Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Sop Pelayanan Mtbs

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

SOP PELAYANAN MTBS DI PUSKESMAS

KELAPA KECAMATAN KELAPA KABUPATEN


BANGKA BARAT

PELAYANAN : MTBS
PROSEDUR : PELAKSANAAN MTBS.
PUSKESMAS KELAPA
DI PUSKESMAS KELAPA
1. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi Petugas / Paramedis dalam pelayanan / pemeriksaan
Balita sakit.

2. SASARAN :
Petugas / Paramedis dalam melaksanakan MTBS.

3. URAIAN UMUM :
Anamnesa :
Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan utama,
keluhan tambahan, lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan, riwayat
penyakit lainnya.
Pemeriksaan :
a. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
» Periksa kemungkinan kejang.
» Periksa gangguan nafas.
» Ukur suhu tubuh.
» Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri.
» Periksa kemungkinan adanya icterus.
» Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan diare.
» Ukur berat badan.
» Periksa status imunisasi.
» Dan seterusnya lihat formulir MTBS.

b. Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun :


» Keadaan Umum.
» Respirasi ( menghitung nafas )
» Derajat dehidrasi ( turgor kulit ).
» Suhu tubuh.
» Periksa telinga ( apakah keluar cairan dari lubang telinga ).
» Periksa status gizi.
» Periksa status imunisasi dan pemberian vitamin A.
» Penilaian pemberian makanan untuk anemia / BGM.
Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan dan konsultasi dokter.

4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Pasien bayi / balita dari loket pendaftaran menuju ruang KIA / Gizi untuk
ditimbang berat badannya, lanjut menuju ruang pelayanan MTBS.

b. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan.

c. Petugas melaksanakan anamnesa :


Keluhan Utama.
Keluhan tambahan.
Lamanya sakit.
Pengobatan yang telah diberikan.
Riwayat penyakit lainnya.

d. Petugas melakukan pemeriksaan :


Keadaan Umum.
Respirasi.
Derajat dehidrasi
Suhu tubuh.
Telinga.
Status gizi.
Status imunisasi dan pemberian Vitamin A.

e. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikasi dalam


form klasifikasi dan memberikan penyuluhan.

f. Petugas memberikan pengobatan sesuai Buku Pedoman MTBS, bila perlu

dirujuk ke ruang Pengobatan untuk konsultasi dokter


1. Manajemen Terpadu Balita Sakit Puskesmas Kelapa

2. PENDAHULUAN Menurut data WHO, lebih kurang 12 juta anak di dunia meninggal
setiap tahun sebelum mencapai umur 5 tahun Lebih dari 70% kematian tersebut
disebabkan karena pneumonia, diare, malaria, campak dan gizi buruk. Kita juga
menyaksikan setiap hari, bahwa berjuta-juta orang tua memeriksakan kesehatan anaknya
yang sakit, baik ke Puskesmas, Pustu, Bidan desa, Rumah Sakit, Dokter Praktek Swasta,
atau bahkan ke Dukun atau tenaga pengobatan tradisional lainnya. Petugas Puskesmas
sudah berpengalaman dalam mengobati penyakit-penyakit yang umum menyerang anak
namun mereka masih menggunakan pedoman terpisah untuk masing¬masing penyakit
Padahal ada beberapa penyakit yang saling berkaitan, misalnya diare berulang seringkali
menyebabkan gizi buruk sehingga petugas puskesmas mengalami kesulitan dalam
menggabungkan berbagai pedoman yang terpisah pada saat menangani anak yang
menderita beberapa penyakit

3. Untuk menurunkan angka kematian bayi WHO membuat strategi Integrated Management
of Childhood Illness (IMCI). 2. Metode ini pada tahun 1997 mulai dikembangkan di
Indonesia dengan nama Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), sebuah program yang
bersifat menyeluruh dalam menangani balita sakit yang datang ke pelayanan kesehatan
dasar. 3. Strategi ini memadukan pelayanan terhadap balita sakit dengan cara memadukan
intervensi yang terpisah menjadi satu paket tunggal (Integrated Management of
Childhood Illness). 4. Pada dasarnnya metode ini merupakan sebuah strategi menurunkan
kematian melalui tiga komponen utama, yaitu dengan meningkatkan ketrampilan petugas
kesehatan, meningkatkan dukungan sistem kesehatan, dan meningkatkan kemampuan
keluarga dan masyarakat. 5. Pengalaman menunjukkan bahwa pendekatan program
intervensi secara terpisah untuk masing- masing penyakit menimbulkan masalah,
misalnya kehilangan peluang dan putus pengobatan pada pasien yang menderita penyakit
lain selain penyakit yang dikeluhkan dengan gejala yang sama atau hampir sama. Strategi
MTBS

4. MTBS merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang
datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar Meliputi upaya kuratif
terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan
upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan
konseling pemberian makan Tujuan utama tata laksana ini untuk menurunkan Angka
Kematian Bayi dan Anak Balita dan menekan morbiditas karena penyakit tersebut. Dalam
menangani balita sakit, tenaga kesehatan (perawat, bidan/desa) yang berada di pelayanan
dasar dilatih untuk menerapkan pendekatan MTBS secara aktif dan terstruktur : 1.
Melakukan penilaian adanya tanda-tanda atau gejala penyakit dengan cara tanya, lihat,
dengar, raba 2. Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan serta mengobati anak, 3.
Memberikan konseling dan pelayanan tindak lanjut pada saat kunjungan ulang.

5. Dalam penerapan MTBS, tenaga kesehatan diajarkan untuk memperhatikan semua gejala
anak sakit, sehingga dapat menentukan apakah anak sakit berat dan perlu dirujuk Balita
proses pertumbuhan dan perkembangan Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) :
penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi upaya promotif
dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling bagi ibu
MTBS merupakan manajemen balita sakit untuk 2 kelompok : 1.Kelompok usia 1 hari
sampai 2 bulan 2.Kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun

6. Resume MTBSResume MTBS Menilai, mengklasifikasi dan menentukan tindakan : A.


Memeriksa Tanda Bahaya Umum B. Kemudian Tanyakan Keluhan Utama: 1.Apakah
anak menderita batuk atau sukar bernapas 2.Apakah anak menderita diare 3.Apakah anak
demam ( Klasifikasikan Malari, Klasifikasikan Campak, Klasifikasikan Demam
Berdarah) 4.Apakah anak mempunyai masalah telinga 5.Memeriksa Status Gizi
6.Memeriksa Anemia 7.Memeriksa Imunisasi dan Vitamin A 8.Menilai Masalah/Keluhan
Lain PENGOBATAN Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah 1. Antibiotik
Oral 2. Antimalaria Oral 3. Parasetamol 4. Vitamin A 5. Zat Besi/Tablet Tambah darah 6.
Obat Cacingan

7. Mengajari Ibu Cara Mengobati Infeksi Lokal di Rumah :

a.Mengobati Infeksi Mata dengan Tetes/Salep Mata


b.Mengeringkan Telinga dengan Kain/kertas penyerap
c.Mengobati Luka di Mulut dengan Gentian Violet
d.Meredakan Batuk dan Melegakan Tenggorokan dengan bahan yang aman

Pemberian Cairan Tambahan pada Diare


a.Rencana Terapi A : Penanganan Diare di Rumah
b.Rencana Terapi B: Penanganan Dehidrasi Ringan/ Sedang dengan Oralit Pemberian
tablet Zinc untuk semua penderita Diare Tindakan pemberian cairan pra rujukan untuk
Demam Berdarah Dengue Tindakan pra rujukan untuk anak sangat kurus disertai diare

KONSELING BAGI IBU


a. Makanan Menilai Cara Pemberian Makan Anak Anjuran makan untuk anak sehat
maupun sakit Menasihati Ibu tentang Masalah Pemberian Makan
b. Cairan Meningkatkan Pemberian Cairan Selama Anak Sakit
c. Kapan harus kembali Menasihati ibu kapan harus kembali Kapan kembali segera
d. Menasihati Ibu Tentang Kesehatannya Sendiri

8. Permasalahan MTBS di Puskesmas


a. MTBS masih dianggap sebagai “PROGRAM”
b. Pola pikir “salah “ tenaga kesehatan (Bidan/desa/perawat ) tentang pengobatan
c. Disiplin untuk mentaati SOP pelayanan balita
d. Ketakutan apabila pasien tidak sembuh
e. Pelayanan MTBS perlu waktu “lama”

9. MTBS PUSKESMAS KELAPA :


a.Mampu melakukan penilaian balita sakit dengan menggunakan pedoman MTBS.
b.Mampu menentukan klasifikasi masalah balita sakit dengan menggunakan pedoman
MTBS.
c.Mampu menilai status gizi balita (klinis dan antropometris) menurut aturan WHO
(2005) dan memeriksa adanya penyakit penyerta.
d.Mampu melakukan dan menyarankan tindakan berdasarkan klasifikasi balita sakit pada
pedoman MTBS.
e.Mampu melakukan pendampingan konseling balita sakit berdasarkan pedoman MTBS
berupa perawatan di rumah dan pemberian nasehat berupa kapan kembali untuk tindak
lanjut.

10. Peran Dokter dalam MTBS


a.Melakukan SOP pelayanan balita dengan form MTBS
b. Membimbing paramedis (perawat dan bidan) dalam melakukan SOP pelayanan balita
dengan form MTBS
c.Menerima rujukan internal dari Poli KIA
d.Memberi contoh kepada semua petugas kesehatan dalam penerapan pelayanan kuratif
yang tidak meninggalkan upaya promotif dan preventif
e.Menselaraskan integrasi antara program dan pelayanan kuratif (UKM & UKP ) di
Puskesmas

11. Pelaksanaan MTBS di Puskesmas Kelapa


a. Kegiatan Hari 1 :
 Pengenalan Puskesmas
 Pengamatan pelaksanaan MTBS di Poli KIA Puskesmas
 Instrument : Form MTBS
 Supervisor : Bidan Koordinator / Koordinator Poli KIA
b. Kegiatan Hari 2 :
 Diskusi hasil pengamatan pelaksanaan MTBS
 Penyusunan dan pengumpulan laporan

12. Manfaat Hasil Diskusi


 Sebagai bahan evaluasi Puskesmas terhadap pelaksanaan MTBS di Puskesmas / Poli
KIA
 Sebagai bahan evaluasi SOP yang terkait pelayanan KIA dan MTBS
 Untuk menilai kepatuhan penggunaan SOP pelayanan KIA
 Sebagai bahan pembinaan SDM

13. TERIMA KASIH .. MOHON SARAN DAN MASUKAN ....

siska trisnawati
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS )

A.MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


1.PENGERTIAN MTBS

Suatu manejemen untuk balita yang datang di pelayanan kesehata,dilaksanakan secara terpadu
mengenai klasifikasi,status gizi,status imun maupun penangan dan konseling yang diberikan.

MTBS merupakan suatu program pemerintah untuk menurunkan angka kematian balita dan
menurunkan angka kesakitan.

2.TUJUAN MTBS

 Meningkatkan keterampilan petugas

 Menilai,mangklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul

 Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah

 Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit

 Memperbaiki sistem kesehatan

3.RUANG LINGKUP MTBS

 Penilaian,klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari- 2 bulan

 Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan- 5 tahun

 Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi

 Konseling bagi ibu

 Tindakan dan pengobatan

 Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut

4.PROTAP PELAYANAN MTBS

 Anamnesa : wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan utama,lamanya
sakit,pengobatan yang telah diberikan dan riwayat penyakit lainnya.

 Pemeriksaan :

o Untuk bayi umur 1hari-2 bulan


Periksa kemungkinan kejang,gangguan nafas,suhu tubuh,adanya infeksi,ikterus,gangguan
pencernaan,BB,status imun.

o Untuk bayi 2bulan-5 tahun

Keadaan umum,respirasi,derajat dehidrasi,suhu,periksa telinga,status gizi,imun,penialaian


pemberian makanan.

 Menentukan klasifikasi,tindakan,penyuluhan dan konsultasi dokter.

5. LANGKAH2 KEGIATAN
a. Pendaftaran bayi/balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayanan MTBS

b. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan

c. Petugas melaksanakan anamnesa

d. Petugas melakukan pemeriksaan

e. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikan dan memberikan
penyuluhan

f. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedomen MTBS bila perlu dirujuk ke ruang
pengobatan untuk konsultasi ke dokter.

6.PENERAPAN MTBS
Program MTBS perlu persiapan untuk menerapkannya meliputi :

A. Informasi mengenai MTBS kpd seluruh petugas

B. Persiapan penilaian,obat2 dan alat yang digunakan untuk pelayanan

C. Persiapan pengadaan formulir

D. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan

E. Penerapan MTBS dilaksanakan secara bertahap

7.IDENTIFIKASI TINDAKAN MTBS


Yaitu pengambilan keputusan oleh petugas dalam menangani diare.tindakan MTBS
mencangkup 3 rencana terapi :
a) Terapi A

Terapi dirumah untuk mencegah dehidrasi,cairan yang biasa diberikan berupa oralgula-
garam,sayuran dan sup yang mengandung garam.

b) Terapi B

Dehidrasi sedang dengan pemberian CRO.

c) Terapi C

Dehidrasi berat dengan pemberian cairan RL

8.KONSELING MTBS
Merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien sebagai upaya membantu
orang lain agar ia mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

KONSELING BAGI IBU

Bertujuan agar ibu mengetahui dan dapat menilai keadaan anak secara dini.

penilaian berupa :

I. Menilai cara pemberian makan anak:

Langkah yang dilakukan tenaga kesehatan,tanyakan kepada ibu cara pemberian makanan anak
sehari-hari dan selama sakit.bandingkan jawaban ibu dengan anjuran pemberian makan yang sesuai
umur anak.

Hal yang ditanyakan :

 Apakah ibu meneteki anak?

o berapa kali?

o apa ibu juga meneteki pada malam hari?

 Apakah anak mendapat makanan/minuman lain?

o makanan/minuman apa?

o berapa kali sehari?

o alat apa yang digunakan untuk memberi makanan?

o jika BB menurut umur sangat rendah,maka ditanya barapa banyak makan/minum yang diberikan?

o Apakah anak dapat porsi tersendiri?


o Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?

 Selama anak sakit,apakah pemberian makan anak di ubah?bila ya,bagaimana caranya?

Anjuran makanan selama anak sakit maupun anak sehat

 0-6 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak,min 8x sehari.

 6-8 bulan : teruskan pemberian ASI dan makanan pendamping ASI ex:pisang,pepaya,air jeruk dan air
tomat,makan pendamping diberikan 2x/hari,ssi pertambahan umur diberikan bubur tim ditambah
kuning telur,tempe,tahu,ayam,ikan,daging,wortel,bayam,kacang hijau,santan/minyak.frek 7-8
sendok/hari

 9-12 bulan : ASI dilanjutkan dan kenalkan makanan keluarga secara bertahap dimulai dari bubur nasi-
nasi tim dan makanan keluarga.berikan 3x/hari frek 9-11 sendok,dan beri makanan selingan 2x/hari
ex: bubur kacang hijau,pisang,biskuit dll diantara waktu makan.

 12-24 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak,beri nasi lunak yang ditambah
telur,ayam,ikan,tempe,tahu,daging,wortel,bayam,kacang,santan minyak.beri 3x/hari dan makanan
selingan 2x/hari.

 > 2 tahun : makanan keluarga 3x/hari terdiri dari nasi,lauk pauk,sayur dan buah,makanan selingan
2x/hari.

 Jika anak diare,beri ASI lebih sering dan lebih lama.jangan diberi susu kental.

II.Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak sakit

Untuk setiap anak sakit:

 Beri ASI lebih sering dan lebih lama

 Tingkatkan pemberian cairan ex:beri kuah sayur dan air putih

Untuk anak diare :


 Diberi cairan tambahan terapi A dan B sesuai pengobatan

Untuk anak mungkin DBD :

 Cairan tambahan sangat penting ex: oralit

III.Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan

Nasehati ibu untuk kunjungan ulang sesuai waktu paling awal untuk permasalahan anaknya.

Anak dengan : Kunjungan ulang:

Pneumonia

Disentri

Malaria

Demam 2 hari

Campak

DBD

Diare

Infeksi telinga

Masalah pemberian makan 5 hari

Penyakit lain jika tidak ada perubahan

Anemia 4 minggu

BB menurut umur sangat rendah 4 minggu

kunjungan berikutnya :

nasehati ibu bila ditemukan tanda-tanda pada anak seperti :

Setiap anak sakit Tidak mau minum/menetek,bertambah parah dan


timbul demam.

Anak batuk,bukan pnemonia Nafas cepat dan sukar bernafas


Anak diare Bab campur darah,malas minum

mungkin DBD/demam Ada tanda2 perdarahan,ujung extermitas dgn,nyeri


ulu hati/gelisah dan sering muntah.

IV.Menasehati ibu ttg kes dirinya

 Nasehati ibu untuk makan dengan baik untuk menjaga kekuatan dan kesehatan dirinya

 Periksa status imunisasi ibu,k/p beri imunisasi TT

 Pastikan bahwa ibu memperoleh imunisasi dan pelayanan terhadap: program KB,konseling PMS dan
pencegahan

 Anjurka ibu untuk deteksi dini

E.MASALAH DAN PEMECAHAN

Bayi rewel Ini terkait dgn pemberian ASI,periksa popok,gendong bayi,mungkin


perlu perhatian.

Bayi tdk tidur Tidurkan bayi disamping ibu dan sering diberi ASI,jangan beri
sepanjang malam makanan lain

Bayi menolak menetek Mgkn bayi bingung puting,beri ASI,beri perhatian dan kasih sayang.

Bayi BBLR Beri ASI sesering mungkin

Bayi ikterik Meneteki segera setelah lahir,ASI sesering mungkin

ASI tdk cukup Semakin sering meneteki semakin banyak produksi ASI

ibu mengatakan ASI Jelaskan cara memproduksi dan mengeluarkan ASI,teteki bayi sesering
tdk keluar mungkin.

ibu mengeluh puting Beri paracetamol 1 tablet tiap 4-6jam,tetap beri ASI pada bayi.perbaiki
terasa sakit posisi dan perlekatan saat memberi ASI

Ibu mengeluh Usaha meneteki bayi sampai payudara kosong,kompres payudara dgn
payudara penuh air hangat dan teteki bayi segera mungkin

Mastitis dan abses Beri antibiotik,beri obat penghilang rasa sakit,kompres hangat,tetap
beri ASI.jika abses hentikan ASI dulu

Ibu sakit dan tdk mau Teteki bayi dulu baru ibu minum obat
meneteki

Ibu bekerja Teteki bayi pada pagi hari,pada waktu pulang kerumah dan lebih
sering pada malam hari.

B.DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)


1.KONSEP BALITA

Anak yang berumur dibawah 5 tahun dan termasuk umur 5 tahun.

2.PENGERTIAN DDTK

Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.

3.PENGERTIAN TUMBUH KEMBANG

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialasi dan kemandirian

4.CARA DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG

1.Mendeteksi tumbuh kembang pada anak diantaranya :

a. Pengukuran antropometri

Pengukuran antropometri ini dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan , lingkar kepala
dan lingkar lengan atas

b. Pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan ini bagian dari antropometri yang digunakan untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yg ada pada tubuh

c. Pengukuran tinggi badan

Pengukuran ini merupakan bagian dari pengukuran antropometrik yang digunakan untuk menilai
status perbaikan gizi di samping factor genetik
2. Pertumbuhan dan perkembangan anak :

 Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup.

 Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.

 Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpah.

 Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.

 Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian sendiri.

 Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.

 Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan

5.TUJUAN TUMBUH KEMBANG

 Sebagai upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan
sosial

 Menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang

 Kemungkinan penanganan yang efektif

 Mencari penyebab dan mencegahnya

6.FAKTOR PENGARUH TUMBUH KEMBANG

1). Faktor Herediter

merupakan factor yang diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak, meliputi
factor bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan cenderung cepat dibandingkan dengan anak perempuan
serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau anak perempuan akan mengalami
pertumbuhan yang lebih cpat ketika mereka mencapai masa pubertas.

2). Faktor Lingkungan

merupakan factor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya
potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu
lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu lingkungan setelah bayi lahir)
3). Factor hormonal

berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain hormone somatotropin, tiroid dan
glukokortikoid. Hormone somatotropin (growth hormone) berperan dalam mempengaruhi
pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilgo dan system
skeletal, hormone tiroid berperan menstimulasi metabolism tubuh. Hormone glukokortiroid
mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel intertisial dari testis (untuk memproduksi
testosteron) dan ovarium (untuk memproduksi estrogen), selnjutnya hormone tesebut menstimulasi
perkembangan seks, baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran
hormonnya

8.ASPEK TUMBUH KEMBANG ANAK

Ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau dipantau :

 Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar sperti duduk, berdiri,
dsb

 Gerak halus atau motorik halus adala aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat sperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dsb

 Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dsb

 Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dsb (Depkes, 2005)

9.CARA MEMANTAU TUMBUH KEMBANG ANAK

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di
KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan
bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut
membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik,
mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya.
Grafik pertumbuhan dalam KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau tua dan hijau
muda. Balita naik berat badannya bila :

a ) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau

Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.

b). Balita tidak naik berat badannya bila :

Garis pertumbuhannya turun, atau

Garis pertumbuhannya mendatar, atau

Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya

c). Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan
pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah
Sakit.

d). Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami gangguan
pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

e). Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

f). Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita
warna diatasnya.
Manajemen terpadu Balita Sakit atau MTBS adalah suatu paket program komprehensif yang memadukan
upaya promotif dan kuratif melalui pendekatan pelayanan balita sakit di rawat jalan dengan identifikasi
penyakit-penyakit yang ada secara akurat, mengkombinasikan pengobatan semua penyakit tersebut, merujuk
penyakit yang berat secara cepat, menilai status gizi dan imunisasi serta menangani dan memberi bagi ibu
tentang perawatan anak balita di rumah, nasehat pemberian makan dan kapan harus kembali segera atau
kapan harus kembali untuk tindak lanjut, konseling bagi ibu untuk perawatan dirinya.

Tujuan MTBS adalah untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Anak Balita serta menekan morbiditas
karena penyakit terutama pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga dan malnutrisi. Sedangkan
sasaran utama Penerapan MTBS adalah para perawat, bidan, atau bidan di desa yang menangani balita sakit.

Pelaksanaan MTBS merupakan suatu bentuk pelayanan yang dilaksanakan di tingkat pelayanan dasar. MTBS ini
memfokuskan pada pelatihan petugas kesehatan di pelayanan dasar, petugas harus menangani semua kondisi
yang berhubungan secara langsung dengan gejala yang dikeluhkan saat itu. Keluhan yang ditangani petugas
misalnya akibat campak, anemia, kekurangan zat besi dan juga kondisi-kondisi yang tidak berhubungan secara
langsung, misalnya pemberian imunisasi dan pemberian vitamin A dimana xeropthalmia masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Kendala yang akan dihadapi petugas kesehatan dalam menerapkan
manajemen terpadu ini adalah waktu pelayanan yang lebih lama (Depkes RI, WHO & UNICEF, 2002).

Prosedur MTBS pada bayi umur 1 hari s/d 2 bulan

Salah satu tujuan kegiatan ini untuk menilai dan membuat klasifikasi bayi muda sakit umur 1 hari sampai 2
bulan. Proses dan langkahnya sangat mirip dengan yang telah dijelaskan pada penanganan balita sakit
berumur 2 bulan sampai 5 tahun. Pedomannya difokuskan pada informasi dan ketrampilan untuk menangani
bayi muda antara lain:

1. Memeriksa kejang. Tanyakan pada ibu apakah bayi ada riwayat kejang. Lihat, dengar dan raba
adakah tanda/gejala kejang seperti berikut: apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun,
apakah bayi menangis melengking tiba-tiba, apakah ada gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata,
atau anggota gerak, apakah mulut mecucu, dan apakah ada kaku seluruh badan dengan atau tanpa
rangsangan. Kemudian klasifikasikan apakah bayi kejang..
2. Memeriksa gangguan napas. Lihat dan dengar adakah henti napas (apnea)>20 detik; hitung napas
dalam satu menit, apakah bayi
3. napas cepat (>60 kali per menit) atau napas lambat
4. Memeriksa hipotermi. Petugas mengukur suhu aksiler dengan termometer atau raba badan bayi;
apakah tangan, kaki, atau badan bayi teraba dingin; apakah bayi mengantuk atau letargis; adakah bagian
badan bayi berwarna merah dan mengeras (sklerema) ; dan apakah gerakan bayi kurang dari normal.
Kemudian klasifikasikan apakah bayi hipotermi berat atau hipotermi sedang.
5. Memeriksa kemungkinan infeksi bakteri. Lihat apakah bayi mengantuk/letargis atau tidak sadar,
lihat tanda/gejala kejang, lihat tanda/gejala gangguan napas, apakah bayi malas minum/tidak bisa minum
atau muntah, raba adakah bagian badan bayi berwarna merah dan mengeras (sklerema), raba apakah
ubun-ubun cembung, lalu ukur suhu aksiler dengan termometer atau raba badan bayi apakah bayi teraba
dingin atau teraba panas, lihat adakah pustul di kulit: apakah banyak/parah, lihat apakah mata bernanah:
apakah nanah banyak, lihat apakah nanah keluar dari telinga, apakah pusar kemerahan atau bernanah,
apakah kemerahan meluas sampai ke kulit perut, dan apakah pusar berbau busuk. Kemudian klasifikasikan
apakah mungkin infeksi bakteri sistemik, mungkin infeksi bakteri lokal berat atau infeksi bakteri lokal.
 Memeriksa ikterus. Tanyakan apakah bayi kuning. Jika ya, pada umur berapa timbul kuning, tanyakan
apakah bayi lahir kurang bulan, apakah warna tinja bayi pucat, lihat adakah kuning pada bayi, dan tentukan
sampai di daerah manakah warna kuning pada bagian badan bayi. Kemudian klasifikasikan apakah bayi ikterus
patologik atau ikterus fisiologis.

 Memeriksa gangguan saluran cerna. Tanyakan apakah bayi muntah. Jika ya, apakah muntah segera setelah
minum, muntah berulang atau muntah warna hijau. Adakah darah dalam tinja, apakah bayi tidak buang air
besar dalam 24 jam terakhir, lihat apakah bayi gelisah/rewel, raba apakah perut bayi kembung atau tegang,
raba apakah teraba benjolan di perut selain hati dan limpa, lihat apakah air liur berlebihan atau keluar terus
menerus, periksa lubang anus dengan menggunakan termometer rektal: adakah lubang anus. Kemudian
klasifikasikan apakah bayi ada gangguan saluran cerna.

 Memeriksa apakah bayi diare. Jika ya, tanyakan sudah berapa lama, apakah diare disertai darah dalam tinja,
lihat keadaan umum bayi, apakah letargis atau tidak sadar, gelisah/rewel, apakah matanya cekung, cubit kulit
perut untuk mengetahui turgor: apakah kembalinya sangat lambat (lebih dari 2 detik) atau lambat. Kemudian
klasifikasikan apakah bayi diare dehidrasi berat, diare dehidrasi ringan/sedang, diare tanpa dehidrasi, diare
persisten berat atau mungkin disentri.

 Memeriksa kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian ASI. Tanyakan apakah bayi lahir
kecil atau berat lahir

 Menentukan tindakan/pengobatan. Membebaskan jalan napas dan memberi oksigen, menangani kejang
dengan obat anti kejang, memberi antibiotik intramuskular dan antibiotik oral.

 Konseling bagi ibu/keluarga. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah, mengajari ibu cara
mengobati infeksi bakteri lokal di rumah, mengajari ibu cara mengobati infeksi mata, mengajari ibu cara
mengobati infeksi kulit atau pusar, mengajari ibu cara mengobati luka/bercak putih (thrush) di mulut,
mengajari ibu posisi meneteki dan cara bayi melekat pada waktu menetek secara benar, mengajari ibu cara
meningkatkan ASI, menasehati ibu kapan harus segera dibawa ke petugas kesehatan, menasehati ibu kapan
kunjungan ulang dan menasehati ibu tentang kesehatannya sendiri.

 Pemberian pelayanan tindak lanjut bagi bayi muda yang datang untuk kunjungan ulang.

Refference, antara lain :

 Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas, Dep.Kes.RI. 2004


 Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit, Departemen Kesehatan RI, WHO & UNICEF, 2004,
 Buku Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Departemen Kesehatan RI & WHO 2005.
http://indonesianpublichealth.blogspot.com/2012/11/prosedur-mtbs-pada-bayi.html

Hubungi Kami

Anda mungkin juga menyukai