Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Nosi Amylum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI AMYLUM

Oleh :
Kelompok 6 / Kelas III-A
1. I Kadek Agus Merta Yasa (171028)
2. Ni Luh Angga Ade Liana Dewi (171029)
3. Ni Luh D. Sabnawati (171030)
4. Ni Putu Candhika Dewi (171031)
5. Ni Putu Mia Radina Putri (171033)

AKADEMI FARMASI SARASWATI DENPASAR


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan identifikasi macam-macam amylum
secara makroskopik, mikroskopik, dan kimiawi
II. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan golongan besar senyawa organik yang, memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup. Pada proses fotosintesis, tumbuhan
hijau mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Hasil dari metabolisme
primer turunan dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida yaitu
amylum. Amylum yang disebut juga pati merupakan campuran dua macam
struktur polisakarida yang berbeda yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa
memberikan sifat keras, sedangkan amilopektin bersifat lengket. Amilosa
memberikan warna biru pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak
bereaksi. Pati banyak terkandung pada beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti
kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai jenis
umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Amylum dapat di uji dengan
larutan iodium dan menunjukkkan hasil positif jika timbul endapan biru. Amylum
juga di definisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari tanaman, sebagai hasil
fotosintesis, yang disimpan dalam bagian tertentu tanaman sebagai cadangan.
Yang harus diperhatikan pada pengamatan amylum secara mikroskopik adalah
bentuk dan ukuran butiran, bentuk dan letak hilus, adanya lamella.
Amylum juga dapat di klasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu :
a. Amylum Orizae (pati beras)
Yaitu amylum yang di peroleh dari biji Oryza sativa L. yang berupa serbuk
sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak,
tunggal atau majemuk, bentuk bulat telur. Hilus di tengah tidak jelas, tidak ada
lamella konsentris. Jika di amati di bawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk
silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
b. Amylum Maydis (pati jagung)
Adalah pati yang di peroleh dari biji Zea mays L. yang berupa serbuk sangat
halus dan putih. Secara mikroskopik yait berupa butir bersegi banyak,
bersudut, atau butir bulat, hilus di tengah berupa rongga nyata atau celah, tidak
ada lamella.
c. Amylum Triciti (pati gandum)
Adalah pati yang di peroleh dari biji Triticum vulgare L. secara mikroskopik
berbentuk butir tunggal besar, dilindungi oleh butiran kecil. Bentuk serupa
lensa bundar atau jorong. Hilus terletak di tengah tidak jelas berupa titik atau
celah, lamella tidak jelas.
d. Amylum Solani (pati kentang)
Adalah pati yang diperoleh dari umbi Solanum tuberrosum. Secara
mikroskopik berupa butir tunggalm tidak beraturan, atau bulat atau bulat telur,
butir majemuk jarang, hilus berupa titik pada ujung yang sempit dengan
lamella konsentris terlihat jelas.
e. Amylum Manihot (pati singkong)
Adalah pati yang di peroleh dari umbi akar manihot yang berupa serbut sangat
halus dan putih, secara mikroskopikberupa butir tunggal agak bulat atau
bersegi banyak butir kecil, butir besar, hilus di tengah berupa titik.

III. Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan :
Mikroskop, objek glass, cover glass, pipet tetes, tabung reaksi
b. Bahan yang digunakan :
Amylum oryzae, amylum solani, amylum tritici, amylum manihot, amylum
maydis, aquadest, larutan iodium, dan kertas lakmus

IV. Prosedur Kerja


Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5 orang. Setiap kelompok melakukan:
A. Identifikasi Amylum secara Makroskopik:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil sedikit amylum oryzae
3. Amati warna dan baunya
4. Catat hasil pengamatan
5. Ulangi percobaan di atas (percobaan 1, 2, 3, 4) untuk amylum solani,
amylum tritici, amylum manihot, dan amylum maydis.
B. Identifikasi Amylum secara Mikroskopik
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil sedikit amylum oryzae dan meletakkannya pada objek glass
3. Tambahkan 1-2 tetes aquadest kemudian segera menutup dengan cover
glass
4. Amati dibawah mikroskop
5. Catat dan gambar hasil pengamatan yang meliputi: bentuk&ukuran
butiran, bentuk&letak hilus, dan lamella
6. Ulangi percobaan di atas (percobaan 1, 2, 3, 4) untuk amylum solani,
amylum tritici, amylum manihot, dan amylum maydis.
C. Identifikasi Amylum secara Kimiawi
1. Amylum Oryzae
Didihkan 1 g amylum oryzae dengan 50 ml air, amati. Uji dengan kertas
lakmus, amati. Dinginkan larutan, tambahkan larutan iodium P, amati.
Larutan dipanaskan lagi, amati. Kemudian didinginkan lagi, amati
2. Amylum Solani
Didihkan 1 g amylum solani dengan 50 ml air selama 15 menit, kemudian
dinginkan, amati. Tambahkan larutan iodium P, amati. Larutan
dipanaskan, amati. Larutan didinginkan kembali, amati.
3. Amylum Tritici
Ambil sedikit amylum tritici dan letakkan pada kaca arloji.
Tambahkan 1-2 tetes larutan iodium P, amati
4. Amylum Manihot
Didihkan 1 g amylum manihot dengan 50 ml air, amati. Uji dengan kertas
lakmus, amati.
5. Amylum Maydis
Ambil sedikit amylum maydis dan letakkan pada kaca arloji.
Tambahkan 1-2 tetes larutan iodium P, amati

V. Hasil Pengamatan
A. Identifikasi Amylum secara Makroskopik
Amylum Hasil Pengamatan
Amylum Oryzae Warna : Putih
Bau : Khas
Rasa : Hambar
Amylum Solani Warna : Putih keruh
Bau : Khas
Rasa : Hambar
Amylum Tritici Warna : Putih tulang
Bau : Khas
Rasa : Hambar
Amylum Manihot Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Rasa : Hambar
Amylum Maydis Warna : Putih tulang
Bau : Tidak berbau
Rasa : Hambar

B. Identifikasi Amylum secara Mikroskopik


Amylum Hasil Pengamatan
Amylum Bentuk : bulat bersegi banyak
Oryzae Ukuran : -
Hilus : terlihat jelas
Lamella: lamella tidak konsentris
Gambar:

Hilus

Lamella
Amylum Bentuk : bulat telur
Solani Hilus : tidak terlihat
Lamella: ada, terlihat jelas
Gambar:

Lamella

Amylum Bentuk : bundar atau jorong


Tritici Hilus : ada, terlihat jelas
Lamella: terlihat
Gambar:
Hilus

Lamella

Amylum Bentuk : bulat, bersegi (topi tentara)


Manihot Hilus : ada (ditengah)
Lamella: -
Gambar:
Hilus

Amylum Bentuk : bersegi banyak, butir


Maydis Hilus : ada
Lamella: -
Gambar:
Hilus

C. Identifikasi Amylum secara Kimiawi:


Amylum Perlakuan Reaksi Positif Hasil Pengamatan
Amylum - Didihkan 1 g Terbentuk larutan Terbentuk larutan
Oryzae amylum oryzae kanji yang tidak kanji, larutan tidak
dengan 50 ml air, transparan dan bening (keruh)
amati. tidak berbau

- Uji dengan kertas Tidak merubah Warna kertas


lakmus P, amati. kertas lakmus P lakmus tidak
berubah

- Dinginkan larutan, Terjadi warna Berwarna biru, saat


tambahkan larutan biru yang jika dipanaskan warna
iodium P, amati. dipanaskan hilang biru hilang, saat
Larutan dipanaskan dan jika didinginkan kembali
lagi, amati. didinginkan warna tetap bening
Kemudian timbul kembali. (tidak terjadi
didinginkan lagi, perubahan warna)
amati
Amylum - Didihkan 1 g Terbentuk gudir Larutan kental,
Solani amylum solani atau cairan kental transparan, warna
dengan 50 ml air yang transparan sedikit lebih kuning
selama 15 menit,
kemudian dinginkan,
amati.

- Tambahkan larutan Terjadi warna Timbul warna biru


iodium P, amati. biru tua yang jika tua, jika dipanaskan
Larutan dipanaskan, dipanaskan hilang warna biru hilang
amati. Larutan dan jika tetapi saat
didinginkan kembali, didinginkan didinginkan warna
amati. timbul kembali tetap bening
Amylum Amylum tritici + Terbentuk warna Biru pekat
Tritici Larutan Iodium biru
Amylum - Didihkan 1 g Terbentuk larutan Larutan kanji
Manihot amylum manihot kanji yang transparan bening
dengan 50 ml air, transparan,
amati. hampir tidak
berbau

- Uji dengan kertas Tidak merubah Tidak merubah


lakmus, amati kertas lakmus P kertas lakmus P

Amylum Amylum maydis + Terbentuk warna Biru pekat


Maydis Larutan Iodium biru
VI. Pembahasan
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat di alam yaitu pada
sebagian besar tumbuhan yang terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian.
Amylum terdiri dari dua macam polisakarida yang keduanya polimer dari glukosa
yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas
250-300 unit glukosa yang berikatan dengan ikatan 01,4 glikosidik dan sebagian
ikatan glikosidik 1,6. Adanya ikatan 1,6 glikosidik menyebabkan terjadinya
cabang sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbukan dan bercabang.
Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas
1000 unit glukosa.
Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang
tidak larut air (amilopektin). Hydrolisis amylum oleh asam mineral menghasilkan
glukosa sebagai produk akhir. Secara hamper kuantitatif amylum dapat
dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Identifikasi amylum secara makroskopik, mikroskopik, dan secara
kimiawi. Sampel yang digunakan adalah amylum oryzae, amylum solani, amylum
tritici, amylum manihot, dan amylum maydis.
Identifikasi secara makroskopik bertujuan untuk mengidentifikasi warna, bau,
dan rasa dari masing-masing sampel amylum. Dari hasil pengamatan didapatkan
bahwa amylum oryzae dan amylum manihot berwarna putih, amylum solani
berwarna putih keruh, amylum tritici dan amylummaydis berwarna putih tulang.
Amylum oryzae, amylum solani, dan amylum tritici memiliki bau yang khas dan
rasa yang hambar, sedangkan amylum manihot dan amylum maydis tidak berbau
dan rasanya hambar.
Identifikasi amylum secara mikroskopik bertujuan agar kita lebih mengetahui
bentuk-bentuk yang khas dari masing-masing sampel amylum. Pada amylum
oryzae berbentuk bulat bersegi banyak dengan hilus yang terlihat jelas dan tidak
memiliki lamella. Pada amylum solani berbentuk bulat telu, hilus tidak terlihat,
dan memiliki lamella yang terlihat jelas. Pada amylum tritici berbentuk
bundar/jorong, terdapat hilus yang terlihat jelas dan tidak memiliki lamella. Pada
amylum manihot berbentuk bulat bersegi (topi tentara), hilus berada ditengah dan
lamella tidak terlihat. Pada amylum maydis berbentukbutir bersegi banyak, hilus
terlihat jelas sedangkan lamella tidak terlihat.
Identifikasi secara kimiawi kandungan amylum bertujuan untuk
mengidentifikasi ada tidaknya amylum dalam sampel yakni dengan cara uji
iodine. Pada uji ini, sampel yang mengandung amylum akan berubah warna
menjadi biru. Sampel terlebih dahulu dipanaskan agar amylum dapat larut
sempurna dengan air sehingga lebih mudah dalam pendeteksian kandungan
amylum. Berdasarkan hasil percobaan sampel yang telah dipanaskan kemudian
ditetesi dengan iodium berubah menjadi biru karena warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amylum dengan iodium.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
amylum dapat diidentifikasi secara makroskopik untuk mengetahui bentuk, warna,
dan bau dari masing-masing sampel amylum. Identifikasi secara mikroskopik
bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk maupun bagian-bagian khas dari
sampel amylum. Dan juga dapat diidentifikasi secara kimiawi dengan
penambahan larutan iodium untuk mengetahui ada tidaknya amylum dalam
sampel

VIII. Daftar Pustaka


Anonim. 2009. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Herawati,Heny. 2010. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna Sebagai
Pangan Fungsional. Jawa Tengah: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Winarno,F.G. 1984. Kimia Pangan. Jakarta: PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai