1 Pengertian Layanan Penguasaan Konten
1 Pengertian Layanan Penguasaan Konten
1 Pengertian Layanan Penguasaan Konten
Dalam ranah bimbingan dan konseling, layanan penguasaan konten merupakan layanan
bantuan kepada individu (baik sendiri-sendiri atau dalam kelompok) untuk menguasai
kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi
yang dipelajari tersebut merupakan satu unit konten yang didalamnya terkandung fakta dan data,
konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait
didalamnya. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya
serta mengatasi masalah-masalah yang dialami individu (Prayitno 2012: 89). Sukirman
sebagaimana dikutip oleh Suhesti (2012: 20) menyatakan bahwa: layanan penguasana konten
merupakan layanan bantuan kepada individu untuk menguasai kemampuan atau kompetensi
tertentu melalui kegiatan belajar. Sedangkan menurut Sukardi (2008: 46) layanan penguasaan
konten disebutkan sebagai berikut:
“Layanan penguasaan konten adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan
yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.” Salahudin (2010: 139) menyatakan bahwa: layanan
penguasaan konten yaitu layanan yang membantu siswa menguasai konten tertentu, terutama
kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Sedangkan Mugiarso (2006: 61) berpendapat bahwa: “Layanan penguasaan konten
merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di Sekolah yang
memungkinkan siswa dapat memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok degan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta
tuntutan kemampuan yang berguna bagi kehidupan dan perkembangan diri siswa.”
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan penguasaan konten
merupakan suatu layanan dalam bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu
maupun sekelompok guna mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, ketermpilan
dan materi belajar yang cocok sehingga individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya
serta mengatasi masalah-masalah yang dialami individu erat kaitannya dalam belajar.
2 Tujuan Layanan Penguasaan Konten
Pada setiap pelaksanaan kegiatan pemberian layanan, tujuan merupakan faktor penting
dalam mencapai visi dan misi yang diharapkan dari setiap pemberian layanan. Layanan
penguasaaan konten salah satunya. Tujuan dari layanan penguasaan konten ini adalah guna
memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik bagi siswa guna mengurangi
kesulitan belajar yang dimilikinya dengan mendapatka keterampilan baru dalam belajar,
memperkuat perilaku yang sudah ada, sehingga individu dapat melatih perilaku yang sudah ada
dengan perilaku baru yang baik di Sekolah maupun di Rumah. Adapun tujuantujuan lain dari
layanan penguasaan penguasaan konten menurut para ahli, sebagai berikut: Prayitno (2012: 90)
menyebutkan tujuan layanan penguasaan konten terdiri dari dua macam yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dari layanan penguasaan konten adalah bagi individu atau klien
untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-
cara atau kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhanya dan mengatasi masalahmasalahnya.
Dengan penguasaan konten yang dimaksud itu individu yang bersangkutan lebih mampu
menjalani kehidupannya secara efektif (effective daily living). Sedangkan tujuan khusus layanan
penguasaan konten dapat dilihat pertama dari kepentingan individu atau klien itu sendiri, dan yag
kedua dapat dilihat dari isi konten itu sendiri. Tujuan layanan penguasaan konten diperkuat oleh
pendapat Hallen (2005:79) yang menyatakan bahwa: layanan penguasaan konten dimaksudkan
untuk memungkinkan peserta dididk memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan
dirinya. Prayitno sebagaimana dikutip oleh Tohirin (2007: 159) menjelaskan tujuan layanan
penguasaan konten, yaitu agar siswa menguasai aspek-aspek konten (kemampuan atau
kompetensi) tertentu secara terintegrasi. Dengan penguasaan konten (kemampuan dan
kompetensi) siswa akan bergua untuk menambah wawasan, dan pemahaman, mengarahkan
penilaian sikap, menguasai cara-cara tertentu untuk memenuhi kebutuhannya dan menguasai
masalah-masalahnya. Mugiarso (2006: 61) menambahkan tujuan layanan penguasaan konten
adalah untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Berdasarkan beberapa tujuan dari layanan penguasaan konten tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari layanan penguasaan konten dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan,
memahamkan, dan membelajarkan individu terhadap suatu konten tertentu yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu guna memenuhi kebutuhan individu serta mengatasi masalah-
masalah yang dialami individu. Dalam hal ini, permasalahan yang dialami individu atau siswa
adalah kesulitan belajar siswa dalam mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat
penguasaan (level of mastery) minimal yang telah ditetapkan oleh guru.
Berdasarkan beberapa fungsi menurut para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi yang
akan digunakan adalah fungsi pemahaman dan fungsi pengembangan. Dari kedua fungsi tersebut
diharapkan individu dapat lebih memahami cara-cara kebiasaan belajar yang baik dan
mengembangkan cara tersebut dengan harapan individu dapat mengurangi kesulitan-kesulitan
dalam belajarnya.
4 Komponen Layanan Penguasaan Konten
Komponen layanan penguasaan konten adalah konselor atau guru pembimbing, peserta didik,
dan konten yang akan menjadi isi layanan. Menurut Prayitno (2012: 92-93) komponen layanan
penguasaan konten meliputi tiga hal sebagai berikut:
1) Konselor
Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling, penyelenggara layanan penguasaan konten
dengan menggunakan berbagai modus dan media layanan. Guru pembimbing menguasai konten
yang menjadi isi layanan penguasaan konten yang diselenggarakanya.
2) Individu
Konselor menyelenggarakan layanan penguasaan konten terhadap seorang atau sejumlah
individu yang memerlukan penguasaan atas konten yang menjadi isi layanan, individu adalah
subjek yang menerima layanan, sedangkan guru pembimbing adalah pelaksana layanan.
3) Konten
Konten merupakan isi layanan penguasaan konten, yaitu satu unit materi yang menjadi pokok isi
bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh guru pembimbing dan diikuti oleh peserta
didik. Prayitno (2012: 93) menambahkan bahwa:
“layanan penguasaan konten dapat diangkat dari bidang-bidang pelayanan konseling, yaitu
bidang-bidang: pengembangan kehidupan pribadi, pengembangan kemampuan hubungan sosial,
pengembangan kegiatan belajar, pengembangan perancanaan karier, pengembangan kehidupan
berkeluarga, pengembangan kehidupan beragama” Berkenaan dengan semua bidang pelayanan
yang dimaksudkan itu dapat diambil dan dikembangkan berbagai hal yang kemudian dikemas
menjadi topik atau pokok bahasan, bahan latihan, dan atau isi kegiatan yang diikuti oleh peserta
pelayanan. Dalam penelitian ini, konten dalam layanan penguasaan konten adalah dalam bentuk,
materi, maupun acuanya. Acuan yang dimaksud itu dapat terkait dengan tugas-tugas
perkembangan peserta didik, kegiatan belajar siswa, nilai, moral dan tata krama pergaulan,
peraturan dan disiplin sekolah, dan secara khusus permasalahan individu atau klien.
5 Isi Layanan Penguasaan Konten
Isi layanan penguasaan konten meliputi bidang pribadi, belajar, sosial, karier dan keluarga.
Pendapat tersebut tentu didukung oleh pendapat beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai
berikut: Tohirin (2007:160) layanan konten yang merupakan isi layanan dapat merupakan satu
unit materi yang menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh
pembimbing atau konselor dan diikuti oleh sejulah siswa. Isi layanan penguasaan konten dapat
mencakup: (1) pengembangan kehidupan pribadi, (2) pengembangan kemampuan hubungan
sosial, (3) pengembangan kegiatan belajar, (4) pengembangan dan perencanaan karir, (5)
pengembangan kehidupan berekeluarga, (6) pengembangan kehidupan beragama.
Sukardi (2008:62) menegaskan bahwa isi dari layanan pembelajaran di dalam layanan
penguasaan konten meliputi: (1) pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang
kemampuan, motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar, (2) pengembangan motivasi, sikap, dan
kebiasaan belajar, (3) pengembangan keterampilan belajar, (4) pengajaran perbaikan, (5)
program pengayaan.
Prayitno (2012: 94) menambahkan bahwa asas yang paling diutamakan dalam layanan ini adalah
asas kegiatan, dalam arti peserta layanan diharapkan benar-benar aktif mengikuti dan menjalani
semua kegiatan yang ada didalam proses layanan. Asas dalam layanan ini dilandasai oleh asas
kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan dengan ketiga asas tersebut proses layanan
akan berjalan lancar dengan keterlibatan penuh peserta layanan. Secara khusus layanan
penguasaan konten dapat diselenggarakan terhadap pesrta didik tertentu, layanan khusus ini
dapat disertai asas kerahasiaan, apabila peserta didik menghendakinya.
Dalam hal ini guru pembimbing harus memenuhi dan menepati asas tersebut. Dari berbagai
pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa isi dari layanan penguasaan konten adalah
berbagai materi tentang bidang bimbingan konseling yang meliputi bimbingan pribadi, sosial,
belajar, dan karir, untuk pemahaman dan pengembangan siswa atau peserta didik. Sementara
dalam penelitian ini, bidang garapan peneliti adalah bidang belajar.
6 Pendekatan dan Teknik Layanan Penguasaan Konten
Berikut akan dijelaskan mengenai pendekatan dan teknik layanan penguasaan konten. Adapun
pendekatan layanan penguasaan konten, meliputi: (1) high-touch, (2) high-tech. Sedangkan
teknik layanan penguasaan konten, meliputi: (1) penyajian, (2) tanya jawab dan diskusi, (3)
kegiatan lanjutan. Pendekatan dan teknik tersebut didukung pendapat para ahli, sebagai berikut:
6.1 Pendekatan Layanan Penguasaan Konten
Menurut Prayitno (2012: 96) konselor menegakkan dua nilai proses pembelajaran nilai proses
tersebut yaitu: (1) High-touch, yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-
aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan (terutama aspek-aspek afektif, semangat,
sikap, nilai, dan moral), malaui implementasi oleh guru pembimbing: kewibawaan, kasih sayang
dan kelembutan, keteladanan, pemberiaan penguatan, tindakan tegas yang mendidik; (2) High-
tech, yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas penguasaan konten, melalui
implementasi oleh guru pembimbing: materi pembelajaran, metode pembelajaran, alat bantu
pembelajaran, penilaiaan hasil pembelajaran.
Layanan penguasaan konten pada umumnya diselenggarakan secara langsung (bersifat direktif)
dan tatap muka, dengan format klasikal, kelompok, atau individual. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan layanan penguasaan konten dengan format klasikal.
6.2 Teknik Layanan Penguasaan Konten
Teknik layanan penguasaan konten terlebih dahulu harus diawali dengan pemahaman dan
penguasaan konten oleh guru pembimbing. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru yaitu pertama-
tama guru pembimbing menguasai konten dengan berbagai aspeknya yang akan menjadi isi
layanan. Makin kuat penguasaan konten ini akan semakin meningkatkan kewibawaan guru
pembimbing dimata peserta layanan.
Prayitno (2012: 97-98) setelah konten dikuasai, konselor membawa konten tersebut karena
layanan penguasaan konten berbagai teknik dapat digunakan yaitu:
1) Penyajian
Yaitu guru pembimbing menyajikan materi pokok konten setelah para peserta disiapkan
sebagaimana mestinya.
2) Tanya jawab dan diskusi
Yaitu guru pembimbing mendorong partisipasi aktif dan langsung para peserta, untuk
memantapkan wawasan dan pemahaman peserta, serta berbagai kaitan dalam segenap aspek-
aspek konten.
3) Kegiatan lanjutan
Yaitu sesuai dengan penekanan aspek tertentu dari konten dilakukan berbagai kegiatan
lanjutan.kegiatan ini dapt berupa: diskusi kelompok, penugasan dan latihan terbatas, survey
lapangan, percobaan (termasuk kegiatan laboratorium) dan latihan tindakan (dalam rangka
pengubahan tingkah laku).
Tohirin (2007: 160-161) layanan penguasaan konten umumnya diselenggarakan secara langsung
dan tatap muka melalui format klasikal, kelompok, atau individual. Pembimbing atau konselor
secara aktif menyajikan bahan, memberi contoh, merangsang (memotivasi), mendorong dan
menggerakkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif mengikuti materi dan kegiatan layanan.
Kualitas penguasaan konten hanya bisa diwujudkan melalui penyajian materi pembelajaran yang
berkualitas, penggunaan atau penetapan metode pembelajaran yang tepat, penggunaan alat bantu
yang berkualitas, penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif, dan penilaian hasil
pembelajaran yang tepat. Dengan demikian, peneliti menggunakan pendekatan dan teknik berupa
high-touch, high-tech, dan penyajian, tanya jawab dan diskusi, serta kegiatan lanjutan guna
mendukung layanan penguasaan konten yang akan diberikan pada siswa.
2.7 Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten
Pelaksanaan layanan penguasaan konten melalui beberapa tahap, meliputi perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Hal tersebut didukung oleh pendapat para
ahli, sebagai berikut: Tohirin (2007: 162-163) sebagaimana layanan yang lain, pelaksanaan
layanan penguasaan konten juga melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1) Perencanaan, mencakup (a) menetapkan siswa yang akan dilayani, (b) menetapkan dan
menyiapkan konten yang akan dipelajari, (c) menetapkan proses dan langkah-langkah layanan,
(d) menetapkan dan menyiapkan fasilitas layanan, (e) menyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan, mencakup (a) melaksanakan kegiatan layanan melalui pengorganisasian proses
pembelajaran peguasaan konten, (b) mengimplementasikan high touch dan high tech dalam
proses pembelajaran.
3) Evaluasi, mencakup (a) menetapkan materi evaluasi, (b)menetapka prosedur evaluasi, (c)
menyusun instrument evaluasi, (d) mengaplikasikan instrumen evaluasi, dan (e) mengolah hasil
aplikasi instrument.
4) Analisis hasil evaluasi, mencakup (a) menetapkan standar evaluasi, (b) melakukan analisis, (c)
menafsirkan hasil evaluasi.
5) Tindak lanjut, mencakup (a) menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, (b) mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut kepada siswa dan pihak-pihak lain yang terkait, dan (c) melaksanakan
rencana tindak lanjut.
6) Laporan, mencakup (a) menyusun laporan pelaksanaan layanan penguasaan konten, (b)
menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait, (c) mendokumentasikan laporan layanan
Adapun tahapan pelaksanaan layanan penguasaan konten dengan teknik self management yang
akan peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah
(1) Perencanaan, dimana dalam tahap ini peneliti menetapkan dan menyiapkan materi yang akan
dipelajari mengenai kesulitan belajar, menyiapkan proses dan langkahlangkah dalam
pemberian layanan, dan menyiapkan kelengkapan administrasi,
(2) melaksanakan kegiatan layanan melalui pengorganisasian proses pembelajaran layanan
penguasaan konten dimana teknik self management masuk kedalam tahap inti pemberian
layanan penguasaan konten,
(3) evaluasi,
(4) analisis hasil evaluasi.