Contoh Kasus Uji Segitiga
Contoh Kasus Uji Segitiga
Contoh Kasus Uji Segitiga
PT Rumah Biskuit adalah sebuah perusahaan dengan fokus penjualan pada produk
biskuit. Akhir-akhir ini didapati bahwa harga terigu di pasaran melonjak dua kali lipat
dari Rp 3500 /kg menjadi Rp 7000/kg, hal ini membuat perusahaan memutar otak
bagaimana caranya agar usaha tetap berjalan. Pihak perusahaan berniat untuk
melakukan substitusi parsial tepung terigu dengan tepung garut, yang bahan
bakunya lebih murah. Kemudian dilakukan pengujian organoleptik terhadap biskuit
dengan formulasi perbandingan tepung terigu dengan tepung garut 60:40 (contoh A)
dan 40:60 (contoh B). Pengujian segitiga dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan di antara kedua formula tersebut. Atribut yang diujikan meliputi
rasa dan aroma.
Dalam uji segitiga ini disajikan 3 contoh sekaligus secara acak. Satu dari ketiga
contoh tersebut adalah berbeda dengan dua contoh lainnya. Contoh A adalah
contoh dengan kode 763, sedangkan contoh B dengan kode 893 dan 487. Kode
diberikan secara acak pada ketiga contoh tersebut.
Panelis diminta menilai atau mencari contoh yang berbeda di antara ketiga contoh
tersebut. Panelis harus menunjukkan satu contoh yang berbeda dengan menuliskan
angka 1 dan apabila contoh sama dituliskan angka 0.
Tanggal :
Nama panelis :
Produk : Biskuit
Instruksi: Nyatakan salah satu contoh yang berbeda di antara ketiga contoh ini dan
beri tanda V (cheklis)
Kriteria penilaian
Kode
Rasa Aroma
893
763
487
Cara Analisis
Hasil penilaian panelis ditabelkan dan dianalisis dengan distribusi binomial atau
tabel statistik seperti pada contoh berikut.
Biskuit
Panelis Rasa Aroma
893 763 487 893 763 487
P1 1 0 0 0 0 1
P2 0 0 1 1 0 0
P3 0 0 1 0 0 1
P4 0 1 0 0 1 0
P5 0 1 0 0 1 0
P6 0 1 0 0 1 0
P7 0 1 0 1 0 0
P8 0 1 0 0 1 0
P9 0 1 0 0 1 0
P10 0 1 0 0 0 1
Jumlah
1 7 2 2 5 3
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa masing-masing atribut yaitu rasa dan
aroma dipilih oleh panelis dengan jumlah 7 dan 5 untuk contoh yang memang
berbeda. Sementara dengan menggunakan tabel di Lampiran 1, maka untuk 10
orang panelis masing-masing diperlukan pendapat dari 7,8 dan 9 pada tingkat 5,1
dan 0,1% untuk menunjukkan adanya perbedaan. Dari hasil analisis dapat diambil
kesimpulan:
Untuk atribut rasa biskuit, biskuit A dan biskuit B berbeda nyata pada tingkat
5%.
Untuk atribut aroma, panelis tidak dapat menyatakan adanya perbedaan yang
nyata karena jumlah panelis yang menjawab dengan tepat contoh yang
berbeda belum memenuhi jumlah yang ditetapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa substitusi tepung garut sampai dengan
60% tidak dimungkinkan karena akan mengubah rasa, sehingga perlu dicari
persentase tepung garut yang lebih tepat.
Contoh kasus uji Duo- trio
Prosedur:
a. Disajikan ke hadapan panelis satu contoh baku dan dua contoh yang akan
diuji (keduanya diberi kode). Salah satu dari dua contoh berkode tersebut
identik dengan contoh baku. Sari buah pembanding berkode 810, sari buah A
yang merupakan sari buah yang identik dengan pembanding berkode 521,
sedangkan sari buah B berkode 307.
b. Kenali lebih dahulu rasa dan kemanisan sari buah baku.
c. Dalam formulir pertanyaan (kuesioner) nyatakan contoh sari buah yang
mempunyai rasa dan kemanisan sama dengan sari buah baku. Isilah dengan
tanda (V) di bawah nomor kode contoh uji yang Anda nyatakan berbeda
dengan contoh baku.
Tanggal :
Nama panelis :
Instruksi: Isilah dengan tanda (V) di bawah kode contoh yang Anda nyatakan
berbeda.
Sari buah
521 307
Penilaian
d. Data diperoleh dari pengujian duo trio untuk menentukan ada tidaknya sifat
mutu yang berbeda pada contoh yang diuji.
Analisis Hasil percobaan:
Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan distribusi binomial atau dengan
tabel statistik.
Sari buah
Panelis Rasa Kemanisan
521 307 521 307
P1 0 1 1 0
P2 1 1 1 0
P3 1 0 1 0
P4 1 0 1 0
P5 1 0 0 0
P6 1 0 0 0
P7 1 0 0 1
P8 1 0 0 1
P9 1 0 0 1
P10 1 1 0 1
Jumlah 9 3 4 4
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa atribut rasa dan kemanisan sari buah yang
memilih dengan benar adalah 9 dan 4 orang. Menurut Tabel 2 pada Lampiran 2,
dengan 10 orang panelis jumlah terkecil menyatakan beda nyata adalah 9 dan 10
masing-masing pada tingkat 5 dan 1%.
Dapat diambil kesimpulan dari data tersebut bahwa untuk atribut kemanisan antara
sari buah A dan B belum dapat dikatakan memiliki mutu yang berbeda karena
jumlah panelis yang menyatakan sama masih di bawah persyaratan yang diminta,
sedangkan untuk atribut rasa sari buah A dan B terdapat perbedaan pada tingkat
5%.