LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II Miranti
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II Miranti
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II Miranti
Nama :
Miranti Setyo Kencono Wulan 1745050035
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisa
campuran yang diberikan untuk diamati secara makroskopis dan mikroskopis serta untuk
mengetahui fragmen – fragmen khas yang ada pada simplisia – simplisia tersebut yang nantinya
dapat ditentukan kebenaran bahan apa saja yang ada didalam simplisia campuran tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain
yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan simplisia merupakan bahan
alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan
kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas
simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman
atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia nabati paling banyak digunakan seperti rimpang temulawak yang dikeringkan
bunga melati, daun seledri, biji kopi, buah ada.
2. Simplisia hewani, yaitu simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni contohnya sirip
ikan hiu dan madu.
3. Simplisia pelikan (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Contohnya Belerang dan kapur sirih.
Dari ketiga golongan tersebut, simplisia nabati merupakan jumlah terbanyak yang
digunakan untuk bahan obat. Penyiapan simplisia nabati merupakan suatu proses
memperoleh simplisia dari tanaman sumbernya di alam. Proses ini meliputi pengumpulan
(collection), pemanenan (harvesting), pengeringan (drying), pemilihan (garbling), serta
pengepakan, penyimpanan dan pengawetan (packaging, storage, and preservation).
Pemberian nama suatu simplisia umumnya ditetapkan dengan menyebutkan nama marga
(genus), atau nama spesies (species) atau petunjuk jenis (specific epithet) dari tanaman
asal, diikuti dengan nama bagian tanaman yang dipergunakan. Sebagai contoh : daun
dewa dengan nama spesies Gynura procumbens, maka nama simplisianya disebut
Gynurae Procumbensis Folium. Folium artinya daun. Namun tidak semua nama simplisia
mengikuti aturan seperti diatas, misalnya :
- Guazuame Folium : nama genus dari Guazuma ulmifolia diikuti Folium.
- Calami Rhizome : menunjukan penyebutan nama berdasarkan atas nama belakang
dari spesies (Acorus calamus)
Nama Latin dari Bagian Tanaman yang digunakan dalam tata nama simplisia antara lain:
a. Nama latin Bagian tanaman
b. Amilum Pati
c. Bulbus Umbi lapis
d. Caulis Batang
e. Cortex Kulit kayu
f. Flos Bunga
g. Folia Daun
h. Folium Daun
i. Fructus Buah
j. Herba Seluruh tanaman
k. Lignum Kayu
l. Radix Akar
m. Rhizome Rimpang
n. Semen Biji
o. Thallus Bagian dari tanaman rendah
p. Tubera Umbi
Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang sengaja
dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan
sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang sengaja ditanam
tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman
pagar). Sedangkan tanaman kultur diartikan sebagai tanaman budidaya, yang ditanam secara
sengaja untuk tujuan mendapatkan simplisia. Tanaman budidaya dapat berupa perkebunan
luas, usaha pertanian kecil-kecilan atau berupa tanaman halaman dengan jenis tanaman yang
sengaja ditanam untuk tujuan memperoleh simplisia tetapi juga berfungsi sebagai tanaman
hias.
Dibandingkan dengan tanaman budidaya, tanaman liar sebagai sumber simplisia
mempunyai beberapa kelemahan untuk dapat menghasilkan simplisia dengan mutu yang
memenuhi standar tetap yang dikehendaki. Hal ini disebabkan karena :
a. Unsur tanaman pada waktu pengumpulan tanaman atau organ tanaman sulit atau
tidak dapat ditentukan oleh pengumpul. Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia
sering dipengaruhi oleh umur tanaman pada waktu pengumpulan simplisia yang
bersangkutan. Ini berarti aktivitas biologis yang dikehendaki dari suatu simplisia
sering berubah apabila umur tanamn dari suatu pengumpulan ke waktu pengumpulan
lain tidak sama.
b. Jenis (spesies) tanaman yang dikehendaki sering tidak tetap dari satu waktu
pengumpulan ke waktu pengumpulan berikutnya. Sering timbul kekeliruan akan jenis
tanaman yang dikehendaki. Dua jenis tanaman dalam satu marga kadang mempunyai
bentuk morfologi yang sama dari pengamatan seseorang (pengumpul) yang sering
bukan seorang ahli / seorang yang berpengalaman dalam mengenal jenis tanaman
yang dikehendaki sebagai sumber simplisia. Perbedaan jenis suatu tanaman akan
berarti perbedaan kandungan senyawa aktif.
c. Perbedaan lingkungan tempat tumbuh jenis tanaman yang dikehendaki. Satu jenis
tanaman liar sering tumbuh pada tempat tumbuh dan lingkungan yang berbeda
(ketinggian, keadaan tanah, cuaca yang berbeda). Simplisia yang diperoleh dari satu
jenis tanaman sama tetapi berasal dari dua lingkungan dapat mengandung senyawa
aktif dominan yang berbeda. Misalnya tanaman D. Myoporoides di daerah Australia
utara kandungan skopolamina yang dominan, sedangkan di Australia selatan
kandungan hiosiamina yang dominan.
Jika simplisia diambil dari tanaman budidaya maka keseragaman umur, masa panen
dan galur tanaman dapat dipantau. Namun tanaman budidaya juga ada kerugiannya.
Pemeliharaan rutin menyebabkan tanaman menjadi manja, mudah terserang hama
sehingga pemeliharaan ekstra diperlukan untuk mencegah serangan parasit.
Penggunaan pestisida untuk ini membawa konsekuensi tercemarnya simplisia dengan
residu pestisida (sehingga perlu pemeriksaan residu pestisida).
Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :
- Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa,
dari simplisia tersebut.
- Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau
dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan
untuk simplisia.
- Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan
pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.
Kandungan sel dapat langsung dilihat di bawah mikroskop atau dilakukan pewarnaan.
Sedangkan untuk pemeriksaan anatomi jaringan dapat dilakukan setelah penetesan
pelarut tertentu, seperti kloralhidrat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan
sel seperti amilum dan protein sehingga akan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop.
Namun, untuk pemeriksaan amilum dilakukan dengan penetesan air saja.
METODE KERJA
Bentuk : Serbuk
Warna : Coklat
Bau : Aromatik
Rasa : Pahit
Perbesaran : 40x
Menurut Literatur
Ciri khas :
Keluarga : Caricaceae
Organoleptik
Bentuk : serbuk
Warna : orange
Perbesaran : 40x
Keluarga : papilionacea
Organoleptik
Bentuk : serbuk
Perbesaran : 40x
Keluarga : sterculiaceae
Organoleptis
Bentuk : serbuk
Warna : coklat
Bau : lemah
Perbesaran : 40x
Nama lain : Coffae Semen
Kelurga : Rubiaceae
Organoleptis
Bentuk : serbuk
Warna : hitam
Rasa : pahit
Perbesaran : 40x
Nama lain : Myristicae Semen
Keluarga : Myristicaceae
Organoleptis
Bentuk : serbuk
Warna : coklat
Perbesaran : 40x
Nama Lain : Sappan lignum
Keluarga : Fabaceae
Organoleptis
Perbesaran : 40x
Nama Lain : Santali Lignum
Keluarga : santalaceae
Organoleptis
Bentuk : serbuk
Perbesaran : 40x
BAB VI
KESIMPULAN
Berikut adalah penjabaran dari tanaman yang digunakan sebagai simplisia pada praktikum kali
ini :
SANTALI LIGNUM
Nama lain : Kayu cendana
Nama tanaman asal : Santalum album
Keluarga : Santalaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, harsa, zat penyamak
Penggunaan : Diuretika, karminative, antispasmodik
Pemerian : Bau harum, rasa agak pahit khas
Bagian yang digunakan : Kayu galih dari batang, dahan dan akar
Keterangan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Ciri khas : pada perbesaran 40x:
memiliki xylem berbentuk trakea, berserabut, memiliki
butir pati. Hablur Ca Oksalat berbentuk prisma dan
berwarna kuning
SAPPAN LIGNUM
Nama lain : Kayu secang
Nama tanaman asal : Caesalpinia sappan
Keluarga : Caesalpiniaceae
Zat berkhasiat utama : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, asam galat
Penggunaan : Astringensia, luka memar, batuk darah, sipilis
Pemerian : Tidak berbau, rasa kelat
Bagian yang digunakan : Irisan-irisan kecil atau serutan-serutan kayu
Keterangan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Ciri Khas : pada perbesaran 40x:
memiliki serabut xilem, memiliki trakea. Serabut xylem
dengan Ca Oksalat berwarna kuning kemerahan
MYRISTICA SEMEN
Nama Lain : Pala, Nutmeg, Nux Moschata
Nama tanaman asal : Myristica fragrans
Keluarga : Myristicaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung miristin (bersifat
membius) kamfer, minyak lemak (terutama gliserida dari
asam miristin, asam oleat, dan asam linoleat
zat putih telur)
Khasiat : Bahan pewangi, karminativa, stimulansia setempat
terhadap saluran pencernaan, miristin berkhasiat membius,
menyebabakan rasa kantuk, dan memperlambat
pernafasan,muntah.
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa agak pahit, agak pedas dan agak
menimbulkan rasa tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Inti biji buah yang masak
Waktu Panen : Setelah berumur 8-9 tahun, terus menerus berbunga dan
berbuah sampai berumur 70-80 tahun. Agar pohon dapat
berbuah baik, maka secara okulasi, cabang bunga jantan
ditempelkan pada pohon betina. Pemungutan buah
dilakukan 3 × setahun, daging buah dibuang, selubung biji
diambil hati-hati dipipihkan dan dijemur, biji juga dijemur
atau dikeringkan diatas api sampai berbunyi. Ketika
dikocok, dipecah, kulit biji dibuang dan diolesi kapur
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki Perisperm sekunder, perisperm primer,
endosperm dengan butir pati, butir pati, dan berkas
pembuluh
ARECAE SEMEN
Nama Lain : Biji pinang, jambe
Nama Tanaman Asal : Areca catechu
Keluarga : Arecaceae
Zat berkhasiat : Alkaloida berupa arecolin, tannin, lemak
Khasiat : Memperkecil pupil mata, obat cacing (anthelmintika)
khususnya cacing pita, untuk makan sirih
Pemerian : Bau lemah, rasa kelat dan agak pahit
Bagian yang digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki sklereid, memiliki sel minyak berwarna kuning,
memiliki xylem berbentuk trakea
COFFEAE SEMEN
Nama Lain : Biji kopi
Nama Tanaman Asal : Coffea arabica Linden ex de Wildem disebut juga Coffea
canephora piere ex Froehner varietas Robusta dan beberapa
spesies Coffea lainnya
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat : Kofein, asam kofeotanat, ksantin
Penggunaan : Penawar racun (antidota), penurun panas (antipiretika),
peluruh air seni (diuretik)
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Biji yang telah disangrai dari buah masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki sel Batu, memiliki perisperm dengan tetes
minyak
Colae Semen
Nama Lain : Biji kola
Nama Tanaman Asal : Beberapa species cola antara lain : Cola Nitida dan Cola
acuminata (Schott et Endl.)
Keluarga : Sterculiaceae
Zat berkhasiat : Kofeina, sebagian bebas dan sebagian terikat dengan zat
penyamak sebagai kolatin dan kolatein, terdapat pula
Theobromina, zat penyamak, kolaipase, kola-oksidase, zat
warna merah kola
Penggunaan : Minuman yang menyegarkan seperti halnya dengan teh,
kopi, guarana karena berisi kofeina
Pemerian : Bau lemah, rasa pahit dan sepat
Bagian yang digunakan : Keping biji dan inti biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki fragmen parenkim, memiliki rambut penutup,
memiliki epidermis, memiliki fragmen berkas pembuluh,
memiliki butir pati, memiliki epidermis luar, dan epidermis
dalam.
FOENIGRAECI SEMEN
Nama Lain : Biji klabet
Nama Tanaman Asal : Trigonella foenumgraecum (L.)
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri, alkaloida trigonelin (alkaloida tanpa
khasiat), lendir, minyak lemak, zat pahit, zat warna kuning
Penggunaan : Bahan pewangi
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa agak pahit, tidak enak
Bagian yang digunakan : Biji
Waktu panen : Setelah berumur 3-4 bulan, tanaman dapat dipanen.
Panenan dapat dilakukan setelah buah masak, tanaman
dicabut, dijemur sampai buahnya kering. Buah yang kering
ditumbuk untuk mengeluarkan bijinya. Setelah itu biji
ditampi/diayak untuk memisahkan dari kotorannya yang
masih terbawa, kemudian dijemur hingga kering dan
disimpan.