Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Manajemen Terpadu Balita Sakit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) ~ Manajemen Terpadu Balita Sakit

( MTBS ) adalah suatu ppendekatan yang terpadu yang tata pelaksanaanya


dilakukan pada balita sakit dengan fasilat rawat jalan dengan pengetahuan
pelayanan kesehatan.

MTBS mencakup berbagai upaya yang berkaitan erat dengan penyembuhan


penyakit pada bayi berupa pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga,
malnutrisi, serta upaya peningkatan pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit
seperti imunisasi, pemberian vit K, Vit A dan konseling pemberian ASI atau
makan.
Pada Modul MTBS 1 Tahun 2008 menyatakan:

MTBS digunakan sebagai standar pelayanan bayi dan balita


sakit sekaligus sebagai pedoman bagi tenaga keperawatan
( bidan dan perawat ) khususnya di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar.
pada Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) memiliki tujuan yang dapat
dikatakan signifikan, yaitu menurukan angka kesakitan serta kematian yang ada
pada dunia yang terjadi secara masal. Dengan peningkatan fasilitas kesehatan
yang ada serta memiliki pengetahuan dasar dari kesehatan kita bisa menilai
tumbuh kembangnya anak sehat ataupun tidak sehat.
Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan upaya penemuan kasus
secara dini, memperbaiki manajemen penanganan dan pengobatan, promosi
serta peningkatan pengetahuan bagi ibu – ibu dalam merawat anaknya dirumah
serta upaya mengoptimalkan system rujukan dari masyarakat ke fasilitas
pelayanan primer dan rumah sakit sebagai rujukan.
Defenisi Manajemen Terpadu Balita Sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59
bulan (balita) secara menyeluruh. Suatu manejemen untuk balita yang datang di
pelayanan kesehatan, dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi, status
gizi, status imun maupun penanganan dan konseling yang diberikan.
Manajemen Terpadu Balita Sakit bukan merupakan suatu program kesehatan
tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.
MTBS adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk
menyiapkan petugas kesehatan melakukan penilaian, membuat klasifikasi serta
memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-penyakit yang umumnya
mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan petugas,
memperkuat sistem kesehatan serta meningkatkan kemampuan perawatan oleh
keluarga dan masyarakat yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999,
merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan bayi dan anak
balita di negara-negara berkembang.
MTBS merupakan suatu program pemerintah untuk menurunkan angka kematian
balita dan menurunkan angka kesakitan.

Tujuan Manajemen Terpadu Balita Sakit


a) Meningkatkan keterampilan petugas
b) Menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul
c) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah
d) Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit
e) Memperbaiki sistem kesehatan
 

Ruang Lingkup Manajemen Terpadu Balita Sakit


 Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari- 2 bulan
Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan- 5 tahun
Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi
Konseling bagi ibu
Tindakan dan pengobatan
Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut

Protap Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit


 Anamnesa : wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai
keluhan utama, lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan dan riwayat
penyakit lainnya.
 Pemeriksaan :
Untuk bayi umur 1hari-2 bulan
Periksa kemungkinan kejang, gangguan nafas, suhu tubuh, adanya infeksi,
ikterus, gangguan pencernaan, BB, status imun.
Untuk bayi 2bulan-5 tahun
Keadaan umum, respirasi, derajat dehidrasi, suhu, periksa telinga, status
gizi, imun, penilaian pemberian makanan.
Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan dan konsultasi dokter.

#Langkah-Langkah Kegiatan
 Pendaftaran bayi/balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayanan MTBS
 Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan
 Petugas melaksanakan anamnesa
 Petugas melakukan pemeriksaan
 Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikan
dan memberikan penyuluhan
 Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedomen MTBS bila perlu
dirujuk ke ruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter.

Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit


1. Program MTBS perlu persiapan untuk menerapkannya meliputi :
2. Informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas
3. Persiapan penilaian, obat-obat dan alat yang digunakan untuk pelayanan
4. Persiapan pengadaan formulir
5. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan
6. Penerapan MTBS dilaksanakan secara bertahap
IDENTIFIKASI TINDAKAN MTBS
Yaitu pengambilan keputusan oleh petugas dalam menangani diare, tindakan
MTBS mencangkup 3 rencana terapi :
a. Terapi A
Terapi dirumah untuk mencegah dehidrasi, cairan yang biasa diberikan berupa
oral gula-garam, sayuran dan sup yang mengandung garam.
b. Terapi B
Dehidrasi sedang dengan pemberian CRO. Ex : oralit
c. Terapi C
Dehidrasi berat dengan pemberian cairan RL
KONSELING MTBS
Merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien sebagai
upaya membantu orang lain agar ia mampu memecahkan masalah yang
dihadapi.
KONSELING BAGI IBU
Bertujuan agar ibu mengetahui dan dapat menilai keadaan anak secara dini.
penilaian berupa :
I. Menilai cara pemberian makan anak :
Langkah yang dilakukan tenaga kesehatan, tanyakan kepada ibu cara pemberian
makanan anak sehari-hari dan selama sakit. Bandingkan jawaban ibu dengan
anjuran pemberian makan yang sesuai umur anak.
Hal yang ditanyakan :
a) Apakah ibu meneteki anak?
berapa kali?
apa ibu juga meneteki pada malam hari?
b) Apakah anak mendapat makanan/minuman lain?
makanan/minuman apa?
berapa kali sehari?
alat apa yang digunakan untuk memberi makanan?
jika BB menurut umur sangat rendah,maka ditanya barapa banyak makan/minum
yang diberikan?
Apakah anak dapat porsi tersendiri?
Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
c) Selama anak sakit, apakah pemberian makan anak di ubah? bila ya,
bagaimana caranya?
Anjuran makanan selama anak sakit maupun anak sehat
0-6 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak, min 8x sehari.
6-8 bulan : teruskan pemberian ASI dan makanan pendamping ASI ex: pisang,
pepaya, air jeruk dan air tomat, makan pendamping diberikan 2x/hari ,sesuai
pertambahan umur diberikan bubur tim ditambah kuning telur, tempe, tahu,
ayam, ikan, daging, wortel, bayam, kacang hijau, santan/minyak. frekuensi 7-8
sendok/hari
9-12 bulan : ASI dilanjutkan dan kenalkan makanan keluarga secara bertahap
dimulai dari bubur nasi-nasi tim dan makanan keluarga. Berikan 3x/hari frekuensi
9-11 sendok, dan beri makanan selingan 2x/hari ex: bubur kacang hijau, pisang,
biskuit dan lain-lain diantara waktu makan.
12-24 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak, beri nasi lunak yang ditambah
telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging, wortel, bayam, kacang, santan minyak.
Beri 3x/hari dan makanan selingan 2x/hari.
> 2 tahun : makanan keluarga 3x/hari terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah,
makanan selingan 2x/hari.
Jika anak diare, beri ASI lebih sering dan lebih lama. Jangan diberi susu kental.
https://idtesis.com/manajemen-terpadu-balita-sakit-mtbs-untuk/

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu panduan


tata laksana terkait kondisi sakit yang dialami oleh balita. Pada
panduan MTBS yang disusun oleh Kemenkes terdiri dari:

1. Penilaian, klasifikasi, dan tindakan pengobatan


2. Panduan pengobatan untuk ibu terhadap penyakit yang bisa
diatasi di rumah
3. Konseling ibu
4. Pelayanan tindak lanjut
Penilaian, Klasifikasi, Dan Tindakan Pengobatan

Panduan ini ditujukan untuk tenaga kesehatan utamanya dalam


fasilitas kesehatan primer untuk mampu mengidentifikasi tanda
bahaya umum terkait dengan keluhan utama saat balita datang ke
puskesmas. Selain itu diperlukan juga untuk memeriksa status gizi,
anemia, HIV, imunisasi, pemberian vitamin A, dan mengidentifikasi
masalah/ keluhan lain.

Panduan Pengobatan Untuk Ibu Terhadap Penyakit yang Bisa


Diatasi di Rumah

Meliputi cara pemberianobat oral seperti:

 Antibiotik
 Kotrimoksasol
 Parasetamol
 Obat cacingan
 Zat besi, vit A
 Obat oral untuk malaria dan infeksi campuran

Selain itu panduan bagi ibu dalam mengobati infeksi lokal yang terjadi
di rumah seperti:

 Mengobati  infeksi mata dengan salep ataupun tetes mata


 Mengeringkan telinga dengan bahan penyerap
 Mengobati luka di mulut dengan antiseptik mulut
 Meredakan batuk dan melegakan tenggorokan dengan bahan
yang aman

Cara mendeteksi dan menangani dehidrasi pada anak serta kapan


untuk membawanya ke rumah sakit

Konseling Ibu

Konseling yang diberikan untukibu ini meliputi cara pengobatan di


rumah seperti yang disebutkan sebelumnya. Selain itu, ibu juga akan
diberi konseling mengenai cara pemberian makanan dan masalah
yang mungkin terjadi serta cara mengatasinya. Konseling juga
diberikan terkait pemberian cairan pada balita. Hal yang tidak kalah
penting adalah menganjurkan dan mengingatkan ibu untuk
senantiasa menjaga kondisi kesehatan masing-masing selain
kesehatan anaknya.

Pelayanan Tindak Lanjut

Pelayanan tindak lanjut diberikan pada balita dengan kondisi tertentu


yang memang membutuhkan perawatan di rumah sakit, seperti:

 Pneumonia
 Diare persisten
 Disentri dan malaria
 Demam bukan malaria
 Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut
 Dengue
 Infeksi telinga akut atau kronis
 Gizi buruk atau malnutrisi
 Anemia dan anak dengan risiko HIV

Peran Komunitas dalam MTBS

Dalam pelaksanaannya, peran kader atau komunitas dalam suatu


wilayah sangat dibutuhkan untuk membantu penyebaran yang merata
dalam upaya MTBS ini.  Komunitas atau kader yang telah terbentuk
diharapkan mampu melakukan pendekatan terlebih dahulu
dengan caregiver utama yang ada di wilayah tersebut seperti ibu atau
tenaga kesehatan setempat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
permasalahan yang sering muncul di wilayah tersebut. Selanjutnya
kader atau komunitas ini membantu dalam memberikan konseling
terkait MTBS sekaligus melakukan pendataan/ penilaian rutin dalam
wilayah tersebut. Harapannya jangkauan layanan kesehatan akan
lebih luas dan merata.

Dalam memberikan konseling ata panduan bagi ibu oleh komunitas,


dibutuhkan langkah berikut:

1. Memberikan informasi
Misalnya menjelaskan tentang bagaimana cara membagi tablet,
menggerus, mencampurkan dengan air dan memberikannya kepada
anak
2. Memberikan contoh/ demonstrasi
Misalnya menunjukkan cara memotong tablet menjadi 2 bagian
3. Mempersilakan ibu melakukan apa yang dicontohkan dengan
pengawasan

Misalnya meminta ibu memotong sendiri tablet yang dibutuhkan


anaknya dan memberikannya kepada anaknya

Selama konseling dilakukan dianjurkan menggunakan kata-kata


yang mudah dipahami oleh ibu. Menggunakan alat peraga yang
umum atau dimiliki oleh ibu di rumah. Menyediakan sesi tanya jawab
dan memberikan feedback selama pelaksanaan. Jangan lupa untuk
memastikan ibu memahami apa yang telah dijelaskan dengan
mengajukan pertanyaan atau meminta ibu untuk mengisi kuesioner.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan pada 2017 disebutkan bahwa
pelaksanaan MTBS juga berhubungan dengan pemberian imunisasi
pada balita di puskesmas Bahu. Pelaksanaan MTBS dalam hal
kelengkapan imunisasi dasar bada balita harus dilakukan dengan baik
sehingga imunisasi dasar pada balita terlaksana sesuai jadwal. Di
sinilah dibutuhkan peran dari kader dan juga komunitas yang ada.
Memberikan konseling dan membantu terlaksananya imunisasi sesuai
jadwal sehingga pelaksanaan MTBS akan lebih terpantau dan
merata.
https://www.kesehatan-ibuanak.net/kia/index.php/arsip-pengantar/1031-mtbs-dan-peran-
komunitas-dalam-mtbs

Anda mungkin juga menyukai