Laporan Tutorial CA Kolonrektal
Laporan Tutorial CA Kolonrektal
Laporan Tutorial CA Kolonrektal
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Isna H (220110170174) Liesna F (220110170181)
Siti Nurlaila Q (220110170175) Anisa Anggraeni (220110170182)
Faizal Musthofa (220110170176) Tjong Veren V (220110170183)
Aep Maulid M (220110170177) Melin Alawiyah (220110170185)
Milah Kamilah (220110170178) Anik Sulistiawati (220110170186)
Christina Listha (220110170179) Karin N (220110170187)
Fernanda M (220110170180) Vira Amelia (220110170189)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
A. KASUS
Seorang wanita (55 th) mengeluh nyeri pada abdomen disertai BAB berdarah. Klien di diagnosa Kanker Colon. Klien merasakan sakit 1 tahun
lalu. Namun merasakan nyeri hebat 3 hari SMRS, kemudian di bawa ke RS. Pada saat dikaji, klien mengatakan nyeri sepanjang hari jika banyak
bergerak. Nyeri dirasakan di area abdomen sampai ke anus, bertambah berat saat beraktifitas, Nyeri hebat dirasakan dengan skala 6 (1-10). Nyeri
disertai mual. Perasaan nyeri sep-erti disayat-sayat Klien sering mengkonsumsi sate, dan jarang makan sayuran. Klien mengatakan bahwa
penyakit berawal dari sakit lambung, BAB sering berdarah, dan terkadang mengalami kesulitan untuk BAB. Mengeluh mual dan kesulitan
makan. Sebelumnya klien berobat ke Puskesmas, tetapi kemudian dirujuk ke RS. Berat badan mengalami penurunan 10 kg sejak sakit. Hasil
pemeriksaan tinggi badan 158 cm dan berat badan 37 kg. Klien merasa bingung dan apa yang harus dilakukan. Klien direncanakan untuk
operasi. Menurut klien, diantara anggota tidak ada riwayat anggota keluarganya yang memiliki penyakit yang sama.
Pemeriksaan Laboratorium
B. LO :
2. Lakukan analisa terkait masalah keperawatan yang muncul pada kasus di atas!
3. Pengkajian tambahan yang perlu dilakukan (termsuk alat ukur untuk mengkaji fenomena keperawatan terkait kasus di atas)!
4. Buat Nursing Care Plan dari kasus di atas Lengkapi dengan evidance based/jurnal terkait untuk intervensi keperawatan yang dibuat!
1. Kolon : Usus besar/kolon adalah bagian dari sistem pencernaan dimana materi yang dibuang disimpan. Usus besar terdiri dari caecum,
appendix vermiformiis, colon , rectum dan canalis analis.
2. Kanker kolon : Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon
(Brooker, 2001) Kanker ini merusak sel DNA dan jaringan sehat di sekitar kolon. Diawali dengan pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa
disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).
3. Abdomen : Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara toraks dan pelvis. rongga ini berisi viscera dan dibungkus
dinding abdomen yang terbentuk dari dari otot abdomen, columna vertebralis, dan tulang ilium.
LO :
1. Jelaskan mekanisme (patho-mechanism) munculnya gejala pada kasus di atas!
Tanda dan gejala :
a. Nyeri
Nyeri yang dirasakan klien disebabkan oleh desruksi jaringan syaraf yang merangsang serabut syaraf nyeri.
b. Mual
Terjadi karena peningkatan asam lambung akibat intake yang tidak adekuat.
Saat kanker berada di dalam usus besar, kebiasaan buang air besar seseorang pun akan berubah. Hal ini dikarenakan tumor telah menghalangi
usus besar seseorang. Frekuensi buang air besar seseorang pun akan semakin sedikit. Saat tumor menghalangi usus besar, orang akan susah
buang air besar.
d. Sembelit
Sembelit merupakan ciri-ciri kanker kolorektal juga penyakit lainnya. Orang yang terkena sembelit percernaannya akan terganggu. Untuk kasus
usus besar, penyebab sembelit adalah karena tumor yang berada pada usus besar sehingga menahan tinja yang akan dikeluarkan. Sembelit akan
muncul pada saat tumor sudah membesar.
Terjadi karena kurangnya intake/nutrisi yang adekuat yang diperlukan oleh tubuh sehingga terjadi penurunan berat badan drastis, hal ini sangat
berkaitan dengan pasien yang mengalami kesulitan untuk makan karena perut sudah terasa penuh dan sembelit yang membuat nafsu makan
mejadi menurun.
g. Pemeriksaan laboratorium :
Kanker ini dapat tumbuh dan menyebabkan perdarahan pada salurn pencernaan. Perdarahan yang terus menerus tidak diimbangi dengan proses
pembentukan sel darah merah yang baru dapat menyebabkan terjadinya anemia.
Peningkatan ini bisa menujukan adanya reaksi tubuh terhadap infeksi dan peradangan. Atau pada kasus ini disebabkan oleh keganasan atau
kanker itu sendiri.
4. Albumin 3,3% (Rendah)
Kondisi ini biasanya terjadi pada seseorang dengan penyakit yang berat atau sudah berlangsung lama (kronis). Salah satu penyakit yang paling
sering menyebabkan hipoalbuminemia adalah penyakit peradangan. Albumin yang rendah diakibatkan juga oleh malnutrisi..
5. Trombosit 373
Kemoterapi dapat membuat jumlah trombosit turun karena target sel-sel yang tumbuh dengan cepat. Sel-sel tumor tumbuh dan membelah
dengan cepat, tapi tidak begitu dengan sel-sel di sumsum tulang yang menghasilkan sel darah merah dan platelet. Radiasi juga dapat
menyebabkan jumlah trombosit rendah (juga disebut trombositopenia), terutama radiasi ke daerah panggul, karena ada proporsi yang lebih tinggi
dari sumsum tulang di tulang panggul.
Patofisiologi
Penyakit kanker mengenai sel sebagai unit dasar kehidupan. Sel akan tumbuh dan membelah untuk mempertahankan fungsi normalnya,
tetapi kadang-kadang pertumbuhan ini diluar kontrol sehingga sel terus membelah meskipun sel-sel baru tersebut tidak diperlukan. Pertumbuhan
yang berlebihan ini dapat merupakan suatu keadaan prekanker, contohnya adalah polip di daerah usus besar. Setelah melalui periode panjang,
polip ini dapat menjadi ganas. Pada keadaan lanjut, kanker ini dapat menembus dinding usus besar dan menyebar melalui saluran pembuluh
getah bening.
Hampir semua karsinoma kolon rektum berasal dari polip, terutama polip adenomatus. Ini disebutadenoma-carsinoma sequence. Menurut
P. Deyle, perkembangannya dibagi atas 3 fase. Fase pertama yaitu fase karsinogen yang bersifat rangsangan. Fase kedua adalah fase
pertumbuhan tumor, fase ini tidak menimbulkan keluhan atau fase tumor asimtomatis. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan
gejala yang nyata, karena keluhan dan gejala yang nyata. Karena keluhan tersebut timbulnya perlahan-lahan dan tidak sering, biasanya penderita
merasa terbiasa dan baru memeriksakan dirinya ke dokter setelah memasuki stadium lanjut.
Tipe nodularsecara makroskopik karsinoma kolon dapat dibagi atas 3 tipe, yaitu:
Bentuk nodular berupa suatu massa yang keras dan menonjol ke dalam lumen, dengan permukaan noduler. Biasanya tidak bertangkai dan
meluas ke dinding kolon. Sering juga terjadi ulserasi, dengan dasar ulkus yang nekrotik dengan tepi yang meninggi, mengalami indurasi dan
noduler. Di daerah sekum, bentuk tumor ini kemungkinan tumbuh menjadi suatu massa yang besar, tumbuh menjadi fungoid atau tipe
Tipe Koloid
Skirous (Schirrous)
Pada tipe ini reaksi fibrous sangat banyak sehingga terjadi pertumbuhan yang keras serta melingkari dinding kolon sehingga terjadi konstriksi
Tipe ini merupakan pertumbuhan yang sering berasal dari papiloma simple atau adenoma.
Secara histologis, hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma yang berasal dari epitel kolon. Bentuk dan diferensiasinya
sempurna mempunyai struktur glandula dan kelenjar-kelenjarnya sendiri membesar, terjadi pembengkakan sel kolumna dengan nuklei
hipokromasi dengan sel yang mengalami mitosis. Pada bentuk yang kurang berdifirensiasi sel-sel epitel terlihat didalam kolumna atau massa.
Desar sel barvariasi dan mungkin terdapat invasi dari pembuluh darah dan pembuluh limfe. Pada pertumbuhan anplastik kadang terlihat
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang inadekuat dan ketidakefektian penyerapan usus besar.
4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
6. Defisiensi pengetahuan b erhubungan dengan keterbatasan paparan/sumber informasi mengenai gaya hidup yang sehat
3. Pengkajian tambahan yang perlu dilakukan (termsuk alat ukur untuk mengkaji fenomena keperawatan terkait kasus di atas)!
DO :
-Nyeri hebat
dirasakan dengan
skala 6 (1-10).
4. Ketidakseimban Setelah dilakukan - Kaji adanya alergi - Mengkaji adanya S : klien menyatakan
tindakan keperawatan makanan alergi makanan
gan nutrisi 2x24 jam diharapkan bahwa nafsu makan
- Kolaborasi dengan - Berkolaborasi
kurang dari pasien : ahli gizi untuk dengan ahli gizi untuk nya meningkat
1. Status nutrisi menentukan jumlah menentukan jumlah
kebutuhan baik kalori dan nutrisi kalori dan nutrisi O : BB pasien
tubuh 2. Berat badan yang dibutuhkan yang dibutuhkan
pasien pasien pasien bertambah
Berhubungan bertambah -Yakinkan diet yang -Meyakinkan diet
dengan : 3. Nafsu makan dimakan mengandung yang dimakan
baik tinggi serat untuk mengandung tinggi
Ketidakmampu 4. Albumin mencegah konstipasi serat untuk mencegah A: :
an untuk serum konstipasi
5. Pre albumin -Ajarkan pasien -Mengaajarkan pasien ketidakseimbangan
memasukkan serum bagaimana membuat bagaimana membuat nutrisi kurang dari
atau mencerna 6. Hematokrit catatan makanan catatan makanan
7. Hemoglobin harian. -Monitor harian. -Monitor kebutuhan tubuh
nutrisi. 8. Total iron adanya penurunan BB adanya penurunan BB tercapai sebagian.
binding capacity dan gula darah dan gula darah
DS : 9. Jumlah - Monitor lingkungan - Memonitor
limfosit selama makan lingkungan selama
- Nyeri abdomen - -Jadwalkan makan
pengobatan dan -Menjadwalkan P:
Rasa penuh tiba-
tindakan tidak selama pengobatan dan
tiba setelah makan jam makan tindakan tidak selama Lanjutkan intervensi
-Monitor turgor kulit jam makan
DO: -Monitor - -Monitor pucat,
kekeringan, rambut kemerahan, dan
- Kurang nafsu kusam, total protein, kekeringan jaringan
Hb dan kadar Ht - konjungtiva
makan Monitor mual dan - Memonitor intake
muntah -Monitor nuntrisi
pucat, kemerahan, Informasikan pada
dan kekeringan klien dan keluarga
jaringan konjungtiva tentang manfaat
nutrisi
- Monitor intake - Berkolaborasi
nuntrisi dengan dokter tentang
Informasikan pada kebutuhan suplemen
klien dan keluarga makanan seperti
tentang manfaat NGT/ TPN sehingga
nutrisi - Kolaborasi intake cairan yang
dengan dokter tentang adekuat dapat
kebutuhan suplemen dipertahankan. -
makanan seperti mengatur posisi semi
NGT/ TPN sehingga fowler atau fowler
intake cairan yang tinggi selama makan
adekuat dapat - Mengelola
dipertahankan. - pemberan anti
Atur posisi semi emetik
fowler atau fowler -Menganjurkan
tinggi selama makan banyak minum
-Mempertahankan
- Kelola pemberan terapi IV line
anti emetik:..... - Mencatat adanya
-Anjurkan banyak
edema, hiperemik,
minum
-Pertahankan terapi hipertonik papila
IV line
lidah dan cavitas oval
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oval
- Penurunan
volume feses
- Distensi abdomen