Makalah BDS 1-C1 PDF
Makalah BDS 1-C1 PDF
Makalah BDS 1-C1 PDF
Kelompok Tutorial 4
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, tuhan semesta alam
yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Salawat dan
salam semoga senantiasa tercurah pada Nabi Besar Muhammad SAW, semoga
keselamatan dan berkah selalu terlimpah kepada keluarganya, para sahabatnya, dan
seluruh umatnya yang senantiasa taat kepada ajarannya sampai akhir zaman.
makalah sistem pencernaan sebagai kasus pertama kegiatan tutorial blok BMS 2. Salah
satu tujuan penyelesaian makalah ini yaitu untuk memenuhi persyaratan tugas sebagai
dapat terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada tutor kasus 3, Dr. Drg. Sri Tjahajawati,
M.Kes, AIFM. dan rekan-rekan kelompok tutorial 4. Semoga makalah ini dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 ................................................................................................................1
BAB 2 ................................................................................................................5
Faring 19
iii
2.3 Bibir ...................................................................................................24
iv
2.8.3 Mikroglosia....................................................................................66
BAB 3 ..............................................................................................................68
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 13 Perkembangan awal maksila, palatinum, dan bibir atas ...............32
DAFTAR TABEL
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Case 1
Anda adalah seorang mahasiswa kedokteran gigi yang sedang bekerja di rumah
sakit Hasan Sadikin, Bandung. Seorang ibu muda datang dengan wajah yang sangat
cemas membawa bayinya yang baru berusia tiga hari . Pada saat anamnesa ibu tersebut
mengatakan bahwa ia sangat cemas karena bayinya tidak dapat menghisap susu dari
puting susunya dan sering tersedak ketika menyusu, sehingga bayinya menjadi kurus.
• Ekstra Oral:
• Intra Oral:
Intruksi
ibu bayi tidak meminum obat-obatan baik kimia maupun tradisional dan merasa sehat,
dan tidak pernah berusaha untuk melakukan aborsi. Nenek (dari Ibu) bayi tersebut juga
Intruksi:
Usia : 3 hari
DON’T
I
-
KNOW
MORE
2. Radiografi
1. Anamnesa
INFO
2
TERMINO PROBLEM HIPOTE
MEKANISME
LOGI IDENTIFICATION SIS
menghisap susu ↓
ketika menyusu ↓
3
kurus ↓
Palatochizis
Mekanisme
Bayi lahir
Sering tersedak
Palatochizis
Learning Issues
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
c. Diferensiasi
d. Maturasi
e. Translokasi
a. Arkus faring
b. Celah faring
c. Membran faring
4
d. Kantung faring
Meliputi:
a. Sel
b. Saraf
c. Kartilago
d. Otot
e. Arteri/vena
a. Bibir
b. Palatum
c. Pipi
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Etiologi
d. Proses
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan secara Umum
perkembangan.
dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai
dengan lingkungannya.
6
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak
fungsi organ/individu. Kedua peristiwa ini terjadi secara sinkron pada tiap
individu.
1. Diferensiasi
terspesialisasi.
2. Translokasi
a. Translokasi Tunggal
yang patah pada satu tempat kemudian bagian yang patah tersebut
b. Translokasi Perpindahan
7
Trranslokasi perpindahan terjadi jika kromosom patah di
c. Translokasi Respirok
3. Maturasi
1. Faktor internal
internal meliputi :
a) Gen
8
memengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup. Contoh yang diturunkan
dari gen adalah bentuk tubuh manusia, tinggi tubuh manusia, warna
kulit manusia, bentuk hidung, wajah, alis, mata dan masih banyak lagi
kembangnya. Manusia yang memiliki gen yang baik, dia bisa tumbuh
terganggu.
b) Hormon
organ, atau sistem organ tertentu. Anak remaja merupakan anak yang
hormon akan lebih matang di fase ini. Anak remaja yang sudah
remaja :
9
• Pada wanita hormon yang matang akan menyebabkan wanita
tubuh semakin tinggi dan juga suara akan menjadi halus. Hormon
jenggot, mulai tumbuh bulu ketiak dan juga bulu kemaluan, dada
semakin bidang dan juga suara pria akan terasa lebih berat. Tidak
hanya pada wanita, hormon yang matang itu juga membuat pria
c) Ras
ras Asia akan memiliki postur tubuh yang lebih pendek dibandingkan
dengan ras Amerika. Warna rambut ras Asia cenderung hitam dan
gelap namun warna rambut untuk ras Amerika banyak yang memiliki
d) Umur
10
Yang menghentikan tumbuh dan kembang manusia adalah umur. Saat
dan kembang lagi. Tumbuh dan kembang manusia akan dimulai dari
e) Jenis Kelamin
heran jika anak wanita akan lebih cepat berbicara dan berjalan
lebih cepat.
2. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar tubuh makhluk hidup. Faktor eksternal
meliputi :
a) Gizi
11
Gizi juga bisa mempengaruhi tumbuh dan kembang manusia.
Gizi yang baik untuk manusia adalah makanan yang 4 sehat dan 5
diketahui :
kembangnya.
kaya akan serat. Vitamin inilah yang bisa membuat tubuh manusia
12
b) Penyakit
kebutuhan pangan dan gizi masih kurang. Hal ini dikarenakan kondisi
d) Pekerjaan
13
membuat tubuh menjadi bungkuk. Sehingga tubuh bungkuk itu
e) Sanitasi Lingkungan
lingkungan yang tercemar itu bisa masuk ke dalam tubuh anak dan
memengaruhi organ-organnya.
karena mirip dengan insang ikan (brankia). Arkus faring ini muncul
14
pada minggu keempat dan kelima pada embrio. Awalnya, arkus ini
faring terjadi di uterus yang merupakan hasil migrasi sel-sel neural crest
dari otak ke kepala dan leher dan akhirnya membentuk banyak struktur
bagian kepala dan leher. Arkus faring terdiri dari sepasang arkus, celah
arkus, kantung arkus, dan membrane arkus. Arkus faring terpisah pada
permukaan eksternal emrio dengan celah faring dan pada bagian dalam
15
dan berdiferensiasi menjadi mesenkim yang berkemampuan untuk
1. Arkus faring I
maleus.
2. Arkus faring II
16
stilohyoideum, kornu minus (ventral), korpus os. Hyoideu (atas), dan
lesser horn.
stapedial, arteri internal carotid, arteri external carotid, dan arteri hyoid.
corpus bagian bawah dari tulang hyoid dan greater horn. Selain itu,
dan m. constrictorfaring.
17
Vaskularisasi arkus IV kiri oleh aorta; kanan oleh subclavian
5. Arkus faring V
18
2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Celah Faring dan Membran
Faring
celah faring. Namun, hanya satu yang ikut berperan dalam pembentukan
gendang telinga.
bawah leher, dan celah kedua, ketiga, dan keempat terputus hubungannya
19
dengan bagian luar. Celah-celah ini membentuk sebuah rongga yang
dan keempat akan tertutupi oleh arkus faring kedua, sehingga akan
20
Gambar 6 Perkembangan celah dan kantong faring. arkus kedua tumbuh di atas arkus ketiga dan keempat,
menutup celah faring kedua, ketiga dan keempat. B. Sisa celah faring kedua, ketiga dan keempat membentuk
21
Sebagian kantong tetap ada dan ditemukan pada orang dewasa sebagai
fossa tonsilaris.
pubertas. Pada anak yang masih kecil, timus menempati ruang yang
yang lebih tua, timus sulit dikenali, karena mengalami atrofi dan
inferior.
22
d. Epitel regio dorsal kantong faring keempat membentuk kelenjar
23
2.3 Bibir
Bibir bagian luar dilapisi oleh kulit dan bibir bagian dalam dilapisi oleh
mukosa bibir. Diantara dua jaringan ini, terdapat zona vermilion atau biasa
disebut dengan red zone atau zona transisi dari bibir. Bibir memiliki otot lurik
yang merupakan bagian dari otot ekspresi wajah. Terdapat kelenjar ludah minor
Kulit bibir bagian luar memiliki fitur yang sama dengan kulit di bagian
tubuh lainnya. Di atas lapisan dermis terdapat epidermis yaitu epitel skuamosa
berlapis berkeratin. Batas antara epidermis dan dermis pada kulit bibir bagian
luar tidak terlihat terlalu jelas. Epidermis berlanjut kebawah di sekitar basis
rambut. Jaringan ikat pada kulit bibir bagian luar mengandung kelenjar
keringat, kelenjar minyak, dan folikel rambut. Drainase kelenjar minyak ini
kelenjar minyak dapat ditemukan terutama pada sudut mulut. Karena zona
translusen dan tipis. Letak pembuluh darah yang dekat dengan permukaan dan
diantara zona vermilion dan oral mukosa biasa disebut dengan zona intermediet
24
dengan parakeratinisasi. Pada bayi, zona ini menebal dan membentuk suckling
pad.
terutama terdiri dari mesenkim yang berasal dari krita neuralis dari lipatan
sumber utama dari komponen jaringan ikat seperti kartilago dan ligament di
regio facial dan oral dan terbentuk terutama oleh pasangan arkus faringeal
pertama.
1. Prominensia Frontonasalis
25
Gambar 8 Pandangan lateral mudigah di akhir minggu keempat, menunjukan letak arkus faring. B. Pandangan
frontal mudigah berusia 4,5 minggu. C. Fotograf elektron scanning mudigah manusia di tahap yang sama seperti
gambar B
bagian ventral otak depan. Selama minggu kelima, plakoda nasalis melakukan
adalah prominensia nasalis lateralis dan yang berada di batas dalam adalah
26
Gambar 9 Bagian frontal wajah. A. Mudigah berusia 5 minggu. B. Mudigah berusia 6 minggu. Prominensia
nasalis secara bertahap dipisahkan dari prominensia maksilaris oleh alur yang dalam.
Gambar 10 Mudigah berusia 7 minggu. Prominensia maksilaris telah menyatu dengan prominensia nasalis
mediana. B. Mudigah berusia 10 minggu. C. Foto mudigah manusia pada tahap yang sama seperti gambar A.
27
2.3.1 Stomatodeum
primitif berada di bagian kranial foregut, cikal bakal dari saluran pencernaan.
stomatodeum dari faring primitif internal ke cairan luar di kavitas amnion yang
oris yang akan dilapisi oleh epitel oral, sebagai turunan dari ectoderm hasil dari
28
embryonic folding. Epitel oral dan jaringan dibawahnya berkembang menjadi
Mandibula (lower jaw) dan bibir bawah terbentuk paling pertama dalam
dari pembentukan mesenkim dari krista neural yang bermigrasi ke regio facial,
ectoderm yang melapisi bagian luar dan endoderm melapisi bagian dalam
berkembang. Bagian tengah dari bony mandible adalah ridge yang kurang
dari fusi kedua prominensia mandibularis. Pada saat lahir, tidak terlihat dagu
dan mandibula terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh ridge yang
dengan sempurna dan membentuk bibir bawah pada stage 15 yaitu minggu ke
29
bibir bawah, dan mandibula beserta gigi dan jaringan disekitarnya. Mandibular
embrio pada awalnya belum berkembang, tetapi seiring berjalannya waktu saat
menyatunya sel mesenkim yang terletak dibawahnya. Oleh sebab itu, bibir atas
30
bagian yang lebih dalam. Struktur yang dibentuk oleh dua prominensia yang
3. Komponen palatum
31
Gambar 13 Perkembangan awal maksila, palatinum, dan bibir atas
bagian lateral akan selesai pada minggu ke-6, saat celah diantara prominensia
bibir atas dan sekitarnya terbentuk sempurna serta bibir atas hampir identic
dengan bibir orang dewasa. Prominensia maksilaris di kedua sisi nantinya akan
sudut mulut.
32
Bibir dan gusi mulai berkembang saat penebalan linear dari ectoderm,
frenulum bibir atas yang menghubungkan bibir ke gusi. Sedangkan, area kecil
33
2.4 Wajah
- Prominensia Frontonasalis
34
Prominensia maksilaris berasal dari derivat arkus faring ke-I, membatasi bagian
kaudal stomodeum dan juga berasal dari derivat arkus faring ke-I. (1)
a. Minggu ke-4
b. Minggu ke-5
membentuk lipatan yang terdiri dari prominensia nasalis medial (batas dalam)
dan prominensia nasalis lateral (batas luar). Karena tumbuhnya lipatan ini,
celah faring. Awalnya, bagian auricular berada di daerah leher, namun akan
35
c. Minggu ke-6
kea rah medial, sehingga menekan prominensia nasalis medial ke arah median
wajah. Sedangkan prominensia maxillaris dan nasalis lateral akan terpisah oleh
epitel padat yang terlepas dari jaringan ectoderm diatasnya. Korda epitel ini
lacrimalis.
prominensia maxilaris dan nasalis lateral akan menyatu membentuk pipi bagian
maksila.(2)
d. Minggu ke-7
nasalis medial, sehingga membentuk bibir atas dan juga filtrum. (1)
e. Minggu ke-14
36
Table 1 Struktur Pembentuk Wajah
Lateralis.
37
Gambar 16 Perkembangan wajah hingga minggu ke-5
38
2.5 Palatum
Palatum primer terbentuk pada minggu ke-5 masa embrio. Pada minggu
ini, plakoda nasalis yang ada pada kedua sisi prominensia frontalis mengalami
tumbuh ke arah medial di permukaan dan pada bagian yang lebih dalam,
Komponen labial yang kaan menjadi Filtrum bibir atas. (2). Komponen rahang
atas yang ditempati oleh empat gigi seri, (3) Komponen palatum yang akan
39
Gambar 16 Prominensia pada prominensia facialis
pertumbuhan palatum primer pada bagian yang lebih dalam. Palatum sekunder
terbentuk dari penyatuan dua bilah palatum atau prominensia palatinus atau
40
Pada minggu ke-6 ini, pertumbuhan dimulai dengan adanya
pertumbuhan kedua prominensia palatinus secara oblique pada sisi kanan kiri
dibawah lidah.
kedua prominensia palatinus yang tumbuh ke atas lidah pada bidang horizontal
menyatu ini, pada bagian anterior juga turut menyatu dengan palatum primer.
41
primer di bagian anterior membentuk foramen insisifum sebagai garis tengah
dari kedua penyatuan tersebut. Dengan bersatunya palatum primer dan palatum
2.6 Palatochizis
Chizis yang berarti celah. Itu berarti Palatochizis adalah celah pada langit-
langit atau yang biasa disebut cleft palate (celah pada palatum). Palatochizis
celah. Celah ini terjadi karena kegagalan tonjolan maksila bersatu dengan
tonjolan nasal medial saat masa embrio di minggu ke-5 sampai dengan
minggu ke-7.
Celah pada bibir, alveolus dan palatum lunak (molle) dan palatum keras
42
kongenital. Kelainan ini juga sebagai temuan yang dihubungkan pada > 300
sindroma yang diketahui. Semua anak yang lahir dengan celah bibir dan
dicari jika diduga terdapat sebuah sindroma. Distribusi tipikal dari tipe-tipe
celah adalah:
palatum saja muncul lebih sering pada wanita. Pada celah bibir unilateral,
diakibatkan karena kegagalan palatine shelf untuk berfusi satu sama lain.
43
epitel akan terpisah dan terbentuk celah. Bukti terbaru menyatakan bahwa
facial processus berisikan sel descendant yang bermigrasi dari neural crest.
Perubahan kuantitas dari sel-sel neural crest, tingkat migrasi atau arah
langitan, yaitu dengan mengurangi ukuran satu atau lebih prosessus atau
efeknya mungkin ringan. Namun jika faktor etiologi muncul pada tahap
a. Cleft Palate
rongga hidung. Celah dapat melibatkan sisi lain palatum. Celah ini
bibir. Celah palatum tidak terlihat sejelas celah bibir karena berada di
pada seorang anak, atau bisa saja berhubungan dengan celah bibir atau
44
Celah palatum adalah hasil dari kegagalan menyatunya dua
saja atau melibatkan kedua palatum durum dan palatum molle. Ketika
celah palatum menempel pada septum nasi dan vomer, celah disebut
inkomplit. Jika septum nasi dan vomer terpisah secara total dari prosesus
45
Gambar 25. Celah pada Palatum Molle
atau posisinya.
46
Kelainan berupa celah pada bibir, langit-langit maupun
ketika terjadi penyatuan sisi kiri dan kanan janin pada saat
b. Cleft Lips
kelainan pada bibir. Contoh kelainan pada bibir adalah celah bibir atau
47
Gambar 27. Unilateral Cleft Lips
48
Gambar 28. Bilateral Cleft Lips
protuberantia
49
Celah bibir median terjadi akibat penggabungan
2.6.3 Etiologi
Etiologi celah bibir dan celah palatum belum diketahui secara pasti. Namun
ada beberapa faktor yang diduga menjadi pencetus terjadinya celah bibir dan
celah palatum. Secara garis besar, faktor yang diduga menjadi penyebab
terjadinya celah bibir dan celah palatum dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Faktor Herediter
1) Genetik
Kemungkinan untuk memiliki anak dengan celah bibir dan celah
palatum akan bervariasi dari satu keluarga dengan yang lainnya
bergantung kepada beberapa faktor. Resiko dapat diperkirakan
dengan memperhatikan jumlah keluarga yang terkena dan seberapa
50
dekat hubungannya. Kemungkinan memiliki anak dengan celah
akan semakin besar bila kedua orang tua atau saudara kandung (first
degree relatives) ada yang pernah menderita celah bibir atau
palatum. Kemungkinan akan berkurang bila kakek, nenek, paman,
bibi, keponakan (second degree relatives) dan akan semakin kecil
bila ada yang pernah terkena adalah sepupu (third degree relatives).
2) Kelainan kromosom
Trisomi 18
Penderita dengan penataan kromosom ini memperlihatkan
ciri-ciri keterbelakangan jiwa, cacat jantung bawaan, sepasang
telinga yang letaknya rendah, dan fleksi jari-jari dan tangan,
mikrognasia, bibir sumbing, bagian belakang kepala menonjol,
kelainan ginjal, sindaktili (jarijari saling melekat) dan kelainan
susunan rangka.
Trisomi 13-15
Kelainan utama sindrom ini adalah keterbelakangan jiwa,
cacat jantung bawaan, ketulian, celah bibir dan langit-langit, serta
cacat pada mata.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mempunyai peranan pada periode tahap
perkembangan embriologi ketika bibir dan palatum akan berfusi. Faktor
pemicu yang dapat menyebabkan kelainan celah bibir dan palatum ini
diantaranya adalah: kekurangan nutrisi, radiasi pada wanita hamil, hipoksia,
kelebihan atau kekurangan riboflavin atau asam folat, ethanol, diabetes
mellitus, asap rokok, obat-obatan (asetosal atau aspirin, ibuprofen,
fenasetin, antidepresan, antihipertensi), infeksi (rubella, sifilis), serta
trauma pada trisemester pertama kehamilan.(Herdiana and Ismaniati, 2018)
51
Gambar 31. Mudigah berusia 5 minggu B Mudigah berusia 6 minggu
52
Celah pada palatum primer terjadi karena gagalnya mesoderm untuk
untuk berfusi satu sama lain. Pada embrio normal, epitel diantara median dan
fusi diantara keduanya. Jika penctrasi tidak terjadi, maka epitel akan terpisah
1) gigi;
2) rambut;
3) kuku; dan
4) kelenjar keringat.
Bentuk anhidrotik atau hipohidrotik dari ED adalah jenis yang paling
umum:
53
2) rambut tipis dan sedikit terpigmentasi;
3) hipoplastik atau aplastik dari kelenjar keringat, sehingga tidak bisa
berkeringat (hipohidrosis) dan regulasi suhu tubuh yang buruk; dan
4) kuku terbelah, berbentuk abnormal, dan berkeratin.
Perempuan carrier juga dapat terkena dampak dari XLHED ini, tetapi ciri
terpaut autosom resesif (ARHED) yang agak sulit dibedakan dengan XLHED,
namun, pada ARHED, perempuan dan laki-laki dengan kelainan ini, dapat
ectodysplasin (EDA).
54
2.7.2 Hemifacial Microsomia
pada 1 dari 5.600 kelahiran dan biasanya terjadi secara acak, meskipun ada
Ada juga beberapa jaringan lunak yang terkena dampak dari HFM:
HFM.
55
Gambar 33. Perempuan penderita Hemifacial Microsomia
adalah kelainan yang langka di mana terjadi kelainan pertumbuhan wajah yang
dibawa oleh autosom dominan dan terjadi pada 1 dari 50.000 kelahiran. Bagian
wajah yang terkena dampak dari kelainan ini adalah bagian yang berasal dari
arkus faringeal 1 dan 2, namun dapat bervariasi sesuai keparahan yang dialami.
56
3) malformasi telinga yang parah, pada telinga bagian luar maupun telinga
jaringan keras dan lunak pada dua puluh tahun pertama hidup. Hal ini
Penyebab utama dari TCS adalah produksi neural crest cells yang
mengisi arkus faringeal 1 dan 2 pada pertumbuhan awal dan merupakan sel
57
Gambar 34. Laki-laki penderita Treacher-Collins Syndrome
1) mandibular micronagthia;
2) glossoptosis (posisi lidah yang ke arah posterior); dan
3) isolated cleft palate.
Micrognathia adalah faktor etiologi yang utama, mandibula yang
terlalu kecil berdampak pada posisi lidah yang berada terlalu di belakang
atau di bawah ke faring, dan tertekan di antara dua bagian palatum, sehingga
menghambat penutupan dari palatum. Karena hal ini dan karena adanya
cleft palate yang lebar dan berbentuk huruf U, bisa berakibat kesulitan
58
bernapas ketika lahir dan mengancam hidup bayi, menghalangi inhalasi
2.7.5 Craniosynostosis
59
Craniosynostosis adalah golongan beberapa kelainan yang mempunyai
A. Isolated craniosynostosis
Kelainan ini terjadi pada 1 dari 2.000 kelahiran. Penyatuan sutura
yang umumnya terjadi adalah pada sutura sagital, namun dapat terjadi juga
pada corona, metopic, dan lambdoid. Kasus ini dapat terjadi secara acak
B. Apert syndrome
Apert syndrome mempunyai karakteristik yang sama dengan
tangan dan kaki serta keterbelakangan mental. Kelainan ini bisa terjadi
60
Gambar 36. Bayi penderita Craniosynostosis dengan CT scan
2.8.1 Ankyloglossia
Lidah adalah suatu organ yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel
skuamosa berlapis. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan,
pengecapan dan bicara. Banyak kondisi yang dijumpai pada lidah termasuk kedalam
istilah “anomali lidah”. Salah satu anomali lidah adalah ankyloglossia. Ankyloglossia
berasal dari bahasa Yunani yaitu angkylos “tidak lurus”, glossia “lidah”. Ankyloglossia
Partial ankyloglossia biasanya juga disebut dengan tongue tie dimana kondisi
ini disebabkan frenulum yang pendek pada lidah atau frenulum melekat sampai
keujung lidah. Ankyloglossia terjadi karena kegagalan dalam degenerasi sel yang
mengarah pada hubungan antara lidah dengan dasar mulut. Insidensi dari tongue tie
bervariasi dari 0,2- 5%. Ankyloglossia dapat mempengaruhi cara bicara (terutama sulit
61
untuk mengucapkan huruf t, d, l, th, dan s), mastikasi, menyusui untuk bayi, kebersihan
mandibular, kerusakan periodontal seperti resesi gingiva disekitar gigi insisivus sentral
rahang bawah atau diastema karena adanya tegangan akibat tarikan jaringan dibelakang
insisivus mandibula, fungsi lidah yang abnormal pada saat menelan, kesulitan saat
makan atau minum, kesulitan dalam memainkan instrumen tiup, kesulitan dalam
menjilat makanan seperti es krim, kesulitan menjulurkan lidah sehingga tidak dapat
Fungsi orofasial dapat diubah sesuai dengan tingkat perubahan dari frenulum
keterbatasan pada pergerakan lidah. Frenektomi adalah prosedur yang biasa dilakukan
berdasarkan jarak insersi frenum lingual ke ujung lidah. Jarak normal lidah bebas
sekitar 16mm, kelas I: Ankyloglossia ringan: 12 sampai 16mm, kelas II: Ankyloglossia
sedang: 8 sampai 11mm, kelas III: Ankilogosia parah: 3 sampai 7mm, kelas IV:
Ankilogosia lengkap: kurang dari 3mm. Gambaran klinis ankyloglossia dapat terlihat
62
Pembedahan dapat dilakukan sebagai terapi tongue tie adalah frenektomi.
dimana sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang secara bedah dengan
tujuan untuk mengembalikan keseimbangan kesehatan mulut dan retensi serta stabilitas
inflamasi gingiva dan poket, diastema sentral, resesi gingiva dan gangguan pada
pemeliharaan oral hygiene, mengganggu adaptasi dan stabilisasi dari gigi tiruan.
ankyloglossia bukan hal baru. Pada abad ke-18, beberapa reference oleh Marmett
merekomendasi memotong frenulum pada tongue tie bayi untuk membantu bayi dapat
dapat dilakukan pada klinik gigi. Bayi diijinkan untuk menyusui setelah prosedur dan
jarang terjadi komplikasi. Sedangkan pada orang dewasa jika tidak dilakukan dapat
63
Gambar 37. Lidah dengan Ankyloglossia
2.8.2 Makroglosia
A. Makroglosia sebenarnya
1) Kongenital, dengan adanya:
a. Malformasi pembuluh darah vena dan kapiler serta pembuluh limfe,
b. Pembesaran otot,
c. Kelainan sistemik,
d. Pembesaran-pembesaran seperti rabdomyoma.
2) Dapatan, dengan adanya:
a. Tumor,
b. Kelainan sistemik,
c. Perubahan lokal yang reaktif.
B. Makroglosia relatif
1) Kongenital: kelainan sistemik.
2) Dapatan: fungsional, menonjol, kelainan sistemik dengan simptom
hipotiroid dan myxedema.
Makroglosia kongenital merupakan kelainan lidah yang perlu penanganan
64
yang berlebihan dari otot lidah. Hal itu disebabkan oleh limphangioma, hemangioma,
Penyebab makroglosia tidak diketahui secara pasti, namun ada dugaan dari
• Kelainan pertumbuhan
• Inflamasi dan infeksi
• Gangguan metabolisme
• Neoplasma
Keluhan yang ditimbulkan makroglosia mencakup beberapa kondisi:
• Gangguan estetik
• Diastema di antara gigi
• Perkembangan rahang
• Maloklusi
• Gangguan bicara
• Gangguan pernapasan (2)
65
2.8.3 Mikroglosia
Mikroglosia adalah suatu anomali kongenital yang jarang terjadi berupa lidah
yang ukurannya lebih kecil dari ukuran lidah normal atau disebut lidah rudimenter.
ukuran lidah yang lebih kecil dari ukuran normal sehingga aktivitas lidah juga
berkurang.
2.8.4 Aglosia/Hipoglosia
66
tangan, kaki, dan jari tangan dan kaki dan diikuti dengan jaringan lidah yang terbentuk
hanya berupa suatu nodul yang sangat kecil yang berasal dari kopula. Anomali ini
yang berperan dalam melakukan kedua aktivitas tersebut tidak terbentuk, sehingga
67
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
jumlah, ukuran atau dimensi, bersifat irreversible dan dapat diukur. Sedangkan
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses
pematangan, bersifat revesible dan tidak dapat diukur. Secara umum terdapat dua
faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal seperti gen, hormone, umur, ras, dan jenis kelamin,
sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah gizi, penyakit, kondisi sosial
meliputi arkus faringeal, lengkung faringeal, dan celah faringeal. Pertumbuhan dan
perkembangan wajah merupakan derivate dari pasangan arcus faringeal pertama dan
Pada kasus pasien Peggy (Bayi, 3 hari), terjadi kelainan pada pertumbuhan dan
68
penyatuan lempeng palatum kanan dan kiri. Proses penyatuan terjadi pada masa embrio
minggu ke-7 sampai dengan minggu ke-10. Kegagalan ini dapat disebabkan faktor
3.2 SARAN
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
ke depannya penulis akan berusaha lebih fokus, terperinci, serta jelas dalam
menganalisis dan menjelaskan kasus seperti pada makalah ini dengan sumber-sumber
membangun akan sangat bermanfaat bagi kami agar dapat lebih baik dalam menyusun
69
DAFTAR PUSTAKA
2. Moore KL, Persaud TVN, Torchia MG. The developing human : clinically
http://www.clinicalkey.com/dura/browse/bookChapter/3-s2.0-C20090604190
http://public.eblib.com/choice/publicfullrecord.aspx?p=1723248
https://books.google.co.id/books?id=7IFgNQAACAAJ
5. Berkovitz BKB, Holland GR, Moxham BJ. Oral anatomy, embryology and
https://books.google.co.id/books?id=oBhqAAAAMAAJ
6. Moore KL, Persaud TVN, Torchia MG. Before we are born: essentials of
http://gen.lib.rus.ec/book/index.php?md5=D24284968A45843039282699E9E
70
AA7F7
edition.
10.14693/jdi.v14i2.820.
12. TW, S. (2013) ‘Embriologi Kedokteran Langman Edisi 7’, EGC:Jakarta. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
2018;4(1):67.
2008. 2008;
15. Pratiwi Y. Yustika Prastiwi : Beberapa Anomali Kongenital Pada Lidah, 2003.
Company
71
72