Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
‘’SISTEM INTEGUMEN’’
NIM : 4163341057
JURUSAN : BIOLOGI
PROGRAM : PEND.BIOLOGI
KELOMPOK : TIGA
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luar. Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan
kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan
fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam
manusia dari kontak luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar
minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) &
mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam
tubuh).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat tubuh
sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari
stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
Syaifuddin. 2009.
Fungsi Integumen
Adapun fungsi dari sistem integumen adalah sebagai berikut:
Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan yaitu lapisan Epidermis dan Dermis. Tepat
dibawah dermis terdapat lapisan hipodermis yang banyak disusun oleh jaringan adiposa (jaringan
lemak).
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan yang mengandung sel pigmen berfungsi memberi warna
pada kulit. Epidermis berfungsi melindungi kulit dari kerusakan oleh sinar matahari. Epidermis
tersusun atas 5 lapisan utama yaitu:
a. Stratum Germinativum
Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah, berbatasan langsung
dengan dermis. Melekat pada jaringan ikat. Pada lapisan ini terjadi pembelahan sel yang
sangat cepat dimana sel yang baru dibentuk akan didorong masuk ke lapisan berikutnya.
Sel-sel yang dihasilkan dari pembelahan tersebut dapat mencapai berjuta-juta sel setiap
harinya.
b. Stratum Spinosum
Lapisan ini disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina ini merupakan bagian
penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
c. Stratum Granulosum
Lapisan ini merupakan daerah sel-sel mulai mati karena akumulasi molekul bakal keratin
yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal. Stratum ini merupakan prekursor
pembentukan keratin. Keratin adalah protein keras dan resilien, bersifat anti air dan
melindungi permukaan kulit yang terbuka. Namun keratin yang terdapat pada epidermis
merupakan keratin yang lunak yang berkadar sulfur rendah. Berbeda dengan keratin yang
ada pada kuku dan rambut.
d. Stratum Lusidum
Lapisan ini terdiri dari sel-sel berbentuk perisai yang jernih dan tembus cahaya.
e. Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari epidermis yang melindungi tubuh terhadap
lingkungan. Lapisan ini disebut lapisan bertanduk karena tersusun dari sel-sel berkeratin
yang merupakan sel mati. Keratin yang bersifat tahan air akan melindungi jaringan lebih
dalam terhadap kekurangan air. Lapisan ini terus-menerus mengalami gesekan dan
mengelupas, namun akan terus diganti oleh sel-sel yang lebih dalam yaitu stratum
germinativum. Sobotta, Frithjof Hammersen. 1993.
2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih sensitif. Mengandung pembuluh darah, limfa,
saraf, kelenjar, dan folikel rambut yang muncul ke permukaan dalam bentuk papillae. Lapisan ini
dipisahkan dari epidermis dengan adanya membran dasar atau lamina. Membran ini terdiri dari
dua jaringan ikat.
a. Lapisan papilar
Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat bergelombang. Merupakan jaringan
ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast, dan makrofag. Papila dermal adalah
proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke arah epidermis.
b. Lapisan retikular
Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung banyak arteri, vena, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, serta reseptor tekanan. Lapisan papilar dan retikular
mengandung banyak serat kolagen dan elastisyang menyebabkan kulit lebih elastis. Pada
orang usia lanjut serat ini menjadi sangat berkurang sehingga kulitnya mudah keriput.
3. Lapisan subkutaneus (hipodermis)
Lapisan ini mengandung banyak sel lemak, juga beisi banyak pembuluh darah dan ujung
saraf. Sherwood, Lauralee. 2001
IV. ALAT DAN BAHAN :
A. Alat
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan bahwa kulit dapat dibedakan menjadi
dua lapisan yaitu lapisan Epidermis dan Dermis. Tepat dibawah dermis terdapat lapisan
hipodermis yang banyak disusun oleh jaringan adiposa (jaringan lemak).
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan yang mengandung sel pigmen berfungsi memberi warna
pada kulit. Epidermis berfungsi melindungi kulit dari kerusakan oleh sinar matahari. Epidermis
tersusun atas 5 lapisan utama yaitu:
a. Stratum Germinativum
Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah, berbatasan langsung
dengan dermis. Melekat pada jaringan ikat. Pada lapisan ini terjadi pembelahan sel yang
sangat cepat dimana sel yang baru dibentuk akan didorong masuk ke lapisan berikutnya.
Sel-sel yang dihasilkan dari pembelahan tersebut dapat mencapai berjuta-juta sel setiap
harinya.
b. Stratum Spinosum
Lapisan ini disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina ini merupakan bagian
penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
c. Stratum Granulosum
Lapisan ini merupakan daerah sel-sel mulai mati karena akumulasi molekul bakal keratin
yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal. Stratum ini merupakan prekursor
pembentukan keratin. Keratin adalah protein keras dan resilien, bersifat anti air dan
melindungi permukaan kulit yang terbuka. Namun keratin yang terdapat pada epidermis
merupakan keratin yang lunak yang berkadar sulfur rendah. Berbeda dengan keratin yang
ada pada kuku dan rambut.
d. Stratum Lusidum
Lapisan ini terdiri dari sel-sel berbentuk perisai yang jernih dan tembus cahaya.
e. Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari epidermis yang melindungi tubuh terhadap
lingkungan. Lapisan ini disebut lapisan bertanduk karena tersusun dari sel-sel berkeratin
yang merupakan sel mati. Keratin yang bersifat tahan air akan melindungi jaringan lebih
dalam terhadap kekurangan air. Lapisan ini terus-menerus mengalami gesekan dan
mengelupas, namun akan terus diganti oleh sel-sel yang lebih dalam yaitu stratum
germinativum.
Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih sensitif. Mengandung pembuluh darah, limfa,
saraf, kelenjar, dan folikel rambut yang muncul ke permukaan dalam bentuk papillae. Lapisan ini
dipisahkan dari epidermis dengan adanya membran dasar atau lamina. Membran ini terdiri dari
dua jaringan ikat.
a. Lapisan papilar
Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat bergelombang. Merupakan jaringan
ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast, dan makrofag. Papila dermal adalah
proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke arah epidermis.
b. Lapisan retikular
Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung banyak arteri, vena, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, serta reseptor tekanan. Lapisan papilar dan retikular
mengandung banyak serat kolagen dan elastisyang menyebabkan kulit lebih elastis. Pada
orang usia lanjut serat ini menjadi sangat berkurang sehingga kulitnya mudah keriput.
Lapisan subkutaneus (hipodermis)
Lapisan ini mengandung banyak sel lemak, juga beisi banyak pembuluh darah dan ujung
saraf.
Fungsi Integumen
Sistem Saraf
Simpatetik Sistem Saraf
Simpatetik
Proses yang sama terjadi apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan yang panas, hanya
perubahan suhu inimula-mula diterima oleh termoreseptor periferal pada kulit. Selanjutnya
termoreseptor periferal akan menyampaikan sinyalnya ke pusat pengintegrasi termoregulatori
hipotalamik yang meneruskannya ke pembuluh darah bawah kulit dan kelenjar keringat. Proses
selanjutnya sama seperti bila suhu pusat tubuh meningkat.
Sebaliknya apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan yang dingin, maka hipotalamus
akan mengatur penurunan kehilangan panas dan meningkatkan produksi panas. Penurunan
kehilangan panas dilakukan melalui perintah ke pembuluh darah dibawah kulit, dan kelenjar
keringat akan menghentikan ekskresi keringat.
Derivat-derivat Kulit
Kulit memiliki beberapa derivatif, yaitu:
Rambut
Rambut berada hampir di seluruh tubuh. Sebagian berupa rambut vellus, yang kecil dan
tak berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat, tertanam di kulit kepala, alis
dan bulu mata.
Rambut berasal dari folikel rambut yang sudah terbentuk sebelum lahir. Rambut terdiri
akar yakni bagian yang tertanam dalam folikel, batang rambut yang berada di atas permukaan
kulit. Akar dan batang rambut disusun atas:
a. Kutikula, lapisan terluar yang tersusun sel mati yang bersisik.
b. Korteks, merupakan lapisan yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang
rambut. Pada bagian ini terdapat pigmen yang menetukan warna rambut.
c. Sebuah medula, terdiri dari dua sampai tiga lapis sel.
Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun dan memasuki fase selama
3 bulan sebelum rontok. Rambut tubuh tumbuh sepanjang 0,05 inci/minggu. Sedangkan
rambut kepala butuh waktu 7 minggu untuk tumbuh 1 inci.
Kuku
Kuku adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis ke dermis.
Kuku mengandung keratin keras yang berlekuk yang terletak di atas kuku. Kuku mendapat
nutrisi dari pembuluh darah. Kuku dapat tumbuh 0,5 mm perminggu dan lebih cepat di musim
panas.
Bagian-bagian kuku antara lain: akar kuku, badan kuku, kutikel, hiponikium, dan lunula.
Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di dalam kulit. Kutikel adalah lipatan
epidermis berlekuk yang menutup akar kuku. Hiponikium adalah stratum korneum tebal di
bawah ujung lepas kuku. Sedangkan lunula adalah area berwarna putih berbentuk melengkung
dekat kutikel.
Kelenjar pada Kulit
1. Ecezema
2. Urticaria
Merupakan inflamasi akibat reaksi kulit terhadap suatu allergen, yang disebabkan
makanan, obat, logam dan vaksin. Reaksi yang ditimbulkan meningkatkan permeabilitas
sel, menimbuklkan edema, gatal, dan iritasi.
3. Jerawat
Merupakan inflamatoris pada kelenjar minyak yang aktif. Kelenjar sebasea meningkatkan
produksi sebum, yang bereaksi dengan mikroorganisme mengahsilkan jerawat.
4. Dermatitis
Peradangan kulit kepala, wajah, atau bagian lain yang disebabkan level hormon, nutrisi,
infeksi, dan stres.
5. Psoriasis
Inflamatori kronik yang memiliki ciri-ciri penebalan dan kemerahan.
6. Onikomikosis
Peradangan kuku yang disebabkan infeksi jamur.
7. Impertigo
Infeksi permukaan kulit oleh streptococci atau staphylococcihemolytic.
8. Folliculitis
Infeksi folikel rambut oleh staphylococci
Penyakit kulit yang disebabkan virus, antara lain:
1. Herpes simplex ; melepuh, memerah.
2. Herpes zoster ; ruam saraf, sinaganaga.
3. Veruca vulgaris ; kutil
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kami lakukan, maka kesimpulan yang kami dapat antara lain
Sistem integumen adalah sistem organ paling luar yang dapat membedakan, memisahkan
,melindungi dan menginformasikan manusia atau hewan terhadap lingkungan dan sekitarnya.
Yang memiliki fungsi sebagai melindungi, mengatur suhu tubuh, pengekskresi zat
berlemak,metabolisme, dan komunikasi. Integumen terdiri dari beberapa komponen, komponen
tersebut adalah:
1. Kulit, merupakan organ terbesar tubuh. Pada laki-laki dengan berat badan 75 kg, kulit
dapat memiliki berat lebih kurang 4,5 kg yang menutupi area seluas 1,67 m2.
2. Kuku jari, yakni salah satu bentuk derivatif kulit yang ditemukan hanya pada ordo
primata.
3. Rambut, adalah spesialisasi kulit yang hanya terdapat pada kelas mamalia.
4. Kelenjar kulit, meliputi kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan kelenjar susu.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem). Jakarta: EGC
Sobotta, Frithjof Hammersen. 1993. Histologi Atlas Bewarna Anatomi Mikroskopik Edisi III.
Jakarta: EGC