Bangsa Kambing Dan Domba
Bangsa Kambing Dan Domba
Bangsa Kambing Dan Domba
Oleh :
Ahmad Yudhistira Wahyu Putra
07.2.2.17.2395
A. Kambing
1. Kambing Kacang
2. Kambing Etawa
Dan berkembang biak sampai sekarang yang lebih kita kenal dengan
sebutan Peranakan Etawa ( PE ) Susu kambing peranakan etawa inilah yang
sekarang ini sedang ramai untuk dicari orang. Kandungan dan manfaat susu
kambing etawa sangatlah banyak. inilah yang menjadikan orang beramai-ramai
memburu susu kambing etawa. Demikian kiranya sejarah atau asal usul kambing
peranakan etawa. Semoga dapat menambah wawasan dan lebih yakin lagi untuk
dapat menkonsumsi susu kambing etawa ini.
Kelebihan kambing Etawa :
o Kambing ini mempunyai harga yang normal apabila diternakkan.
Berbeda dengan ras kaligesing, yang jika diternakkan, harga nya
bisa melejit, dinilai dari bentuk kepala, bentuk telinga, panjang
telinga, warna kepala, lebatnya bulu, dll.
o Dapat menghasilkan bibit yang unggul. Salah satu keunggulannya
adalah terletak di ketebalan tubuhnya.
o Kambing ini mempunyai ambing layaknya ambing sapi. Tetapi,
ambing nya memiliki ciri khusus, yaitu kantong kapur. Kantong
kapur mempunyai ketahanan yang kuat dan menghasilkan susu yang
maksimal saat diperah. Berbeda dengan kambing yang memiliki
ambing botol.
o Kambing ini mempunyai ukuran postur yang tinggi, panjang, dan
bagus
4. Kambing Boer
Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak
yang terregistrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani.
Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang
sesungguhnya, yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat.
Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg pada umur lima
hingga enam bulan, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 -
0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung pada banyaknya susu dari induk
dan ransum pakan sehari-harinya. Dibandingkan dengan kambing perah
lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan
mencapai 40% - 50% dari berat tubuhnya
5. Kambing Saanen
Bulunya pendek berwarna putih atau krim dengan titik hitam di hidung,
telinga dan di kelenjar susu.
Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga.
Telinganya sederhana dan tegak ke sebelah dan ke depan.
Ekornya tipis dan pendek.
Jantan dan betinanya bertanduk.
Berat dewasa 68-91 kg (Jantan) dan 36kg - 63kg (Betina), tinggi ideal
kambing ini 81 cm dengan berat 61 kg, di saat tingginya 94 cm beratnya 81
kg.
Produksi susu 740 kg/ms laktasi
6. Kambing Gambrong
Produktivitas tinggi
Mudah dibudidayakan dan diternakan
Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru
Pemeliharaan sederhana dan mudah
Harga jual relatif tinggi
Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang. Panjang bulu sekitar
berkisar 15–25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi
muka dan telinga Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga.
Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih (61,5%)
sebahagian berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%)
Tinggi kambing (gumba) 58 – 65 cm, bobot badan kambing dewasa 32–
45 kg. Kambing jantan berjumbai pada dahi. Jumbai terkadang menutup
mata dan muka kambing
7. Kambing Boerawa
Produktivitas tinggi
Mudah dibudidayakan dan diternakan
Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru
Pemeliharaan sederhana dan mudah
Harga jual relatif tinggi
Warna dominan adalah putih pada bagian leher sampai kepala berwarna
hitam.
Memiliki tanduk. Kambing jantan tanduknya melingkar ke bawah dan
ujung tanduk menghadap ke depan.
Telinga yang panjang dan terkulai
Kaki panjang yang menopang tubuhnya sehingga terlihat kompak
Bobot kambing jantan dewasa dapat
mencapai 80 Kg, dan bobot betina dewasa dapat
mencapai 60 kg.
8. Kambing Muara
Produktivitas tinggi
Mudah dibudidayakan dan diternakan
Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru
Pemeliharaan sederhana dan mudah
Harga jual relatif tinggi
Warna dominan adalah putih pada bagian leher sampai kepala berwarna
hitam.
Memiliki tanduk. Kambing jantan tanduknya melingkar ke bawah dan
ujung tanduk menghadap ke depan.
Telinga yang panjang dan terkulai
Kaki panjang yang menopang tubuhnya sehingga terlihat kompak
Bobot kambing jantan dewasa dapat mencapai 80 Kg, dan bobot betina
dewasa dapat mencapai 60 kg.
9. Kambing Kosta
Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang
sejajar pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang
dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu
rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun tidak sepanjang bulu rewos
pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus. Tubuh Kambing
Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan potensial untuk
dijadikan tipe pedaging. Saat ini populasi Kambing Kosta terus menyusut.
B. Domba
1) Domba Garut
Menurut para pakar
domba seperti Prof. Didi
Atmadilaga dan Prof. Asikin
Natasasmita, bahwa Domba
Garut merupakan hasil
persilangan segitiga antara
domba lokal (asli Indonesia),
Domba Cape/Capstaad
(Domba Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino
dari Asia Kecil. Yang dibentuk kira-kira pada pertengahan abad ke 19
(±1854) yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut. Sekitar 70 tahun
kemudian yaitu tahun 1926 Domba Garut telah menunjukan suatu
keseragaman, misalnya bentuk tanduk yang besar melingkar diturunkan
dari Domba Merino.
2) Domba Merino
Domba merino telah dikenal banyak oleh masyarakat dunia karena produksi
bulu yang berkualitas. Domba merino ini memiliki bulu terbaik diantara sekian
banyak bulu domba yang lainnya. Domba merino ini memiliki bulu yang sangat
bagus sebagai bahan baku pembuatan kain wol karena bulu yang dimilikinya
panjang dan tebal. Domba ini berasal dari daerah asia kecil dan populasi-nya telah
banyak tersebar ke banyak belahan dunia. Domba ini sangat cocok dengan habitat
negara-negara yang memiliki 4 musim seperti halnya negara Belanda, Australia,
Inggris, Spanyol dan Prancis, domba merino tidak cocok terhadap iklim yang panas
dan terlalu lembap, sehingga domba ini kurang cocok diternakkan di daerah tropis
seperti indonesia pada umumnya.
Domba ekor tipis merupakan domba asli Indonesia dan dikenal sebagai
domba lokal, domba kampung, atau domba kacang karena tubuhnya yang
kecil. Asal-usul domba ini tidak jelas dan banyak dijumpai di daerah Jawa Barat
dan Jawa Tengah. Konsentrasi domba ekor tipis terbesar terdapat di Propinsi Jawa
Barat.
Memiliki bentuk yang sangat lah besar dari padajenis domba yang lainnya .
Memiliki bobot badan tinggi , Jantan 40 – 60 kg dan betina 25 – 50 kg.
Untuk tinggi badan berkisar antara 52-65 cm untuk jantan , Sedangkan untuk betina antara
47-60 cm.
Memiliki bulu yang tebal wol yang berwarna putih dengan tekstur yang kasar .
Memiliki ekor yang sangat lah besar , panjang dan lebar . Di bagian pangkal ekor terlihat
besr karena di ekor tersebut tempat menimbunnya lemak , Sedangkan yang bagian ujung
yang kecil lemak tersebut hanya untuk cadangan lemak saja di waktu musim paceklik.
Dadanya sangat serasi dan kuat dengan bentuk seperti perahu , sedangkan keempat
kakinya berjalan dengan sangat lah lambat karena bobot badan yang terlalu berat .
Pada umumnya domba jantan tidak memiliki tanduk dan sebagian ada yang memiliki
tanduk tetapi kecil dan bisa besar , sedangkan betina sama sekali tidak lah memiliki tanduk
.
o Domba texel umumnya memiliki ukuran yang yang lebih besar jika
dibandingkan dengan domba lokal pada umumnya.
o Domba Texel merupakan tipe domba jinak.
o Hasil karkasnya mencapai 55 % dari bobot hidupnya. Dengan
jumlah persentase karkas diatas ratarata domba lokal, dan kualitas
dagingnya yang cukup bagus, maka domba ini cocok sebagai domba
pedaging atau domba potong.
o Domba dewasa jantan dapat memiliki bobot antara 100 kg,
sementara yang betina dapat mencapai bobot antara 80 kg.
jenis domba batur Banjarnegara atau sering juga disebut domas, jenis
ini merupakan hasil persilangan antara domba ekor tipis, domba suffolk dan domba
texel. Sekitar tahun 1984 kelompok tani ternak yang berada di kecamatan Batur
Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, berupaya untuk menyilangkan domba yang
kala itu bantuan Presiden dengan domba lokal, keturunan hasil persilangan tersebut
kemudian diberinama Batur atau Domas oleh warga setempat. Awal
perkembangannya domba ini menjadi ikon tersendiri di Banjarnegara sampai
akhirnya sekitar pada tahun 2009 mulai dikembangkan dibeberapa daerah di Pulau
Jawa dan Sumatra.