Speech Delay
Speech Delay
Speech Delay
Oleh:
Qotrunnada Salsabila
1718011128
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
SPEECH DELAY
Proses bicara adalah produksi fisik dari suara dan rangkaian suara yang
menyusun kata-kata hingga kalimat. Ketika kemampuan berbicara anak-anak
sedang berkembang, mereka mungkin akan membuat kesalahan dengan suara-suara
yang mereka buat. Ada urutan perkembangan proses bicara dan kelompok-
kelompok umur dimana seorang anak sudah mulai bisa membuat suaranya sendiri.
A. Faktor Internal
1. Genetik
Gangguan bicara dan bahasa berkaitan dengan kerusakan kromosom
1,3,6,7, dan 15. Kerusakan di kromosom ini juga berhubungan dengan
gangguan membaca. Kromosom tersebut membawa gen yang mempengaruhi
perkembangan sel saraf saat prenatal (Korbin, 2008).
2. Kecacatan fisik
Cacat yang berhubungan dengan gangguan bicara adalah kondisi fisik yang
menyebabkan gangguan penghantaran suara seperti gangguan pada telinga dan
bagian pendengaran. Gangguan yang lain adalah yang memengaruhi artikulasi
seperti abnormalitas bentuk lidah, frenulum yang pendek, atau adanya celah di
langit-langit mulut (Perna, 2013).
3. Malfungsi neurologis
Gangguan neurologis juga dapat berkaitan dengan gangguan penghantaran
suara di telinga akibat kerusakan sistem saraf. Proses pembentukan saraf selama
masa prenatal yang terganggu merupakan penyebab tersering karena pemakaian
obat-obatan selama kehamilan (Perna, 2013).
4. Prematur
Prematuritas dalam hal keterlambatan bicara pada anak berhubungan
dengan berat badan lahir yang rendah. Berat badan lahir rendah merupakan
indikasi bahwa nutrisi yang diedarkan ke dalam tubuh belum maksimal
sehingga perkembangan beberapa bagian tidak optimal. Prematur juga
menyebabkan belum sempurnanya pembentukan beberapa organ sehingga
dalam perkembangannya mengalami keterlambatan (Amin dkk, 2009).
5. Jenis kelamin
Keterlambatan bahasa lebih banyak pada anak laki-laki (77,8%)
dibandingkan pada perempuan (Hertanto dkk, 2011). Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hidayati di RSUD Kariadi Semarang, dimana secara teori
dikatakan bahwa level tinggi dari testosteron pada masa prenatal memperlambat
pertumbuhan neuron di hemisfer kiri (Hidajati, 2009).
B. Faktor Eksternal
1. Urutan/jumlah anak
Anak pertama lebih sering mengalami terlambat bicara dan bahasa. Jumlah
anak yang semakin banyak maka kejadian keterlambatan bicara makin
meningkat atau insiden keterlambatan bicara sering terjadi pada anak yang
memiliki jumlah saudara banyak karena berhubungan dengan komunikasi
antara orangtua dan anak. Anak yang banyak akan mengurangi intensitas
komunikasi anak dan orangtua (Hartanto dkk, 2009).
2. Pendidikan ibu
Pendidikan ibu yang rendah meningkatkan kejadian keterlambatan bicara
pada anak. Penelitian mendapatkan angka sekitar 20% anak dengan ibu
berpendidikan di bawah SMA mengalami keterlambatan bicara. Pendidikan ibu
yang rendah menyebabkan ibu kurang perhatian terhadap perkembangan anak
dan kosakata yang dimiliki ibu juga kurang sehingga tidak mampu melatih
anaknya untuk bicara (Hertanto dkk, 2009).
4. Fungsi keluarga
Keluarga yang fungsinya baik tidak akan pernah terjadi kekerasan dalam
rumah tangga terutama kehamilan yang berefek terhadap perkembangan mental
anak. Keluarga yang berfungsi buruk karena pengabaian dan kesibukan
orangtua sehingga anak dibekali dengan gadget untuk bermain sehingga tenang
dan hal tersebut membuat kemampuan anak dalam bicara dan bahasa tidak
terlatih dengan baik (Restiyani, 2013).
5. Bilingual
Penggunaan dua bahasa atau lebih di rumah dapat memperlambat kemampuan
anak menguasai kedua bahasa tersebut. Anak dengan kemampuan bilingual
dapat menguasai kedua bahasa tersebut sebelum usia lima tahun. Pada anak
dengan keterlambatan bicara yang disertai penggunaan beberapa bahasa di
rumah, akan menghambat kemajuan anak tersebut dalam tata laksana
selanjutnya sehingga bilingual harus dihilangkan pada anak yang mengalami
keterlambatan bicara (Mangunatmadja, 2010).
Jariyah, Ainun. (2017). Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dini. Surabaya:
UIN Surabaya.