Makalah Gangguan Haid
Makalah Gangguan Haid
Makalah Gangguan Haid
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan pelepasan lapisan dalam
(endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi berulang setiap bulan secara periodik, kecuali
pada saat hamil. Sedangkan siklus haid adalah waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya
haid periode berikutnya.
Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, bukan saja
antara beberapa perempuan, tetapi juga pada perempuan yang sama. Juga pada kakak beradik
bahkan saudara kembar siklus haidnya tidak terlalu sama.
Sebelum datangnya haid, setiap perempuan umumnya mengalami sindrom bulanan atau
yang lebih dikenal dengan sindrom pra-haid. Sindrom ini sangat mengganggu aktifitas
perempuan, terutama mereka yang aktif bekerja diluar rumah.
Selain itu, gangguan haid juga sering terjadi seperti: dismenorea, hipermenorea,
hipemenorea, amenorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dialami oleh para
perempuan.
Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh sebagian besar
perempuan tentang siklus haid, sindrom pra-haid, serta gangguan haid dalam masa reproduksi,
maka penulis tertarik untuk membahas tentang masalah yang sering dialami oleh setiap
perempuan ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud haid,sindrom pra haid dan siklus haid ?
2. Apa yang dimaksud dengan gangguan haid ?
3. Bagaimanakah bentuk gangguan haid pada wanita ?
4. Bagaimana penanganan gangguan haid tersebut
5. Bagaimana gangguan lain yang berhubungan dengan haid
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Agar para perempuan lebih mengetahui tentang sindrom pra-haid, siklus haid, gangguan-
gangguan selama haid, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan haid.
2.Agar perempuan aktif dapat mengatur siklus haidnya tanpa mengalami gangguan selama
beraktifitas.
. 3. Agar perempuan tahu bagaimana cara mengurangi sindrom pra-haid yang sering mengganggu
aktifitas mereka
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HAID
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG , 2005: 103).
Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa darah dan
jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan mulai memproduksi
cukup hormon tertentu (‘kurir’ kimiawi yang dibawa didalam aliran darah) yang menyebabkan
mulainya aliran darah ini (Robert P. Masland dan David Estridge, 2004: 51).
Sindrom Pra-Haid
Sindrom pra-haid adalah sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari
pertama hingga hari keempat belas sebelum masa haid dimulai dan diikuti dengan tahap bebas
gejala jika masa ini telah lewat (Anthony Tan,2002:23).
Beberapa dokter percaya bahwa sindrom pra-haid dialami oleh separuh dari total perempuan
yang berada pada masa reproduktif. Sekitar lima persen dari perempuan yang mengalami PMS
disarankan untuk mengurangi kegiatan sehari-hari mereka karena mereka sangat terganggu.
Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah teori sedang diteliti. PMS mungkin berkaitan
dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin,
perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi
dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering dikeluhkan oleh para
penderita sindrom pra-haid diantaranya yaitu:
a) Gejala fisik:
Kenaikan berat badan
Perasaan bengkak dan Pembengkakan (perut, jari, tungkai, pergelangan kaki, dll)
Ketidaknyamanan buah dada (pembesaran, nyeri tekan, terasa berat, terasa kaku)
Sakit kepala dan serangan migren
Pegal dan nyeri pada otot
Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau sakit pinggang bagian bawah
Berkurangnya air kencing
Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan pembengkakan-pembengkakan lain
Perubahan nafsu makan (kehilangan nafsu makan atau keinginan makan makanan yang berlemak)
Perubahan tidur ( kurang tidur atau tidur berlebihan)
Tidak ada gairah untuk aktif serta badan terasa lelah
Mata terasa sakit, hidung tersumbat, dan timbul reaksi alergi
Mual, pingsan, asma, dan epilepsy
Kejang, terjadi karena dinding-dinding otot uterus dengan perlahan akan mengkerut untuk
membantu mengeluarkan lapisan.
b) Gejala mental (psikis)
Ketegangan dan cepat marah (emosional)
Depresi, termasuk kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga
Stres
Kelesuan
Berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat berkurang
Kecenderungan kearah keagresifan dan/atau kekerasan fisik
Control emosi yang rendah dan reaksi emosi yang tidak logis
Penurunan efisiensi, terutama dalam memecahkan masalah mental
Kurang atau tidak ada dorongan seks
Dorongan yang kuat untuk banyak makan, tidak ada hubungan dengan nafsu makan
Bertambahnya kecenderungan minum obat, tablet, dsb.
Empat kelompok gejala utama sindrom pra-haid telah diidentifikasi. Setiap perempuan dapat
mengalami gejala-gejala dalam satu atau beberapa kelompok.
1) Ketegangan Pra-haid berciri khas ketegangan syaraf, perubahan suasana hati, rasa terganggu dan
kecemasan.
2) Hiperhidrasi, atau sindroma hiperhidrasi, ditandai oleh penambahan berat badan, pembengkakan
ditangan dan kaki, kelunakan buah dada, dan kembungnya perut.
3) Hasrat makan yang berarti bertambahnya selera dengan hasrat makan makanan-makanan manis
atau asin, gejala-gejala pun mencakup sakit kepala, kelelahan, pusing, dan jantung yang
berdebar.
4) Depresi pun umum dan mencakup mudah lupa, menangis, kebingungan dan sukar tidur.
Para perempuan yang diganggu oleh sindrom pra-haid dapat memperbaiki gejala-gejala mereka
dengan melakukan perubahan-perubahan diet sebagai berikut:
Mengurangi jumlah gula yang dimakan
Menambah serat
Makan makanan yang berprotein tinggi karena dapat menyebabkan lebih banyak air yang keluar
tubuh , sehingga mengurangi rasa penuh diperut bagian bawah
Mengurangi jumlah lemak yang dimakan
Mengurangi jumlah garam yang dimakan jika retensi cairan merupakan masalah
Menghindari kafein dan beberapa minuman ringan
Siklus Haid
Siklus haid merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya.
Sedangkan panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya
haid berikutnya (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG ,2005:103).
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak
diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui,
maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari.
Dalam satu siklus terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari produksi hormon-
hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal sebagai persiapan jika terjadi
kehamilan.
Siklus haid perempuan normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15 persen perempuan
yang memiliki siklus haid 28 hari. Panjangnya siklus haid ini dipengaruhi oleh usia seseorang.
Rata-rata panjang siklus haid gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada perempuan usia 43 tahun
27,1 hari, dan pada perempuan usia 55 tahun 51,9 hari.
Siklus haid perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh
beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia. Pada masa remaja biasanya memang mempunyai
siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari. Pada masa remaja, hormon-
hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus haid menjadi lebih teratur,
walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor stres atau kelelahan.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. pada wanita yang lebih tua biasanya yang keluar
lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih
banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik.
Setiap bulannya, haid berlangsung sekitar 3-7 hari. Setelah hari kelima dari siklus haid,
endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya
kehamilan. Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, endometrium meluruh dan
terjadilah siklus berikutnya.
Siklus haid selama ± 1 bulan dapat kita bedakan dalam 4 masa (stadium):
Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat (stratum compactum) yang
hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar-kelenjar, lapisan mampung (stratum
spongiosum), yang banyak lubang-lubangnya karena disini terdapat rongga dari kelenjar-kelenjar
dan lapisan bawah yang disebut stratum basale.Stadium sekresi ini berlangsung dari hari ke-14
sampai 28. Kalau tidak terjadi kehamilan maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan
berulang lagi siklus menstruasi.
B. GANGGUAN HAID
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama
haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium
Fisiologi haid normal
Kaidah-kaidah haid normal :
Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
Estrogen dihasilkan oleh follikel & korpus luteum
Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
P dihasilkan hanya oleh korpus luteum
Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
Umur korpus luteum ±10-14 hr
Fase luteal/F.sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
Fase folikulogenesis/F.proliferasi variasi antara 7-21hr
C. Klasifikasi gangguan haid
Digolongkan dalam :
Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
o Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
o Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
o Amenore (tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut - turut
2. Oligomenorea
a. Definisi
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari,
sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan
mengalami haid yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid
berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
b. Penyebabnya
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid
normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering
terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang
terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal
yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada
awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan
keseimbangan hormon dalam tubuh. Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:
Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
Stres dan depresi
Sakit kronik
Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
Penurunan berat badan berlebihan
Olahraga berlebihan, misal atlit
Adanya tumor yang melepaskan estrogen
Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah haid
Penggunaan obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus, dapat
menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika
oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
3. Polimenorea
a. Definisi
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat
dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan
mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah
perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang
lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
b. Penyebabnya
Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita
yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem
hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi
(pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu
siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon
dapat terjadi pada:
3-5 tahun pertama setelah haid pertama
Beberapa tahun menjelang menopause
Gangguan indung telur
Stress dan depresi
Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
Penurunan berat badan berlebihan
Obesitas
Olahraga berlebihan, misal atlit
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penderita
polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus menerus.
Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh
akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga akan
menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada polimenorea
mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi
seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.
4. Menoragia atau Hipermenorea
a. Definisi
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari
80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah
sewaktu haid. Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan
jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
b. Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari
haid berlangsung lebih dari 7 hari
Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk
dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga
memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek, mudah
lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
c. Penyebabya
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi akibat
beberapa hal, diantaranya:
1) Adanya kelainan organik, seperti:
infeksi saluran reporduksi
kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease, kekurangan
protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll
Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal.
Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah
dan menurunkan hormon estrogen.
2) Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor
pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
3) Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia
endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
4) Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan
anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan
5. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
Penyebab Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari
kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal
6. Metroragia
a. Definisi
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada
metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih
sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap oleh
wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak
b. Klasifikasi
Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
Metroragia diluar kehamilan
c. Penyebabnya
1) Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma corpus
uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia,
endometritis haemorrhagia), hormonal.
2) Perdarahan fungsional:
Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium
yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi,
kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
E. GANGGUAN LAIN DALAM HUBUNGAN DENGAN HAID
1.DISMEMOREA
Dismenorea (Nyeri haid) mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan
wanita wanita muda pergi kedokter untuk konsultasi dan pengobatan. Gangguan ini bersifat
subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Penyakit ini sudah lama dikenal, tetapi sampai
sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan. Dismemorea dibagi atas:
Dismenorea Primer (esensial, intrinsik, ideopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan
ginekologik.
Dismenorea Sekunder (Ekstrinsik, yang diperoleh, acquired) disebabkan oleh kelainan
ginekologik.
1. Dismemorea Primer.
Adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital yang nyata. Terjadi beberapa
waktu setelah menarche, biasanya 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan
pertama setelah menarche umumnya bersifat anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa nyeri,
rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan
berlangsung untuk beberapa jam. Rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terdapat
pada perut bawah, tertapi dapat menyebar kedaerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa
nyeri disertai dengan mual, sakit kepala, muntah.
Faktor penyebab dismemorea primer :
1) Faktor kejiwaan
2) Faktor Konstitusi
3) Faktor obstruksi kanalis servikalis
4) faktor Endokrin
5) Faktor alergi
Penanganan
Penanganan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidakberbahaya
untuk kesehatan. Pemberian nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan dan
olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.
Pemberian obat analgesik
Obat analgesik yang sering diberiakan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, Ponstan,
acet-aminophen dan sebagainya.
Terapi hormonal
Tujuan terapi ini adalah menekan ovulasi. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu
jenis pil kombinasi kontrasepsi.
Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin memegang peranan penting terhadap
dismemorea primer.Yaitu indometasin, ibuprofen, dan naproksen. Seabaiknya pengobatan
diberikan sebelum haid mulai; 1-3 hari sebelum haid, dan pada hari pertama haid.
Dilatasi kanalis servikalis
Dapar memberikan keringanan karena dapat memudahkan pengeluaran darah haid dan
prostaglandin didalamnya. Neuroktomi prasakral (pemotongan urat syaraf sensorik anatara
uterus dan susunan syaraf pusat) ditambah dengan neurektomi ovarial (pemotongan urat syaraf
sensorik yang ada di ligamentum infundibulum) merupakn tindakan terkhir, apabila usaha-usaha
lain gagal.
2. Dismemorea Sekunder
Biasanya baru muncul kemudian yaitu jika ada penyakit yang datang kemudian. Penyebabnya
adalah kelainan atau penyakit seperti :
Infeksi rahim
Kista/polip
Tumor sekitar kandungan
Kelainan kedudukan rahim menetap
Ada juga yang disebut endometriosis , yaitu kelainan letak lapisan dinding rahim, sehingga
apabila menjelang menstruasi, pada saat dinding rahim menebal, akan dirasakan sakit yang luar
biasa.Endometriosis bisa mengganggu kesuburan.
3. PREMENSTUAL TENSION ( Tegangan Prahaid)
Premenstrual tension merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai
beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang
berlangsung terus sampai haid berhenti.
Penanganan
Untuk mengurangi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10 hari sebelum haid pemakaian
garam dibatasi dan minum sehari-hari agak dikurangi. Pemberian obat deuretik
(Hidrokhlorotiazide 50 mg per hari ) untuk kurang lebih 5 hari dapat bermanfaat. Progesteron
sintetik dalam dosis kecil dapat diberikan selama 8-10 hari sebelum haid untuk mengimbangi
kelebihan relatif dari estrogen. Pemberian testosteron dalam bentuk methiltestosteron 5 mg
sebagai tablet isap dapat diberikan untuk mengurangi kelebihan estrogen; hormon androgen
jangan diberikan lebih dari 7 hari dalam satu siklus.
4. VICARIOUS MENSTRUATION
Istilah ini dipakai untuk kasus-kasus tertentu yang jarang dijumpai, dimana terjadi perdarahan
ekstragenital dengan interval periodik yang sesuai dengan siklus haid.
Vicarious menstruation dapat juga terjadi pada berbagai alat, seperti : lambung, usus, paru-paru
mammae,dan kulit.
penangan
Penangan dapat dilakukan apabila pada alat yang berdarah ada kelainan yang dapat diangkat atau
diobati.
5. MITTLESCHMERZ DAN PERDARAHAN OVULASI
Mittleschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada saat
ovulasi. Diagnosa dibut berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak
mengejang tidak menjalar,dan tidak disertai mual atau muntah.
Penanganan
Penangananya umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang bersangkutan
6. MASTALGIA
Gejala mastalgia ialah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid. Sebabnya edema dan
hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar estrogen.
Terapi biasanya terdiri atas pemberian deuretikum, sedang pada mastalgia keras kadang-kadang
perlu diberikan metiltestosteron 5 mg perhari secara sublingual. Bromokriptine dalam dosis kecil
dapat mengurangi penderitaan.
7. PERDARAHAN BUKAN HAID
Yang dimaksud adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Perdarahan tampak
terpisah dan dapat dibedakan dari haid atau 2 jenis perdarahan yang menjadi satu, yang pertama
metroragia dan yang kedua menometroragia. Dapat disebabkan karena kelainan organik pada alat
genetal atau oleh kelainan fungsional.
Sebab-sebab organik perdarahan dari uterus,tuba, dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada :
Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, dll
Korpus uteri, seperti polip endometrium dll.
Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu dll.
Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium dll.
Sebab-sebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organic dinamakan perdarahan
disfungsional. Dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause, tetapi lebih
sering dijumpai pada masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium.
Penangana Dapat diberikan :
1) Estrogen dalam dosis tinggi, supaya kadar dalam darah meningkat dan perdarahan be rhenti.
Dapat diberika secara IM dispropionas estradiol 2,5 mg, atau benzoas estradiol 1,5 mg, atau
valeras estradiol 20 mg.
2) Progesteron
Pertimbangan disini ialah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar,
sehingga pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium. Dapat
diberikan kaproas hidroksi-progesteron 125 mg, secara IM, atau dapat diberikan per os 10 mg,
yang dapat diulangi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang perempuan. Haid
merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai persiapan untuk
kehamilan.
Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi oleh
faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.
Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid yang dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-perubahan atau gejala-gejala fisik
maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap
bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals
didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah
satunya.
Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga dengan siklus haid juga
berbeda antara setiap perempuan walau saudara kembar sekalipun. Siklus haid biasanya 28 hari,
yang berlangsung selama 3-7 hari. Siklus ini tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus
ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia.
Siklus haid ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium menstruasi, stadium post
menstruum, stadium inter menstruum, dan stadium pramenstruum.
Sekarang para perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun diluar rumah, tidak
perlu khawatir lagi, karena mereka dapat mengatur siklus haid mereka dengan cara
mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung hormone estrogen dan progesterone.
Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti hipermenorea,
hipomenorea, polimenorea, oligomenorea, amenorea, premenstrual mention, mastalgia,
mittelschmerz, disminorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dirasakan oleh
setiap perempuan.
B. SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:
a) Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk menghindari
terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.
b) b Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan
dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.
c) Kepada para pembaca dan teman-teman mahasiswa yang lainnya,jika ingin menambah
wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka kami mengharapkan dengan rendah hati agar
lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan “Gangguan Haid”.