I'rab
I'rab
I'rab
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nahwu adalah kaidah-kaidah Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-
keadaannya ketika masih satu kata (Mufrod) atau ketika sudah tersusun (Murokkab). Sedangkan
I’rab adalah perubahan akhir kata, baik harakat maupun huruf yang berfungsi untuk
menunjukkan kedudukan kata itu sendiri dalam suatu kalimat.
Jadi, i’rab penekanannya adalah pada perubahan akhir kata dengan sebab masuknya
amil-amil (bermacam-macam faktor) yang ikut mempengaruhinya. Oleh karena itu, makalah
yang sederhana ini akan menjelaskan sedikit tentang alamat (tanda-tanda) I’rab.
B. Rumusan Masalah
1. Pembagian I’rab
2. Alamat (Tanda-Tanda) I’rab
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembagian I’rab
I’rab terbagi atas empat macam, yaitu: i’rab rafa’, i’rab nashab, i’rab khafad, dan i’rab
jazm. Di antara empat macam i’rab tersebut, yang bisa masuk pada isim hanyalah i’rab rafa’,
i’rab nasab, dan i’rab khafad. Sedangkan yang bisa masuk pada fi’il adalah i’rab nashab dan
jazm. Dengan demikian, maka i’rab nashab dan rafa’ bisa masuk pada isim dan fi’il. Namun jarr
khusus pada isim dan jazm khusus pada fi’il.1
2
o Contoh jamak taksir yang menerima tanwin, seperti:
= aku telah berjumpa dengan beberapa lelaki;
o Contoh jamak muannats salim, seperti:
= aku telah berjumpa dengan wanita-wanita muslim;
2) Lafazh-lafazh yang dijarkan dengan memakai ya’
Jar-kanlah dengan memakai ya setiap lafazh yang di-nashab-kan dengan huruf
ya; demikian pula asmaul khamsah berikut syarat-syaratnya, maka benarlah sikap
Anda ini.5
Maksudnya: Setiap lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai ya maka dijarkannya
pun dengan memakai ya pula, demikian pula asmaul khamsah (isim-isim yang lima).
· Contoh dalam bentuk asmaul khamsah, seperti:
= aku telah bertemu dengan ayahmu, saudaramu, mertuamu dan pemilik harta.
· Contoh pada isim tatsniyah, seperti:
= aku telah duduk di dua rumah;
· Contoh pada jamak mudzakkar (salim), seperti:
= aku telah bersua dengan Zaid-Zaid yang muslim itu.
3) Lafazh-lafazh yang di-jar-kan dengan memakai fathah
Khafadh-kanlah dengan memakai fathah setiap isim yang tidak menerima
tanwin (ghair munsharif) dari isim yang bersifat dengan sifat fi'il.6
Isim ghair munsharif mempunyai 'illat (penyebab), ada yang dua 'illat dan ada pula
yang satu 'illat.
Isim ghair munsharif dengan dua 'illat
a. Washfiyah (sifat).7
Washfiyah dan 'adal, seperti lafazh:
Washfiyah dan wazan fi'il, seperti: ber-wazan af'al
Washfiyah dan ziyadah (tambahan) alif dan nun, contoh:
b. 'Alamiyah (nama).8
'Alamiyah dan wazan fi'il, seperti: wazan af'al, wazan .
5 Ibid.hal 16
6 Ibid hal 17
7 Musthofa al-gholayaini. Ibid, hal 152-155.
8 Ibid, hal 148-152
3
'Alamiyah dan 'adal, contoh: .
'Alamiyah dan ziyadah (tambahan) alif dan nun, contoh:
'Alamiyah dan 'ajamiyah (bahasa asing)lebih dari tiga huruf, contoh: .
'Alamiyah dan tarkib mazji (susunan campuran), contoh:
'Alamiyah dan muannast, contoh:
Isim ghair munsharif dengan satu 'illat.9
Shighat (bentuk) muntahal jumu', yaitu wazan atau
Sebab alif ta'nits mamdudah, contoh: dan dengan alif ta'nits maqshurah, contoh: dan
sebagainya
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. I’rab terbagi atas empat macam, yaitu: i’rab rafa’, i’rab nashab, i’rab khafad, dan i’rab
jazm.
2. Adapun tanda-tanda (alamat) i’rab adalah sebagai berikut:
a. I’rab khafad atau jarr mempunyai tiga alamat (tanda), yaitu kasrah, ya, dan fathah.
Kasrah, menjadi tanda i’rab khafad atau jarr pada tiga tempat, yaitu isim mufrad
munsarif, jama’ taktsir munsarif, dan jama’ muannats al-salim.
Ya, menjadi tanda bagi khafad atau jarr pada tiga tempat, yaitu isim mutsanna, af’al
al-khamsah dan pada jama’ mudzakkar al-salim.
Fathah, menjadi tanda i’rab khafad atau jar pada isim ghoiru munsarif.
b. I’rab jazm mempunyai dua alamat (tanda), yaitu sukun dan pembuangan (hadzf).
Sukun pada fi’il mudhari’ shahih.
Pembuangan jazm (hazaf), yang menjadi alamat pada dua tempat yaitu, pembuangan
huruf illat (و, أdan )ىdan pembuangan huruf nun pada huruf mudhari.
5
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad bin Abdullah bin malik. Ibnu Aqil. Surabaya. Nurul huda.
Musthofa al-gholayaini. Jamii’ud duruus, (Bairut: Dar al-kotob al-ilmiyah). Jus. 1, 1971.