Laporan Lengkap Praktikum Ekologi Hutan
Laporan Lengkap Praktikum Ekologi Hutan
Laporan Lengkap Praktikum Ekologi Hutan
PENDAHULUAN
Kawasan Tesso Nilo, memiliki peranan yang sangat penting dan strategis bagi
kehidupan manusia dalam lingkup lokal, regional, nasional, maupun global.
Kawasan tersebut menjadi daerah hulu untuk beberapa daerah aliran sungai
(DAS) seperti sungai Tesso dan sungai Nilo sehingga termasuk kawasan
konservasi yang secara teori tidak dapat diubah fungsinya menjadi bentuk
pemanfaatan lahan lainnya.
Kehadiran vegetasi pada suatu area akan memberikan dampak positif bagi
keseimbangan ekosistem. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu
ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen
dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air
tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area
memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya akan bervariasi tergantung pada
struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu.
1
diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami struktur dan komposisi
vegetasi yang ada di TNTN dengan menginventarisasi vegetasi yang berada
didalamnya. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya kegiatan praktikum
lapangan Survei dan Deskripsi Komunitas Pohon di kawasan Taman Nasional
Tesso Nilo (TNTN) untuk mengetahui berbagai tingkatan pertumbuhan di TNTN
dari mulai semai, pancang, tiang hingga pohon.
Tujuan dari praktikum yang di lakukan di Taman Nasional Tesso Nilo tentang
Surve dan Deskripsi Komunitas Pohon adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
cara mengukur atau menaksir potensi dari suatu tegakan hutan meliputi Kerapatan
Relatif, Frekuensi Relatif, Dominasi Relatif, dan Indeksi Nilai Peting dalam setiap
vegetasi.
Kegunaan yang diharapkan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
menambah wawasan sekaligus memahami tata cara pembuatan petak ukur,
penentuan arah jalur, penentuan jarak antar jalur dan pengukuran parameter pohon
dalam hal pengelolaan sumber daya hutan.
2
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Flora Sebuah studi yang komperatif yang dilakukan oleh Gillison (2001)
menunjukkan bahwa hutan dataran rendah Tesso Nilo, Riau memiliki
keanekaragaman spesies tumbuhan vaskular tertinggi di dunia sebanyak 218
spesies. Secara umum kondisi habitat di kawasan ini cukup baik dengan
penutupan vegetasi lebih dari 90 %, umumnya ditumbuhi jenis kempas
(Kompassia malaccensis), keranji (Dialium platysepalum), durian burung (Durio
lanceolatus), medang (Litsea resinosa), rengas (Gluta rengas), meranti (Shorea
sp.), bintangur (Calophyllum macrocarpum) dan beberapa jenis lainnya. penelitian
LIPI tahun 2003 pernah mencatat keanekaragaman jenis fauna dimana mereka
menjumpai 34 jenis mamalia, 18 jenis berstatus dilindungi undang-undang, 16
jenis rawan punah (IUCN 2009).
4
suatu areal dengan batas-batas jenis dan membandingkan dengan areal lain atau
areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda; (2) menduga tentang
keragaman jenis dalam suatu areal; dan (3) melakukan korelasi antara perbedaan
vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa faktor lingkungan
(Greig-Smith, 1983).
Kerapatan adalah perbandingan jumlah individu suatu jenis terhadap luas petak
contoh yang digunakan. Berdasarkan kerapatan suatu individu dapat ditentukan
pula Kerapatan Relatif masing-masing jenis individu, yaitu kerapatan individu
suatu jenis dibanding dengan kerapatan seluruh jenis yang ditemukan.
5
Frekuensi (F) dan Frekuensi Relatif (RF)
Frekuensi adalah jumlah petak yang berisi suatu spesies dibandingkan dengan
jumlah seluruh petak contoh. Berdasarkan frekuensi suatu individu dapat
ditentukan pula Frekuensi Relatif masing-masing jenis individu suatu jenis
dibanding dengan frekuensi seluruh jenis.
Luas penutupan atau dominansi (coverage) adalah proporsi antara luas tempat
yang ditutupi oleh spesies tumbuhan dengan luas total habitat. Luas penutupan
dapat dinyatakan dengan menggunakan luas penutupan tajuk atau luas bidang
dasar (basal area). Sedangkan luas penutupan atau dominansi relatif merupakan
perbandingan antara dominansi jenis yang lain.
Indeks nilai penting (INP) adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai
untuk menyatakan tingkat dominansi atau penguasaan spesies-spesies dalam suatu
komunitas tumbuhan (Gopal dan Bhardwaj (1979) dalam Indriyanto (2006).
Berdasarkan Soerianegara dan Indrawan (2005), jumlah nilai maksimal INP pada
tingkat pohon dewasa adalah 300% yaitu jumlah parameter KR, FR, dan DR.
Sedangkan jumlah nilai maksimal INP pada tingkat permudaan adalah 200% yaitu
jumlah parameter KR dan FR.
Persaingan
6
Persaingan terjadi akibat adanya kompetisi yang berlangsung di dalam suatu
masyarakat tumbuhan antar spesies pohon yang ada. Akibat kompetisi ini akan
muncul pohon yang mampu bersaing, memiliki pertumbuhan yang kuat dan
menjadi spesies yang dominan atau lebih berkuasa dari individu lain. Individu
pohon-pohon dominan yang terbentuk tersebut akan mencirikan masyarakat hutan
yang bersangkutan. Contoh spesies tersebut antara lain jenis Shorea spp. Yang
dominan di hutan- hutan pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera yang menyusun
stratum teratas (A) sehingga membentuk kelompok hutan Dipterocarpaceae.
Sifat toleransi spesies ini sangat dipengaruhi oleh intensitas matahari. Spesies-
spesies pohon yang intoleran mendapatkan kesempatan ruang tumbuh dengan
radiasi matahari penuh, sehingga proses pertumbuhannya akan lebih cepat dan
menjadi lebih tinggi.jenis individu intoleran tidak tahan berada dibawah naungan,
karena menyebabkan pertumbuhannya menjadi lambat bahkan dapat
mengakibatkan kematian. Pada individu pohon dengan sifat toleran akan bertahan
di bawah naungan jenis intoleran.
7
III. METODE
Waktu pelaksanaan praktikum ini pada hari Minggu, 13April 2019 pada pukul
08.00 sampai selesai. Berlokasi di Taman Nasional Tesso Nila, Kecamatan Ukui,
Kabupaten Pelalawan.
8
petak berbentuk bujur sangkar yang lebih kecil untuk tumbuhan yang lebih
kecil dan permudaan.
2. Setelah menentukan titik awal pengamatan untuk membuat jalur, kemudian
menarik tambang atau tali sepanjang 100 m untuk menentukan panjang jalur,
serta 20 meter untuk menentukan lebar jalur. Pemasangan patok untuk
pembuatan petak-petak pengamatan.
3. Membuat petak pertama berukuran 20 x 20 meter. Di dalam petak tersebut,
sub-sub petak berukuran 5 x 5 meter, serta petak 2 x 2 meter yang digunakan
untuk pengamatan anakan.
4. Pengukuran bisa dimulai dari petak 20 x 20 untuk pohon (diameter ≥ 20 cm), 5
x 5 untuk pancang (diameter <10 cm, tinggi > 1.5 m), epifit, liana, tumbuhan
bawah, serta 2 x 2 meter untuk semai (anakan pohon yang baru tumbuh hingga
anakan pohon yang mempunyai diameter <5 ).
1. Letakkan daun pada bidang datar dan terang misalnya pada lantai.
9
2. Letakkan penggaris metal di samping daun untuk menunjuk ukuran yang
sebenarnya.
3. Kemudian foto herbarium sebagai bukti.
1. Identifikasi daun dengan cara pertama lihat terlebih dahulu marfologi daun
tampak dari luar
2. Lihat daun kemudian identifikasi pertulangan daun, pinggir daun, ujung
daun,pangkal daun, tipe daun dan tektur daun.
Keterangan :
KR = Kerapatan Relatif
10
FR = Frekuensi Relatif
DR = Dominasi Relatif
11
12