Askep Hipertensi
Askep Hipertensi
Askep Hipertensi
Di setujui pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
1. KONSEP LANSIA
A. Aging proses
a. Pengertian
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tidak terhindarkan
dengan karakteristik menurunya interaksi antara lanjut usia dengan yang lain
disekitarnya. Individu yang diberi kesempatan untuk mempersilahkan dirinya
menghadapi ketidakmampuan dan bahkan kematian (Cox, 1984)
b. Teori Proses Menua
Proses penuan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan
perubahan secara kumulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan
kematian.
Teori biologi tentang penuaan dibagi menjadi :
1. Teori instrik
Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul akibat penyebab
dalam diri sendiri.
2. Teori Ekstriksi
Perubahan terjadi di akibatkan pengaruh lingkungan. Perubahan yang
berkaitan dengan usia lanjut timbul dalam penyebab diri sendiri dapat
berupa :
a. Teori Genetik Clock atau Teori Genetik dan mutasi
Teori tersebut mengatakan bahwa menua telah terprogram
secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai
di dalam nucleus (inti sel) satu jam genetic yang telah diputar menurut
suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan
meghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Jadi menurut konsep ini
bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun menjadi
lemah dan sakit.
b. Teori Imunologi Slow Virus
System imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
c. Teori Stress
Menua menjadi atau terjadi akibat hilangnya sel-sel yang bias
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress,
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
d. Teori Terprogram
Teori yang menua terprogram, sel tubuh manusia hanya dapat
membagi diri sebanyak satu kali. Artinya kemampuan organisme untuk
menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
e. Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua /usang reaksi kimianya menyebabakan ikatan
yang kuat. Khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini meyebabkan kurang
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
d. Patofisiologi
Obesitas Arterisklerosis
f. Neurosensoris
Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital, episode kebas dan
atau kelemahansatu sisi tubuh, dan gangguan penglihatan
(mis, penglihatan kabur)
Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
efek, proses piker atau memori).Respon motorik (penurunan
kekuatan genggaman tangan dan atau ferleks tendo dalam).
Perubahan rentina optic.
g. Nyeri/ ketidak nyamanan
Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai dan nyeri
abdomen/massa.
h. Pernafasan
Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja, fakipnnea, batuk
dengan atau tanpa pembentukan sputum dan riwayat merokok.
i. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parastesi unirateral
fransie, hipotesi postural.
j. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala : factor-faktor resiko keluarga: hipertensi,ateroskleris, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko anelik,
penggunaan pil KB atau hormon lain.(Doengoes,2000)
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokonstriksi pembuluh darah
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
c. Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vascular cerebral
d. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.
(Doengoes,2000)
3. Perencanaan
DX Tujuan Intervensi Rasional
I Setelah dilakukan - Obs Untuk mengetahu
tindakan keperawatan ervasi tekanan darah klien tekanan darah dalam
diharapkan resiko tinggi secara terus menerus rentang normal atau
penuruna curah jantung tidak
dapat teratasi dengan Untuk mengetahui
criteria hasil : - Men adanya pucat, dingin,
Kelayan mau gobservasi warna kulit, kulit lembab dan masa
berpartisipasi kelembaban, suhu. pengisian kapiler
dalam aktivitas berkaitan dengan
yang menurunka vasokonstriksi.
TD dan frekuensi Menurunkan stress dan
jantung stabil. ketegangan yang
Mempertahanka - Anj mempengaruhi
n TD dalam urkan klien untuk tekanan darah dan
rentang individu membatasi aktivitas . perjalanan penyakit
yang dapat diterina. hipertensi.
Untuk menentukan
intervensi selanjutnya.
- Liba
tkan kelayan dalam proses
pengobatan
- Kaji
penggunaan mekanisme
pertahanan diri kelayan
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat disesuaikan
dengan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan sesuai dengan
diagnosa yang ada.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan kepada
kelayan dapat dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan. Evaluasi
keperawatan disusun berdasarkan pendekatan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
1. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: kelayan
-------- : tinggal serumah.
Kelayan adalah anak keenam dari delapan bersaudara, dan menikah dengan seorang
laki-laki, kelayan mengaku mempunyai satu anak dengan suaminya yang pertama dan
suaminya sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Satu orang anaknya sudah berkeluarga.
Kelayan mengaku bertemu dengan suaminya yang kedua dip anti social tresna werda “
puspakarma “ Mataram ( Wisma Selaparang ).
2. Riwayat Rerkerjaan
Pekerjaan saat ini : kelayan saat ini tidak bekerja hanya tinggal dip anti
sosiaal tresna werda “puspakarma” Mataram (Wisma Selaparang)
Alamat pekerjaan :-
Berapa jarak dari rumah : -
Alat tranportasi :-
Pekerjaan sebelumya : pembantu rumah tangga
Berapa jarak dari rumah : ± 1 km
Alat tranportasi : kelayan mengatakan menggunakan angkutan kota (bemo).
Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : kelayan mengaku
sering diberi uang oleh petugas panti dan kandang-ladang diberikan oleh tamu-
tamu yang datang meninjau kewismanya.
4. Riwayat rekreasi
Hobby / minat : Mengaji, puasa, sholat,senam
Keanggotaan organisasi :-
Liburan perjalanan : kelayan mengatakan sering ke makam luang balo /
keliling.
5. Sistem pendukung
Di Panti Social Tresna Werda “Puspakarma” Mataram terdapat klinik yang melayani
kesehatan lansia dengan jumlah tenaga perawat 2 orang, 1 orang psikolog ,1 orang ahli
gizi dan 1 orang psikiater yang melayani seluruh penghuni panti dan pada tiap wisma
dikoordinir oleh satu petugas dari pekerja social.
Panti sudah menjalin kerjasama dengan puskesmas dan RSUD Mataram untuk
keperluan bila ada anggota wisma yang perlu dirujuk
Jarak rumah sakit dengan wisma ± 2 km
Jarak wisma sokong dengan klinik ± 50 meter.
Makanan yang dihantarkan : Kelayan mengaku dihantarkan makanan 3 kali sehari.
6. Diskripsi kekhususan
Kebiasaan ritual : kelayan mengaku selalu sholat kemasjid dan mengaji.
7. Status kesehatan
Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu : kelayan mengatakan sering
merasakan sakit pinggang / nyeri di bagian belakang , sakit kepala di bagian
belakang kepalanya dan kadang – kadang sakit dibagian lutut.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : kelayan mengatakan tidak
penah menderita penyakit yang berat-berat, hanya pernah sakit pilek dan batuk,
namun setelah minium obat kelayan akan sembuh.
5 5
5 5
Dari fungsi mental nilai total : 22 yaitu aspek kognitif dan mental dalam taraf baik.
3. Intervensi depresi beck : untuk mengetahui tingkat depresi Lansi : nilai yang
didapatkan adalah 3 yang berarti tingkat depresi kelayan :tidak ada/minimal.
4. Apgar keluarga satu alat scrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji
fungsi sosial lansia.
No Uraian Fungsi Skor
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali Adaptation 1
pada keluarga (teman-teman) saya
untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
B. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS : Kelayan megatakan Obesitas Nyeri akut
nyeri kepala.
P : nyeri kepala dengan tiba – Pengumpulan lemak
tiba
Q : rsanya seperti nyut – nyut Penyempitan
pembuluh darah
R : dibelakng kepala
S:3
Aliran darah
T : kelayan mengatakan
kejantung me
hanya diwaktu-waktu
tertentu pada malam hari
Peningkatan tekanan
dan pada saat vaskuler serebral
beraktifitas.
Nyeri kepala bagian
belakang
DO : TD : 150/110 mmHg,
RR : 24x/mnt
Nyeri akut
Nadi: 64x/mnt
SH : 37
Kelayan tampak lemah
dan meringis, diwaktu-
waktu tertentu pada
malam hari dan pada
saat beraktifitas.
5 5
5 5
3 DS : kelayan mengatakan Obesitas Gangguan pola
susah tidur pada malam hari istiharat tidur
b. Rumusan Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang yang ditandai
dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan
tampak lemah dan meringis.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat
beraktifitas dan setelah berolahraga.
3. Gangguan pola istahrat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang ditandai dengan
kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB IV atau pembahasan akan diuraikan kesenjangan-kesenjangan antara teori dan
kenyataan dalam asuhan keperawatan gerontik dengan kasus “Hipertensi”. Uraikan tentang
pembahasan disesuaikan dengan langkah-langkah dalam proses keperawatan yang meliputi :
1. Pengkajian
Dalam pengkajian data pada teori dengan diagnosa “Hipertensi” antara lain : Identitas
kelayan, data bio-psiko-sosial-spritual, aktifitas/ istirahat, integritas ego, makanan/ cairan,
nyeri, keamanan, interaksi social, riwayat hipertensi. Sedangkan pengkajian pada kasus
dimulai dari identitas kelayan, genogram, riwayat penyakit, keluarga, riwayat lingkungan
hidup, riwayat rekreasi, system pendukung, pemeriksaan fisik (Head To Toe), status
kesehatan (keluhan utama), kebutuhan sehari-hari, mulai dari nutrisi, eliminasi, aktifitas
istirahat dan tidur, personal hygiene, neurosensoris, nyeri.
Dari pengkajian antara teori dan kasus ditemukan ada kesenjangan yaitu : Pada
tinjauan teori tidak dilakukan pengkajian tentang genogram sedangkan pada tinjauan
kasus kelayan dikaji tentang riwayat genogramnya, dimana genogram itu perlu dikaji
untuk mengetahui garis keturunan kelayan.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan yang ditinjau dari segi teori ditemukan 4 diagnosa yaitu :
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokonstriksi pembuluh
darah
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2
c. Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral
d. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif,
harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.
Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada kasus yang ada setelah dilakukan
pengkajian ditemukan ada 3 diagnosa yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang yang ditandai dengan
kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak
lemah dan meringis.
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat
beraktifitas dan setelah berolahraga.
c. Gangguan pola istahrat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang ditandai dengan
kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari.
Penulis mengambil/ mengangkat diagnosa tersebut karena pada saat melakukan
pengkajian masalah utama yang ditemukan dan perlu segera di tangani.
3. Perencanaan
Perencanaan dilakukan sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemukan pada
kelayan dan masalah keperawatan yang ditemukan yaitu :
a. Nyeri akut
b. Gangguan intoleransi aktifitas
c. Gangguan pola istirahat tidur
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori hampir
sama hanya saja pada tinjauan teori pelaksanaan terdapat kolaborasi dengan dokter atau
ahli terapi lainya namun pada tinjauan kasus penulis tidak pernah berkolaborasi dengan
dokter atau ahli terapi.
5. Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek yaitu untuk mengevaluasi keberhasilan
pelaksanaan asuhan keperawatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan terhadap kelayan dengan diagnosa medis hipertensi,
penulis dapat menyimpulkan ;
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian ditemukan data bahwa kelayan memiliki 3masalah utama
yaitu nyeri akut, gangguan intoleransi aktifitas dan gangguan pola istirahat tidur.
2. Diagnosa kperawatan
Pada tinjauan kasus diagnosa keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut
berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang ditandai dengan kelayan
mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan tampak lemah dan
meringis. Gangguan intoleransi aktifitas berhubungan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat
beraktifitas dan setelah berolahraga, gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan
nyeri akut yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari dan
saat beraktifitas.
3. Perencanaan
Perencanaan dibuat berdasarkan masalah utama yang ditemukan pada saat
pengkajian dan penulis berusaha untuk menyesuaikan dengan teori yang ada.
4. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan perencanaan yang
dibuat. Namun ada salah satu perencanaan yang berkolaborasi dengan dokter.
5. Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dari evaluasi dapat diketahui
semua masalah dapat teratasi.
B. Saran
1. Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram
Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram, agar lebih meningkatkan pelayanan
kepada lansia sehingga dapat tercapai derajat kesehatan yang lebih optimal.
Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram, dapat menambah tenaga keperawatan,
sarana keperawatan dan alat-alat harus disterilkan di PSTW Puspakarma Mataram.
2. Bagi Institusi
Dapat lebih meningkatkan dukungan moril kepada mahasiswa praktik.