Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

FARMAKOKINETIK KLINIK - Pendahuluan - Pengkayaan PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 36

FARMAKOKINETIK KLINIK

oleh :
Faizal Hermanto, M.Si., Apt.
PUSTAKA
 Michael E. Winter, Basic Clinical Pharmacokinetics, 4th ed.,
Lippincott Williams & Wilkins, 2004
 Leon Shargel , Biofarmasetika & Farmakokinetika Terapan,
Edisi Ke 5, 2012
 Sunil S Jambhekar, Basic Pharmacokinetic, Pharmacetical
Press, 2009
 Lukman Hakim, Farmakokinetika, Vol. 1, Bursa Ilmu.
 Thomas N. Tozer, Farmakokinetika & Farmakodinamika,
EGC, 2002
Farmakokinetika Klinik
Disiplin ilmu yang menerapkan konsep dan prinsip
farmakokinetika pada manusia yang bertujuan untuk merancang
aturan dosis secara individual sehingga dapat mengoptimalkan
respon terapeutik.
Pertanyaan
Bagaimana kasusnya jika suatu obat akan digunakan pada orang-
orang dengan kondisi sbb:
 Obesitas Apakah
responnya
 Orang yang fungsi organnya terganggu sama?????

 Pedriatik & geriatrik


Peran Apoteker

Respon yang dihasilkan Individualization of drug


pun berbeda dosage regimen (I-DDR)
Pertanyaan
 Apakah semua obat perlu diindividualisasi ?

 Tidak semua obat perlu diindividualisasi


 Tergantung jendela terapi

 Obat apa saja yang perlu diindividualisasi?

 Obat dengan jendela terapi yang sempit


 Contoh : digoxin, aminoglikosida, antiaritmia,
antikonvulsi, beberapa antiasmatik
 Untuk memahami semua hal tersebut perlu mempelajari
ilmu Farmakokinetika Klinik
Implementasi Farmakokinetika klinik
 PMK 34 tahun 2016 tentang “Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit”
Prinsip dasar farmakokinetika
Chemical Form (S)
 Bentuk senyawa kimia perlu dipertimbangkan dalam
menghitung bioavailabilitas. Contoh bentuk garam atau ester
dari senyawa obat.
 Contoh : aminophylin merupakan campuran garam
etilendiamin (20%) + theophylin (80%)
 Obat yang diabsorpsi = (S) (F) (Dosis)

 Contoh soal :
Berapkah teophylin yang diabsorpsi dari tablet aminophylin
dosis 200 mg jika obat tersebut diabsorpsi sempurna ?
Theofilin yg diabsorpsi = (0,8)(1)(200) = 160 mg
First-Pass Effect
 Obat yang diberikan secara oral diabsorpsi di GIT  portal
circulation  hati  mengalami metabolisme sebelum
mencapai sistem sirkulasi.
 “first-pass” adalah proses metabolisme ketika obat melewati
hati melalui vena porta hepatika sebelum mencapai sistem
sirkulasi.
 Contoh : propanolol memiliki bioavailabilitas yang rendah
jika diberikan secara oral karena mengalami “first-pass effect”
 tidak mencapai sistem sirkulasi ”F nya” rendah.
 Dosis oral propanolol > dari pada dosis IV propanolol
Administration Rate (RA)
 Laju pemberian obat (administration rate) adalah kecepatan rata-
rata obat yang diabsorpsi mencapai sistem sirkulasi.
 RA = (S)(F)(Dose)

t = interval pemberian obat

Contoh :
Berapakah kecepatan pemberian obat theofilin yang
merupakan hasil dari infus aminofilin dengan laju 40 mg/jam
?
RA= (0,8)(1)(40mg) = 32mg/ jam atau 0,53/menit
1 jam
Volume of distribution (V)
 Adalah volume dalam tubuh di mana obat terdistribusi.
 Vd berguna untuk mengaitkan konsentrasi obat dalam plasma
(Cp) dan jumlah obat dalam tubuh (DB)
 Volume distribusi dari suatu obat tidak sama dengan
kompartemen fisiologis dalam tubuh.
 Plasma volum orang dewasa kira” 3 L
 Volume distribusi = total jumlah obat dlm tubuh/konsentrasi
obat dalam plasma
Clearance (Cl)
 Adalah kemampuan intrinsik dari tubuh atau organ untuk
mengeliminasi obat dari darah atau plasma.
 Clearance tidak hanya sebagai indikator seberapa banyak obat
dikeluarkan dari tubuh, tetapi menggambarkan juga volume
darah/plasma yg secara komplit dibersihkan dari obat per
waktu.
 Clearance digambarkan dalam volume per satuan waktu.
Equation Clearance
RA = Cl x Css ave
RA = Administration Rate
Cl = clearance
Css = avarage steady-state plasma drug

Jadi : Cl = (S)(F)(Dose)/T
Css ave
Dosis Muatan (loading dose)
 digunakan untuk mencapai konsentrasi obat yang diinginkan, dimana
akan mendekati Css.
 Karena volume distribusi merupakan faktor untuk jumlah seluruh obat
didalam tubuh, maka sangat penting untuk menghitung dosis muatan
yang berguna untuk secara cepat dapat memprediksi obat mencapai
konsentrasi plasma.
 Loading dose = (V)(C)
 (S)(F)

 Contoh :
 Hitung dosis muatan digoxin tablet untuk pasien bobot badan 70 kg
dengan konsentrasi plasma 1,5 µg/L, Jika S = 1 dan F =0,7 dan V =
7.3L/kg
 Loading dose = 7,3x70x1,5/1x0,7 = 1.095 µg/1,095 mg
 Digoxin digunakan para dokter untuk dosis muatan sebesar 1
mg dengan dosis terbagi (0,25-0,5 mg per dosis setiap 6 jam)
Maintenance dose
 Maintenance dose merupakan dosis pemeliharaan yang
diberikan untuk mempertahankan Css obat agar
efektifitas obat tetap terjaga.
 Jika clearance didapatkan dari literatur maka rumus
cleareance dapat digunakan untuk menghitung maintenence
dose/dosis pemeliharaan.
 MD = (Cl)(Css ave)(T)
(S)(F)
Contoh soal
Data litelatur bahwa Cl teofilin adalah 2,8 L/jam, pemberian iv
dari teofilin hingga mencapai konsentrasi tunak 10 mg/L.
Berapakah dosis pemeliharaan dari obat teofilin jika diberikan
setiap 12 jam?
MD = (2,8 L/Jam)(10 mg/L)(1 jam)
(1)(1)
= 28 mg/jam
Jadi dosis pemeliharaannya = 336 mg setiap 12 jam
Satuan
 RA (Mass/time)
 Konsentrasi obat (Mass/volume)
 Clearance (Volume/time)

Contoh :
 RA (mg/jam)
 C (mg/L)
 Cl (L/Jam)
Antibiotik Aminoglikosida
Bioavailability (F)
 Sangat larut air dan kelarutan dalam lemak rendah.
 Absorpsi secara oral rendah, sehingga harus diberikan secara
parenteral.
Volume Distribusi
Volume Distribusi Aminoglikosida dapat berubah :
 Pasien Obes/Non obes
 Pasien acites, edema
 Pasien pedriatik (umur 1-5)
DIGOXIN
Digoxin
Pengaturan ulang dosis sangat diperlukan pada pasien :
1. Perubah bentuk sediaan dari parenteral menjadi
oral
2. Gangguan ginjal
3. CHF
4. Abnormalitas tiroid
5. Pasien yang mendapatkan terapi amiodaron.
Volume of Disribution
 V digoxin = 7,3 L/kg
 V digoxin menurun pada pasien yang mengalami gangguan
fungsi ginjal, pasien hipotiroid dan pasien yg mendapatkan
quinidin
 V digoxin meningkat pada pasien hipertiroid
PHENOBARBITAL
Bioavailability (F)
 Oral & parenteral phenobarbital (F=1).
 Phenobarbital umumnya diberikan dalam bentuk garamnya
dan phenobarbital dalam bentuk asamnya sekitar 91%
(S=0,91).
Volume of Disribution
 V phenobarbital pada orang dewasa = 0,7 L/kg
 V pada bayi yang baru lahir sedikit lebih besar = 0,9 L/kg
(0,7-1L/kg)
Clearance (Cl)
 Phenobarbital dimetabolisme di hati
 Metabolisme di ginjal kurang dari 20%
 Rata-rata clearance total pada orang dewasa dan bayi adalah
4mL/kg/jam (0,004L/kg/jam) sampai 0,1L/kg/hari.
Theophylline
Bioavailability (F)
 Penyerapan teofilin dan turunannya teofilin, bila diberikan
baik sebagai bentuk cair atau nonsustained-release menunjukan
absorpsi yang cepat dan lengkap.
Volume of Disribution
 V = 0,5 L/kg
 V prematur newborn = 0,7 L/kg
 V cystic fibrosis = 0,6 L/kg
Clearance (Cl)
 Rata” Cl = 0,04 L/kg/hari
 Beberapa penyakit yg memepengaruhi Cl teofilin
Obat-obat yang mempengaruhi Cl
teofilin
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai