Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Feeding Kambing

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING


“ Feed and Feeding Pada Kambing “

Disusun Oleh:
Kelas : A
Kelompok 4

Aisah Amini Putri 200110180084


Anisa Yuliani 200110180183
Arif Ragil Saputra 200110180144
Ambar Prihasti 200110180211
Alfonsius Werbete 200110187001

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK POTONG


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
2
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Dalam usaha budidaya ternak kambing yang dikelola secara intensif maupun semi

intensif, pakan merupakan salah satu komponen input yang sangat menentukan
keberhasilan usaha secara finansial. Manajemen pemberian pakan membutuhkan

strategi dan analisa lebih lanjut untuk mencapai tujuan dari usaha ternak kambing. 

Kambing memiliki kelebihan dalam kemampuan memanfaatkan bahan pakan berserat

tinggi ini dimungkinkan oleh proses fermentasi secara anaerobik yang diperankan

oleh mikroba yang berkembang didalam lambung. Sehingga sangat mungkin

dilakukan manipulasi pakan dengan catatan produksi tetap baik.

Tanaman pakan ternak (hijauan pakan) dan hasil sisa tanaman maupun limbah

pertanian dan industri agro menjadi pilihan  utama dalam mengembangkan sistem

pakan pada usaha ternak kambing (pakan dasar). Pakan dasar atau pakan pokok

memiliki arti bahwa secara kuantitatif bahan tersebut dialokasikan dan dikonsumsi

oleh ternak dalam jumlah paling banyak dibandingkan bahan pakan lain.  Namun

demikian, untuk mendukung produktivitas yang tinggi menurut kapasitas genetiknya,

maka suplai nutrisi dari pakan dasar sering tidak mencukupi, baik dalam jumlah

asupannya maupun dalam keseimbangan antar berbagai zat gizinya (Sosroamidjojo,

1985). Oleh karena itu, manajemen pemberian pakan hijauan perlu diperhatikan baik

dari segi kualitas maupun kuantitasnya. 


4

Pemberian pakan konsentrat ataupun suplemen yang menggunakan bahan baku

dengan kandungan nutrisi (protein, energi, mineral) yang tinggi sebaiknya digunakan

untuk mengatasai kekurangan nutrisi pada pakan dasar. Oleh karena konsentrasi

nutrisinya relatif tinggi, maka biaya penggunaan pakan konsentrat juga relatif lebih

tinggi dibandingkan dengan pakan dasar per unit pakan. Dengan demikian

penggunaan pakan konsentrat haruslah seefisien mungkin (Hartadi , dkk. 1980).

Efisiensi penggunaan pakan yang tinggi dapat dicapai dengan pengelolaan pakan

yang tepat, antara lain pengelolaan alokasi jumlah pakan optimal, formulasi

konsentrat yang efisien, pemilihan bahan baku yang seimbang secara nutrisi dan

layak secara ekonomis serta penentuan waktu dan frekuensi pemberian pakan yang

strategis. 

Kontribusi penggunaan pakan secara efisien sangat besar terhadap efisiensi ekonomi

usaha produksi secara keseluruhan. Oleh karena itu manajemen pemberian pakan

meliputi waktu pemberian, frekuensi pemberian dan tahap persiapan sebelum

pembersihan pakan harus dilakukan dengan baik.

1.2. Identifikasi Masalah.

1) Apa pengertian Pakan dan Pemberian Pakan ?

2) Apa saja jenis-jenis pakan pada ternak kambing ?

3) Bagaimana cara pemberian pakan paada ternak kambing ?

4) Apa saja permasalahan pakan dan pemberian pakan pada ternak kambing?

5) Bagaimana kebijakan mengenai pakan dan pemberian pakan pada ternak

kambing ?
5

1.3. Maksud dan Tujuan.

1) Untuk mengetahui pengertian Pakan dan Pemberian Pakan.

2) Untuk mengetahui jenis-jenis pakan pada ternak kambing.

3) Untuk mengetahui cara pemberian pakan paada ternak kambing.

4) Untuk mengetahui permasalahan pakan dan pemberian pakan pada ternak

kambing.

5) Untuk mengetahui kebijakan mengenai pakan dan pemberian pakan pada

ternak kambing.
6

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pakan adalah suatu bahan yang dikonsumsi ternak yang didalamnya

mengandung energi dan zat-zat gizi (atau keduanya). Pakan adalah bahan yang

dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara

atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan,

reproduksi dan produksi (Hartadi, dkk. 1986).

Menurut Setiawan dan Arsa (2005), secara umum pakan ternak kambing

sebenarnya hanya terdiri dari tiga jenis, yaitu pakan kasar, pakan penguat dan

pakan pengganti. Pakan kasar merupakan bahan pakan berkadar serat kasar

tinggi. Bahan ini berupa pakan hijauan yang terdiri dari rumput dan dedaunan.

Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia, begitupula bagi

kambing, sehingga dasar keberhasilan utama ternak ruminansia adalah

pemanfaatan sebanyak mungkin hijauan (80- 100%), yang terdiri dari rumput

lapangan, pastura, leguminosa, hijauan hasil ikutan atau limbah pertanian.

Ternak ruminansia dapat mengubah hijauan tersebut baik dengan maupun tanpa

pakan tambahan lainnya, menjadi produk yang mempunyai nilai gizi tinggi.

Pakan penguat merupakan bahan pakan berkadar serat rendah dan

mudah dicerna seperti konsentrat, ampas tahu dan bubur singkong. Sementara

pakan pengganti merupakan pakan hijauan yang sudah difermentasi. Kambing

sangat efisien dalam mengubah pakan berkualitas rendah menjadi protein yang

berkualitas tinggi (Blakely dan Bade , 1994)


7

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pemberian Pakan

Pemberian pakan merupakan proses atau kegiatan rutin dalam

pemberian kebutuhan ternak untuk menunjang kelangsungan hidup ternak yang

dilakukan dalam suatu usaha peternakan, oleh karena itu manajemen pemberian

pakan juga harus dipahami. Karena salah satu komponen biaya tersesar di

dalam produksi ternak ruminansia, termasuk kambing, sehingga cara pemberian

pakan harus diperhitungkan dengan baik, agar dapat memahami kebutuhan

untuk menjamin produktivitas ternak dan secara ekonomis dapat di pertanggung

jawabkan.

Dalam pemberian pakan yang baik, diperlukan manajemen pemberian

pakan yang terdiri dari feeding frekuensi, feeding time, feeding

schedule, feeding kind, feeding site dan feeding methodserta pencacatan data

pakan yang benar.

Pemberian pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak

sebagai berikut:

1. Kebutuhan hidup pokok, yaitu kebutuhan pakan yang mutlak dibutuhkan

dalm jumlah minimal. Pada hakekatnya kebutuhan hidup pokok adalah

kebutuhan sejumlah minimal nutrien untuk menjaga keseimbangan dan

mempertahankan kondisi tubuh ternak. Kebutuhan tersebut digunakan

untuk bernapas, bergerak, dan pencernaan makanan.
8

2. Kebutuhan untuk peertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan

ternak kambing untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan menambah

berat badan.

3. Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak

untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan.

3.2Jenis-jenis pakan pada kambing

1. Pakan Hijauan

Pakan hijauanterdiri dari dua jenis, yaitu pakan dari rumput-rumputan dan

pakan dari legume. Pakan rumput-rumputam, diantaranya rumput gajah, rumput

benggala,rumput raja, dan turi. Contoh pakan legume antara lain lamtoro,

kaliandra, kacang-kacangan, dan harendong. Namun, daun-daunan hijau lebih

disukai kambing dibadingkan rumput. Komposisi masing-masing pakan

tergantung pada kebutuhan ternak, yaitu antara kambing menyusui, pemacek dan

juga kambing dewasa.

Campuran daun-daunan dan rumput dengan perbandingan 1:1 akan saling

melengkapi dan menjamin ketersediaan gizi yang lebih baik. Di samping itu,

kambing tidak cepa bosan melahap pakan hijau yang tersedia. Hindari pemberian

hijauan yang masih muda.Jika terpaksa digunakan hendaknya dinagin-anginkan

terlebih dahulu selama 3-4 jam, untuk menghindari terjadinya bloat(kembung)

pada kambing.

2. Pakan limbah industri dan pertanian


9

Selain pakan hijauan, kambing juga menyukai pakan dari limbah industri dan

limbah pertanian. Limbah industri yang dapat dijadikan pakan antara lain ampas

tahu, ampas tempe, ampas singkong, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah,

dedak padi dan juga dedak jagung. Sementara contoh limbah pertanian antara lain

jerami padi, jerami jagung, daun singkong, daun nangka dan limbah kelapa.

3. Pakan tambahan

Pakan tambahan berguna untuk memenuhi kebutuuhan mineral dan

meningkatkan nafsu makan. Selai itu, pakan tambahan ini bermanfaat untuk

menutupi kekurangan zat gizi yang terdapat pada hijauan. Sumber pakan

tambahan berupa campuran mineral (mineral mix) dari garam dapur, kapur dan

premix.

Dalam kegiatan peternakan kebutuhan pakan bisa mencapai lebih dari 60 %

dari total biaya paroduksi. Bahan untuk membuat konsentrat relative lebih mahal

dibandingkan dengan harga hijauan. Untuk mengatasi mahalnya konsentrat maka

penggunaan bahan yang tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, berasal dari

lingkungan dimana peterna serta ada sepanjang tahun, Kemudian peternak diajari

cara membuat konsentrat sendiri dari bahan-bahan local yang ada di sekitarnya.

Sehingga dapat menekan harga konsentrat tersebut,

Menurut Ketut dan Budiarsana (2010), zat makanan yang paling

diperlukan oleh kambing / domba adalah protein dan energi. Zat makanan ini

dapat diperoleh dari makanannya. Oleh karena itu pembagian bahan pakan ternak

dibagi menjadi dua golongan, yaitu bahan pakan sumber energi dan bahan pakan

sumber protein.
10

Bahan pakan sumber energi dari

- Biji-bijian : sorgum, jagung

- Dedak : dedak padi, dedak jagung, dedak sorgum

- Umbi-umbian : umbi ketela rambat, ketela pohon, onggok

- Hijauan : rumput-rumputan

Bahan pakan sumber protein :

- Hijauan : gliricidia, turi, lamtoro, centrocema, kacang gude

- Sisa pertanian : daun kacang, daun singkong

- Biji-bijian : bungkil kedele, biji kapas, ampas tahu, ampas kecap

Pakan kambing terdiri dari pakan pokok (hijauan), pakan penguat (konsentrat)

dan pakan pelengkap.

Banyak ragam hijauan yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak

kambing / domba, yaitu :

a) jenis rumput-rumputan terdiri dari rumput lapangan dan rumput unggul :

rumput gajah, rumput setaria, rumput raja dll.

b) daun kacang-kacangan antara lain : daun lamtoro, daun turi, daun gliricidia,

daun kaliandra, daun albesia dsb

c) hasil sisa panen (limbah pertanian) seperti : daun ubi kayu/ ketela pohon, daun

ubi jalar, daun nangka, daun waru, daun pisang, jerami kacang tanah, jerami

kedele, jerami padi dsb

Pakan penguat terdiri dari bekatul, dedak, ketela pohon, bungkil kacang,

ampas tahu, ampas kecap dsb, bisa diberikan secara tunggal atau campuran dari

berbagai bahan tersebut yang sering disebut konsentrat baik yang dibuat oleh
11

peternak sendiri maupun konsentrat kambing yang telah kemersial dejual di toko

pakan ternak. Pakan pelengkap terdiri dari mineral, vitamin, Urea Molases

Block. (Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Dwiguna Dan Ayam

Sembawa, (2007).

3.3 Cara Pemberian Pakan pada Kambing

Cara memberi pakan domba ternak domba atau biri-biri jika ditinjau dari segi

gizi adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan,

reproduksi, dan kesehatan ternak. Pemberian pakan yang baik yaitu sesuai

dengan kebutuhan ngizi ternak dan jumlahnya disesuaikan dengan status

fisiologis ternaknya. Nutrisi atua gizi tersebut bisa dikelompokkan menjadi

energi, protein, mineral, vitamin, dan air.Sumber energi terbesar untuk ternak

domba adalah hijauan dan biji bijian serta hasil ikutannya. Sumber protein antara

lain sebagai berikut:

Protein Mineral

Pakan penguat : Garam

Tepung Ikan Mineral Mix

Bungkil Kedelai

Bungkil Kelapa
12

Bungkil Kacang Tanah

Leguminosa :

Daun Turi

Lamtoro

Kaliandra

Glyricidia

Vitamin yang diperlukan untuk ternakumumnya tersedia cukup dalam

campuran bahan pakan. Untuk kebutuhan air, agar setiap ternak bisa minum,

sebaiknya di dalam kandang disediakan air bersih sepanjang waktu.

Kambing adalah ternak yang membutuhkan bahan pakan berupa hijauan dalam

jumlah besar, yaitu sekitar 90%. Pakan penguata (konsentrat) hanya sebagai

pakan tambahan saja.


13

Pakan hijauan bisa disediakan dengan cara mencari di alam atau bisa pula

dibudidayakan. Penanaman bisa dilakukan di lahan yang tidak dimanfaatkan

untuk tanaman pertanian, seperti galengan atau pematang sawah pinggir jalan,

tanah desa, di lereng atau bahkan bisa ditanam sebagai pagar hidup, dan di area

tanam sebagai monokultur.

Berbagai macam jenis pakan hijauan yaitu rumput (rumput alam, rumput

gajah, setaria, rumput benggala, rumput raja, dan lain-lain). Selain itu hijauan

lain yaitu leguminosa (daun lamtoro, turi, glyricidia, kaliandra, dan lain-lain).

Hijauan yang berasal dari sisa hasil panen seperti daun ubi, daun nangka, jerami

kacang tanah, jerami kacang kedelai, jerami jagung, dan daun pisang juga bisa

dipakai sebagai pakan ternak. Pemberian pakan hijauan perlu

diperhatikanimbangan antara rumput dan daun leguminosa dikaitkan dengan

kondisi fisiologis ternak.

Konsentrat atau pakan penguat terdiri dari biji-bijian yang digiling halus,

seperti jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak, dan bekatul. Contoh

pencampuran hijauan pakan dan susunan konsentrat disajikan pada Tabel 2 & 3

dibawah ini.

Tabel 2. Contoh Campuran Hijauan Pakan Kambing Untuk Kondisi Pedesaan

Status Ternak Rumput (%) Hijauan Kacang-

kacangan

(%)

Sedang tumbuh 60 40

Betina dewasa 75 25
14

Betina bunting 60 40

Betina 50 50

menyusui

Pejantan 75 25

Pemacek

Sumber: Merkel dan Subandriyo, 1997

Tabel 3. Susunan Konsentrat Ternak Kambing Untuk Tujuan Komersial

Jenis Bahan (%)

I II III IV V

Jagung giling 42, 62, - 52, 40,

0 5 0 0

Bungkil kedelai 25, 15, - 12, 7,5

0 0 5

Dedak halus 30, 20, - 22, 50,

0 0 5 0

Tepung tulang 1,5 - 1,5 1,0

Garam 1,5 1,0 1,5 1,5 1,5

Ampas tahu kering - - 98, - -

Jumlah 200 300 350 200 250

pemberian/ekor/ha - - -

ri 250 400 250


15

Keterangan:

Rumput/hijauan diberikan secara bebas

I : Untuk kambing yang sedang bertumbuh

II & III : Untuk kambing penggemukan

IV : Untuk kambing benting/menyusui

V : Untuk pejantan pamacek/aduan

Sumber : Merkel dan Subandriyo, 1997

Cara memberi pakan kambinh bisa dilakukan dengan cara digembalakan dan

disediakan. Memberi pakan dengan cara digembalakan dilakukan dengan

melepas ternak untuk mencari pakan sendiri di padang penggembalaan selama 6-

8 jam sehari. Penggembalaan dilakukan setelah hijauan bebas dari embun dan

sore hari sekitar pukul 15.00. Pakan untuk ternak yang dipelihara terus menerus

dalam kandang diberikan dengan cara disediakan. Pakan yang diberikan terdiri

dari hijauan, pakan penguat, dan garam atau feed supplement. Jumlah pakan

hijauan yang diberikan pada domba dewasa rata-rata 10% dari berat badan atau

4,5-5kg/ekor/hari yang disajikan sedikit demi sedikit 2-3 kali sehari.

Bahan pakan berupa hijauan juga bisa diawetkan pada saat hijauan melimpah

seperti dibuat silase atau hay. Pengawetan hijauan adalah salah satu cara efisiensi

pakan yaitu penyimpanan pakan yang berlimpah di saat musim hujan untuk dapat

digunakan di musim kemarau pada saat produksi hijauan biasanya menurun.

3.4 Permasalahan pakan dan pemberian pakan pada kambing

Untuk pakan hijauan, persoalan umum masih terus terjadi, yaitu:


16

1) pakan hijauan yang melimpah pada musim hujan tidak dimanfaatkan untuk

memenuhi kekurangan/ kelangkaan pakan di musim kemarau;

2) ternak ruminansia masih terkonsentrasi di pulau Jawa. Di Magelang

populasi ternak ruminansia besar dan kecil terdapat sekitar 79,9%, untuk

ternak unggas terdapat sekitar3,0% dengan lahan hijauan yang relatif

terbatas  . Untuk kambing sekitar 50% dan domba sekitar 90% yang luas

lahannya kian sempit; dan

3) baru sebagian kecil peternak yang mengadopsi teknologi pakan

(penyimpanan,        pengolahan      ataupun pengawetan).

4) Untuk pakan konsentrat, industri pakan ruminansia belum berkembang

sebagaimana industri pakan unggas. Sebagian besar konsentrat untuk ternak

ruminansia merupakan produksi dari pabrik pakan skala menengah

(Koperasi) dan skala kecil (kelompok). Produksi pakan yang beredar dan

diperdagangkan masih belum sesuai dengan standard mutu (PTM/SNI) dan

belum terregistrasi di Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, belum ada

sertifikasi dan labelisasi.

Pengalaman dalam memfasilitasi kegiatan pabrik pakan skala kecil, pada

umumnya terbentur pada sulitnya mencari sumberdaya manusia yang

mempunyai kompetensi yang dibutuhkan. Seperti, manajemen pabrik pakan,

pengetahuan tentang cara pembuatan pakan yang baik dan yang mampu

menyusun formulasi pakan berbasis bahan pakan yang tersedia (lokal). Dilain
17

pihak, peternak belum banyak mengadopsi teknologi pakan dan menggunakan

hijauan pakan (rumput dan leguminosa) yang unggul/berkualitas.

3.5 Mengatasi Masalah Pakan Ternak

Mengatasi Masalah Pakan Ternak dapat dilakukan dengan menetapkan

strategi dan kebijakan yang mengarah pada  (1) penyediaan pakan (feed security)

dan (2) peningkatan mutu pakan (feed safety), yang berbasis sumberdaya lokal,

dengan tujuan akhir kemandirian pakan.

Strategi Pengembangan Pakan Mendukung PSDSK 2014, dilakukan di wilayah-

wilayah sentra ternak, dengan kegiatan-kegiatan:

1) Meningkatkan ketersediaan sumber benih/bibit hijauan pakan ternak (HPT).

Dengan meningkatkan ketersediaan benih/bibit HPT unggul dan berkualitas,

diharapkan secara mudah dapat diakses oleh peternak untuk menanam dan

mengembangkan pakan hijauan sendiri di lahan-lahan yang dimiliki.

2) Meningkatkan pemanfaatan lahan melalui kegiatan integrasi ternak dan

pemanfaatan lahan hutan. Perlunya ada lahan khusus untuk peternakan adalah

sangat mendesak saat ini. Namun hal ini tidak berarti budidaya ternak berhenti

karena tidak ada lahan khusus untuk peternakan tersebut. Yang perlu

dilakukan adalah bagaimana memanfaatan lahan-lahan yang ada saat ini, baik

lahan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan lain-lain

3) Melakukan akselerasi pengembangan pastura dan “cut and carry system”.

Pola budidaya ternak, sangat terkait dengan ketersediaan (daya dukung)


18

sumberdaya alam dan budaya suatu masyarakat. Oleh karena itu, budidaya

sapi secara intensif (dikandangkan) dimana cara pemberian pakannya secara

“cut and carry”; ataupun pola budidaya ekstensif (dilepas) di padang

penggembalaan ataupun pangonan, baik secara perorangan maupun kolektif,

harus didorong untuk dapat memperoleh pakan yang berkualitas dan mudah.

4) Memanfaatkan teknologi dengan basis bahan pakan lokal. Teknologi pada

dasarnya dibuat untuk mempermudah kehidupan kita. Sudah banyak teknologi

pakan yang “tepat guna” dihasilkan, tetapi belum diadopsi oleh peternak,

seperti teknologi pengolahan, pengawetan dan penyimpanan pakan.

3.6 Kebijakan Pakan dan Pemberian Pakan Kambing

Berdasarkan KepMenTan no. 418 tahun 2001 tentang pakan kambing :

1) Pakan ternak kambing /domba terdiri dari dasar yang terdiri dari hijauan

(rumput, legum/ kacang-kacangan dan hasil samping pertanian) serta pakan

konsentrat.

2) Pakan ternak kambing/domba yang digunakan harus terjamin jumlah dan

mutunya sesuai kebutuhan minimum.

3) Dalam pemberian pakan kambing/ domba yang perlu diperhatikan adalah

kebutuhan zat-zat makanan berupa protein, energi, mineral, serat kasar dan

vitamin.

4) Kebutuhan pakan kambing :

a. Kambing sedang tumbuh.


19

Rumput 60%, hijauan kacang-kacangan 40%, dan pemberian konsentrat

200-250 gram/ekor/hari;

b. Kambing betina dan jantan dewasa.

Rumput 75%, hijauan kacang-kacangan 25%, dan pemberian konsentrat

200-250 gram/ekor/hari;

c. Kambing betina bunting.

Rumput 60%, hijauan kacang-kacangan 40%, dan pemberian konsentrat

200-250 gram/ekor/hari;

d. Kambing induk menyusui.

Rumput 50%, hijauan kacang-kacangan 50%, dan pemberian konsentrat

200-250 gram/ekor/hari;

e. Kambing pejantan/pemacek.

Rumput 75%, hijauan kacang-kacangan 25%, dan pemberian konsentrat

200-250 gram/ekor/hari;
20

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Untuk mengatasi permasalahan pakan ternak yang ada dapat dilakukan

dengan menetapkan strategi dan kebijakan yang mengarah pada  (1)

penyediaan pakan (feed security) dan (2) peningkatan mutu pakan (feed

safety), yang berbasis sumberdaya lokal dengan strategi dan kebijakan yang

tepat. diperlukan investigasi lebih mendalam tentang kepastian potensi limbah

organik spesifik lokasi yang dapat digunakan untuk komponen pakan.

Formulasi pakan perlu dilakukan menggunakan kombinasi berbagai

komponen sehingga di samping pemenuhan bahan kering, kebutuhan protein

tercerna, energi metabolis, vitamin, dan mineral juga dapat terpenuhi.


21
22

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Dwiguna Dan Ayam Sembawa,

(2007). Sumatera Selatan .Teknologi Pengolahan Pakan Sapi. Direktorat

Jenderal Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian.

Blakely, J. Dan D. H. Blade. 1994. The Science of Animal Hubandry. Printice

Hall Inc. New Jersey.

Hartadi, H., Reksohadiprodjo, S. dan Tillman A.D. 1986. Tabel Komposisi Pakan

untuk Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 418/Kpts/OT.210/7/2001 tentang Budidaya

Ternak Kambing/ Domba yang Baik.

Ketut S dan Budiarsana, 2010. Panduan Lengkap Kambing dan Domba. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Redaksi AgroMedia, (2009). Petunjuk Praktis Menggemukan Domba, Kambing, dan

Sapi PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Setiawan, T. dan T. Arsa. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Sosroamidjojo, M. S. 1985. Ternak Potong dan Kerja. CV Yasaguna, Jakarta.


23

Anda mungkin juga menyukai