LK CVD Hemoragik
LK CVD Hemoragik
LK CVD Hemoragik
JUDUL KASUS :
CVD HEMORAGIK
RUANG :
NHCU
OLEH
MERSI SEPTI OKTAVIA
04064881517047
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Klien : Tn. S
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Jln Mayor Zen Lr Pelabuhan II Kelurahan Sei Lais Kec Kalidoni Kota
Palembang
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sumatera
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Status perkawinan : Kawin
No Rekam Medis : 00009569xx
Tanggal MRS : 10 Juni 2016
Sumber Informasi : Keluarga Pasien
III.RIWAYAT BIOLOGIS
1. Pola Nutrisi
Keluarga pasien mengatakan saat dirumah,klien biasa makan 3x/hari dengan nasi, lauk pauk
dan sayuran. Pasien minum 5-6 gelas perhari. Saat dirumah sakit, pasien terpasang NGT,
pasien makan makanan yang disediakan rumah sakit.
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien biasa BAB 1 kali sehari atau 2 hari
sekali. Di RS pasien terpasang kateter dengan urine berwarna kuning jernih dan 300 cc/3 jam.
3. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit keluarga pasien mengatakan bahwa pasien biasa tidur pukul 21.00 - 05.00 dan
terkadang pasien tidur siang.
GENOGRAM
FORMAT LAPORAN KASUS LENGKAP
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
Keperawatan Gawat Darurat dan Intensif
Keterangan :
: Laki- laki : : Pasien
V. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Pola pikir dan persepsi
Pasien saat ini di rawat di ruang NHCU, klien mengalami penurunan kesadaran dan tampak
lemah. Keluarga berharap pasien cepat sembuh dan bisa kembali kerumah
2. Hubungan/ Komunikasi
Keluarga pasien mengatakan, pasien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga dan
masyarakat sekitar.
3. Pertahanan Koping
Keluarga pasien mengatakan keluarga dapat menerima keadaannya yang sekarang, dan dapat
mengontrol emosinya.
4. System nilai kepercayaan
FORMAT LAPORAN KASUS LENGKAP
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
Keperawatan Gawat Darurat dan Intensif
Keluarga pasien mengatakan agama yang dianut keluarga dan klien adalah agama islam.
Sewaktu masih sehat pasien rajin melaksanakan ibadah sholat 5 waktu.
5. System kardiovaskuler
RR 28x/menit, CRT, 3 detik, suara jantung lup dup, tidak ada edema, tidak dapat mengkaji
nyeri karena pasien tidak sadar, warna kulit normal, akral hangat.
6. System pencernaan
Pasien mendapatkan makanan cair melalui selang NGT, tidak ada residu, BB 60 kg, TB 160
cm, terpasang kateter dengan output 300 cc/ 3 jam.
7. System Reproduksi
Tidak ada perdarahan pada system reproduksi
8. System Muskuloskeletal
Tidak ada pergerakan ekstremitas, kekuatan otot tidak ada, nyeri tidak bisa dikaji.
9. System Integumen
FORMAT LAPORAN KASUS LENGKAP
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
Keperawatan Gawat Darurat dan Intensif
Saat pengkajian pada Tn.S tidak ditemukanadanya luka dekubitu, turgor kulit baik, kelembaban
kulit : kering, tekstur kulit halus.
Oksigen 9L/m
Edema dan kongesti jaringan otak
- RR : 28x/m
T : 36,8 C Iskemia jaringan otak
HR : 110 x/m
TD : 130/70 mmHg Gangguan perfusi jaringan serebral
Penurunan kesadaran
X. PRIORITAS MASALAH
1. Pola nafas tidak efektif
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Gangguan perfusi jaringan serebral
FORMAT LAPORAN KASUS LENGKAP
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
Keperawatan Gawat Darurat dan Intensif
ventilkator
2 Tidak efektifnya Setelah n dilakukan 1. Monitor frekuensi dan 1. Pernapasan lambat, periode apnea
bersihan jalan napas tindakan kedalaman pernapasan. dapat menandakan perlunya
b/d akumulasi sputum keperawatan 2x24 ventilasi mekanik. Peningkatan
akibat penurunan jam diharapkan frekuensi pernafasan
tingkat kesadaran, Bersihan jalan napas mengindikasikan kesulitan dalam
penurunan kemampuan efektif, dengan pengiriman oksigen, dan
batuk, kriteria hasil; penurunan frekuensi pernapasan
ketidakmampuan - frekuensi mengidikasikan tanda akan terjadi
mengeluarkan sekret kegagalan nafas.
- pernapasan 16-
2. Monitor kemampuan 2. Kehilangan reflek menelan atau
20x/menit, gag reflex/kemampuan batuk menandakan perlunya jalan
- batuk efektif, menelan. napas buatan atau intubasi.
- ronchi -/-, 3. Kaji tanda-tanda 3. cicumoral cyanosis atau cyanosis
sianosis tiap 1 jam pada ujung-ujung jari atau pada
- GCS: 15, ujung hidung mengindikasikan
- sputum (-), hipoksia akibat kekurangan
oksigen di jaringan perifer
- mampu 4. Tinggikan kepala 4. Posisi fowler/semi fowler
mengelurkan tempat tidur/ posisi memfasilitasi diafragma untuk
FORMAT LAPORAN KASUS LENGKAP
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
Keperawatan Gawat Darurat dan Intensif
No Diagnosa
Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan (SOAP)
Keperawatan
Dx. I 1. memonitor keadaan umum dan S:
vital sign pasien
- Keluarga pasien mengatakan pasien masih
2. memonitor pernapasan dan terpasang oksigen
status oksigen yang sesuai
O:
3. memonitor aliran oksigen
- Pasien terpasang Oksigen 9L/m
4. memonitor kecepatan, ritme, - RR : 26x/m
kedalaman dan usaha pasien
saat bernafas T : 37 C
5. memonitor pola nafas HR : 104 x/m
TD : 130/70 mmHg
6. memposisikan pasien semi - Ada usaha bernafas
fowler - Tidak menggunakan otot bantu
7. mempertahankan jalan napas
paten pernapasan
8. mencatat pergerakan dada, A : Masalah belum teratasi
simetris atau tidak,
menggunakan otot bantu P : intervensi dilanjutkan
pernafasan
9. berkolaborasi dalam
pemberian oksigen terapi
Dx.II 1. Memonitor frekuensi dan S: .
kedalaman pernapasan. O:
2. Memonitor kemampuan gag - Pasien terpasang Oksigen 9L/m
reflex/kemampuan menelan.
- Tampak posisi semi fowler
3. Mengkaji tanda-tanda sianosis
tiap 1 jam - tidak mampu mengeluarkan sputum
4. Meninggikan kepala tempat tidur/ - Telah dilakukan suction
posisi semi fowler
5. Melakukan suction dengan ekstra - sputum berkurang
hati-hati, jangan lebih dari 10-15 - RR : 26x/m
detik. Catat warna dan kekeruhan
dari secret. T : 37 C
6. Mengauskultasi suara paru, HR : 104 x/m
perhatikan daerah hipoventilasi TD : 130/70 mmHg
dan adanya suarasuara tambahan A : Masalah belum teratasi
yang tidak normal (seperti; P : Intervensi dilanjutkan
ronchi, wheezing dll).
7. Berkolaborasi pemberian terapi
oksigen dan obat mukolitik dan
atau ekspektoran seperti
ambroxol.
Dx.III 1. memonitor tanda-tanda S:
status neurologis dengan
- keluarga pasien mengatakan pasien
GCS.
FORMAT LAPORAN KASUS LENGKAP
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
Keperawatan Gawat Darurat dan Intensif
No Diagnosa
Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan (SOAP)
Keperawatan
FORMAT LAPORAN KASUS LENGKAP
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
Keperawatan Gawat Darurat dan Intensif
saat bernafas T : 36 C
5. memonitor pola nafas HR : 105 x/m
TD : 70/50 mmHg
6. memposisikan pasien semi - Tidak ada usaha saat bernafas
fowler - menggunakan alat bantu pernapasan
7. mempertahankan jalan napas
paten - posisi pasien semi fowler
8. mencatat pergerakan dada, A : Masalah belum teratasi
simetris atau tidak,
menggunakan otot bantu P : intervensi dilanjutkan
pernafasan
9. berkolaborasi dalam
pemberian oksigen terapi
Dx. II 1. Memonitor frekuensi dan S:
kedalaman pernapasan. O:
2. Memonitor kemampuan gag - Pasien terpasang Oksigen 9L/m
reflex/kemampuan menelan.
- Tidak ada usaha saat bernafas dan
3. Mengkaji tanda-tanda sianosis
tiap 1 jam menggunakan alat bantu pernafasan
4. Meninggikan kepala tempat - GCS : 3
tidur/ posisi semi fowler
5. Melakukan suction dengan - Tampak posisi semi fowler
ekstra hati-hati, jangan lebih - tidak mampu mengeluarkan sputum
dari 10-15 detik. Catat warna
dan kekeruhan dari secret. - Telah dilakukan suction
6. Mengauskultasi suara paru, - sputum berkurang
perhatikan daerah
hipoventilasi dan adanya - RR : 15x/m
suarasuara tambahan yang T : 36 C
tidak normal (seperti; ronchi, HR : 105 x/m
wheezing dll). TD : 70/50 mmHg
7. Berkolaborasi pemberian A : Masalah belum teratasi
terapi oksigen dan obat P : Intervensi dilanjutkan
mukolitik dan atau
ekspektoran seperti ambroxol.
Dx.III 1. memonitor tanda-tanda S:
status neurologis dengan
- keluarga pasien mengatakan pasien
GCS.
2. Memonitor tanda-tanda masih belum sadar
vital
O:
3. Memonitor asupan dan
keluaran. - GCS : 3
4. Memonitor AGD bila - Terpasang oksigen 9L/m
diperlukan pemberian - Pasien tidur terlentang tanpa bantal
oksigen. - RR : 15x/m
5. membaringkan pasien T : 36 C
(tirah baring) total dengan HR : 105 x/m
posisi tidur terlentang TD : 70/50 mmHg
tanpa bantal.
A : masalah belum teratasi
6. menciptakan lingkungan
yang tenang dan batasi P : intervensi dilanjutkan
pengunjung.
7. berkolaborasi cairan per
infus