksanakan
Penyegaran
discharge
kembali tentang
planning
discharge
dengan baik
planning
2. Pemberian Sosialisasi Seluruh perawat Perawat di Melakukan Ruangan Diskusi Kelompok 4
Obat IV prinsip 7 benar melakukan Ruang dengan Sanur
pemberian obat prinsip 7 benar Sanur Ubud optimal Ubud
pemberian obat dengan
presentase 100
%
3. Cuci tangan Mempraktik Seluruh pegawai Seluruh Melaksanakan Ruangan Sosialisasi Kelompok 4
bersama keperawatan dan pegawai di dengan Sanur
mensosialisasi non keperawatan Ruang optimal sesuai Ubud
hand hygiene Sanur Ubud dengan WHO
baik dan PPI yang
keperawatan ada di rumah
maupun non sakit sumber
keperawatan kasih

4. Dokumentasi Sosialisasi Perawat ruangan Perawat di Diterapkan Ruangan Power Kelompok 4


Keperawatan Nanda terbaru sanur ubud Ruang dengan Sanur Point
mampu Sanur Ubud optimal Ubud
mengaplikasikan dengan
nanda terbaru presentasi
100%

5. Pemasangan Sosialisasi Seluruh perawat Perawat di Melaksanakan Ruangan Diskusi Kelompok 4


Infus tindakan sesuai melakukan Ruang dengan Sanur
SPO pemasangan infus Sanur Ubud optimal Ubud
sesuai SOP dengan
presentase
100%
Lampiran Fish Bone

Material Metode Discharge planning


Ruangan mmiliki SOP kurang sesuai dengan
& SAK SOP
Supervisi
Fasilitas pasien
keperawatan belum
terpenuhi
terjadwal

Peralatan dalam Dx kep belum up to


kondisi baik date
Timbang terima berjalan
cukup baik
Asuhan
keperawatan
belum optimal
Gaji dan
insentif sudah
sesuai Perawatan kurang antusias dalam
melaksanakan pendokumentasian sesuai SOP
Adanya jaminan Khususnya Pengkajian
kesehatan BPJS

Tindakan
Keperawatan kurang
Money sesuai SOP

Man
Lampiran SOP

1. PEMASANGAN INFUS

PEMASANGAN INFUS

LEMBAR OBSERVASI TINDAKAN SESUAI SOP

Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai

Nomor Dokumentasi. 020/DIR/RSSK/SK/I/2016

SPO Tanggal Terbit : 2 Januari Diterbitkan oleh RS


Profesi 2017 Sumber Kasih
Pengertian Pemberian obat/cairan dengan cara dimasukan langsung ke dalam pembuluh
darah vena

Kebijakan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian obat intra vena

Tujuan SK Direktur No. 020/DIR/RSSK/SK/I/2016 tentang pelayanan Instalasi dan


Unit Kerja

YA TIDAK
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Sarung Tangan
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Bak spuit
4. Kapas Alkohol
5. Bengkok
6. Obat sesuai program
7. Alat tulis
8. Buku injeksi/daftarobat
9. Manset/tourniket
10. Perlak
11. Plester
12. Gergaji ampul bila diperlukan

B. Pelaksanaan
Perawat atau Bidan
1. Mencuci Tangan
2. Mempersiapkan Alat dan obat dengan benar
(melihat buku injeksi/daftar obat)
3. Menempatkan peralatan didekat klien
4. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
5. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
6. Mengatur posisi klien sesuai lokasi yang
akan disuntik
7. Memakai sarung tangan
8. Memasang perlak dan memasang manset
/tourniket
9. Mendefinisikan kulit dengan kapas alkohol
(melingkar dari dalam keluar)
10. Memperhatikan vena pada posisi
stabil/benar
11. Memegang spuit dengan susut 30°
12. Menusuk vena dengan kemiringan 30° dan
jarum menghadap ke atas
13. Menentukan lokasi penyuntikan : pada
vena mediana cubiti/vena cephalica, pada
vena jugularis, dan pada vena frontalis
/vena temporalis
14. Melakukan aspirasi dan pastikan darah
masuk spuit
15. Membuka manset/tourniket
16. Memasukan obat secara perlahan
17. Mencabut jarum dari tempat tusukan dan
menekan daerah tusukan dengan kapas
18. Menutup daerah tusukan dengan plester
19. Membuang spuit ke dalam bengkok
20. Merapihkan klien dan membereskan alat
21. Melakukan evaluasi tindakan
22. Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
23. Mencuci tangan
24. Mendokumentasikan
TOTAL

2. CUCI TANGAN
CUCI TANGAN

LEMBAR OBSERVASI TINDAKAN SESUAI SOP

Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai

Nomor Dokumentasi: 020/DIR/RSSK/SK/I/2016

SPO Tanggal Terbit : 2 Januari Diterbitkan oleh RS


Profesi 2017 Sumber Kasih
PengertianMembersihkan tangan dari segala kotoran dan microorganisme dengan sabun
anti septic, cairan instant dan air mengalir.
Kebijakan SK Direktur No. 020/DIR/RSSK/SK/I/2016 tentang Pelayanan Instalasi dan
unit Kerja
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencuci tangan.
YA TIDAK
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Sabun antiseptic (Microsield, Savlon, dll
2. Cairan instant (Hibiscrub, Handy clean dll)
3. Westafel dengan air bersih yang mengalir
4. Tissue

B. Pelaksanaan :
1. Melepas arloji dan aksesoris tangan /
perhiasan bila memakai.
2. Membasahi tangan dan diberi sabun
antiseptic dengan cara 6 langkah :
a. Menggosokan telapak tangan kanan
dengan telapak tangan kiri searah jarum
jam hitung sebanyak 8x
b. Telapak kanan di atas punggung tangan
kiri dan telapak kiri di atas unggung
tangan kanan bergantian (Hitung
masing-masing gerakan sebanyak 8x)
c. Telapak dengan telapak dan jari saling
terkait sehingga sela jari tercuci, hitung
sebanyak 8x
d. Meletakkan punggung jari pada telapak
satunya dengan jari saling mengunci kiri
dan kanan bergantian, hitung sebanyak
8x
e. Ibu jari/jempol kanan digosok memutar
oleh telapak kiri dan sebaliknya (hitung
masing-masing gerakan sebanyak 8x)
f. Ujung jari kiri mengucup, gosok
memutar, ke kanan searah jarum jam
pada telapak kanan dan sebaliknya
(hitung masing-masing gerakan
sebanyak 8x)
g. Membersihkan sabun di tangan dengan
air besih yang mengalir
h. Mengeringkan dengan tissue

3. Bila dengan cairan Instant :


Melakukan cuci tangan 6 langkah, dan tidak
perlu menggunakan air dalam hitungan
masing-masing gerakan sebanyak 5x
TOTAL

3. DOKUEMNTASI KEPERAWATAN

LEMBAR CHECK LIST

STUDI DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

(Depkes RI, 2005)


Petunjuk pengisian:

Beri tanda check list (√) pada kolom “Ya” apabila catatan sesuai dengan item penilaian,
dan beri tanda check list (√) pada kolom “Tidak” apabila catatan tidak sesuai dengan
item penilaian.

PENGKAJIAN

NO ASPEK YANG DIKAJI YA TIDAK KETERANGAN


1. Memuat data demografi klien
2. Memuat catatan data keadaan umum
klien
3. Memuat catatan riwayat kesehatan
klien
4. Memuat catatan data biologis klien:
a. Kulit
b. Rambut
c. Kuku
d. Kepala
e. Leher
f. Dada
g. Abdomen
h. Genitalia
i. Ekstremitas

Sedangkan catatan data biologis klien


yang didapat di Ruang Sanur Ubud ada
juga yang menggunakan persistem
yaitu:
a. Sistem Respirasi
1) Pernapasan
2) Suara nafas
3) Irama Pernapasan
4) Pergerakan Dada
b. Sistem Kardiovaskuler
1) Sirkulasi Perifer
2) Nyeri Dada
5. Memuat catatan data tentan pola
aktivitas sehari-hari:
a. Pola Nutrisi
b. Eliminasi
c. Tidur
d. Personal Hygine
6. Memuat data spiritual klien
7. Memuat data psikososial klien
8. Memuat catatan masalah keperawatan
yang muncul
9. Mencantumkan paraf dan nama jelas
perawat yang melakukan pengkajian
10. Mencantumkan tanggal pengkajian
11. Melakukan asuhan keperawatan dalam
bentuk tulisan dengan bahasa baku
yang sudah lazim
digunkan/ditetentukan oleh institusi
12. Pengisian format pengkajian
menggunakan tinta biru
TOTAL

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO ASPEK YANG DIKAJI YA TIDAK KETERANGAN


1. Memuat catatan data hasil pengkajian
2. Memuat data diagnosa keperawatan
3. Memuat catatan rencana asuhan
keperawatan yang akan diberikan pada
pasien untuk setiap diagnosa yang
muncul
4. Memuat catatan tindakan keperawatan
yang telah dilakukan
5. Memuat catatan evaluasi
TOTAL

CATATAN PERKEMBANGAN

NO ASPEK YANG DIKAJI YA TIDAK KETERANGAN


1. Memuat tanggal pencatatan
2. Memuat jam pencatatan
3. Memuat catatan tindakan yang
dilakukan
4. Memuat catatan evaluasi menggunakan
format SOAP
5. Memuat tanda tangan dan nama jelas
perawat yang mendokumentasikan
TOTAL

4. DISCHARGE PLANNING

RENCANA PEMULANGAN PASIEN

(DISCHARGE PLANNING)
LEMBAR OBSERVASI TINDAKAN SESUAI SOP

Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai

Nomor dokumen: 090/SPO/KEP/RSSK/1/2017

SPO Profesi Tanggal Terbit : 2 Januari Diterbitkan oleh RS Sumber Kasih


2017
Pengertian Rencana pemulangan pasien adalah suatu proses sistimatik untuk
perkiraan, persiapan dan koordinasi yang dilakukan petugas kesehatan
untuk memfasilitasi perbekalan perawatan kesehatan pasien sebelum
dan setelah pemulangan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkahuntuk rencana pemulangan
pasien/discharge planning.
Kebijakan SK Direktur nomor 020/DIR/RSSK/SK/1/2016
Ya Tidak
Prosedur A. Persiapan
1. Status rekam medis pasien
2. Formulir assessment pasien (saat
masuk)
3. Formulir checklist perencanaan
pulang
4. Leaflet pendidikan kesehatan
sesuai dengan penyakit pasien

B. Pelaksanaan
1. DPJP menginformasikan pada
pasien dan keluarga tentang hasil
assessment medis, diagnosis,
tatalaksana dan prognosis penyakit
pasien
2. DPJP menginformasikan pada
keluarga/penanggung jawab
perawatan pasien di rumah tentang
tanggal rencana pemulangan pasien
3. PPJP mengkaji kebutuhan
pendidikan kesehatan pasien dan
keluarga yang terkait dengan
pelaksanaan terapi dirumah, hal-hal
yang harus dihindari, dan
komplikasi yang mungkin terjadi
4. PPJP mengkaji faktor lingkungan
di rumah tentang hambatan dalam
perawatan diri
5. PPJP mendiskusikan dengan
keluarga/ penanggung jawab
perawatan pasien di rumah tentang
rencana pemulangan pasien
6. PPJP menginformasikan pada
pasien dan keluarga tentang
rencana pasien perawatan dirumah
7. PPJP menginformasikan pada
pasien dan keluarga tentang
peralatan kesehatan yang di
perlukan pasien sepulangnya dari
RS (tongkat, kursi roda,
oksigen,dll) jika di perlukan
8. PPJP memberikan edukasi
kesehatan pada pasien dan keluarga
untuk pasien di rumah dan sertakan
leaflet kesehatan
9. PPJP melatih penanggung jawab
pasien dirumah tentang
pelaksanaan perawatan pasien di
rumah, diet (oleh petugas
nutrition), pemberian obat (oleh
petugas apoteker), dll
10. PPJP melatih penanggung jawab
perawatan pasien di rumah tentang
penggunaan peralatan kesehatan di
rumah (jika di perlukan)
11. PPJP memberikan nomor telepon
yang bisa di hubungi saat pasien
sedang membutuhkan bantuan
12. PPJP mengevaluasi tentang
rencana pemulangan pasien
13. PPJP mengisi format checklist
rencana pemulangan dengan
lengkap
14. PPJP memberikan penjelasan
tentang tempat perawatan pasien
selanjutnya dan diskusikan dengan
keluarga (perawatan di rumah
dengan penggunaan peralatan
tambahan/pemulangan pasien tanpa
perawatan khusus/perawatan di
rumah dengan didampingi
perawat/pemulangan ke panti
jompo,dll)
15. PPJP melakukan penilaian ulang
terhadap kondisi fisik, mental,
emosional, dan spiritual pasien
sebelum pulang (saat pasien akan
di pulangkan)
16. PPJP mendokumentasikan hasil
penilaian dalam status rekamedis
pasien (pada catatan keperawatan)
17. PPJP menentukan alat transportasi
untuk pasien pulang dan diskusikan
dengan keluarga (ambulan/mobil
pribadi/mobil khusus,dll)
18. PPJP menghubungi petugas
ambulan dan membuat perjanjian
untuk pemakaian ambulan sesuai
dengan tanggal dan jam
pemulangan pasien (apabila pasien
pulang menggunakan amulan)

TOTAL

5. PEMBERIAN OBAT IV

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRA VENA


LEMBAR OBSERVASI TINDAKAN SESUAI SOP

Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai

Nomor Dokumentasi. 020/DIR/RSSK/SK/I/2016

SPO Profesi Tanggal Terbit : 2 Januari Diterbitkan oleh RS Sumber Kasih


2017
Pengertian Pemberian obat/cairan dengan cara dimasukan langsung ke dalam
pembuluh darah vena
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian obat intra
vena
Kebijakan SK Direktur No. 020/DIR/RSSK/SK/I/2016 tentang pelayanan Instalasi
dan Unit Kerja
Ya Tidak
Prosedur A. Persiapan
1. Sarung Tangan
2. Spuit dengan ukuran sesuai
kebutuhan
3. Bak spuit
4. Kapas Alkohol
5. Bengkok
6. Obat sesuai program
7. Alat tulis
8. Buku injeksi/daftarobat
9. Manset/tourniket
10. Perlak
11. Plester
12. Gergaji ampul bila diperlukan

B. Pelaksanaan
Perawat atau Bidan :
1. Mencuci tangan
2. Mempersiapkan alat dan obat
dengan benar (melihat buku
injeksi/daftar obat)
3. Menempatkan peralatan didekat
klien
4. Memberikan salam sebagai
pendekatan terapeutik
5. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
6. Mengatur posisi klien sesuai lokasi
yang akan disuntik
7. Memakai sarung tangan
8. Memasang perlak dan memasang
manset /tourniket
9. Mendefinisikan kulit dengan kapas
alkohol (melingkar dari dalam
keluar)
10.Memperhatikan vena pada posisi
stabil/benar
11.Memegang spuit dengan susut 30°
12.Menusuk vena dengan kemiringan
30° dan jarum menghadap ke atas
13.Menentukan lokasi penyuntikan :
pada vena mediana cubiti/vena
cephalica, pada vena jugularis, dan
pada vena frontalis /vena temporalis
14.Melakukan aspirasi dan pastikan
darah masuk spuit
15.Membuka manset/tourniket
16.Memasukan obat secara perlahan
17.Mencabut jarum dari tempat tusukan
dan menekan daerah tusukan dengan
kapas
18.Menutup daerah tusukan dengan
plester
19.Membuang spuit ke dalam bengkok
20.Merapihkan klien dan membereskan
alat
21.Melakukan evaluasi tindakan
22.Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
23.Mencuci tangan
24.Mendokumentasikan
TOTAL

6. PELAKSANAAN TUGAS PERAWAT ASSOCIATE


PELAKSANAAN TUGAS PERAWAT ASSOCIATE
LEMBAR OBSERVASI TINDAKAN SESUAI SOP

Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai

No Uraian Tugas Sll Sr Kd Tp

1 Menerima Pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan


yang berlaku

2 Melakukan pengkajian keperawatan menentukan


diagnosa keperawtan, merencanakan dan melaksanakan
tindakan serta evaluasi keperawatan

3 Melakukan tindakan darurat kepada pasien antara lain :

(Panas tinggi, kolaps, pendarahan, keracunan/sesuai


protap yang berlaku)

4 Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan


tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi

5 Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam


membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan

6 Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya

7 Memelihara peralatan medis agar selalu dalam keadaan


siap pakai

8 Melaksanakan tugas shift sesuai jadwal dinas

9 Mengikuti pertemuan berkala / sewaktu waktu

10 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai


persetujuan atasan

11 Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan


keperawatan yang tepat dan benar sesuai SAK
12 Memberi penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga
sesuai kebutuhan

13 Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan


keperawatan dirumah

14 Menyiapkan pasien pulang atau dirujuk

15 Membuat laporan dinas, melakukan serah terima dinas

Jumlah

Sub Total

Total

Anda mungkin juga menyukai