Metti 2012
Metti 2012
Metti 2012
Abstrak
Salah satu strategi untuk mengatasi kematian ibu adalah dengan kemitraan antara bidan dan dukun. Proses
kerjasama antara dukun paraji dan bidan dalam membantu melakukan pendampingan pada seorang ibu dimulai
saat seorang ibu tersebut hamil, dalam proses persalinan, serta merawat saat nifas sesuai dengan fungsi dan
keahliannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemitraan bidan dan dukun dengan persalinan
oleh tenaga kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang berasa di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung
Sari Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 627 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 95 responden.
Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa data univariat dengan rumus prosentase dan bivariat
dengan menggunakan chi square. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara Kemitraan Bidan dan
Dukun dengan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan p value 0,041. Disarankan kepada penolong persalinan
agar meningkatkan kemitraan dengan dukun dalam memberikan pelayanan kebidanan dengan cara mengadakan
pendekatan kepada dukun dan membagi tugas dalam pertolongan persalinan secara bersama. Selain itu juga
dukun dilibatkan dalam kegiatan kelas ibu dan Posyandu.
kesehatan maternal dirancang oleh WHO 37,92%,mkeluarga 4,07%, dan lainnya 0,51%
(World Health Organization) bulan September (Susenas, 2008).
2005, diukur dengan indikator AKI dan Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan
persentase persalinan yang dilakukan oleh Kabupaten Lampung Selatan, cakupan
penolong persalinan terlatih (skilled birth pertolongan persalinan oleh tenaga non
attendant). MDGs menargetkan penurunan kesehatan (dukun) tahun 2008 sebanyak 5.367
AKI dalam tiga kurter, antara 1990-2015. AKI dari 29.975 persalinan (17,9%), dan pada tahun
tahun 2000 menurun 50% dari tahun 1990 dan 2009 mengalami peningkatan menjadi 8.717
menurun 50% lagi pada tahun 2015. Indonesia dari 32.244 (27,07%). Akibat yang ditimbulkan
diharapkan dapat mencapai AKI 60 per dari persalinan oleh dukun adalah bisa terjadi
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 kerusakan organ, tidak sterilnya badan maupun
(WHO, 2007). lingkungan, serta akibat lain sering timbul
Pengalaman negara lain memperlihatkan komplikasi yang diakibatkan dari kesalahan
dengan jelas bahwa mortalitas maternal dan penanganan dalam persalinan. Kesalahan dalam
neonatal ternyata dapat dihindari (avidable). persalinan dapat menyebabkan persalinan
Paket penyelamat kematian ibu pada kesehatan kasep, kematian janin dalam rahim, pendarahan
maternal dan neonatal adalah kombinasi antara akibat persalinan salah, robekan jalan lahir
penolong persalinan terlatih, asuhan obstetrik maupun plasenta tidak keluar (Heri, 2008).
emergensi, dan sistem rujukan emergensi. Oleh karena itu muncul program
Luasnya cakupan asuhan antenatal merupakan kemitraan sejak tahun 2007. Kemitraan adalah
fokus upaya pemerintah di beberapa negara suatu bentuk kerjasama antara bidan dengan
sekitar satu dekade yang lalu, saat ini dukun dimana setiap kali ada pasien yang
tampaknya mulai bergeser ke arah asuhan hendak bersalin, dukun akan memanggil bidan.
obstetrik emergensi dan penolong persalinan Bidan sebagai penolong persalinan sedangkan
terlatih. Pada umumnya komplikasi obstetrik dukun membantu dalam perawatan bayi dan ibu
tidak dapat diprediksi dan semua wanita harus dalam masa nifas.
dianggap berisiko terhadap komplikasi obtetrik, Kasus kematian ibu pada tahun 2008
keadaan ini membutuhkan akses yang cepat ke sebanyak 24 kasus dari 29.975 kelahiran hidup
asuhan obstetrik emergensi (EPWG, 2007). (80,23/100.000 KH), dan pada tahun 2009
Salah satu strategi untuk mengatasi mengalami peningkatan menjadi 29 kasus dari
kematian ibu adalah dengan kemitraan antara 32.244 (102,38/100.000 KH). Kasus kematian
bidan dan dukun. Proses kerjasama antara bayi di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun
dukun paraji dan bidan dalam membantu 2008 sebesar 227 kasus, kemudian meningkat
melakukan pendampingan pada seorang ibu menjadi 248 kasus di tahun 2009. Pada tahun
dimulai saat seorang ibu tersebut hamil, dalam 2009 di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sari
proses persalinan, serta merawat saat nifas Kecamatan Tanjung Sari Lampung Selatan
sesuai dengan fungsi dan keahliannya diketahui bahwa cakupan persalinan oleh
(Sastrawinata, 2009). tenaga kesehatan sebesar 78,8% dari target
Persentase kelahiran oleh penolong 90% sedangkan sejak Januari sampai dengan
persalinan terlatih di Indonesia mengalami November 2010 pertolongan persalinan oleh
peningkatan dari tahun 1995-2005, dari 40% tenaga kesehatan sebesar 71,6% atau masih
pada tahun 1995 ke 36% pada tahun 2000 sebanding dengan tahun sebelumnya,
menjadi 68% di tahun 2005, tetapi masih relatif selebihnya pertolongan persalinannya
rendah apabila dibandingkan dengan beberapa dilakukan oleh dukun yaitu 18,4%. Program
negara Asia lainnya (UNFPA, 2006). kemitraan antara bidan dengan dukun di
Persentasi penolong persalinan oleh Puskesmas Tanjung Sari telah dilaksanakan
tenaga dukun masih cukup tinggi yaitu 43,05% sejak bulan Desember tahun 2008. Adapun
pada tahun 2007 dan 42,5% pada tahun 2008, Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
sehingga perlu pemantauan pengetahuan akan ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk
pentingnya kesehatan bagi dukun (Indikator K1 95%, K4 95%, persalinan oleh tenaga
Kesra Lampung, BPS 2008). Penolong kesehatan 90%, toleransi persalinan oleh dukun
persalinan terakhir di Lampung oleh dokter 10%, kunjungan neonatus I 90%, dan
sebanyak 8,61%, bidan 47,57%, tenaga kunjungan neonatus II 90% (Kepmenkes RI,
paramedis lainnya 1,33%, dukun 2009). Maslah dalam penelitian ini didapatkan
informasi bahwa cakupan pertolongan
Diana Metti dan Rosmadewi, Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukundengan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan
kategorik baik yaitu sebanyak 57 responden lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
(60,0%). (Manuaba, 2002).
Pengertian kemitraan menurut Robert Menurut hasil penelitian dari 97 negara
Davies, adalah suatu kerjasama formal antara bahwa ada korelasi yang signifikan antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau pertolongan persalinan dengan kematian ibu.
organisasi untuk mencapai suatu tujuan Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga
tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada kesehatan di suatu wilayah akan diikuti
kesepakatan tentang komitmen dan harapan penurunan kematian ibu di wilayah tersebut.
masing-masing tentang peninjauan kembali Namun sampai saat ini di wilayah Indonesia
terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah masih banyak pertolongan persalinan dilakukan
dibuat, dan saling berbagi, baik dalam resiko oleh dukun yang masih menggunakan cara-cara
maupun keuntungan yang diperoleh. tradisional sehingga banyak merugikan dan
(Notoatmodjo, 2003). membahayakan keselamatan ibu dan bayi baru
Kemitraan bidan dan dukun adalah lahir.
bentuk kerjasama bidan dengan dukun yang Pada saat persalinan, sudah semestinya
saling menguntungkan dengan prinsip peranbidan porsinya lebih besar dibandingkan
keterbukaan, kesetaraan dan kepercayaan dengan peran dukun. Selain menolong
dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan persalinan, bidan pun dapat memberikan
bayi. Kemitraan ini menempatkan bidan suntikan kepada pasien yang membutuhkannya
sebagai penolong persalinan dan sedang dukun tidak, atau bidan dapat dengan
mengalihfungsikan dukun dari penolong segera merujuk ke rumah sakit jika ada
persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu persalinan yang gawat atau sulit. Peran dukun
dan bayi pada masa nifas, yang berdasarkan hanya sebatas membantu bidan seperti
kesepakatan yang telah dibuat antara bidan mengelus-elus tubuh pasien, memberikan
dengan dukun, serta melibatkan seluruh minum bila pasien membutuhkan, merawat ibu
unsur/elemen masyarakat yang ada (Dinkes saat nifas dan memandikan bayi baru lahir dan
Provinsi Lampung, 2009). yang terutama adalah memberikan kekuatan
Kemitraan antara bidan dan dukun batin kepada pasien. Kehadiran dukun bayi
terjalin dengan baik di Wilayah Kerja sangatlah penting karena pasien beranggapan
Puskesmas Tanjung Sari dikarenakan program bahwa bila saat melahirkan situnggui oleh
kemitraan antara bidan dan dukun sudah mulai dukun, maka persalinan akan berjalan lancar.
dilaksanakan sehingga dukun sudah mulai Pertolongan persalinantenaga kesehatan
dilaksanakan sehingga dukun sudah yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga
mengetahui bahwa yang mempunyai kesehatan yang terlatih. Pertolongan persalinan
kewenangan dalam menolong persalinan adalah oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat
tenaga kesehatan (bidan). Peran dukun dalam penting dalam upaya penurunan angka
hal ini adalah membantu bidan dalam merawat kematian ibu. Walaupun sebagian besar
kehamilan, bayi dan pada masa nifas. perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih
dapat membantu mengenali kegawatan medis
Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dan membantu keluarga untuk mencari
perawatan darurat. Saat ini target untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
sebagian besar responden pertolongan adalah 90%. Pertolongan persalinan oleh tenaga
persalinannya oleh tenaga kesehatan yaitu 76 kesehatan merupakan salah satu pesan kunci
(80%). dalam rangka penurunan angka kesakitan dan
Persalinan adalah pengeluaran hasil kematian ibu.
konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup
bulan atau hidup diluar kandungan melalui Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukun
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Hasil penelitian ditemukan adanya
Persalinan adalah proses fisiologik dimana hubungan yang signifikan antara kemitraan
uterus mengeluarkan atau berupaya bidan dukun dengan persalinan oleh tenaga
mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup Sari Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten
diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
Diana Metti dan Rosmadewi, Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukundengan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan
Lampung Selatan tahun 2011 dengan nilai p menjadi kendala dalam membangun kemitraan.
value 0,041. Faktor mendasar dan langsung dalam
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori, melakukan kerja sama antara bidan di desa
dimana kemitraan bidan dan dukun adalah dengan dukun bayi, karena dukun bayi masih
suatu kerja sama antara bidan di desa dengan dibutuhkan tenaganya, pengaruh dan
suatu kerja sama antara bidan di desa dengan kewibawaannya sebagai tokoh masyarakat agar
dukun bayi dalam melaksanakan tugas-tugas dapat membantu bidan dalam hal memberi
persalinan. Dalam kerja sama ada kesepakatan informasi awal jika ada pasien yang akan
tentang komitmen dan harapan masing-masing, melahirkan, pasien yang beresiko atau pasien
dan saling berbagi baik dalam menghadapi yang memerlukan perawatan lanjutan sebagai
resiko maupun keuntungan yang diperoleh, upaya mencegah dan menurunkan angka
dengan prinsip persamaan (equity), kematian ibu dan bayi.
keterbukaan (transparansi) dan saling Persalinan yang dilakukan oleh Bidan di
menguntungkan (mutual benefit). desa dan dukun bayi pada umumnya ditemukan
Program kemitraan bidan dan dukun pada masyarakat transisional, yaitu sistem
menempatkan bidan sebagai penolong medis modern telah menyebar dan diterima
persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari sebagai suatu inovasi pelayanan berbasis
penolong persalinan menjadi mitra dalam masyarakat karena di daerah tersebut sudah ada
merawat ibu dan bayi pada masa nifas yang Posyandu atau terbentuknya Polindes. Bagi
berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat masyarakat yang masih fanatik dengan dukun,
antara bidan dengan dukun, serta melibatkan ibu yang akan melahirkan biasanya memanggil
seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.. dukun terlebih dahulu kemudian baru menyusul
kebijakan dalam program kemitraan ini adalah bidan. Persalinan ditolong oleh dukun bayi
pertama, setiap ibu bersalin dan bayi baru lahir yang didampingi oleh bidan, setelah itu bidan
memperoleh pelayanan dan pertolongan oleh yang memotong tali pusat dan melahirkan
tenaga kesehatan yang kompeten dalam plasenta, memberi obat dan suntikan kepada
pertolongan persalinan. Kedua, kemitraan bidan ibu bersalin serta pemberian vitamin dan tablet
dan dukun dilaksanakan untuk meningkatkan tambah darah (Fe). Selain itu juga kadang-
akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan kadang bidan memberikan kesempatan kepada
bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan. Ketiga, dukun bayi dalam rangka memahami serta
seluruh dukun yang ada dilibatkan dalam suatu menghargai adat dan tradisi yang berlaku pada
bentuk kerjasama yang menguntungkan antara keluarga yang melahirkan, sehingga
bidan dengan dukun dalam bentuk kemitraan. komunikasi dan kemitraan antara bidan dan
Hasil penelitian ini mendukung dukun bayi berjalan dengan lancar dan sinergis.
penelitian Salham, dkk (2011) di Sulawesi Dalam kemitraan antara bidan dan dukun
Tengah, yang menyatakan bahwa kemitraan diharapkan bidan mengambil alih peran dukun
bidan di desa dengan dukun bayi sudah sebagai penolong persalinan, dimulai
menunjukkan tanda-tanda yang pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pasca
menggembirakan, masih berjalan lancar,saling persalinan sampai pada tindakan perawatan.
mendukung tanpa menimbulkan image Upaya alih peran ini tidak semudah yang
persaingan, pasaran kerja dan mengurangi dibayangkan karena terkait dengan faktor-
status dukun bayi sebagai tokoh masyarakat. faktor sosial kultural masyarakat setempat.
Kemitraan yang sementara berjalan sekarang Dalam upaya mengambil alih peran
ini masih dalam batas bentuk pembinaan cara- pertolongan persalinan yang dilakukan oleh
cara persalinan yang hygienis. Antara bidan di dukun, yang harus dilakukan oleh bidan adalah
desa dan dukun bayi belum ada dalam bentuk komunikasiinteraksi berwawasan budaya,
kesepakatan uraian tugas dan fungsi masing- memahami bahasanya, memahami adat dan
masing serta belum mengarah kepada alih kebiasaan dalam persalinan dan melakukan
peran pertolongan persalinan secara optimal. kunjungan ke rumah dukun bayi secara intensif.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemitraan
antara bidan dan dukun mempunyai peluang KESIMPULAN
bagi bidan melakukan upaya-upaya kerja sama
secara sinergis dan saling menguntungkan agar 1. Gambaran persalinan oleh Tenaga
keduanya tidak terjadi konflik yang bisa Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Diana Metti dan Rosmadewi, Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukundengan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan