4014 8413 1 SM
4014 8413 1 SM
4014 8413 1 SM
Machmudah
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Semarang
email : machmudah@unimus.ac.id
ABSTRAK
Penerapan model konsep Need for Help, sangat tepat dilaksanakan pada pengelolaan ibu hamil dengan
PEB dalam kondisi emergency, yang bertujuan untuk mengatasi masalah fisik dan psikologis agar ibu dan
keluarga dapat membangun koping yang adaptif terhadap perubahan yang terjadi. Setelah ibu dilakukan
terminasi kehamilan, maka perawat dihadapkan pada kondisi pasien postpartum beserta bayinya. Asuhan
keperawatan maternitas dalam menangani klien postpartum dapat dilakukan dengan mengaplikasikan
model konseptual self care menurut Orem. Perubahan yang terjadi selama periode postpartum
menyebabkan penurunan kemandirian klien untuk memenuhi kebutuhannya. Perawat berperan membantu
meningkatkan kemandirian klien untuk memenuhi kebutuhan self care nya melalu proses belajar atau
latihan dalam bentuk perawatan diri, menciptakan lingkungan yang memfasilitasi tercapainya
kemandirian sehingga peran perawat dari memberi bantuan penuh bergeser ke bantuan supportive
educative.
Kata kunci : kompetensi residensi keperawatan maternitas, pre eklampsia berat, need for help, self care
Penerapan Model Konsep Need For Help dan Self Care pada Asuhan Keperawatan Ibu 17
Pre Eklampsia Berat dengan Terminasi Kehamilan
Machmudah
kebutuhan dasar dalam melakukan Cimanggis Depok). Penekanan program
adaptasi fisik dan psikososial dengan pada penerapan hasil analisis konsep-
menggunakan pendekatan proses konsep dan teori keperawatan serta
keperawatan (Novita, 2011). kebijakan pemerintah yang
Perawat Spesialis Maternitas berhubungan dengan keperawatan
mempunyai peran yang sangat strategis maternitas pada berbagai tatanan
dalam membantu mengatasi berbagai pelayanan kesehatan.
permasalahan kesehatan reproduksi Perawat maternitas dapat
perempuan, hal tersebut tentunya dapat memberikan asuhan keperawatan yang
membantu program pemerintah dalam berkualitas dengan pendekatan model
upaya untuk menurunkan AKI. Secara konsep untuk membantu mengatasi
klinis Perawat Spesialis Maternitas berbagai resiko yang terjadi pada ibu
dapat berperan sebagai praktisi yang yang mengalami komplikasi dalam
profesional, sebagai edukator, peneliti, kehamilan maupun persalinannya. Salah
konsultan, advocate, dan agen satu contohnya adalah pemberian
pembaharu (Gorrie, 1998). asuhan keperawatan pada ibu dengan
Kompetensi perawat spesialis pre eklampsia berat.
maternitas antara lain (1). Memberikan Berdasarkan data yang diperoleh
asuhan keperawatan kepada sistem klien dari bagian rekam media IGD
(wanita dan pasangan usia subur yang Kebidanan RSUPN Cipto
berkaitan dengan sistem reproduksi Mangunkusumo Jakarta, didapatkan
tanpa adanya kehamilan, wanita hamil, data bahwa ibu yang datang dengan
melahirkan, nifas, ibu diantara dua kasus pre eklampsia dan pre eklampsia
persalinan dan bayi baru lahir sampai berat selama periode 2010 sebanyak
usia 40 hari) yang mengalami masalah 377 pasien dengan rata-rata tiap
maternitas yang kompleks. (2). bulannya adalah 31 pasien. Sedangkan
Mendidik dan membimbing praktisi jumlah pasien yang datang dengan
keperawatan, tenaga kesehatan dan eklampsia pada tahun 2010 adalah 58
klien yang ada dibawah tanggung pasien (IGD Kebidanan RSUPN Cipto
jawabnya. (3). Mengelola pelayanan mangunkusumo).
keperawatan serta mengelola riset Pre eklampsia berat merupakan
keperawatan pada area keperawatan penyakit pada wanita hamil yang secara
maternitas. langsung disebabkan oleh kehamilan.
Untuk dapat mencapai Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai
kompetensi tersebut, maka proteinuri dan edema akibat kehamilan
penyelenggaraan program spesialis setelah usia kehamilan 20 minggu atau
maternitas dilaksanakan selama dua segera setelah persalinan (Bobak, 2005).
semester setelah mahasiswa Ada beberapa faktor resiko yang
menyelesaikan program magister berperan terhadap terjadinya pre
keperawatan maternitas. Program eklampsia yaitu: kehamilan kembar,
spesialis maternitas ini diselenggarakan mola hidatidosa, gross edema, diabetes
baik di tatanan rumah sakit (RSUPN mellitus, penyakit ginjal, hipertensi
Cipto Mangunkusumo, RSP kronis, polihidramnion (Buckley&Kulb,
Persahabatan Jakarta, RS Marzoeki 2003). Faktoe resiko lain yang
Mahdi Bogor, RSUD Bekasi) maupun berkontribusi tidak langsung antara lain
ditatanan komunitas dengan bekerja faktor sosial ekonomi, defisiensi diet
sama dengan Puskesmas (Puskesmas (terutama protein), berat badan, usia
Pasar Minggu dan Puskesmas (lebih dari 35 tahun) dan etnis/ras
Penerapan Model Konsep Need For Help dan Self Care pada Asuhan Keperawatan Ibu 19
Pre Eklampsia Berat dengan Terminasi Kehamilan
Machmudah
berkepanjangan. Pendekatan bantuan penuh bergeser ke bantuan
Widenbach pada masalah psikologis supportive educative (Tomey, 2006).
lebih ditujukan untuk membantu ibu
dalam meningkatkan kopingnya saat METODE PENELITIAN
kondisi emergency yang membutuhkan
tindakan segera dan berlanjut pada Penelitian ini merupakan
kondisi pemulihan setelah operasi. penelitian dengan menggunakan
Berdasarkan hal tersebut diatas, pendekatan studi kasus. Populasi dalam
maka penerapan model konsep Need for penelitian ini adalah ibu hamil yang
Help dari Wiedenbach dapat menjadi dirawat di RS. Marzoeki Mahdi Bogor
pilihan untuk membantu ibu hamil dan RSUP. Ciptomangunkusumo
dengan PEB pada fase akut dan Jakarta dengan pre eklampsia berat.
emergency. Ibu memerlukan Besar sampel dalam penelitian ini
penanganan segera untuk mengatasi sejumlah 5 responden. Teknik
masalah fisik dan psikologis, kemudian pengambilan sampel yang digunakan
pada tahap selanjutnya perlu dilakukan adalah purposive sampling. Analisa
evaluasi terus menerus untuk melihat data yang digunakan adalah deskriptif
keefektifan penggunaan model konsep sedangkan alat pengumpul data yang
tersebut serta menilai keefektifan digunakan adalah pedoman wawancara.
bantuan keperawatan yang telah
diberikan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah fase kegawatan teratasi, 1. Karakteristik Responden
dimana ibu dengan pre eklampsia berat
dilakukan terminasi kehamilan baik Tabel 1. Karakteristik Responden
secara normal (persalinan pervaginam) Berdasarkan Usia
maupun persalinan dengan section
caesarea, maka perawat dihadapkan Tingkat Frekuensi Prosentase
pada kondisi pasien postpartum beserta Pendidikan (%)
dengan bayinya. Asuhan keperawatan 27 tahun 1 20 %
maternitas dalam menangani klien 29 tahun 1 20 %
postpartum dapat dilakukan dengan 34 tahun 1 20 %
mengaplikasikan model konseptual self 40 tahun 1 20 %
care menurut Orem. Konsep model self 42 tahun 1 20 %
care memandang bahwa setiap individu Jumlah 5 100 %
mempunyai kemampuan dan potensi
untuk merawat dirinya sendiri dan Berdasarkan pada tabel 1 di atas
mencapai kesejahteraan (Tomey, 2006). dapat diketahui bahwa ada dua
Perubahan yang terjadi selama periode responden yang berada pada usia kritis
postpartum menyebabkan penurunan untuk hamil (40%) yaitu pada usia
kemandirian klien untuk memenuhi diatas 35 tahun.
kebutuhannya. Perawat berperan
membantu meningkatkan kemandirian Tabel 2. Karakteristik Responden
klien untuk memenuhi kebutuhan self Berdasarkan Status Obstetri
care nya melalu proses belajar atau
latihan dalam bentuk perawatn diri, Jenis Frekuensi Prosentase
Pekerjaan (%)
menciptakan lingkungan yang
Primigravida 1 20 %
memfasilitasi tercapainya kemandirian Multigravida 4 80 %
sehingga peran perawat dari memberi Jumlah 5 100 %
Penerapan Model Konsep Need For Help dan Self Care pada Asuhan Keperawatan Ibu 23
Pre Eklampsia Berat dengan Terminasi Kehamilan
Machmudah
pemenuhan kebutuhan yang sifatnya pembuluh darah ke otak, maka
Supportive - Educative System, dimana penggunaan vacuum menjadi
klien mampu melakukan dan belajar pertimbangan untuk dilakukan.
untuk melakukan self care nya. Klien Persalinan dengan section caesarea
membutuhkan bantuan untuk membuat dilakukan bila tidak terjadi kemajuan
keputusan, mengendalikan perilakunya persalinan atau terjadi perburukan pre
dan mendapatkan pengetahuan dan eklampsia berat (terjadi gawat janin).
ketrampilan Model konsep Widenbach dengan
Therapy diet pada klien pre teorinya “Need for help” mampu
eklampsia juga menjadi perhatian memberikan kenyamanan dan
perawat, yaitu dengan berkolaborasi keamanan ibu hamil dengan
dengan ahli gizi untuk memberikan diet preeeklampsia berat , sehingga pasien
tinggi protein dan tinggi kalori. Natrium dengan segera mempunyai kemampuan
dipertahankan pada anjuran kecukupan untuk mencapai kondisi adaptif. Teori
diet normal yaitu 2,5 – 7 gram per hari. ini juga membantu ibu meningkatkan
Klien dianjurkan untuk tidak koping dalam mengatasi masalah
menambahkan garam ke dalam psikologis karena proses persalinan
makanannya dan menghindari makanan yang sulit (operasi) maupun resiko
dengan kadar natrium yang tinggi terhadap kehilangan bayi dan atau
(Reeder, et al, 2011). melahirkan bayi premature. Tiga tujuan
Peran serta keluarga (support yang dikemukakan Wiedenbach dalam
system) merupakan suatu hal yang membantu klien yaitu : (1) mengatasi
diperlukan untuk menurunkan tingkat kegawatan ibu, (2) menurunkan
kecemasan klien dengan pre eklampsia kecemasan akibat kehilangan, (3)
berat (Dick & Read dalam Bobak, membangun koping yang efektif
2006). Kenyataan di lapangan baik di menghadapi kegawatan dan kehilangan
RS Marzoeki Mahdi maupun RSUPN dengan melakukan kolaborasi,
Cipto Mangunkusumo, peran serta koordinasi, dengan tim kesehatan
keluarga dalam penanganan kondisi lainnya sehingga klien mendapatkan
akut klien belum dapat dilakukan secara tindakan yang tepat sesuai dengan
optimal. Hal ini mengingat RS belum prosedur penanganan dengan pre
mempunyai ruang bersalin yang cukup eklampsia berat.
menunjang privacy klien (ruang Setelah melewati fase akut, yaitu
bersalin digunakan untuk beberapa ketika klien sudah mencapai status
orang dan hanya ditutup tirai untuk hemodinamik yang stabil atau karena
menutup klien satu dengan yang analisa terhadap kondisi ibu dan janin
lainnya). sehingga dibuat keputusan untuk
Terminasi kehamilan dilakukan dilakukan terminasi, maka klien
dengan persiapan kelahiran secara memasuki fase pemeliharaan. Konsep
spontan bila kondisi tekanan darah ibu self care dipilih untuk dapat
stabil dan terjadi kemajuan persalinan memfasilitasi pemberian asuhan yang
dengan adanya pembukaan serviks dan komprehensif pada ibu postpartum.
penurunan kepala janin. Untuk Pada lima kasus yang dikelola, empat
mengurangi tenaga ibu pada saat klien dilakukan terminasi dengan
persalinan pervaginam dan menghindari section caesarea dan satu orang klien
tekanan yang berlebih pada saat dapat melahirkan secara normal.
melahirkan yang akan mempengaruhi Model konsep self care Orem
stabilitas pembuluh darah terutama memandang bahwa setiap individu
Penerapan Model Konsep Need For Help dan Self Care pada Asuhan Keperawatan Ibu 25
Pre Eklampsia Berat dengan Terminasi Kehamilan
Machmudah
Bayi dan Keluarga. Alih bahasa WHO. (2008). Detecting Pre Eclampsia
Yati Afiyanti dkk. EGC. Jakarta : a practical guide. (online).
Rozikhan. (2007). Faktor-faktor resiko http://whqlibdoc.who.int/hq/199
terjadinya pre eklampsia berat di 2/WHO_MCH_MSM_92.3.pdf.
RS Dr H. Soewondo Kendal. diakses tanggal 09 Mei 2011
Tesis. Universitas Diponegoro WHO. (2008). Maternal and
Roeshadi, Haryono. (2006). Upaya Reproductive Health.
menurunkan angka kesakitan http://www.who.int/gho/materna
dan angka kematian ibu pada l_health/en/. Diakses tanggal 16
penderita pre eklampsia dan Mei 2011
eklampsia. (online). http://mdgs- ….., Kesehatan Reproduksi.
devbps.go.id/publikasi/downloa http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles
d/buku1/download.php?file=14. /KESEHATANREPRODUKSI.
pdf. Diakses tanggal 9 Mei 2011 pdf. diakses tanggal 16 Mei
Sukowati., Umi., dkk. (2010). Model 2011
Konsep dan Teori Keperawatan.
Aplikasi pada kasus Obstetri Ucapan Terima Kasih :
Ginekologi. PT Refika Aditama.
Bandung 1. Ibu Dra. Setyowati, M.App. Sc., Ph.D.
WHO. (2008). Managing Eclampsia. 2. Ibu Imami Nur Rachmawati, SKp,
(online). M.Sc.
http://www.who.int/reproductive 3. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta.
health/publication/maternal_peri
4. RSU Dr. Marzuki Mahdi Bogor.
natal_health/5_9789241546669/
en/ diakses tanggal 09 Mei 2011