Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi virus berdasarkan beberapa aspek seperti tropisme, morfologi, alur fungsi genom, dan karakteristik virus DNA dan RNA. Juga membahas beberapa jenis virus seperti herpesvirus, Epstein-Barr virus, smallpox virus, serta tahapan replikasi virus umumnya.
75%(4)75% menganggap dokumen ini bermanfaat (4 suara)
4K tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi virus berdasarkan beberapa aspek seperti tropisme, morfologi, alur fungsi genom, dan karakteristik virus DNA dan RNA. Juga membahas beberapa jenis virus seperti herpesvirus, Epstein-Barr virus, smallpox virus, serta tahapan replikasi virus umumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi virus berdasarkan beberapa aspek seperti tropisme, morfologi, alur fungsi genom, dan karakteristik virus DNA dan RNA. Juga membahas beberapa jenis virus seperti herpesvirus, Epstein-Barr virus, smallpox virus, serta tahapan replikasi virus umumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi virus berdasarkan beberapa aspek seperti tropisme, morfologi, alur fungsi genom, dan karakteristik virus DNA dan RNA. Juga membahas beberapa jenis virus seperti herpesvirus, Epstein-Barr virus, smallpox virus, serta tahapan replikasi virus umumnya.
Berikut yang termasuk dalam klasifikasi virus berdasarkan tropisme adalah
a. Virus enteric, respirasi, onkogenik, hepatitis, arbovirus b. Onkogenik, RNA, DNA, hepatitis, arbovirus c. Hepatitis, onkogenik , RNA d. Berselubung, dan non selubung e. Enteric, onkogenik, hepatitis, respirasi, RNA 2. Menurut morfologinya virus dibedakan berdasarkan jenis asam nukleat dan proteinmembran terluar dibagi menjadi 4 kelompok yaitu a. Virus respirasi, enteric, berselubung dan non selubug b. RNA, DNA, hepatitis, enteric c. Selubung, non selubung, RNA-DNA, ENTERIK d. RNA, DNA, berselubung, dan non selubung e. Onkogenik, hepatitis, berselubung dan non selubung 3. Berdasarkan alur fungsi genom yang lebih dikenal sebagai klasifikasi Baltimore , virus RNA meliputi a. Virus RNA untai ganda b. Virus RNA untai tunggal ( + ) c. Virus RNA untai tunggal ( - ) d. Virus RNA untai tunggal ( + ) dengan DNA perantara e. Semua jawaban benar 4. Berdasarkan alur fungsi genom yang lebih dikenal sebagai klasifikasi Baltimore , virus DNA meliputi a. Virus DNA untai tunggal b. Virus DNA untai ganda c. Virus DNA untai ganda dengan RNA perantara d. Virus DNA untai ganda ( + ) e. Jawaban a,b,c benar 5. Karakteristik virus DNA adalah a. Memiliki materi genetic DNA, pada klasifikasi Baltimore meliputi klas I , II, DAN VII b. Memiliki materi genetic DNA, pada klasifikasi Baltimore meliputi klas III, IV , V , DAN VI c. Memiliki materi genetic DNA, yang termasuk dalam family virus ini adalah herpesviridae, poxviridae, dan parvoviridae d. Memiliki materi genetic DNA, yang termasuk dalam family virus ini adalah picornaviridae, orthomyxoviridae, dan paramyxoviridae e. Jawaban a dan c benar 6. Yang benar mengenai herpesviridae adalah a. Terdiri atas alfa herpesvirus, beta herpesvirus, gamma herpesvirus b. Infeksi alpha herpesvirus bersifat laten persisten c. Yang termasuk dalam golongan alpha herpesvirus adalah herpes simpleks tipe 1 dan 2 varicella zoster virus d. Yang termasuk dalam beta herpesvirus adalah cytomegalovirus e. Semua jawaban diatas benar 7. Epstein- barr virus adalah salah satu virus dan family a. Poxyviridae b. Parvoviridae c. Orthomyxoviridae d. Piconaviridae e. Herpesviridae 8. Epstein- barr virus merupakan penyakit dengan cirri a. Limphopoliferatif b. Epidermopoliferatif c. Dermopoliferatif d. Adenopoliferatif e. Myopoliferatif 9. Virus B-19 adalah salah satu penyebab penyakit kecacatan dan gugurnya janin pada ibu hamil , virus ini termasuk pada family a. Parvoviridae b. Poxyviridae c. Herpesviridae d. Orthomyxoviridae e. Paramyxoviridae 10. Small pox virus salah satu penyebab penyakit cacar berupa ruam kulit diikuti terbentuknya makulopapular , virus berada dibawah pembuluh darah kulit, mulut, bahkan tenggorok, virus termasuk dalam family a. Parvoviridae b. Poxyviridae c. Herpesviridae d. Orthomyxoviridae e. Paramyxoviridae 11. Tahap urutan replikasi virus yang benar a. Perlekatan, pelepasan selubung, penetrasi, replikasi genom, pematangan, perakitan, pelepasan b. Perlekatan , pelepasan selubung, penetrasi , replikasi genom, ekspresi en , perakitan , pematangan , pelepasan. c. Perlekatan, penetrasi, pelepasan selbung, replikasi genom , ekspresi gen , perakitan , pematangan, pelepasan d. `perlekatan , penetrasi, pelepasan selubung, replikasi genom , ekspresi gen , pelepasan, perakitan , pematangan e. Penetrasi , perlekatan , pelepasan selubung, perakitan , ekspresi gen , pematangan , perlepasan 12. Virus yang sulit dimusnahkan dengan eter , antara lain a. Polivirus b. Ifuenza virus’ c. Small poxyvirus d. Ebola virus e. Cytomegalovirus 13. Virus yang mudah dimusnahka dengan eter antara lain a. Rotavirus b. Callcivirus c. Astrovirus d. Rhinovirus e. Hepatitis C virus 14. Family virus yang mudah diinaktivasi oleh eter adalah a. Hepadnaviridae b. Herpesviridae c. Poxviridae d. Orthomyxoviridae e. Semua jawaban diatas benar 15. Family virus yang sulit diinaktivasi oleh eter adalah a. Picornaviridae b. Reoviridae c. Parvoviridae d. Papovaviridae e. Semua jawaban diatas benar 16. Diagnostic virus penyebab penyakit dapat dilakukan secara spesifik dengan pemeriksaan a. Deteksi virus b. Deteksi antigen virus c. Deteksi genom virus d. Deteksi serologi virus e. Semua jawaban benar 17. Diagnostic virus untuk menentukan penyakit non spesifik dapat dilihat dengan adanya a. Leukositosis b. Limfositosis c. Monositosis d. Retikulositosis e. Granulositosis 18. Jika ditinjau dari kecepatan metode diagnosis yang cepat dan spesifitas yang tinggi a. Metode deteksi virus secara mikroskopis, deteksi antigen virus secara elisa , dan imunofluoresensi b. Metode deteksi virus secara biakan virus, deteksi antigen virus secara aglutinasi partikel lateks c. Metode deteksi virus secara histology ( inakulasi ), deteksi antigen virus secara Radioimunoassay d. Metode deteksi virus secara mikroskopis deteksi antigen virus secara RNA e. Metode deteksi virus secara histology , deteksi antigen virus secara ELISA 19. Metode deteksi virus dengan menggunakan mikroskop electron biasanya digunakan untuk mendeteksi virus penyebab penyakit a. Meningitis b. Diare c. Infeksi saluran nafas d. Hepatitis e. Jawaban b, dan c benar 20. Deteksi virus influenza dengan cara biakan dilakukan dengan menanam material suspek pada bagian telur a. Membrane korio alantosis b. Embrio ayam c. Rongga amnion d. Rongga korio alantosis e. Kantong kuning telur 21. Setelah virus ditanam pada sel biakan tertentu , kemudian dilihat dengan mikroskop inverse, antara lain yang dicari adalah gambaran a. Efek sitopastik b. Menyerupai sel epitel c. Fibroblastic d. Hemadsorbsi eritrosit e. Semua jawaban diatas benar 22. Pada hapusan giemsa dengan menggunakan mikroskop cahaya, penderita terinfeksi virus CMV yang dicari adalah inkluasi atau partikel virus dibawah a. Intrasitoplasmik b. Intragolgi c. Intranukleus d. Intramitokondria e. Intra membrane 23. Inklusi dengan karakteristik “ owl eyes” merupakan khas infeksi yang disebabkan a. Polio virus b. Influenza virus c. Cytomegalovirus d. St. Louis enchepatilis virus e. Ebstein- barr virus 24. Gambar disamping ini merupakan kerokan epitel sel servik , yang sudah diberi antisera antivirus dan tampak inklusi warna biru . gambaran ini merupakan khas pada infeksi a. CMV b. POLIO c. HPV d. INFLUENZA e. SMALL POX VIRUS 25. Uji fiksasi komplemen pada serum seronegatif penderita terduga infeksi CMV akan tampak sebagai berikut a. Kpmlek antigen-antibodi mengikat seluruh komplemen , tidak ada komplemen bebas, tidak terjadi hemolisis b. Tidak terjadi komplek antigen- antibody , terdapat komplemen yang tidak terikat, sel darah merah mengalami hemolisis c. Komplek antigen-antibodi mengikat seluruh komplemen, terdapat komplemen yang tidak terikat , terjadi hemolisis d. Tidak terjadi komplek antigen-antibodi , tidak ada komplemen bebas, tidak terjadi hemolisis e. Komplek antigen-antibodi mengikat seluruh komplemen , terjadi hemolisis 26. Deteksi antigen virus lebih senstiv dibandingkan dengan deteksi virus dengan hapusan negative yang dilihat dengan mikroskop electron , pernyataan berikut yang mendukung keunggulan pemeriksaan deteksi antigen virus adalah a. Dapat melihat partikel antigen virus b. Dapat melihat bentuk utuh virus c. Dapat terdeteksi dengan hapusan negative mikroskop electron d. Tidak dapat terdeteksi dengan hapusan mikroskop electron e. Jawaban a dan c benar 27. Berikut termasuk dalam antigen virus a. Uji antisera b. Sangat sensitive karena dapat mendeteksi partikel virus yang rusak c. Partikel virus yang rusak dapat terdeteksi yang jika pada uji deteksi virus hapusan negative kemudian dilihat dengan microscop electron , partikel virus tidak terlihat d. Material sampel didapat dari cairan tubuh , sel terkelupas, dan sel darah putih e. Semua jawaban diatas benar 28. Berikut termasuk dalam uji serologi virus positif dengan prinsip ELISA secara langsung a. Antigen melekat pada sumur periksa- antibody spesifik penderita berikatan dengan antigen sumur periksa-antibody yang terikat enzim berikatan dengan antibody spesifik penderita- ditambahkan substrat, enzim yang ada akan merubah substrat menjadi produk perubah warna b. Antigen melekat pada sumur periksa – antibody spesifik penderita tidak berikatan dengan antigen pada sumur periksa- antibody yang terikat enzim tidak berikatan dengan antibody spesifik penderita – pada penambahan substrat , enzim yang tidak menjadi produk perubahan warna c. Antibody melekat pada sumur periksa- antigen spesifik penderita berikatan dengan antibody pada sumur periksa – antigen yang terikat enzim berikatan dengan antigen spesifik penderita- pada penambahan substrat, enzim yang ada tidak merubah substrat menjadi produk perubah warna d. Antigen ada akan menghasilkan produk perubahan warna melekat pada sumur periksa- antibody spesifik penderita tidak berikatan dengan antigen pada sumur periksa antibody- yang terikat enzim berikatan dengan antigen spesifik penderita – pada penambahan substrat , enzim yang ada akan menghasilkan produk perubahan warna e. Antigen melekat pada sumur periksa – antibody spesifik penderita akan berikatan dengan antigen pada sumur periksa- antibody yang terikat enzim berikatan dengan antigen spesifik penderita- pada penambahan substrat enzim 29. Berikut termasuk dalam uji serologi virus positif dengan prinsip ELISA secara sandwich a. Monoclonal antibody melekat pada sumur periksa – antigen penderita berikatan dengan antibody monoclonal – antibody monoclonal yang kedua yang terikat enzim berikatan dengan antibody monoclonal yang melekat pada sumur periksa – pada penambahan substrat akan merubah enzim menghasilkan produk perubahan warna b. Monoclonal antibody melekat pada sumur periksa – antigen penderita tidak berikatan dengan antibody monoclonal – antibody monoclonal yang kedua yang terikat enzim, berikatan dengan anibody monoclonal yang melekat pada sumur periksa – pada penambahan substrat tidak akan merubah enzim menghasilkan produk warna c. Antibody melekat pada sumur periksa – antigen spesifik penderita berikatan dengan antibody pada sumur periksa – antigen yang terikat enzim berikatan dengan antigen spesifik penderita- pada penambahan substrat , enzim yang ada tidak merubah subtract menjadi produk penghasil warna d. Antigen melekat pada sumur periksa – antibody monoclonal spesifik penderita tidak berikatan dengan antigen pada sumur periksa – antibody yang terikat enzim tidak berikatan dengan antibody spesifik penderita- pada penambahan substrat , enzim yang ada tidak menjadi produk perubah warna e. Monoclonal antibody melekat pada sumur periksa – antigen penderita tidak berikatan dengan antibody monoclonal – antibody monoclonal yang kedua yang terikat enzim, berikatan dengan antibody monoclonal yang melekat pada sumur periksa- pada perubahan substrat , enzim tidak menghasilkan produk perubahan warna 30. Berikut termasuk dalam uji serologi virus positif dengan prinsip ELISA secara sandwich a. Monoclonal antibody melekat pada sumur pada sumur periksa – tidak ada antigen penderita berikatan dengan antibody monoclonal pada sumur periksa – antibody monoclonal yang kedua yang terikat enzim. Berikatan dengan antibody monoclonal yang melekat pada sumur periksa – pada penambahan substrat, enzim tidak merubah substrat menjadi produk perubahan warna b. Monoclonal antibody melekat pada sumur periksa –tidak ada antigen penderita berikatan dengan antibody monoclonal pada sumur periksa - antibody monoclonal kedua yang terikat enzim, berikatan dengan antibody monoclonal yang melekat pada sumur periksa – pada perubahan substrat, enzim akan merubah substrat menjadi produk perubah warna c. Monoclonal antigen melekat pada sumur periksa – tidak ada antibody penderita berikatan berikatan dengan antigen monoclonal pada sumur periksa – antigen monoclonal yang kedua yang terikat enzim- berikatan dengan antibody monoclonal yang melekat pada sumur periksa – pada penambahan substrat , enzim tidak akan merubah substrat menjadi produk perubahan warna d. Monoclonal antibody melekat pada sumur periksa – tidak ada antigen berikatan dengan antibody monoclonal pada sumur periksa – antibody monoclonal kedua yang terikat enzim , berikatan dengan antibody monoclonal yang melekat pada sumur periksa, pada penambahan substrat , enzim merubah substrat menjadi produk perubahan warna e. Monoclonal antibody melekat pada sumur periksa – antigen penderita berikatan dengan antibody monoclonal pada sumur periksa – antibody monoclonal kedua yang terikat enzim, berikatan dengan antibody monoclonal yang melekat pada sumur periksa , pada penambahan substrat , enzim tidak merubah substrat menjadi produk perubahan warna 31. Penyakit yellow fever dan Japanese enchepalitis oleh virus family flaviviridae , pencegahan penyakit tersebut secara paripura dengan cara a. Vaksinasi hidup , menghindari giitan vector, pengendalian vector b. Vaksinasi mati, menghindari gigitan vector, pengendalian vector c. Hanya menghindari gigitan vector , pengendalian dan pembasmian vector d. Hanya dengan melakukan vaksinasi hidup e. Hanya dengan melakukan vaksinasi mati 32. Dengue fever adalah penyakit zoonosis disebabkan oleh a. Aedes albopictus b. Aedes aegepty c. Aedes africanus d. Aedes simpsoni e. Haemagogus equinii 33. Genus yang secara kesuluruhan berikut termasuk dalam family retroviridae a. Alpharetrovirus dan betaretrovirus b. Betaretrovirus dan gammaretrovirus c. Gammaretrovirus dan deltaretrovirus d. Deltaretrovirus dan epsilonvirus e. Alpha, beta , gamma, delta, epsilon virus ,lentivirus, dan spumavirus 34. Transmisi penyebaran infeksi retrovirus a. Intravena b. Airborne c. Droplet nuclei d. Fecal-oral e. Sexual- intimed 35. Salah satu cara mendiagnosis laboratorium infeksi retroviris dan sampel yang diperiksa adalah a. Metode ELISA dengan sampel feses penderita b. Metode hemaglutinasi inhibisi dengan sampel darah c. Metode fiksasi komplemen dengan sampel urin d. Metode netralisasi dengan sampel sputum e. Metode ELISA dengan sampel jaringan 36. Manifestasi klinis infeksi calicivirus pada manusia adalah a. Gastroenteritis atau diare b. Batuk c. Pilek d. Mata merah e. Keluar cairan dari telinga 37. Transmisi penularan infeksi hepatitis virus A melalui a. Fekal- oral b. Intravena c. Airborne d. Droplet nuclei e. Sexual intimed 38. Manifestasi klinis infeksi flavivirus yang berupa demam dan ruam disebut a. Virus yellow viver b. Virus kyasanur forest c. Virus dengue d. Virus st. Louis encephalitis e. Virus japenese encephalitis 39. Pola neuromorfik adalah suatu spectra manifestasi klinis yang disebabkan flaviviridae khususnya oleh virus a. Yellow fiver b. Kyasanur forest c. Dengue d. St.louis dan japenese encephalitis e. Edge hill 40. Penyakit yang disebabkan oleh family togaviridae a. Virus hepatitis A dan virus japenese encephalitis b. Virus AIDS dan virus spuma c. Virus dengue dan virus rubella d. Virus reovirus dan calicivirus e. Virus influenza dan virus herpes simpleks 41. Karakteristik khas retrovirus adalah a. Virus RNA-2 untai, memiliki DNA intermediet dengan bantuan enzim reverse transkriptase b. Virus RNA-2 untai, memiliki DNA intermediet dengan bantuan enzim integrase c. Virus RNA-2 untai, memiliki DNA intermediet dengan bantuan enzim protease d. Virus RNA-1 untai memiliki DNA intermediet dengan bantuan enzim reserve transkriptase e. Virus RNA – 1 untai memiliki DNA itermediet dengan bantuan enzim integrase 42. DNA copy dari genom retrovirus akan bergabung dengan kromosom host melakukan proses transkripsi protein dan replikasi genom dengan bantuan a. Reserve transcriptase b. Integrase c. Protease d. RNA- dependent DNA polymerase e. Promoter dan enhancer element 43. Berikut yang termasuk dalam subfamily retrovirus adalah a. Oncovirinae b. Lentivirinae c. Spumavirinae d. Endogenus viruses e. Semua jawaban diatas benar 44. HIV 1 DAN HIV 2 adalah contoh virus yang termasuk dalam sub family a. Oncovirinae b. Spumavirinae c. Lentivirinae d. Endogenus viruses e. HIV 1 DAN HIV 2 45. Terapi utama gastroentrits rotavirus adalah a. Rehidrasi b. Antivirus c. Antibiotic d. Antifungal e. Antiseptic 46. Material specimen untuk pemeriksaan infeksi hepatitis A adalah a. Serum b. Feses c. Urin d. Sputum e. Cairan otak 47. Material specimen yang tepat sehingga dapat digunakan untuk mendiagnosa virus polio a. Feses , cairan otak b. Sputum , urin c. Bone marrow d. Feses, urin e. Sputum , feses 48. Genus yang termasuk family picornavridae a. Enterovirus, rhinovirus, hepatovirus, apthovirus, cardiovirus b. Reovirus, influenza virus, parainfluenza virus , mumps virus c. Respiratory syncitial virua, rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus d. Enterovirus, calicivirus, norwalkvirus, rotavirus e. Reovirus, respiratory syncitial virus , rhinovirus, influenza virus 49. Transmisi polio virus pada manusia melalui jalur a. Fekal – oral b. Transfuse darah c. Udara d. Hubungan seksual e. Gigitan serangga 50. Berikut adalah tahapan replikasi yang dapat dihambat oleh obat-obatan HIV adalah a. Binding and entry , reserve transcription , integration , assembly b. Binding and entry , reserve transcription , integration, relase and protease c. Binding and entry , transcription, integration , relase and protease d. Binding and entry, reserve transcription, transcription , release and protease e. Binding and entry, transcription , release and protease