Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pengertian Litosfer Dan Contohnya

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Litosfer dan Contohnya

Litosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos yang berarti berbatu dan sphere yang berarti lapisan.
Secara etimologi pengertian litosfer dapat diartikan sebagai lapisan berbatu.

Litosfer merupakan lapisan bumi yang paling luar (Silahkan baca Struktur Lapisan Bumi dan

Penjelasannya), sehingga kadang- kadang juga


disebut sebagai lapisan kulit bumi. Sesuai dengan etimologi katanya, litosfer memang tersusun dari
material yang terdiri dari macam-macam mineral dan batuan. Dengan ketebalan sekitar 50 sampai 100
kilometer, litosfer merupakan lapisan bumi yang paling tipis. Posisi litosfer dalam penampang bumi bisa
dilihat pada gambar di samping.

Jadi menurut ilmu geografi, pengertian litosfer adalah lapisan bumi paling luar yang tersusun dari
beberapa jenis batuan dan mineral dengan ketebalan sekitar 50-100 kilometer.

Karena terletak di bagian paling luar bumi, struktur litosfer juga cenderung awet dari waktu ke waktu.
Tidak seperti astenosfer yang berubah mencair akibat proses geologi, litosfer tetap berwujud padat dalam
kurun geologis yang lama. Litosfer berubah makin elastis karena adanya redakan-redakan pada
bagiannya yang disebabkan oleh aktifitas vulkanik seperti erupsi magma. Sifatnya inilah yang
menyebabkan litosfer menjadi lapisan terkuat dari struktur bumi.

Berdasarkan paper yang ditulis oleh Barrel tahun 1914 dijelaskan bahwa Litosfer pada awalnya adalah
sebuah lempeng tektonik yang sangat luas. Namun karena adanya aktivitas konveksi pada astenosfer
yang berada persis di bawah litosfer, lempeng litosfer terpecah menjadi beberapa bagian. Saat itu, Barrel
tidak menyebut-nyebut kata-kata lempeng tektonik dalam papernya. Ia hanya menyebutkan litosfer
sebagai bagian paling kuat bumi yang berada diatas lapisan lemah yang disebut astenosfer. Tapi berkat
paper Barrel, ilmuwan berikutnya seperti Daly berhasil menyempurnakan konsep tentang lempeng
tektonik yang dataran bumi terbagi menjadi beberapa benua.

Lempeng tekntonik pada litosfer terdiri dari dua bagian. Yaitu lempeng samudra yang ada di dasar laut
dan lempeng benua yang terlihat di daratan. Lempeng samudra lebih luas tapi lempeng benua lebih
tebal.

Komponen Penyusun Litosfer


Seperti dijelaskan sebelumnya, litosfer tersusun dari beberapa jenis batuan dan mineral. Sebagian besar
komposisi litosfer tersusun dari bebatuan. Secara garis besar ada tiga jenis-jenis batuan penyusun
lapisan bumi – beku, sedimen, metamorf.

(Baca juga : Jenis Jenis Batuan dan Penjelasannya)

Batuan Beku (Igneus)


Batuan beku adalah batuan yang langsung terbentuk dari magma yang membeku, baik melalui proses
intrusi magmamaupun ekstrusi magma (Silahkan baca Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma). Batuan
beku mendominasi litosfer dengan persentase sekitar 80 %. Berdasarkan tempat terjadinya, batuan beku
terbagi menjadi beberapa jenis yang meliputi batuan beku dalam, batuan beku korok dan batuan beku
luar :

 Batuan Beku Dalam atau yang disebut juga dengan plutonik atau abisik adalah batuan beku yang
terbentuk di bawah permukaan litosfer. Batuan beku dalam memiliki morfologi yang mirip satu sama lain.
Contoh batuan abisik adalah batuan granit, diorit dan gabro.
 Batuan Beku Korok atau yang disebut juga batu gang/Hypabisal adalah batuan beku yang terbentuk di
lorong (gang) antara dapur magma dan litosfer. Umumnya terbentuk karena pergerakan intrusi magma.
Magma yang terjebak di lorong ini mengalami pembekuan lebih cepat. Sehingga kristal mineral yang
terbentuk tidak sama besar. Kristal mineral yang tidak sama besar ini yang menjadi ciri-ciri dari batuan
gang. Contoh batuan beku korok adalah porfir granit, profir diorit dan liparit.
 Batuan Beku Luar atau yang disebut juga batuan vulkanik adalah batuan beku yang terbentuk karena
pergerakan ektrusi magma. Sehingga proses pembekuannya terjadi diatas permukaan bumi. Contoh
batuan vulkanik adalah basalt, diorit, andesit dan obsidian.

Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan beku ataupun zat-zat lain yang mengalami
pelapukan dan kemudian terendap dan mengeras. Batuan sedimen biasanya berlapis-lapis secara
mendatar. Dalam batuan sedimen sering ditemukan asad-jasad mahluk hidup yang telah membatu, atau
disebut fosil.

Berdasarkan proses terbentuknya, batuan sedimen terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu Sedimen klastis,
kimiawi dan organik (Baca juga : Proses Terbentuknya Batuan Sedimen dan Jenisnya):

 Sedimen Klastis, adalah batuan sedimen yang terbentuk karena pelapukan atau erosi pada pecahan
batuan beku atau mineral lainnya. Pecahan-pecaghan batu itu mengendap di tempat tertentu dan
mengeras. Karena tidak terjadi perubahan kimiawi, biasanya batu sedimen klastis masih memiliki
karakteristik yang mirip dengan batuan asalnya. Baik dari segi warna maupun bentuknya. Contoh batuan
sedimen klastis adalah batu konglomerat, breksi, kapur, koral dan batu pasir.
 Batuan sedimen kimia atau khemis, adalah batuan sedimen yang terbentuk karena batuan beku atau
mineral lainnya mengendap melalui proses kimiawi. Pada jenis ini, sebagian molekul dari batu atau
mineral asal terpisah dari induknya. Lalu bergabung dengan molekul lainnya membentuk jenis batuan
endapan baru. Karena melibatkan reaksi kimia, maka batuan sedian khemis memiliki karakteristik yang
sangat berbeda dengan batuan asalnya. Contoh batuan sedimen kimia adalah stalaktit dan stalagmit
yang terbentuk dari pengendapan air di dinding-dinding gua. (Silahkan baca : 4 Perbedaan Stalaktit dan
Stalagmit)
 Batuan sedimen organis atau biogenic, merupakan batuan sedimen yang berasal pengendapan sisa-sisa
mahluk hidup di tempat tertentu. Misalnya batu karang, fosil dan batu bara.
Batuan Metamorf (Malihan)
Metamorf mengacu pada kata metamorfosis yang berarti perubahan bertahap. Disebut batuan metamorf
karena memang jenis batuan ini terbentuk dari batuan beku atau batuan sedimen yang mengalami
perubahan (metamorfosis) akibat perubahan suhu dan tekanan.

Sebagai turunan dari jenis batu lainnya, batuan malihan diklasifikasikan berdasarkan proses
terbentuknya (Silahkan Baca : Proses Terbentuknya Batuan Metamorf dan jenisnya). Ada tiga jenis
batuan malihan, yaitu :

 Batuan Malihan Kontak, adalah batuan metamorf yang terbentuk secara berurutan karena kenaikan suhu
yang disebabkan batuan berdekatan dengan magma aktif. Karena itu biasanya wilayah pembentukan
batuan malihan kontak tidak terlalu luas. Misalnya Batuan marmer di Tulung Agung dan batu bata di Bukit
BArisan.
 Batuan Malihan dinamo, adalah batuan metamorf yang terbentuk karena adanya tekanan yang tinggi
disertai panas dan tumbukan. Tekanan ini bisa berasal dari lapisan-lapisan lain yang berada di atas
batuan. Contohnya adalah batu sabak.
 Batuan Malihan Kontak Pneumatalitis (thermal-pneumatalitics), merupakan batuan malihan yang
terbentuk karena adanya zat-zat lain yang memasuki batuan selama terjadinya proses metamorfosis
(perubahan). Sebenarnya prosesnya sama saja dengan batuan malihan kontak atau batuan malihan
dinamo. Hanya saja saat proses itu ada zat-zat lain yang ikut masuk ke dalam batuan. Sehingga
menghasilkan batuan baru yang berbeda. Contoh kuarsa yang dimasuki gas Borium akan membentuk
batu Topaz.

Anda mungkin juga menyukai