Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Metti 2012

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, Volume V No.

1 Edisi Juni 2012, ISSN: 19779-469X

HUBUNGAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN DENGAN


PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KECAMATAN TANJUNG SARI
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Diana Metti 1) Rosmadewi 2)

Abstrak

Salah satu strategi untuk mengatasi kematian ibu adalah dengan kemitraan antara bidan dan dukun. Proses
kerjasama antara dukun paraji dan bidan dalam membantu melakukan pendampingan pada seorang ibu dimulai
saat seorang ibu tersebut hamil, dalam proses persalinan, serta merawat saat nifas sesuai dengan fungsi dan
keahliannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemitraan bidan dan dukun dengan persalinan
oleh tenaga kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang berasa di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung
Sari Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 627 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 95 responden.
Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa data univariat dengan rumus prosentase dan bivariat
dengan menggunakan chi square. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara Kemitraan Bidan dan
Dukun dengan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan p value 0,041. Disarankan kepada penolong persalinan
agar meningkatkan kemitraan dengan dukun dalam memberikan pelayanan kebidanan dengan cara mengadakan
pendekatan kepada dukun dan membagi tugas dalam pertolongan persalinan secara bersama. Selain itu juga
dukun dilibatkan dalam kegiatan kelas ibu dan Posyandu.

Kata kunci: kemitraan, bidan, dukun, persalinan, nakes.


1) 2)
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

PENDAHULUAN persalinan, pada akhirnya menentukan baik


buruknya kondisi bayi yang dilahirkan (Depkes
Indonesia sebagai negara dengan angka RI, 2004).
kematian ibu (AKI) tertinggi di Asia Tenggara. UNIDEF (United Nations Children’s
AKI di Indonesia pada tahun 2005 masih Fund) menyebutkan AKB di Indoneisa
sangat tinggi yaitu sebesar 290,8 per 100.000 mengalami penurunan dari 60 per 1.000
kelahiran hidup, walaupun mengalami kelahiran hidup pada tahun 1990, menjadi 46
penurunan dari 307 per 100.000 kelahiran pada tahun 1995, dan 35 pada tahun 2000 dan
hidup pada tahun 2003 (Gatra, 2006). 2003. Angka ini sedikit berbeda dengan yang
Salah satu faktor yang sangat dikemukakan oleh SUSENAS (Survei Sosio
mempengaruhi terjadinya kematian ibu maupun Ekonomi Nasional) sebesar 56 pada tahun 1995
bayi adalah faktor pelayanan yang sangat dan 45 pada tahun 2002. AKB tidak mengalami
dipengaruhi oleh kemampuan dan ketrampilan penurunan pada periode 2000-2003
tenaga kesehatan sebagai penolong pertama memperlihatkan bahwa kondisi kesehatan bayi
pada persalinan tersebut, dimana sesuai dengan di Indonesia masih sangat memprihatinkan,
pesan pertama kunci MPS yaitu setiap beberapa pengamat menyatakan penurunan
persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga AKB terjadi karena turunnya jumlah kematian
kesehatan terlatih. Disamping itu masih bayi usia di atas satu bulan bukan karena
tingginya persalinan di rumah dan masalah penurunan jumlah kematian neonatal (Depkes
yang terkait budaya dan perilaku dan tanda- RI, 2004).
tanda sakit pada neonatal yang sulit dikenali, The Millenium Development Goals
juga merupakan penyebab kematian bayi baru (MDGs) adalah delapan goal (target) yang
lahir. harus dicapai pada tahun 2015 sebagai respons
AKI yang tinggi menggambarkan terhadap tantangan pembangunan utama dunia.
besarnya risiko yang dihadapi ibu hamil dan MDGs ini berawal dari deklarasi milenium yag
bersalin, juga mempunyai hubungan erat diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangani
dengan kualitas bayi yang dilahirkan, sehingga oleh 147 kepala negara pada saat United
AKI dan AKB (angka kematian bayi) saling Nations (UN) Millenium Summit bulan
berkaitan. Kondisi kesehatan ibu sangat September 2000 (WHO, 2005). Millenium
mempengaruhi proses kehamilan dan Development Goals (MDGs) dalam bidang
Diana Metti dan Rosmadewi, Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukundengan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan

kesehatan maternal dirancang oleh WHO 37,92%,mkeluarga 4,07%, dan lainnya 0,51%
(World Health Organization) bulan September (Susenas, 2008).
2005, diukur dengan indikator AKI dan Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan
persentase persalinan yang dilakukan oleh Kabupaten Lampung Selatan, cakupan
penolong persalinan terlatih (skilled birth pertolongan persalinan oleh tenaga non
attendant). MDGs menargetkan penurunan kesehatan (dukun) tahun 2008 sebanyak 5.367
AKI dalam tiga kurter, antara 1990-2015. AKI dari 29.975 persalinan (17,9%), dan pada tahun
tahun 2000 menurun 50% dari tahun 1990 dan 2009 mengalami peningkatan menjadi 8.717
menurun 50% lagi pada tahun 2015. Indonesia dari 32.244 (27,07%). Akibat yang ditimbulkan
diharapkan dapat mencapai AKI 60 per dari persalinan oleh dukun adalah bisa terjadi
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 kerusakan organ, tidak sterilnya badan maupun
(WHO, 2007). lingkungan, serta akibat lain sering timbul
Pengalaman negara lain memperlihatkan komplikasi yang diakibatkan dari kesalahan
dengan jelas bahwa mortalitas maternal dan penanganan dalam persalinan. Kesalahan dalam
neonatal ternyata dapat dihindari (avidable). persalinan dapat menyebabkan persalinan
Paket penyelamat kematian ibu pada kesehatan kasep, kematian janin dalam rahim, pendarahan
maternal dan neonatal adalah kombinasi antara akibat persalinan salah, robekan jalan lahir
penolong persalinan terlatih, asuhan obstetrik maupun plasenta tidak keluar (Heri, 2008).
emergensi, dan sistem rujukan emergensi. Oleh karena itu muncul program
Luasnya cakupan asuhan antenatal merupakan kemitraan sejak tahun 2007. Kemitraan adalah
fokus upaya pemerintah di beberapa negara suatu bentuk kerjasama antara bidan dengan
sekitar satu dekade yang lalu, saat ini dukun dimana setiap kali ada pasien yang
tampaknya mulai bergeser ke arah asuhan hendak bersalin, dukun akan memanggil bidan.
obstetrik emergensi dan penolong persalinan Bidan sebagai penolong persalinan sedangkan
terlatih. Pada umumnya komplikasi obstetrik dukun membantu dalam perawatan bayi dan ibu
tidak dapat diprediksi dan semua wanita harus dalam masa nifas.
dianggap berisiko terhadap komplikasi obtetrik, Kasus kematian ibu pada tahun 2008
keadaan ini membutuhkan akses yang cepat ke sebanyak 24 kasus dari 29.975 kelahiran hidup
asuhan obstetrik emergensi (EPWG, 2007). (80,23/100.000 KH), dan pada tahun 2009
Salah satu strategi untuk mengatasi mengalami peningkatan menjadi 29 kasus dari
kematian ibu adalah dengan kemitraan antara 32.244 (102,38/100.000 KH). Kasus kematian
bidan dan dukun. Proses kerjasama antara bayi di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun
dukun paraji dan bidan dalam membantu 2008 sebesar 227 kasus, kemudian meningkat
melakukan pendampingan pada seorang ibu menjadi 248 kasus di tahun 2009. Pada tahun
dimulai saat seorang ibu tersebut hamil, dalam 2009 di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sari
proses persalinan, serta merawat saat nifas Kecamatan Tanjung Sari Lampung Selatan
sesuai dengan fungsi dan keahliannya diketahui bahwa cakupan persalinan oleh
(Sastrawinata, 2009). tenaga kesehatan sebesar 78,8% dari target
Persentase kelahiran oleh penolong 90% sedangkan sejak Januari sampai dengan
persalinan terlatih di Indonesia mengalami November 2010 pertolongan persalinan oleh
peningkatan dari tahun 1995-2005, dari 40% tenaga kesehatan sebesar 71,6% atau masih
pada tahun 1995 ke 36% pada tahun 2000 sebanding dengan tahun sebelumnya,
menjadi 68% di tahun 2005, tetapi masih relatif selebihnya pertolongan persalinannya
rendah apabila dibandingkan dengan beberapa dilakukan oleh dukun yaitu 18,4%. Program
negara Asia lainnya (UNFPA, 2006). kemitraan antara bidan dengan dukun di
Persentasi penolong persalinan oleh Puskesmas Tanjung Sari telah dilaksanakan
tenaga dukun masih cukup tinggi yaitu 43,05% sejak bulan Desember tahun 2008. Adapun
pada tahun 2007 dan 42,5% pada tahun 2008, Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
sehingga perlu pemantauan pengetahuan akan ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk
pentingnya kesehatan bagi dukun (Indikator K1 95%, K4 95%, persalinan oleh tenaga
Kesra Lampung, BPS 2008). Penolong kesehatan 90%, toleransi persalinan oleh dukun
persalinan terakhir di Lampung oleh dokter 10%, kunjungan neonatus I 90%, dan
sebanyak 8,61%, bidan 47,57%, tenaga kunjungan neonatus II 90% (Kepmenkes RI,
paramedis lainnya 1,33%, dukun 2009). Maslah dalam penelitian ini didapatkan
informasi bahwa cakupan pertolongan
Diana Metti dan Rosmadewi, Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukundengan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan

persalinan oleh tenaga kesehatan masih Tabel di atas menggambarkan bahwa


dibawah target yaitu 71,6%, dimana target yang kemitraan antara bidan dengan dukun sebagian
ditetapkan untuk persalinan tenaga kesehatan besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 57
yaitu 90%. Adapun rumusan masalahnya adlah responden (60,0%). Berdasarkan pertolongan
“Apakah ada Hubungan Kemitraan Bidan dan persalinan sebagian besar pertolongan
Dukun dengan persalinan Oleh Tenaga persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sari ditolong oleh tenaga kesehatan
Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung (persalinan dengan nakes) yaitu sebanyak 76
Selatan Tahun 2011?” Tujuan penelitian responden (80,0%).
diketahui hubungan kemitraan bidan dukun
dengan persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Analisis Bivariat
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung
Sari Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011. Pada penelitian ini analisis bivariat yang
digunakan adalah uji chi square karena kedua
METODE variabel merupakan data kategorik dan
kategorik (Hastono, 2007).
Rancangan penelitian analitik korelasi
dengan pendekatan Cross sectional. Populasi Tabel 3
pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukun dengan
yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Persalinan Oleh
Selatan pada tahun 2011 sebanyak 627 orang. Tenaga Kesehatan Total P
Kemitraan
Sampel dalam penelitian berjumlah 95 orang. Ya Tidak Value
Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja n % N % N %
Puskesmas kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Tidak 26 68,4 12 31,6 38 100 0,041
Lampung Selatan. Penelitian ini dilaksanakan
Baik
pada bulan Oktober sampai dengan Nopember Baik 50 87,7 7 12,3 57 100
2011. Total 76 80,0 19 20,0 95 100
Alat pengumpulan data yang digunakan
peneliti adalah kuesioner. Analisa data yang Hasil analisis antara kemitraan bidan dan
duigunakan pada penelitian ini adalah univariat dukun dengan persalinan oleh tenaga kesehatan
dan bivariat dengan uji chi square dengan diperoleh bahwa 26 dari 38 (68,4%) responden
menggunakan program komputer. yang menyatakan kemitraan bidan dan dukun
tidak baik, pertolongan persalinannya oleh
HASIL tenaga kesehatan. Sedangkan responden yang
menyatakan kemitraan dukun dan bidan baik
Analisis Univariat diperoleh bahwa 50 dari 57 (87,7%) responden
Distribusi Responden berdasarkan pertolongan persalinannya oleh tenaga
kemitraan dan Persalinan oleh Tenaga kesehatan.
Kesehatan dapat dilihat pada tabel 1. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value
0,041 sehingga p value ≤ berarti
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan secara statistik ada hubungan antara kemitraan
Kemitraan dan Persalinan Oleh Tenaga bidan dan dukun dengan persalinan oleh tenaga
Kesehatan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Sari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten
Variabel Frekuensi Persentase
Lampung Selatan tahun 2011.
Kemitraan
Tidak Baik 38 40,0
PEMBAHASAN
Baik 57 60,09
Jumlah 95 100,0 Kemitraan Bidan dengan Dukun
Persalinan
Tidak 19 20,0 Hasil penelitian dapat diketahui bahwa
Ya 76 80,0 sebagian besar responden mengatakan
Jumlah 95 100,0 kemitraan antara bidan dengan dukun dalam
Diana Metti dan Rosmadewi, Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukundengan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan

kategorik baik yaitu sebanyak 57 responden lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
(60,0%). (Manuaba, 2002).
Pengertian kemitraan menurut Robert Menurut hasil penelitian dari 97 negara
Davies, adalah suatu kerjasama formal antara bahwa ada korelasi yang signifikan antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau pertolongan persalinan dengan kematian ibu.
organisasi untuk mencapai suatu tujuan Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga
tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada kesehatan di suatu wilayah akan diikuti
kesepakatan tentang komitmen dan harapan penurunan kematian ibu di wilayah tersebut.
masing-masing tentang peninjauan kembali Namun sampai saat ini di wilayah Indonesia
terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah masih banyak pertolongan persalinan dilakukan
dibuat, dan saling berbagi, baik dalam resiko oleh dukun yang masih menggunakan cara-cara
maupun keuntungan yang diperoleh. tradisional sehingga banyak merugikan dan
(Notoatmodjo, 2003). membahayakan keselamatan ibu dan bayi baru
Kemitraan bidan dan dukun adalah lahir.
bentuk kerjasama bidan dengan dukun yang Pada saat persalinan, sudah semestinya
saling menguntungkan dengan prinsip peranbidan porsinya lebih besar dibandingkan
keterbukaan, kesetaraan dan kepercayaan dengan peran dukun. Selain menolong
dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan persalinan, bidan pun dapat memberikan
bayi. Kemitraan ini menempatkan bidan suntikan kepada pasien yang membutuhkannya
sebagai penolong persalinan dan sedang dukun tidak, atau bidan dapat dengan
mengalihfungsikan dukun dari penolong segera merujuk ke rumah sakit jika ada
persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu persalinan yang gawat atau sulit. Peran dukun
dan bayi pada masa nifas, yang berdasarkan hanya sebatas membantu bidan seperti
kesepakatan yang telah dibuat antara bidan mengelus-elus tubuh pasien, memberikan
dengan dukun, serta melibatkan seluruh minum bila pasien membutuhkan, merawat ibu
unsur/elemen masyarakat yang ada (Dinkes saat nifas dan memandikan bayi baru lahir dan
Provinsi Lampung, 2009). yang terutama adalah memberikan kekuatan
Kemitraan antara bidan dan dukun batin kepada pasien. Kehadiran dukun bayi
terjalin dengan baik di Wilayah Kerja sangatlah penting karena pasien beranggapan
Puskesmas Tanjung Sari dikarenakan program bahwa bila saat melahirkan situnggui oleh
kemitraan antara bidan dan dukun sudah mulai dukun, maka persalinan akan berjalan lancar.
dilaksanakan sehingga dukun sudah mulai Pertolongan persalinantenaga kesehatan
dilaksanakan sehingga dukun sudah yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga
mengetahui bahwa yang mempunyai kesehatan yang terlatih. Pertolongan persalinan
kewenangan dalam menolong persalinan adalah oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat
tenaga kesehatan (bidan). Peran dukun dalam penting dalam upaya penurunan angka
hal ini adalah membantu bidan dalam merawat kematian ibu. Walaupun sebagian besar
kehamilan, bayi dan pada masa nifas. perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih
dapat membantu mengenali kegawatan medis
Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dan membantu keluarga untuk mencari
perawatan darurat. Saat ini target untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
sebagian besar responden pertolongan adalah 90%. Pertolongan persalinan oleh tenaga
persalinannya oleh tenaga kesehatan yaitu 76 kesehatan merupakan salah satu pesan kunci
(80%). dalam rangka penurunan angka kesakitan dan
Persalinan adalah pengeluaran hasil kematian ibu.
konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup
bulan atau hidup diluar kandungan melalui Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukun
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Hasil penelitian ditemukan adanya
Persalinan adalah proses fisiologik dimana hubungan yang signifikan antara kemitraan
uterus mengeluarkan atau berupaya bidan dukun dengan persalinan oleh tenaga
mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup Sari Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten
diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
Diana Metti dan Rosmadewi, Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukundengan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan

Lampung Selatan tahun 2011 dengan nilai p menjadi kendala dalam membangun kemitraan.
value 0,041. Faktor mendasar dan langsung dalam
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori, melakukan kerja sama antara bidan di desa
dimana kemitraan bidan dan dukun adalah dengan dukun bayi, karena dukun bayi masih
suatu kerja sama antara bidan di desa dengan dibutuhkan tenaganya, pengaruh dan
suatu kerja sama antara bidan di desa dengan kewibawaannya sebagai tokoh masyarakat agar
dukun bayi dalam melaksanakan tugas-tugas dapat membantu bidan dalam hal memberi
persalinan. Dalam kerja sama ada kesepakatan informasi awal jika ada pasien yang akan
tentang komitmen dan harapan masing-masing, melahirkan, pasien yang beresiko atau pasien
dan saling berbagi baik dalam menghadapi yang memerlukan perawatan lanjutan sebagai
resiko maupun keuntungan yang diperoleh, upaya mencegah dan menurunkan angka
dengan prinsip persamaan (equity), kematian ibu dan bayi.
keterbukaan (transparansi) dan saling Persalinan yang dilakukan oleh Bidan di
menguntungkan (mutual benefit). desa dan dukun bayi pada umumnya ditemukan
Program kemitraan bidan dan dukun pada masyarakat transisional, yaitu sistem
menempatkan bidan sebagai penolong medis modern telah menyebar dan diterima
persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari sebagai suatu inovasi pelayanan berbasis
penolong persalinan menjadi mitra dalam masyarakat karena di daerah tersebut sudah ada
merawat ibu dan bayi pada masa nifas yang Posyandu atau terbentuknya Polindes. Bagi
berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat masyarakat yang masih fanatik dengan dukun,
antara bidan dengan dukun, serta melibatkan ibu yang akan melahirkan biasanya memanggil
seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.. dukun terlebih dahulu kemudian baru menyusul
kebijakan dalam program kemitraan ini adalah bidan. Persalinan ditolong oleh dukun bayi
pertama, setiap ibu bersalin dan bayi baru lahir yang didampingi oleh bidan, setelah itu bidan
memperoleh pelayanan dan pertolongan oleh yang memotong tali pusat dan melahirkan
tenaga kesehatan yang kompeten dalam plasenta, memberi obat dan suntikan kepada
pertolongan persalinan. Kedua, kemitraan bidan ibu bersalin serta pemberian vitamin dan tablet
dan dukun dilaksanakan untuk meningkatkan tambah darah (Fe). Selain itu juga kadang-
akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan kadang bidan memberikan kesempatan kepada
bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan. Ketiga, dukun bayi dalam rangka memahami serta
seluruh dukun yang ada dilibatkan dalam suatu menghargai adat dan tradisi yang berlaku pada
bentuk kerjasama yang menguntungkan antara keluarga yang melahirkan, sehingga
bidan dengan dukun dalam bentuk kemitraan. komunikasi dan kemitraan antara bidan dan
Hasil penelitian ini mendukung dukun bayi berjalan dengan lancar dan sinergis.
penelitian Salham, dkk (2011) di Sulawesi Dalam kemitraan antara bidan dan dukun
Tengah, yang menyatakan bahwa kemitraan diharapkan bidan mengambil alih peran dukun
bidan di desa dengan dukun bayi sudah sebagai penolong persalinan, dimulai
menunjukkan tanda-tanda yang pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pasca
menggembirakan, masih berjalan lancar,saling persalinan sampai pada tindakan perawatan.
mendukung tanpa menimbulkan image Upaya alih peran ini tidak semudah yang
persaingan, pasaran kerja dan mengurangi dibayangkan karena terkait dengan faktor-
status dukun bayi sebagai tokoh masyarakat. faktor sosial kultural masyarakat setempat.
Kemitraan yang sementara berjalan sekarang Dalam upaya mengambil alih peran
ini masih dalam batas bentuk pembinaan cara- pertolongan persalinan yang dilakukan oleh
cara persalinan yang hygienis. Antara bidan di dukun, yang harus dilakukan oleh bidan adalah
desa dan dukun bayi belum ada dalam bentuk komunikasiinteraksi berwawasan budaya,
kesepakatan uraian tugas dan fungsi masing- memahami bahasanya, memahami adat dan
masing serta belum mengarah kepada alih kebiasaan dalam persalinan dan melakukan
peran pertolongan persalinan secara optimal. kunjungan ke rumah dukun bayi secara intensif.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemitraan
antara bidan dan dukun mempunyai peluang KESIMPULAN
bagi bidan melakukan upaya-upaya kerja sama
secara sinergis dan saling menguntungkan agar 1. Gambaran persalinan oleh Tenaga
keduanya tidak terjadi konflik yang bisa Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Diana Metti dan Rosmadewi, Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukundengan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan

Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten sebagai penolong persalinan dan peran


Lampung Selatan Tahun 2011 yaitu 76 Dukun membantu Bidan sebelum dan
responden (80%). sesudah pertolongan persalinan.
2. Gambaran kemitraan antara Bidan dan 2. Bagi Institusi Pendidikan
Dukun di wilayah kerja Puskesmas Hasil penelitian dapat dijadikan bahan
Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten untuk menambah kepustakaan dan
Lampung Selatan Tahun 2011 dalam referensi untuk peneliti selanjutnya
kategorik baik yaitu (60%). terutama yang berkaitan dengan kemitraan
3. Ada hubungan yang signifikan antara bidan dan dukun.
Kemitraan Bidan dan Dukun dengan 3. Bagi Keluarga dan Masyarakat
persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Perlunya melakukan persalinan dengan
p value 0,041. tenaga kesehatan sehingga apabila
ditemukan penyulit persalinan dapat
SARAN terdeteksi secara dini sehingga penanganan
segera dapat dilakukan untuk mencegah
1. Bagi Puskesmas Tanjung Sari angka kesakitan dan kematian ibu.
Diharapkan agar meningkatkan kemitraan 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
antara bidan dan dukun dengan cara Hasil penelitian ini dapat digunakan
mengadakan pendekatan kepada dukun sebagai acuan apabila akan melakukan
dan membagi tugas dalam rangka penelitian lebih lanjut tentang kemitraan
pertolongan persalinan secara bersama antara bidan dan dukun.
antara Bidan dan Dukun. Peran Bidan

DAFTAR PUSTAKA Riskesdas, (2007), Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2007. Badan Penelitian
Depkes RI, (2014). Sistem Kesehatan Nasional dan Pengembangan Kesehatan Depkes,
2004, Jakarta Desember 2008
Depkes RI, (2009). Menuju Persalinan yang Sastrawinata, Sulaiman, 1983. Obstetri
Aman dan Selamat agar Ibu Sehat Bayi Fisiologi. Bagian Obstetri dan
Sehat Ginekologi FK Unpad: Bandung
EPWG, (2007), Optimalisasi Persalinan Non- Susenas, (2008), Survei Sosial Ekonomi
institusional Untuk Menurunkan Angka Nasional (Susenas) 2008
Kematian Ibu Era Millenium UNDP. Usaha Pencapaian MDGs di Indonesia
Development Goals. UNFPA, (2006), Optimalisasi Persalinan Non-
http://www.scribd.com/ institusional untuk Menurunkan Angka
Gatra, (2006), Optimalisasi Persalinan Non Kematian Ibu Era Millenium
Institusional www.scribd.com/ Development Goals.
Heri. (2008). Faktor-faktor yang http://www.scribd.com/
Mempengaruhi Rendahnya Cakupan WHO, 2005, Making Pregnancy Safer.
Kunjungan Ulang Pemeriksaan http://www.who.int/making_pregnancy
Kehamilan K4 di Puskesmas Sei WHO, 2007, Maternal mortality in 2005.
Nyamuk Surabaya Tahun 2008. (http://www.who.int/reproductive-
http://Fkm.Unair.a.idgdl health/)
Manuaba, I.B.D, (2002). Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan KB. EGC.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai