No 6 Ufarah
No 6 Ufarah
No 6 Ufarah
Terminologi Keterangan
b. Jenis ITP
c. Patofisiologi ITP
Pasien ITP mempunyai gambaran klinis yang khas, yaitu terjadi pada anak
usia 4-6 tahun yang tampak “sehat” dengan gambaran perdarahan kulit seperti
hematom dan petekiae. Sebanyak 75% pasien datang dengan jumlah
trombosit <20.000/ uL. Sebagian besar kasus (hampir 2/3 kasus)
mempunyai riwayat penyakit infeksi yang terjadi hingga 4 minggu
sebelumnya. Pemeriksaan fisis juga hanya mendapatkan perdarahan kulit
akibat trombositopenia. Gambaran darah tepi menunjukkan jumlah trombosit
rendah tanpa sel blast.
Frekuensi komplikasi ITP anak hanya 0,2% atau 1 per 500 kasus. Komplikasi
perdarahan intrakranial terjadi pada jumlah trombosit <10.000/uL. Komplikasi
perdarahan berat hanya terjadi pada 3% kasus ITP dengan jumlah trombosit
<20.000/ uL berupa epistaksis, melena, menorrhagia dan/atau perdarahan
intrakranial yang membutuhkan perawatan dan/atau transfusi darah. Bahkan,
penelitian lain menemukan bahwa hanya 3 dari 505 kasus (0,6%) yang
mengalami perdarahan hebat.
1. Onset pelan dengan perdarahan melalui kulit atau mukosa berupa: petechie,
ecchymosis, easy bruising, menorrhagia, epistaksis atau perdarahan gusi.
2. Perdarahan SSP jarang terjadi tetapi jika terjadi bersifat fatal.
3. Splenomegali dijumpai pada <10% kasus.
Dapat timbul mendadak, terutama pada anak, tetapi dapat pula hanya berupa
kebiruan atau epistaksis selama jangka waktu yang berbeda – beda. Tidak jarang
terjadi gejala timbul setelah suatu peradangan atau infeksi saluran napas bagian atas
akut yang disebabkan oleh virus merupakan 90% dari kasus pediatric
trombositopenia imunologik. Virus yang paling banyak diidentifikasi adalah
varisella zoster dan Ebstein barr. Kelainan yang paling sering ditemukan ialah
petekia dan kemudian ekimosis yang dapat tersebar di seluruh tubuh. Keadaan ini
kadang – kadang dapat dijumpai pada selaput lendir terutama hidung dan mulut
sehingga dapat terjadi epitaksis dan perdarahan gusi dan bahkan dapat timbul tanpa
kelainan kulit.
Pada ITP akut dan berat dapat timbul pula pada selaput lendir yang
berisi darah (bulla hemoragik). Gejala lainnya ialah perdarahan traktus
genitourinarius (menorargia, hematuria), traktus digestivus (hematemesis,
melena), pada mata (konjungtiva, retina) dan yang terberat namun agak jarang
terjadi ialah perdarahan pada SSP (perdarahan subdural dan lain-lain). Pada
pemeriksaan fisis umumnya tidak banyak dijumpai kelainan kecuali adanya
petekia dan ekimosis. Pada kira – kira seperlima kasus dapat dijumpai
splenomegali ringan (terutama pada hiperslpenisme). Mungkin pula ditemukan
demam ringan bila terdapat perdarahan berat atau perdarahan traktus
gastrointestinalis. Renjatan (shock) dapat terjadi bila kehilangan darah banyak.
Pada ITP menahun, umumnya hanya ditemukan kebiruan atau
perdarahan abnormal lain dengan remisi spontan dan eksaserbasi. Remisi yang
terjadi umumnya tidaklah sempurna. Harus waspada terhadap kemungkinan ITP
menahun sebagai gejala stadium praleukemia.
e. Kelainan Laboratorik
Pada ITP dapat dijumpai kelainan laboratorium berupa:
1. Darah tepi: trombosit paling sering antara 10.000-50.000/mm3
2. Sumsum tulang: jumlah megakariosit meningkat disertai inti banyak
(multinuclearity) disertai lobulasi.
3. Imunologi: adanya antiplatelet Ig G pada permukaan trombosit atau dalam
serum. Yang lebih spesifik adalah antibody terhadap gpIIb/IIIa atau gpIb.
f. Diagnosis ITP
h. Prognosis