Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Haksel

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PEMERIKSAAN HAKSEL

NAMA KELOMPOK :
1. ANANG DWI BAGUS J.P (F120155005)
2. ATIKA RIZKI (F120155006)
3. CHAERANI NOOR S. (F120155007)
4. DIYAH AYU AFRIDA (F120155008)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Kudus 59316, Jawa Tengah, Indonesia
Telp : (0291) 437 218/442993
TAHUN 2017
PERCOBAAN III
PEMERIKSAAN HAKSEL
I. Tujuan
Sesudah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan identifikasi
beberapa macam haksel yang biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau
tersedia di apotek.
II. Dasar Teori
Rajangan adalah sediaan obat tradisional berupa potongan simplisia, campuran
simplisia, atau campuran simplisia dengan galenik, yang penggunaannya dilakukan
dengan pendidihan atau penyeduhan dengan air panas. Rajangan disebut juga haksel.
Haksel dapat berupa bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan
lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Haksel biasanya dibuat
dengan cara pengeringan.
Sedangkan simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, simplisia
merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabat, simplisia
hewani, dan simplisia pelikan atau mineral. Simplisia terbagi atas simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia mineral.
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum
berupa zat kimia murni. Simplisia nabati paling banyak digunakan seperti
rimpang temulawak yang dikeringkan bunga melati, daun seledri, biji kopi, buah
adas
2. Simplisia hewani, yaitu simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni
contohnya sirip ikan hiu dan madu
3. Simplisia pelikan (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia murni. Contohnya Belerang dan kapur sirih. Dari ketiga
golongan tersebut, simplisia nabati merupakan jumlah terbanyak yang digunakan
untuk bahan obat.
Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang sengaja
dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh
dengan sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang
sengaja ditanam tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat (misalnya
tanaman hias, tanaman pagar). Sedangkan tanaman kultur diartikan sebagai tanaman
budidaya, yang ditanam secara sengaja untuk tujuan mendapatkan simplisia. Tanaman
budidaya dapat berupa perkebunan luas, usaha pertanian kecil-kecilan atau berupa
tanaman halaman dengan jenis tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan memperoleh
simplisiatetapi juga berfungsi sebagai tanaman hias. Dibandingkan dengan tanaman
budidaya, tanaman liar sebagai sumber simplisia mempunyai beberapa kelemahan untuk
dapat menghasilkan simplisia dengan mutu yang memenuhi standar tetap yang
dikehendaki.
Hal ini disebabkan karena :
a. Unsur tanaman pada waktu pengumpulan tanaman atau organ tanaman
sulit atau tidak dapat ditentukan oleh pengumpul. Kadar senyawa aktif
dalam suatu simplisia sering dipengaruhi oleh umur tanaman pada waktu
pengumpulan simplisia yang bersangkutan. Ini berarti aktivitas biologis
yang dikehendaki dari suatu simplisia sering berubah apabila umur
tanaman dari suatu pengumpulan ke waktu pengumpulan lain tidak sama.
b. Jenis (spesies) tanaman yang dikehendaki sering tidak tetap dari satu
waktu pengumpulan ke waktu pengumpulan berikutnya. Sering timbul
kekeliruan akan jenis tanaman yang dikehendaki. Dua jenis tanaman
dalam satu marga kadang mempunyai bentuk morfologi yang sama dari
pengamatan seseorang (pengumpul) yang sering bukan seorang ahli /
seorang yang berpengalaman dalam mengenal jenis tanaman yang
dikehendaki sebagai sumber simplisia. Perbedaan jenis suatu tanaman
akan berarti perbedaan kandungan senyawa aktif.
c. Perbedaan lingkungan tempat tumbuh jenis tanaman yang dikehendaki.
Satu jenis tanaman liar sering tumbuh pada tempat tumbuh dan
lingkungan yang berbeda (ketinggian, keadaan tanah, cuaca yang
berbeda). Simplisia yang diperoleh dari satu jenis tanaman sama tetapi
berasal dari dua lingkungan dapat mengandung senyawa aktif dominan
yang berbeda. Misalnya tanaman D. Myoporoides di daerah Australia
utara kandungan skopolamina yang dominan, sedangkan di Australia
selatan kandungan hiosiamina yang dominan. Jika simplisia diambil dari
tanaman budidaya maka keseragaman umur, masa panen dan galur
tanaman dapat dipantau. Namun tanaman budidaya juga ada kerugiannya.
Pemeliharaan rutin menyebabkan tanaman menjadi manja, mudah
terserang hama sehingga pemeliharaan ekstra diperlukan untuk mencegah
serangan parasit. Penggunaan pestisida untuk ini membawa konsekuensi
tercemarnya simplisia dengan residu pestisida (sehingga perlu
pemeriksaan residu pestisida).

Penyiapan simplisia nabati merupakan suatu proses memperoleh simplisia dari


tanaman sumbernya di alam. Proses ini meliputi pengumpulan (collection), pemanenan
(harvesting), pengeringan (drying), pemilihan (garbling), serta pengepakan,
penyimpanan dan pengawetan (packaging, storage, and preservation).
Pemberian nama suatu simplisia umumnya ditetapkan dengan menyebutkan nama
marga (genus), atau nama spesies (species) atau petunjuk jenis (specific epithet) dari
tanaman asal, diikuti dengan nama bagian tanaman yang dipergunakan. Sebagai contoh :
daun dewa dengan nama spesies Gynura procumbens, maka nama simplisianya disebut
Gynurae Procumbensis Folium. Folium artinya daun. Namun tidak semua nama
simplisia mengikuti aturan seperti diatas, misalnya :
Guazuame Folium : nama genus dari Guazuma ulmifolia diikuti Folium
Calami Rhizome : menunjukan penyebutan nama berdasarkan atas nama
belakang dari spesies (Acorus calamus)
Nama Latin dari Bagian Tanaman yang digunakan dalam tatanama simplisia
antara lain :
Nama latin Bagian tanaman
Amilum = Pati
Bulbus = Umbi lapis
Caulis = Batang
Cortex = Kulit kayu
Flos = Bunga
Folia = Daun
Folium = Daun
Fructus = Buah
Herba = Seluruh tanaman
Lignum = Kayu
Radix = Akar
Rhizome = Rimpang
Semen = Biji
Thallus = Bagian dari tanaman rendah
Tubera = Umbi
Kadar air simplisia rajangan tidak lebih dari 10 % (Penetapan dilakukan menurut
cara yang tertera pada FI atau MMI). Angka lempeng total tidak lebih dari 10 rajangan
untuk penggunaannya dengan cara pendidihan; tidak lebih dari 10 untuk rajangan yang
penggunaannya dengan cara penyeduhan (Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera
pada Metode Analisis DirJen BPOM RI). Wadah dan penyimpanan simplisia rajangan
adalah dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu kamar, di tempat kering dan
terlindung dari cahaya matahari.
Identifikasi simplisia dapat dilakukan dengan pengujian mutu yang meliputi:
1 Uji organoleptis; bentuk, rasa, bau, dan warna.

2 Kebenaran simplisia, dapat ditentukan dengan cara;

Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata


telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ
tanaman yang digunakan untuk simplisia.

Mikroskopik merupakan pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan


pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri menggunakan mikroskop

Uji kimiawi zat aktif merupakan pemeriksaan dengan menggunakan


bahan kimia (uiji identifikasi).

3 Metode air dan susut pengeringan.

III.Alat & Bahan


a. Bahan uji yang diperiksa yaitu simplisia J. Usneae Thallus ( Kayu
yang berasal dari daun, kulit batang, akar angin)
dan rimpang : K. Sappan Lignum (Kayu
A. Melaleuca Fructus (Merica Secang)
bolong) L. Orthosiphonis Folium (Daun
B. Curcuma aeruginosa Kumis Kucing)
Rhizoma (Rimpang Temu M. Andrographis Folium (Daun
lawak) Sambiloto)
C. Curcuma longae Rhizoma N. Tinosporae Caulis (Batang
( Rimpang Kunyit) Brotowali)
D. Abri Folium (Daun Saga) O. Amomi Fructus (Buah
E. Calami Rhizoma ( Dringo) Kapulaga)
F. Guazumae Folium (Daun P. Piper relrofractum fructus
Jatilanda) (buah cabe jawa)
G. Languatis Rhizoma Q. Morinda citrifolia fructus
(Rimpang Lengkuas) (buah mengkudu)
H. Parkiae Semen (Biji R. Foeniculum vulgare fructus
Kedawung) (buah adas)
I. Phyllanthi Herba (Herba S. Parameria barbata lignum
Meniran) (kayu rapat)
T. Alstonis scholaris korteks Kertas gambar
(kulit batang pule) e.
b.
c. Alat yang digunakan f.
d. g.
Kaca pembesar
h.
Pensil
i.
j.
k. IV. Cara Pemeriksaan
l.
m.
Ambil sedikit contoh yang dapat mewakili simplisia yang akan diperiksa
n.
o.
p. Deskripsikan wujudnya secara umum dan sebutkan ciri-ciri
q.
khas/ spesifik yang mungkin dimiliki
r.
s.
t.
u. Lakukan Uji secara organoleptis (warna , bau , dan rasa) , jika
v.
w. perlu haksel dapat dirobek , dipatahkan atau diremuk
x.
y.
z.
aa. Tugas
ab.
1. Gambarlah contoh simplisia yang telah anda periksa sehingga anda dapat
mengingatnya
2. Sebutkan tanaman asal dari simplisia yang telah anda periksa beserta khasiatnya
dalam pengobatan
ac.
ad.
ae.
af.
ag.
ah.
ai.
aj.
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.
aq.
ar.
as.
at.
au.
av.
aw.
ax.
ay.
az.
ba.
bb.
bc.
bd.
be.
bf.
bg. V. Data Percobaan dan Pembahasan
bh. 5.1 Data percobaan
bi.
bj.
bk.
bl.
bm. bn. Nama bo. Tanaman Asal bp. Pemeriksaan organoleptis bq. Keguna
N Haksel bu. Warna bv. R bw.B an
a a
s u
a
by. bz. Merica ca. Melaleuca cb. Hitam cc. P cd. S ce. Mengo
1 Bolong leucadendra kecoklat e e bati
an d p sakit
a e perut ,
s rt diare,
d i disentri
a m
n i
n
p y
a a
h k
i k
t a
y
u
p
u
ti
h
cf. cg. Rimpan ch. Curcuma ci. Kuning cj. P ck. K cl. Menjag
2 g Xanthorriza tua a h a
Temula h a kesehat
wak i s an hati ,
t mengur
angi
radang
sendi ,
menuru
nkan
lemak
darah
cm. cn. Rimpan co. Curcuma cp. Kuning cq. p cr. K cs. Mempe
3 g Longa(L) pucat a h rlancar
Kunyit h a ASI ,
i s mempe
t a rlancar
r haid ,
o obat
m diabete
a s
ti militus
k
ct. cu. Daun cv. Abrus cw. Hijau cx. h cy. B cz. Menye
4 Saga Precatorium( tua a a mbuhk
L) m u an sakit
b l gigi ,
a e radang
r m tenggor
a okan ,
h batuk ,
amande
l
da. db. Rimpan dc. Alpina dd. Coklat de. K df. p dg. Menuru
5 g officinarum keputiha h e nkan
Lengku n a d demam
as s a ,
s mengur
angi
ganggu
an
pernafa
san
dh. di. Biji dj. Parkia dk. Hitam dl. h dm. dn. Mengo
6 Kedaw roxburghii sedikit a khas bati
ung coklat m sakit
b perut ,
a diare
r do.
dp. dq. Herba dr. Phylanthus ds. Hijau dt. h du. T dv. Obat
7 Menira niruni tua a i hepatiti
n m d s,
b a rematik
a k ,
r b disentri
e ,
r demam
b
a
u
dw. dx. Kayu dy. Usnea dz. Kuning ea. p eb. B ec. Mengo
8 Angin misaminensis kehijaua a a bati
n h u infeksi
i l pada
t e saluran
m pencern
a aan ,
h menye
mbuhk
an
penyaki
t TBC
ed. ee. Kayu ef. Caesalpania eg. Orange eh. T ei. T ej. Mengur
9 Secang sappan cerah i i angi
d d pembek
a a akan ,
k k rasa
b sakit
b e
e r
r b
a a
s u
a
ek. el. Daun em.Orthosipon en. Hijau eo. T ep. T eq. Mempe
1 Kumis aristatus gelap i i rlancar
Kucing d d pengelu
a a aran air
k k kemih ,
b mengo
b e bati
e r rematik
r b
a a
s u
a
er. es. Daun et. Andrographis eu. Hijau ev. p ew. A ex. Menceg
1 Sambil paniwlata gelap a g ah
oto h a kanker ,
i k menuru
t m nkan
e tekanan
n darah
y
e
n
g
a
t
ey. ez. Batang fa. Tinospora fb. coklat fc. p fd. B fe. Penam
1 Brotow tuberculata a a bah
ali h u nafsu
i l makan ,
t e memba
m ntu
a penyem
h buhan
luka
ff. fg. Buah fh. Amomum fi. coklat fj. S fk. T fl. Menuru
1 Kapula compactum e i nkan
ga p d resiko
e a kanker ,
r k untuk
t b kesehat
i e an
m r jantung
i b ,
n a mengo
y u bati
a asma
k

k
a
y
u

p
u
t
i
h
fm. fn. Buah fo. Piper cubeba fp. hitam fq. p fr. k fs. Mengat
1 Cabe e h asi
Jawa d a masuk
a s angin/
s merian
g,
mempe
rlancar
sirkulas
i darah
ft. fu. Buah fv. Morinda fw. Hitam fx. p fy. k fz. Mereda
1 Mengk citrifolia kecoklat a h kan
udu an h a sakit
i s kepala ,
t anti
inflama
si ,
mempe
rlancar
pencern
aan
ga. gb. Buah gc. Foeniculum gd. Hitam ge. P gf. k gg. Mengo
1 Adas vulgare kehijaua a h bati
n h a sakit
i s kuning
t , sakit
d perut ,
a insomn
n ia

p
e
d
a
s
gh. gi. Kayu gj. Parameta gk. Coklat gl. p gm. gn. Stomati
1 Rapat loevigata pucat a Tida k,
h k antipire
i b tik ,
t e desinfe
r ktan
b
a
u
go. gp. Kulit gq. Alstonia gr. Pucat gs. p gt. T gu. Mengo
1 batang scholaris putih a i bati
Pule h d kencing
i a manis ,
t k malaria
b
e
r
b
a
u
gv.
gw.
gx. 5.2 Pembahasan
gy. Rajangan adalah sediaan obat tradisional berupa potongan simplisia,
campuran simplisia, atau campuran simplisia dengan galenik, yang penggunaannya
dilakukan dengan pendidihan atau penyeduhan dengan air panas. Rajangan disebut juga
haksel. Haksel dapat berupa bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga,
biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Haksel biasanya
dibuat dengan cara pengeringan.
gz. Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari
simplisia yakni ukuran, warna dan bentuk simplisia dan merupakan salah satu cara dalam
memperkenalkan tanaman karena mengingat tanaman yang sama belum tentu
mempunyai bentuk morfologi yang sama pula. Sedangkan pengamatan anatomi
dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa sayatan melintang,
membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari pemeriksaan diperoleh pada anatomi daunnya
terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, trikoma, xilem, floem. Pada batang
terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, xylem, floem, berkas pengangkut tipe
kolateral. Pada akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks, floem, dan
xilem.Identifikasi kandungan kimia Simplisia yang diuji berupa simplisia tunggal baik
dalam bentuk rajangan, serbuk, ekstrak, yang ditambahkan dengan pereaksi tertentu, dan
reaksi warna dilakukan untuk pemastian identifikasi.
ha. Pemeriksaan haksel dilakukan dengan cara pemeriksaan simplisia secara
mikroskopik, organoleptis dan makroskopik pada 18 haksel dan serbuk simplisia.
Pemeriksaan secara organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa.
Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk
simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus
(jangan sampai mendidih). Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop
dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Sedangkan khusus untuk uji amilum
hanya ditetesi dengan aquades. Hal ini disebabkan karena penetesan kloralhidrat pada
amilum dapat menghilangkan butir-butir amilum. Kloralhidrat juga dapat digunakan
untuk menghilangkan kandungan sel seperti protein. Sedangkan pemeriksaan secara
makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsung
dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia.
hb. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada pemeriksaan makroskopik
dan organoleptis. Simplisia satu dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna, dan bau
yang hampir mirip pada sebagian besar simplisia. Sedangkan kendala pada pemeriksaan
mikroskopis adalah pada saat pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek gelas
mendidih, sehingga pada saat diamati dibawah mikroskop, objek menjadi tidak jelas.
Kendala lain pada pemeriksaan mikroskopis adalah ketidaktelitian praktikan dalam
menggunakan alat sehingga antara pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat
tercampur dan dapat mempengaruhi pemeriksaan.Tentunya banyak simplisia yang
memiliki perbedaan yang jelas jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal ini
disebabkan simplisia tersebut memiliki ciri khas yang diakibatkan oleh adanya
perbedaan anatomi dan morfologi. Akan tetapi cirri khas tersebut dapat pula tidak
nampak karena kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan penyimpanan simplisia
yang relatif lama. Berikut penjelasan organoleptis dan makroskopis dari simplisia yang
diamati :
hc.

1 Melaleuca Fructus

hd. Tanaman asal : Melaleuca leucadendra


he. Famili :
hf. Nama daerah : Merica bolong
hg. Organoleptis : a. Bau: seperti minyak kayu putih
hh. b. Warna: Hitam kecoklatan
hi. c. Rasa: Pedas dan pahit
hj. Makroskopis : Bentuk bulat sembarang , warna hitam kecoklatan
hk. Khasiat : Mengobati sakit perut , diare, disentri
2 Curcuma aeruginosa
hl. Tanaman asal : Curcuma xanthorrizae Raxb
hm. Famili : Zingiberaceae
hn. Nama daerah : Temulawak
ho. Organoleptis : a. Bau: aromatis/khas
hp. b. Warna: kuning muda
hq. c. Rasa: pahit
hr. Makroskopis : Bentuk bulat, pipih, cekung
hs. Khasiat : Menjaga kesehatan hati , mengurangi radang sendi , menurunkan
lemak darah
3 Curcuma longae rhizoma
ht. Tanaman asal : Curcuma longae
hu. Famili : Zingiberaceae
hv. Nama daerah : Kunyit
hw. Organoleptis : a. Bau: aromatis/khas
hx. b. Warna: kuning pucat
hy. c. Rasa: pahit
hz. Makroskopis : Bentuk bulat, cekung , memanjang
ia. Khasiat : Memperlancar ASI , memperlancar haid , obat diabetes militus
ib.
ic.
4 Abri folium

id. Tanaman asal: Abrus precatorius


ie. Famili : Fabaceae
if. Nama daerah : Daun saga
ig. Organoleptis: a. Bau: tidak berbau
ih. b. Warna: hijau tua
ii. c. Rasa: tidak berasa
ij. Makroskopis : Bentuk daun utuh kecil-kecil
ik. Khasiat : Menyembuhkan sakit gigi , radang tenggorokan , batuk , amandel
5 Galangae rhizome

il. Tanaman asal: Languas galangal


im. Famili : Zingiberaceae
in. Nama daerah : Lengkuas
io. Organoleptis: a. Bau: aromatis
ip. b. Warna: kuning pucat
iq. c. Rasa: pedas
ir. Makroskopis : Berserat
is. Khasiat : Sebagai bahan pengobatan arthritis dan
rheumatoid arthritis, membantu memulihkan rasa tak nyaman akibat peradangan di perut
maupun bisul, meredakan mabuk laut atau perjalanan darat, meminimalisasi kerusakan tubuh
akibat radikal bebas, memperlancar aliran darah
6 Parkiae semen

it. Tanaman asal: Parkia roxburghii


iu. Famili :
iv. Nama daerah : Biji Kedawung
iw. Organoleptis: a. Bau: aromatis
ix. b. Warna: Hitam sedikit coklat
iy. c. Rasa: hambar
iz. Makroskopis : Hitam bulat
ja. Khasiat : Menurunkan demam , mengurangi gangguan pernafasan
jb.
jc.
jd.
7 Phyllanthi Herba

je. Tanaman asal: Phylanthus niruni


jf. Famili :
jg. Nama daerah : Herba meniran
jh. Organoleptis: a. Bau: Tidak berbau
ji. b. Warna: Hijau tua
jj. c. Rasa: hambar
jk. Makroskopis : Hijau tua agak lebar pada daunnya
jl. Khasiat : Menurunkan demam , mengurangi gangguan pernafasan
8 Usnea thallus

jm. Tanaman asal: Phylanthus niruni


jn. Famili :
jo. Nama daerah : Kayu angin
jp. Organoleptis: a. Bau: Tidak berbau
jq. b. Warna: Kuning kehijauan
jr. c. Rasa: pahit
js. Makroskopis : Daunnya berserabut , agak keputihan pada
warnanya
jt. Khasiat : Mengobati infeksi pada saluran pencernaan , menyembuhkan
penyakit TBC
9 Sappan lignum

ju. Tanaman asal : Caesalpinia sappan


jv. Famili : Fabaceae
jw. Nama daerah : Kayu secang
jx. Organoleptis : a. Bau: tidak berbau
jy. b. Warna: jingga kemerahan
jz. c. Rasa: tidak berasa
ka. Makroskopis : Bentuk serutan kayu panjang, berserat
kb. Khasiat : Mengurangi pembekakan , rasa sakit
10 Orthosiphonis folium

kc. Tanaman asal : Orthosiphon aristatus


kd. Famili : Labiatae
ke. Nama daerah : Daun kumis kucing
kf. Organoleptis: a. Bau: tidak berbau
kg. b. Warna: hijau tua
kh. c. Rasa: tidak berasa
ki. Makroskopis : Bentuk daun utuh kecil, mengkerut
kj. Khasiat : Mengobati rematik, memperlancar
pengeluaran air kemih, masuk angin, sembelit, radang ginjal, batu ginjal, kencing manis,
albuminuria, syphilis
11 Andrographis folium
kk. Tanaman asal : Andrographis paniwlata
kl. Famili :
km. Nama daerah : Daun Sambiloto
kn. Organoleptis: a. Bau: Agak menyengat
ko. b. Warna: hijau tua/ Hijau gelap
kp. c. Rasa: pahit
kq. Makroskopis : Bentuk daun memanjang
kr. Khasiat : Mencegah kanker , menurunkan
tekanan darah
12 Tinosporae caulis

ks. Tanaman asal : Tinosporae tuberculata


kt. Famili :
ku. Nama daerah : Batang brotowali
kv. Organoleptis : a. Bau: tidak berbau
kw. b. Warna: coklat
kx. c. Rasa: pahit
ky. Makroskopis : Bentuk batang memanjang ada bulatan kecil
dipinggir batang
kz. Khasiat : Penambah nafsu makan , membantu penyembuhan luka
13 Cardamumi fructus

la. Tanaman asal: Elettaria cardamomum


lb. Famili :
lc. Nama daerah : Kapulaga
ld. Organoleptis: a. Bau: tidak berbau
le. b. Warna: putih kecoklatan, biji hitam
lf. c. Rasa: sedikit pedas seperti minyak kayu putih
lg. Makroskopis : Jika dibelah berlobus 3
lh. Khasiat : Menurunkan resiko kanker , untuk kesehatan jantung , mengobati
asma:
14 Cubebae fructus

li. Tanaman asal: Piper cubebae


lj. Famili : Piperaceae
lk. Nama daerah : Kemukus/ buah cabe jawa
ll. Organoleptis: a. Bau: aromatis
lm. b. Warna: hitam
ln. c. Rasa: pedas, pahit
lo. Makroskopis : Bentuk bulat kecil bertangkai
lp. Khasiat : Mengatasi masuk angin/ meriang , memperlancar sirkulasi darah
15 Morinda citrifolia fructus

lq. Tanaman asal: Morinda citrifolia


lr. Famili :
ls. Nama daerah :Buah mengkudu
lt. Organoleptis: a. Bau: khas
lu. b. Warna: Hitam kecoklatan
lv. c. Rasa: pahit
lw. Makroskopis : Bentuk bulat ada biji yang mengelilingi
lx. Khasiat : Meredakan sakit kepala , anti inflamasi , memperlancar pencernaan
16 Foeniculli fructus

ly. Tanaman asal: Foenicullum vulgaris


lz. Famili : Apiaceae
ma. Nama daerah : Buah adas
mb. Organoleptis: a. Bau: aromatis (seperti minyak telon)
mc. b. Warna: coklat/hitam kehijauan
md. c. Rasa: pedas mint, manis
me. Makroskopis : Bentuk lonjong, piph, kecil seperti kuaci
mf. Khasiat : Mengobati sakit kuning , sakit
perut , insomnia
17 Parameriae cortex

mg. Tanaman asal: Parameria laevigata Moldenke


mh. Famili : Apocynaceae
mi. Nama daerah : Kulit kayu rapat
mj. Organoleptis: a. Bau: tidak berbau
mk. b. Warna: coklat pucat
ml. c. Rasa: pahit
mm. Makroskopis : Seperti gulungan
kertas kecil, apabila dipatahkan keluar getah elastis
mn. Khasiat : Stomatik , antipiretik , desinfektan
18 Alstonia cortex

mo. Tanaman asal: Alstonia scholaris


mp. Famili : Apocynaceae
mq. Nama daerah : Kulit pule
mr. Organoleptis: a. Bau: tidak berbau
ms. b. Warna: kecoklatan
mt. c. Rasa: sangat pahit
mu. Makroskopis : Potongan kulit batang warna coklat tua bergelombang (bagian
luar), bagian dalam halus dan berwarna coklat muda
mv.Khasiat : Mengobati kencing manis , malaria
mw.
mx.
my.
mz.
na.
nb. VI. Kesimpulan
nc. Kesimpulan dari praktikum ini adalah bahwa identifikasi simplisia yang
dilakukan dengan cara antara lain: Organoleptik meliputi pengujian morfologi,
yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa, dari simplisia tersebut. Makroskopik
merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan
kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan untuk simplisia.
Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan
pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.
nd.
ne. VII. Daftar Pustaka
nf.
ng. Anonim, 1975. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
nh. Anonim, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
ni. Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
nj. Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
nk. Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
nl. Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
nm. Anonim, 2008, Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi, Jurusan Farmasi
FMIPA Universitas Udayana, Jimbaran.
nn.

Anda mungkin juga menyukai