Imun HCG Praktek
Imun HCG Praktek
Imun HCG Praktek
A. Judul Praktikum :
Hormon Reproduksi
B. Tujuan Praktikum :
Mahasiswa mampu melakukan uji kehamilan (Galli Mainini) dengan menggunakan katak Buffo
Vulgaris jantan.
C. Dasar Teori
Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak tersalurkan, akan tetapi
langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari bagian tubuh dan berpengaruh di bagian
tersebut. Kelenjar penghasil hormon dengan hormon-hormon di antaranya yaitu kelenjar pituitari
atau hipofisis mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon adrenotropik dan
hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating Hormon), atau hormon prolaktin yang
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gonad, yaitu ovarium pada wanita dan testis pada
pria (Frandson,1991).
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresikan oleh sel-sel tropoblas ke
dalam cairan ibu segera setelah setelah nidasi terjadi. HCG yang dihasilkan dapat ditemukan dalam
dalam serum dan urine. Adanya HCG dalam urine dapat digunakan untuk penentuan kehamilan
dengan cara sederhana (Siti, 1984).
Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu cara
ascheim, zondek, Friedman, dan Galli manini; masing-masing cara biologik ini menggunakan binatang
uji. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex
Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination Inhibition (LAI) serta
cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).
Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis, HCG dapat diperoleh dari
ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam
jumlah besar melalui urin. HCG mempunyai sifat seperti LH pada wanita dengan produksi
gonadotropin yang rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi
pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Cowie, dkk, 1980).
Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian disekresikan di dalam urine dan
dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kedua
kehamilan. Jika telur telah dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel tropoblas dalam
plasenta yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin chorion (Imam dan Fahriyan, 1992;
Ville, 1984).
Pada hewan betina, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium). FSH, LH, dan estrogen
bersama-sama akan terlibat dalam siklus ovulasi dan sekaligus mempersiapkan uterus berkembang
pada mamalia. Sedangkan pada jantan, FSH dan LH akan mempengaruhi testis untuk mulai
memproduksi hormon testosteron dan sperma. Sekresi FSH diatur juga oleh suatu faktor yang
dihasilkan oleh hipotalamus yang disebut faktor pelepas gonadotropin atau GnRF (Fried, dkk., 2006 ;
Sumarmin, 2008).
Hormon LH dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel praovulasi dan diikuti terjadinya
ovulasi. Peningkatan progesteron pada lapisan theka menyebabkan lapisan granulosa menjadi lebih
responsif terhadap LH pada saat folikel mendekati ovulasi. Folikel ovari dan kadar estrogen di atas
ambang akan memberi respon terhadapa hipotalamus untuk menekan pelepasan FSH dan
selanjutnya memfasilitasi pelepasan LH untuk menandai proses ovulasi (Donald, dkk, 1980 ; Hapez,
2000).Uji kehamilan yang paling sering ditemui adalah dengan pemeriksaan urin. Kadar minimal
beta-hCG dalam urin untuk menghasilkan hasil yang positif, sepanjang pengetahuan saya, berkisar
antara 20-100 mIU/mL (meskipun tespek tersebut mengatakan mempunyai batas deteksi minimal 5
mIU/mL).
Hormone gonadotropin chronik (HCG) merupakan hormon glikoprotein yang unik untuk plasenta
yang sedang tumbuh. Sebelum immunoassay tersedia pada tahun 1960-an uji–uji kehamilan
menggunakan bioassay yang memerlukan hewan (kelinci, tikus, dan katak) untuk membuktkan
adanya HCG dalam serum atau urine. Tes yang menggunakan kelinci, tikus, dan katak pada waktu ini
telah diganti oleh tes imunologik yang menggunakan antibody terhadap HCG (Sacher, 2004).
Ada beberapa cara yang di gunakan untuk uji kehamilan pada zaman dahulu, berbagai macam reaksi
antara lain, yaitu :
a. Reaksi dari Hogben Untuk reaksi ini diperlukan kodok dari Afrika Selatan, yaitu Xenopus laevis.
b. Reaksi dari Consulof Untuk reaksi ini digunakan kodok berwarna yang disebu Rana exculenta.
c. Reaksi dari Friedman Friedman adalah dokter gynacologi dari Jerman. Binatang yang digunakan
adalah kelinci betina yang telah diasingkan 3 minggu supaya tidak kawin, karena kelinci tidak akan
ovulasi bila tidak berhubungan dengan jantan.
d. Reaksi Galli Mainini Menggunakan kodok jantan buffo vulgaris disuntikan 5 c air kemih wanita
yang sedang hamil pada bagian bawah kulit peerut kodok. Jika hasil dari uji tersebut adalah positif
maka akan di temukan sperma pada air kemih kodok yang telah didiamkan selama 3 jam.
Ada beberapa cara atau metode pengujian kehamilan yang digunakan pada saat ini, yaitu:
• Reaksi Hogben Menggunakan kodok xenopus laevis, disuntikan dengan 2 cc urin wanita yang
sedang hamil. Bila reaksi positif maa kodok akan mengadakan ovlasi dengan tanda mengeluarka telur
dalam waktu 12 – 24 jam.
• Reaksi dari Consulof Menggunakan kodok rana exculenta, sebelum di gunakan kodok ini di ambil
kelenjar hypohysenya lebih dahulu hingga warna kodok menjadi pucat. Kemudian kodok ini
disuntikan dengan 2,5 cc urin wnta yang sedang hamil, bila setelah disuntik warna kodok tersebut
menjai cokelat, maka reaksi kehamilan positif.
• Reaksi dari Galli Mainini Menggunakan kodok jantan buffo vulgaris disuntikan 5 c air kemih
wanita yang sedang hamil pada bagian bawah kulit peerut kodok. Jika hasil dari uji tersebut adalah
positif maka akan di temukan sperma pada air kemih kodok yang telah didiamkan selama 3 jam.
• Reaksi Friedman Menggunakan kelinci betina yang telah 2 minggu diasingkan dari jantan.
Disuntikan 5 cc air kencing wanita yang sedang hamil intravena pad vena telinga kelinci selama 2 hari
berturut – turut. Setelah 24 jam laludilakukan laparotomi, diambil ovarium, diperiksa, bila ada korpus
rubra dan lutea maka hasil tersebut adalah positif.
• Reaksi Aschiem Zondek Menggunakan 5 ekor tikus betina imatur, pada hari kelima di dakan
operasi pada tikus – tikus betina yang telah di suntik itu. Operasi di titik beratkan pada perubahan
ovarium tikus putih, apakah ada korpus rubrum. Jika ada maka hasilnya adalah positif, yang
menandakan adanya prognandiol dalam air kemih menyebabkan adanya ovulasi pada tikus yang
belum dewasa.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
• Alat
Mikroskop
Spoit
Kertas saring
• Bahan
Alkohol 95%
E. Prosedur Kerja
Percobaan Uji Kehamilan (Galli Mainini) menggunakan katak buffo vulgaris jantan.
- Merangsang dengan meggunakan cutton bud pada bagian kloakanya sampai keluar sesuatu
- Menyiapkan sebanyak 5 ml
- Menunggu ± 30 menit
- Merangsang pada bagian kloakanya dengan menggunakan cutton bud sampai keluar sesuatu
No Sampel Urine Pemeriksaan Awal Urine Katak Sesudah Katak di Injeksi Urine Keterangan
Kemudian, kami mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 x 10 kali perbesaran maka di
dapat gambar sperma seperti berikut :
Keterangan :
a. Kepala
b. Leher
c. Badan
d. Ekor
G. Tugas Akhir
1. Pada percobaan di atas mengapa katak yang telah di injeksi dengan urine dibiarkan selama 30
menit ?
2. Sebutkan beberapa hormon yang berperan dalam proses reproduksi dan jelaskan masing-
masing fungsinya ?
3. Apa yang dimaksud dengan feed back mechanism pada hormon ? Jelaskan dan beri contohnya !
Jawaban
1. Katak yang di injeksi dengan urine di biarkan selama 30 menit agar dapat melihat reaksi katak.
a. FSH (Follicle Stimulating Hormone), yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
Hormon FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal
sebagai spermatogenesis danovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH juga
merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita.
b. LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat
merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah
terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).
c. Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam spermatogenesis dan
penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.
d. Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan alam
oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga
berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH.
e. Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium.
Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima
ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan hormon
estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami pertumbuhan, membentuk plasenta,
menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.
f. Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran, untuk
merangsang kontraksi awal dari otot uterus.
g. Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi ligamen
pelvis pada proses kelahiran.
3. Feedback mechanism atau mekanisme umpan balik adalah umpan balik mengacu kepada efek
yang ditimbulkan oleh pengaktifan suatu jaringan sasaran oleh hormon terhadap pelepasan hormon
tersebut lebih lanjut.Contohnya adalah pengaruh estrogen terhadap sekresi FSH
H. Pembahasan
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa urine wanita hamil yang digunakan semuanya mengandung
HCG, baik urine yang digunakan urine murni maupun urine dengan konsentrasi 50%. Perlakuan
dengan konsentrasi urine murni menghasilkan jumlah sperma yang dihasilkan lebih banyak daripada
konsentrasi urine 50%. Urine murni dari usia kehamilan 3 bulan yang disuntikkan ke dalam jaringan
kodok merangsang pengeluaran sperma kodok lebih banyak daripada urine murni dari usia
kehamilan lainnya. Perbedaan banyak atau sedikitnya ditemukan sperma kodok tersebut
bergantung pada konsentrasi urine yang disuntikkan. Pada konsentrasi urine murni lebih besar
memicu pengeluaran sperma kodok karena di dalam urine murni lebih banyak mengandung hormon
choriogonadotropin. Hormon tersebut saat disuntikkan pada kodok merangsang sperma kodok
berkembang sehingga kodok tersebut mengalami estrus (birahi). Hal ini dikarenakan HCG mempunyai
sifat seperti LH. Menurut muhayat (1998), LH dan HCG pada laki-laki memberitahu testis untuk
memproduksi hormon seks laki-laki (testosteron). HCG menyebabkan pelepasan spermatozoa
apabila diberikan kepada vertebrata rendah. Hormon ini disekresikan oleh embrio untuk
memberikan sinyal kehadirannya dan mengontrol sistem reproduksi wanita hamil. Produksi HCG akan
meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan.
Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya
agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat.
Jumlah atas banyaknya HCG di dalam urine tergantung pada faktor fisiologis wanita hamil dan
konsentrasi HCG pada darah.
• Multiple pregnancy
Pada percobaan yanag telah kami lakukan yakni pertama-tama kami memilih katak jantan dan
mengambil cutton bud dan kemudian merangsang pada kloaka katak menggunakan cutton bud
tersebut. Setelah dirangsang, kemudian akan keluar sesuatu berwarna putih bening seperti sperma
dan kemudian kami mengambil dan menaruhnya pada kaca preparat dan mengamatinya di bawah
mikroskop dengan perbesaran 4 x 10. Ternyata cairan tersebut tidak mengandung sperma, maka
kami memilih katak tersebut dan disuntikkan urine wanita hamil usia 1-3 bulan. Lalu didiamkan
selama 30 menit dan kemudian kami merangsang kembali katak tersebut dengan menggunakan
cutton bud sampai sesuatu seperti sperma keluar keluar dari dalam kloakanya. Dan terakhir kami
mengamatinya di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 x 10.
Untuk katak kedua kami kembali merangsang dengan cutton bud sampai sesuatu seperti sperma
keluar dari kloakanya, lalu mengamati di bawah mikroskop dan ternyata katak kedua tidak memiliki
sperma juga. Maka kami memutuskan mengambil katak tersebut dan menyuntikkan katak tersebut
dengan aquadest sebagai pembanding.
Penyebab kenapa kebanyakan pada menit 30 tidak ditemukan spermatozoa karena katak jantan yang
di suntikan air seni wanita hamil muda untuk mengeskresikan spermatozoa nya membutuhkan waktu
yang cukup lama, ini terlihat rata – rata spermatozoa katak dapat dilihat pada menit 60 an ke atas
itupun jumlah spermatozoanya masih sedikit ketika di amati di bawah mikroskop.
I. Kesimpulan
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) adalah hormon peptida yang diproduksi pada masa
kehamilan, yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan selanjutnya oleh
syncytiotrophoblast (bagian dari plasenta). HCG mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus
luteum pada ovarium dan juga mempertahankan produksi progesteron yang penting pada kehamilan
pada manusia. HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG
mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. HCG merupakan hormon yang bersifat luteotrofik
pada beberapa spesies , termasuk manusia. HCG disekresi oleh plasenta, tidak seperti PMSG yang
disekresi oleh endometrium uterus. HCG pada wanita berperan untuk mempertahankan corpora
lutea selama tahap–tahap permulaan kehamilan.
b. Banyaknya sperma yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi urine yang disuntikkan pada
Buffo vulgaris sp.
c. Urine murni lebih besar merangsang pengeluaran sperma Buffo vulgaris sp.
a. Hormon yang terkandung dalam urin wanita hamil adalah HCG, estrogen, dan progesteron.
b. Uji yang dilakukan dalam percobaan adalah uji galli mainini dengan menggunakan Buffo
vulgaris sp jantan sebagai pengontrol dan penguji
c. Spermatozoa yang ditemukan dalam pengujian menunjukkan bahwa hasil test kehamilan
positif
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Alat Reproduksi Hewan Dapat diakses pada halaman atau
linkhttp://scribd.com/documents/alat-reproduksi-hewan.html . Di akses pada tanggal 23 November
2014 pukul 21.00 WITA).
Frandson, R.D.1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah: B. Srigandono dan K.
Praseno,UGM Press: Yogyakarta.
Sacher, Ronald A. Richard, A.Mc Pherson.2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi
2. Jakarta : EGC.
http://sahabatkmc.blogspot.co.id/2015/01/laporan-biologi-hormon-reproduksi.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara uji kehamilan (Galli Mainini) dengan menggunakan
katakBuffo vulgaris jantan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE KERJA
3.2 Metode
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan metode galli mainini,
dengan hewan percobaannya adalah menggunakan katak jantan (buffo vulgaris).
3.3 Prinsip
Hormon HCG (Human Choironic Gonadotropin) yang terdapat didalam urine wanita
hamil yang dimasukkan ke dalam kloaka katak jantan. Dan akan merangsang katak
tersebut untuk mengetahui ada atau tidaknya spermatozoa didalammya.
3.3.2 Bahan
Adapun bahan–bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Katak jantan (buffo vulgaris)
- Urine wanita hamil
4.1 Hasil
Dari hasil pemeriksaan uji kehamilan cara biologis reaksi Galli Mainini diketahui
bahwa :
Kodok 1 : tidak mendapatkan hasil (tidak ada urine katak setelah disuntikkan urine wanita hamil).
Kodok 2 : tidak mendapatkan hasil (tidak ada urine katak setelah disuntikkan urine wanita hamil).
4.2 Pembahasan
Dalam melakukan praktikum pemeriksaan uji kehamilan cara biologis reaksi Galli
Mainini, bias di peroleh hasil negative palsu, hal ini disebabkan oleh :
a. Urine umur kehamilan yang di pilih kurang sesuai, karena jika umur kehamilan sudah
mencapai > 5 bulan, maka HCG yang ada dalam wanita hamilsemakin lama akan
semakin berkurang,sehingga menyebabkan berkurangnya rangsangan katak untuk
mengeluarkan sperma.
b. Kurang teliti dalam menyuntikan bagian tubuh katak.
c. Kurang tepat dalam cara menyuntikan urin, bias jadi pada saat penyuntikan , banyak
urine yang tidak masuk atau keluer dari area yang diinginkan.
d. Kurang tepat dalam menyuntikan jumlah urine, sehingga jumlah urin yang masuk kurang
banyak atau berlebihan, sebaiknya jumlah urine yang di suntikan pada katak
disesuaikan dengan besarnya katak.
Dapat diperoleh hasil positif palsu, di sebabkan oleh karena :
a. Pada saat katak belum di suntikan dengan urin orang hamil, pada urin katak tersebut
sudah terdapat sperma, sehingga setelah katak di suntikan dengan urin orang hamil,
urin dari katak tersebut dapat terlihat sperma juga dan tidak dapat di bedakan, apakah
sperma tersebut berasal dari rangsangan HCG yang terdapat dalam urin orang hamil
atau sperma karena katak yang sedang birahi karena pada saat meletakan di suatu
tempat, katak jantan tersebut tercampur dengan katak betina.
b. Pada praktikum kali ini kita tidak menggunakan katak betina tetapi melainkan katak
jantan dengan cirri – ciri sebagai berikut :
- Tubuhnya ramping
- Tadannya kecil – sedang
- Kaki depannya ada kaitnya
- Kakinya mencengkram
- Kantung suaranya besar, tidak birahi.
Produksi HCG meningkat sampai kurang lebih hari ke 60 kehamiln dan untuk
kemudian menurun kembali. Satu minggu postpartum HCG tidak di temukan kembali
dalam serum dan air kencing. Fungsi dari HCG ini adalah mempertahankan korpus
ikteum yang membuat estrogen dan progsteron sampai pada saat plasenta
terbentuksepenuhnya dan dapat membuat sendiri cukup estrogen dan progesterone.
Pada saat it kadar HCG juga turun , HCG di buat di plasenta.
HCG berguna untuk mendeteksi kehamilan sedini mungkin sebaiknya urin yang
digunakan untuk pemeriksaan kehamilan adalah urin pertama pagi yang pekat karena
mengandung lebih banyak hormone HCG/satuan volume.
Karena uji kehamilan ini mnggunakan kadar hormone HC dalam urin untuk
mengetahui kehamilan, kadang – kadang memang menunjukan hasil yang negative
pada kasusu – kasus tertentu, misalnya pada kehamilan yang terlalu dini. Jika kadar
hormone pada urin belum tinggi, otomatis hantya muncul satu garis dan dianggap
negatif (pada pemeriksaan strip tes).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Dari pemeriksaan kehamilan reaksi Galli Mainini, di dapatkan kesimpulan bahwa,
urine wanita hamil bereaksi positif, ditandai dengan adanya sel sperma pada urinekatak
yang di periksa.
- Keadaan katak stres dapat menyebabkan katak tidak dapat atau susah untuk
mengeluarkan urine.
5.2 Saran
- Pada pemeriksaan kehamlan Galli Mainini sebaiknya menggunaan pagi atau urine yang
pekat.
- Sebaiknya menggunakan urine orang hamil yang masih berusia 5 bulan karena pada
usia tersebut, hormone HCG kadarnya sangat tinggi.
- Sebaiknya pada saat melakukan praktikum di gunaka sarung tangan karena urine katak
mengandung toksin yang menyebabkan dermatitis pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA
I. Latar Belakang
Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar pada organ seks dan
kelenjar adrenalin langsung kedalam aliran darah. Hormon seks yang bertanggung jawab
dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. HCG
atau Hormon Chorionic Gonadotropin merupakan suatu hormon seks yang dapat digunakan
untuk penentuan kehamilan secara sederhana. Hormon ini dieksresikan melalui urin ibu yang
sedang hamil.
Galli manini merupakan metode penentuan kehamilan secara biologik dengan
memanfaatkan HCG yang terkandung dalam urin wanita hamil. Metode ini masih digunakan
sampai sekarang meskipun di laboratorium-laboratorium paling sering digunakan metode-
metode imunologik.
Jumlah HCG yang dieksresikan dalam urine wanita hamil berbeda –beda untuk setiap
wanita tergantung dari usia kehamilan. HCG dapat ditemukan dengan mudah pada usia
kandungan 1-3 bulan. Oleh sebab itu, metode Galli Manini kurang tepat digunakan untuk
menentukan kehamilan usia diatas 3 bulan. Berdasarkan permasalahan diatas, maka
praktikum Galli Manini perlu dilakukan untuk menentukan ada atau tidaknya hormon
choriogonadotropin dalam urin wanita hamil.
II. Tujuan
Tujuan praktikum Galli manini adalah untuk menentukan adanya hormon
choriogonadotropin dalam urine wanita hamil.
III. DASAR TEORI
Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak ter salurkan,
akan tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari bagian tubuh dan
berpengaruh di bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon dengan hormon-hormon di
antaranya yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis mensekresikan hormon somatik, hormon
myotropik, hormon adrenotropik dan hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel
Stimulating Hormon), atau hormon prolaktin yang mengendalikan pertumbuhan dan
perkembangan gonad, yaitu ovarium pada wanita dan testis pada pria (Frandson,1991).
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresikan oleh sel-sel
tropoblas ke dalam cairan ibu segera setelah setelah nidasi terjadi. HCG yang dihasilkan
dapat ditemukan dalam dalam serum dan urine. Adanya HCG dalam urine dapat digunakan
untuk penentuan kehamilan dengan cara sederhana (Siti, 1984).
Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli manini; masing-masing cara
biologik ini menggunakan binatang uji. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik dapat
dilakukan dengan cara Direct Latex Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan
cara Latex Agglutination Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI)
(Siti,1984).
Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis, HCG dapat
diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang diproduksi oleh plasenta ini
dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG mempunyai sifat seperti LH pada wanita
dengan produksi gonadotropin yang rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada
wanita dengan ovulasi pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis
(Cowie, dkk, 1980).
Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian disekresikan di
dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak produksi hormon tersebut
dicapai dalam bulan kedua kehamilan. Jika telur telah dibuahi dan tertanam di dalam
endometrium, sel-sel tropoblas dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi
gonadotropin chorion (Imam dan Fahriyan, 1992; Ville, 1984).
Pada hewan betina, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium). FSH,
LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus ovulasi dan sekaligus
mempersiapkan uterus berkembang pada mamalia. Sedangkan pada jantan, FSH dan LH akan
mempengaruhi testis untuk mulai memproduksi hormon testosteron dan sperma. Sekresi FSH
diatur juga oleh suatu faktor yang dihasilkan oleh hipotalamus yang disebut faktor pelepas
gonadotropin atau GnRF (Fried, dkk., 2006 ; Sumarmin, 2008).
Hormon LH dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel praovulasi dan
diikuti terjadinya ovulasi. Peningkatan progesteron pada lapisan theka menyebabkan lapisan
granulosa menjadi lebih responsif terhadap LH pada saat folikel mendekati ovulasi. Folikel
ovari dan kadar estrogen di atas ambang akan memberi respon terhadapa hipotalamus untuk
menekan pelepasan FSH dan selanjutnya memfasilitasi pelepasan LH untuk menandai proses
ovulasi (Donald, dkk, 1980 ; Hapez, 2000).
IV. Metode Kerja
4.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Galli manini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 22 Mei 2012 pada pukul
13.00 WIB-16.00 WIB di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tanjungpura Pontianak.
4.2 Alat dan Bahan
4.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Galli Manini yaitu gelas objek, kertas
saring, spuit, pipet teets, mikroskop, botol, dan stopwatch.
4.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Galli Manini yaitu aquades, 2
ekorBufo sp., dan urin wanita hamil usia muda.
4.3 Cara Kerja
Dua ekor kodok (Bufo sp.) jantan untuk uji ini disiapkan. Kodok tersebut diuji apakah
mengandung sperma atau tidak dengan cara menggelitik ujung pipet tetes kedalam kloakanya
untuk meyakinkan kodok itu jantan, dan dapat dilihat apakah ada tanda bintil-bintil pada jari
dan kulit leher berwarna kuning agak kemerahan dan bila dipegang akan meneluarkan suara.
Satu ekor kodok jantan disuntik dengan urine wanita hamil yang tidak diencerkan dan yang
lain disuntik dengan urin yang telah diencerkan menjadi 50% urine pada bagian bawah kulit
perut dekat kloaka. Setelah disuntik, kodok dibiarkan selama 1 jam kemudian diambil sperma
kodok dengan cara menggelitik kloaka kodok dengan ujung pipet tetes. Sperma yang keluar
diletakkan pada gelas objek dan diamati di bawah mikroskop.
Keterangan :
+++ : banyak
++ : sedang
+ : sedikit
- : tidak ada
6.1 Pembahasan
Galli manini merupakan suatu uji kehamilan yang dapat digunakan untuk mengetahui HCG pada
urine wanita hamil. Percobaan ini menggunakan objek yaitu Bufo sp. dan urine wanita hamil usia 2,1 – 3,5
bulan. Penggunaan Bufo sp. jantan karena hewan uji ini mudah didapatkan, mudah dibedakan jenis
kelaminnya, dan sperma kodok dapat dipicu pengeluarannya dengan mudah. Urine wanita hamil yang
digunakan yaitu berkisar antara 2,1 – 3,5 bulan karena pada usia hamil ini, urine wanita tersebut
mengandung HCG. Hal ini didasarkan pada teori Basoeki (1980) dan Theolihere (1979) yang menyatakan
bahwa HCG telah beredar dalam darah 1 minggu setelah fertilisasi dengan konsentrasi 120 IU pada hari
ke 62 setelah menstruasi dan menurun dengan cepat pada hari ke 154 mencapai 0 IU. HCG bisa dijumpai
pada urine karena HCG didalam darah tinggi.
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa urine wanita hamil yang digunakan semuanya
mengandung HCG, baik urine yang digunakan urine murni maupun urine dengan konsentrasi 50%.
Perlakuan dengan konsentrasi urine murni menghasilkan jumlah sperma yang dihasilkan lebih banyak
daripada konsentrasi urine 50%. Urine murni dari usia kehamilan 3,5 bulan yang disuntikkan ke dalam
jaringan kodok merangsang pengeluaran sperma kodok lebih banyak daripada urine murni dari urine murni
dari usia kehamilan lainnya. Perbedaan banyak atau sedikitnya ditemukan sperma kodok tersebut
bergantung pada konsentrasi urine yang disuntikkan. Pada konsentrasi urine murni lebih besar memicu
pengeluaran sperma kodok karena di dalam urine murni lebih banyak mengandung hormon
choriogonadotropin. Hormon tersebut saat disuntikkan pada kodok merangsang sperma kodok berkembang
sehingga kodok tersebut mengalami estrus (birahi). Hal ini dikarenakan HCG mempunyai sifat seperti LH.
Menurut muhayat (1998), LH dan HCG pada laki-laki memberitahu testis untuk memproduksi hormon
seks laki-laki (testosteron). HCG menyebabkan pelepasan spermatozoa apabila diberikan kepada vertebrata
rendah. Hormon ini disekresikan oleh embrio untuk memberikan sinyal kehadirannya dan mengontrol
sistem reproduksi wanita hamil. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan
menurun selama sisa kehamilan.
Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya
agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat (Ackering, 2000).
Jumlah atas banyaknya HCG di dalam urine tergantung pada faktor fisiologis wanita hamil dan
konsentrasi HCG pada darah.
7 Penutup
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil percobaan adalah sebagai berikut:
a. Hormon choriogonadotropin terdapat pada urine wanita hamil 2,1-3,5 bulan.
b. Banyaknya sperma yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi urine yang disuntikkan padaBufo sp.
c. Urine murni lebih besar merangsang pengeluaran sperma Bufo sp.
DAFTAR PUSTAKA
Basoeki,S.1980. Anatomi dan Fisiologi Manusia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional: Jakarta
Cowie, A.T.I.C.,dkk 1980. Hormon Control of Lactation, Berlin Heidelberg: Germany
Donal, Mc.L.E.1980. Veterinary Endocrinology and Reproduction, 3th Edition, Lea and Febriger: Philadelphia
Frandson, R.D.1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah: B. Srigandono dan K. Praseno,UGM
Press: Yogyakarta
Fried, H dan George, J.H.2006. Schaums Outlines Biology, Edisi II, Penerjemah: Damaningtyas, Erlangga:
Jakarta
Hafez, E, S.E.2000. Reproduction In Farm Animal. 7th Edition, Lea and Febiger. Philadelphia
Imam dan Fahriyan.1992. In Vitro Fertilisasi Transfer Embrio dan Perkembangan Embrio, Pusat Antar
Universitas Bioteknologi, IPB: Bogor
Muhayat, Ali.1998. Pengaruh Hormon Terhadap Fase Kehamilan, Surya Aditama Media: Bandung
Pickering, W.R.2000. Complete Biology. Oxford University Press:UK
Sumarmin,R,dkk.2008. Perkembangan Folikel dan Viabilitas Oosit Domba Pasca Transplantasi Ovarium
Domba Intra utenin Pada Kelinci Bunting Semu, Jurnal Veteriner, Vol 9, No.3: 115-121
Siti,B.K.1984. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI: Jakarta
Thoelihere.1979. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak, Angkasa: Bandung
Ville, C.A., dkk.1984. Zoologi Umum, Edisi Keempat, Erlangga: Jakarta
http://luqmanmaniabgt.blogspot.co.id/2012/07/laporan-galli-manini.html
UJI KEHAMILAN (GALLI MAININI)
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan uji kehamilan (Galli Mainini) dengan menggunakan katakBufo
Vulgaris jantan
1. Mahasiswa dapat melakukan uji kehamilan (Galli Mainini) dengan menggunakan katakBufo
Vulgaris jantan
B. Metode Praktikum
Untuk tes kehamilan dengan uji Galli Mainini ini diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
4. Tempat katak.
5. Mikroskop cahaya.
6. Kaca obyek.
7. Lidi kapas.
Menyediakan dua ekor katak bengkerok (Bufo Vulgaris) jantan dewasa. Ciri-ciri katak jantan antara
lain : pada telapak kaki depan terdapat penebalan berwarna hitam, pada kulit leher bagian ventral
terdapat warna agak merah kekuningan, warna tubuh biasanya agak gelap dibanding betina.
Merangsang dengan menggunakan lidi berbungkus kapas pada bagian kloakanya kemudian kalau
keluar sesuatu menaruhnya pada kaca obyek dan memeriksa dengan mikroskop. Jika sesuatu
tersebut sperma maka yang harus dilakukan adalah membersihkannya terlebih dahulu.
Menyiapkan 5 ml air kencing wanita yang diduga hamil sekitar 1-3 bulan kemudian gunakan pompa
dan jarum suntik (spuit) untuk menyuntikkan urine tersebut secara sub-kutan (di bawah kulit)
dengan cara mencubit / menarik kulit katak kemudian suntikkan. Biasanya untuk penyuntikan ini
dipilih tempat untuk kulit punggung.
Mengembalikan katak pada tempatnya, kemudian menunggu kurang lebih 30 menit untuk melihat
reaksinya. Setelah itu merangsang bagian kloaka dengan lidi, jika keluar sesuatu kemudian
memeriksanya dengan mikroskop. Apabila sesuatu tersebut adalah sperma maka reaksi positip.
Bagaimana interpretasi anda?
C. Hasil Pengamatan
Setelah menyuntikkan urine wanita hamil secara sub-kutan (di bawah kulit) dengan cara mencubit /
menarik kulit katak menggunakan pompa dan jarum suntik (spuit). Setelah 30 menit, kemudian
merangsang bagian kloaka dengan lidi da ada cairan yang keluar.
Setelah diperikasa di bawah mikroskop ternyata cairan tersebut bukan sperma, sehingga dapat
dikatakan bahwa reaksi ini negatif.
D. Pembahasan
Praktikum dengan judul uji kehamilan (galli mainini) dilakuklan dengan tujuan agar mahasiswa dapat
melakukan uji kehamilan (Galli Mainini) dengan menggunakan katakBufo Vulgaris jantan, dengan
kompetisi khusus yang sama yaitu agar mahasiswa dapat melakukan uji kehamilan (Galli Mainini)
dengan menggunakan katak Bufo Vulgaris jantan.
Katak jantan :
o Ukuran lingkaran gendang telinga dua kali lebih besar dari lingkaran mata.
o Memiliki kantung suara yang terletak di antara selaput gendang dan pangkal kaki depan.
Katak betina :
o Ukuran lingkaran gendang telinga hampir sama dengan lingkar mata.
Praktikum ini dilakukan dengan metode kegiatan eksperimen menggunakan objek pengamatan katak
Bufo Vulgaris jantan. Pertama-tama menyediakan dua ekor katak bengkerok (Bufo Vulgaris) jantan
dewasa. Untuk mempermudah pencarian jenis katak ini, dapat dilihat ciri-ciri katak jantan antara
lain : pada telapak kaki depan terdapat penebalan berwarna hitam, pada kulit leher bagian ventral
terdapat warna agak merah kekuningan, warna tubuh biasanya agak gelap dibanding betina. Setelah
itu, merangsang dengan menggunakan lidi kapas pada bagian kloakanya kemudian kalau keluar
sesuatu menaruhnya pada kaca obyek dan periksa dengan mikroskop. Jika sesuatu tersebut sperma
maka harus dibersihkan terlebih dahulu. Lalu menyiapkan 5 ml air kencing wanita yang diduga hamil
sekitar 1-3 bulan kemudian gunakan pompa dan jarum suntik (spuit) untuk menyuntikkan urine
tersebut secara sub-kutan (di bawah kulit) dengan cara mencubit / menarik kulit katak kemudian
suntikkan. Biasanya untuk penyuntikan ini dipilih tempat untuk kulit punggung. Setelah itu, Katak
yang satu suntik dengan aquadest digunakan sebagai kontrol. Kemudian mengembalikan katak pada
tempatnya, lalu menunggu kurang lebih 30 menit untuk melihat reaksinya. Setelah itu merangsang
bagian kloaka dengan lidi, dan diperoleh sesuatu yang keluar. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan
mengguakan mikroskop, kami tidak menemukan sperma, tetapi hanya kotoran-kotoran cairan tu
yang dapat kami amati. Sehigga dapat dikatakan bahwa reaksi yang terjadi adalah negatif.
Mengapa reaksi yang terjadi ini adalah negati? Padahal didalam teori dikatakan bahwa diadalam
urine wanita hamil mengandung hormon HCG (human chorionic goadotropin) yang ketika disuntikan
pada katak jantan, hormon ini dapat membuat si jantan ketika dirangsang akan mengeluarkan
sperma. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Praktikan kurang tepat dalam menyuntikkan jumlah urine, sehingga jumlah urine yang masuk
kurang banyak atau malah berlebihan
2. Kurangnya ketepatan praktikan dalam cara menyuntikkan urine, bisa jadi pada saat penyuntikan
terjadi, banyak urine yang tidak masuk atau keluar dari area yang diinginkan
3. Praktikan kurang teliti, bagian manakah dari tubuh katak yang seharusya disuntik (ini juga
sangat berpengaruh terhadap reaksi yang dihasiklka akan bersifat positif ataupun negatif.
4. Urine umur kehamilan yang dipilih kurang sesuai (masih mengandung HCG atau tidak)
5. Kurag teliti dalam meggunakan waktu (waktu yang digunakan berlebih atau bahkan kurang),
sehingga ketika waktu pada saat pengamatan kurag, maka urine wanita hamil tersebut belum
bereaksi pada tubuh katak atau sebaliknya
HORMON-HORMON KEHAMILAN
Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang perempuan, maka tubuh bereaksi dengan membentuk
perubahan-perubahan dan segera memproduksi hormon-hormon kehamilanguna mendukung
kelangsungan kehamilan. Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang
berlangsung khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat. Ada
baiknya para ibu hamil mengetahui mengenai hormon yang diproduksi selama kehamilan berikut
fungsi dan efek yang dihasilkan olehnya, agar tidak terjadi salah pengertian atau malah
menjadikannya mitos kehamilan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama
kehamilan.Berikut ini adalah beberapa hormon yang diproduksi selama kehamilan, berikut fungsi dan
dampak yang dihasilkan, yaitu:
hCG merupakan hormon yang bersifat luteotrofik pada beberapa spesies , termasuk manusia, tikus,
kelinci, babi dan sebagainya. hCG disekresi oleh plasenta, tidak seperti PMSG yang disekresi oleh
endometrium uterus. hCG pada wanita berperan untuk mempertahankan corpora lutea selama
tahap–tahap permulaan kebuntingan. Segera setelah ovulasi, korpus luteum akan cukup mendapat
dorongan dari faktor-faktor luteotrofik hipofisa. Adanya dorongan ini menyebabkan korpus luteum
tersebut secara fisiologis tetap aktif sampai hCG mulai dibentuk dalam jumlah yang cukup untuk
bertindak sebagai luteotrofik. Sejumlah hCG yang dapat terukur timbul pada wanita hamil pada hari
ke-5 sampai 16 setelah ovulasi, tetapi titer hCG tidak mencapai puncaknya sampai hari kehamilan
yang ke-35 sampai 50 (Nalbandov, 1990).
hCG merupakan glikoprotein yang jauh lebih besar dengan berat molekul kira-kira 45.000 Dalton,
tetapi lebih banyak mengandung residu gula dibandingkan dengan glikoprotein pituitary. Sifat-sifat
khusus hCG yang diisolasi cenderung kurang seragam dibandingkan dengan sifat-sifat khusus hormon
glikoprotein yang berasal dari pituitary, karena degradasi terutama rantai samping karbohidratnya
dapat terjadi selama pembentukan urin. Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh
seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan
jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada
meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga
kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa
kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh
diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan
indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat test kehamilan
mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test kehamilan akan
mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif
Dampak
Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).
Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang merangsang
pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon
kehamilan ini berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan
plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Dampak
Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada payudara,
serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.
Dampak
Dampak
Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan yang
menyebabkan pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil sering merasa
sakit punggung. Dapat juga menyebabkan varises.
Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di
dalam rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot
rahim, sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu menyiapkan payudara
untuk menyusui.
Dampak
Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu
penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi
lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan
suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya
gairah seks selama hamil.
Dampak
Menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah, pada
bagian dalam dan garis dari pusar ke baeah (linea nigra)
http://bhimashraf.blogspot.co.id/2010/12/uji-kehamilan-galli-mainini.html