Askep DHF
Askep DHF
Askep DHF
Dosen pembimbing :
LAILATUL FADLIYAH, S.ST.,M.Kes
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpaahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, yang berjudul “ASKEP DHF (Dengue Haemoragic Fever) PADA ANAK”
pada mata kuliah KEPERAWATAN ANAK. Kami berharap bahwa makalah ini dapat
bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu dalam mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 1 untuk penyusun makalah, dan berharap agar pembaca
menambah pengetahuan dan dapat berguna dalam pencegahan penyakit “DHF
(Dengue Haemoragic Fever)”.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar isi……………………………………………………………………………………………………..ii
Bab I Pendahuluan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………30
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………….30
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………31
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk memahami konsep dasar penyakit DHF pada anak.
1.3.2 Untuk memahami konsep keperawatan penyakit DHF pada anak.
1.3.3 Untuk memahami contoh askep kasus semu penyakit DHF pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus ( Artropod Born
Virus ) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh
Aedes Aebopictus.
Demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk dalam genus flavi virus merupakam virus dengan
diameter 30nm. Terdapat 4 serotipe virus yaitu den 1, den 2, den
3, den 4 yang semua dapat menyebabkan DHF. Ke-4 serotipe
ditemukan di Indonesia dengan den 3 merupakan serotype
terbanyak (Sudoyo, 2006)
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang
terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa
ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
(betina) (Hidayat, 2006)
2.1.2 Etiologi
Penyebab Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) dinamakan
virus dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3,tipe 4. Vektor dari DHF adalah
Aedes aegypti, aedes albopictus, aedes aobae, aedes cooki, aedes
hakanssoni, aedes polynesis, aedes pseudoscutellaris, aedes
rotumae (Sumarmo, 2005).
Virus dengue termasuk Flavivirus secara serologi terdapat
4 tipe yaitu tipe1, tipe 2, tipe 3, tipe 4. Dikenal 3 macam arbovirus
Chikungunyam Onyong-nyong dari genus Togavirus dan West Nile
Fever dari genus Flavivirus, yang mengakibatkan gejala demam
dan ruam yang mirip DB (Widagdo, 2011).
2.1.3 Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh kemudian akan
beraksi dengan antibody dan terbentukalah kompleks virus
antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen,
akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida
yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan
mediator kuat sebagai faktor meningginya pemeabilitas dinding
pembuluh darah. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler
mengakibatkan berkurangnya volume plasma, sehingga terjadi
hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan
renjatan (syok) (Suriadi, 2010).
2.1.4 Manifestasi Klinis
(Nursalam, 2008)
Meningkatnya suhu tubuh
Nyeri pada otot seluruh tubuh
Suara serak
Batuk
Epistaksis
Disuria
Nafsu makan menurun
Muntah
Ptekie
Ekimosis
Perdarahan gusi
Muntah darah
2.1.5 Klasifikasi DHF
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat
derajat sebagai berikut:
Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi
perdarahan ( uju tourniquet positif ).
Derajat II
Derajat III
Derajat IV
Pemeriksaan Diagnostik
Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat
20 % atau lebih ) Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau
kurang ).
Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test ).
Rontgen Thorac = Effusi Pleura.
(Nursalam, 2008)
2.1.6 Penatalaksanaan
Medik
DHF tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari ).
- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga
dilakukan kompres.
- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan )
untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th
75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi
luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada
anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit
meningkat.
DHF dengan Renjatan
- Pasang infus RL.
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan
plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB ).
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun
(Narusalam, 2008)
Keperawatan
Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
- Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam.
- Observasi intik output.
- Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan,
observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht,
Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per
hari, beri kompres.
- Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital,
pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala
seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah
menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
- Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi
fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15
menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam,
periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
Resiko Perdarahan
- Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis,
Hematomesis dan melena.
- Catat banyak, warna dari perdarahan.
- Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus
Gastro Intestinal.
Peningkatan suhu tubuh
- Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodic.
- Beri minum banyak.
- Berikan kompres.
2.1.7 Pathway
(Nursalam, 2008)
2.2 KONSEP DASAR KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
( Mary E. 2002)
Identitas Klien.
Nama, umur (Secara eksklusif, DHF paling sering menyerang
anak – anak dengan usia kurang dari 15 tahun. Endemis di
daerah tropis Asia, dan terutama terjadi pada saat musim
hujan, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan.
Keluhan Utama.
Panas atau demam.
Riwayat Kesehatan.
Riwayat penyakit sekarang.
Ditemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil dengan kesadaran kompos mentis. Turunnya
panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan keadaan anak
semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri
telan, mual, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta
adanya manifestasi pendarahan pada kulit
Riwayat penyakit yang pernah diderita.
Penyakit apa saja yang pernah diderita klien, apa pernah
mengalami serangan ulang DHF.
Riwayat imunisasi.
Apabila mempunyai kekebalan yang baik, maka
kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat
dihindarkan.
Riwayat gizi.
Status gizi yang menderita DHF dapat bervariasi, dengan
status gizi yang baik maupun buruk dapat beresiko, apabila
terdapat faktor predisposisinya. Pasien yang menderita
DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu
makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak
disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka
akan mengalami penurunan berat badan sehingga status
gizinya menjadi kurang.
Kondisi lingkungan.
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih ( seperti air yang
menggenang dan gantungan baju dikamar ).
2.2.3 Intervensi
d. Mempertahankan
keseimbangan
cairan/elektrolit.
e. Jelaskan pentingnya
intake nutrisi yang
adekuat untuk
penyembuhan penyakit.
c. Dapat
meningkatkan
pengetahuan pasien dan
dapat mengurangi
kecemasan.
2.2.4 IMPLEMENTASI.
Implementasi, yang merupakan komponen dari proses
keperawatan, adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
diselesaikan. (Perry & Potter, 2005).
2.3.1 Pengkajian
DATA DEMOGRAFI
Tanggal Wawancara : 10 – 04– 2018
Tanggal MRS : 10– 04 – 2018
No. RMK : 09 11 79
Nama :E
Umur : 7 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status Perkawinan :-
Alamat : Landasan Ulin
POLA FUNGSIONAL
1. Persepsi Kesehatan dan Penanganan Kesehatan
Keluhan Utama / Kesehatan Umum
Panas badan meninggi.
Riwayat Sosial
Hubungan klien dan orang tua disayangi.
Saat Sakit
Nasi bubur, 1 – 2 sendok.
Nafsu makan menurun
Klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan.
Keadaan gigi atas dan bawah partial dan tidak menggunakan
protesa.
Fluktuasi BB 6 bulan terakhir: Tetap
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: TB: -, BB: 16, 5 kg
Kulit:
- Warna : Normal
- Suhu : 38 0C
- Turgor : Baik
- Edema : Tidak
- Lesi : Tidak
- Memar : Tidak
Mulut:
- Hygiene : Bersih
- Gusi : Normal
- Gigi : Normal
- Lidah : Bersih
- Mucosa : Normal
- Tonsil : Normal
- Wicara : Normal
Rambut dan kulit kepala: rambut tebal, warna hitam.
Temuan laboratorium :
Darah : - HB : 11,8 gr %
- Leukosit : 11.600/mm2
- LED : 55/mm jam I
- Hitung jenis:
BAS : 0,
EOS :2
Stab :3
Seg : 60
Limp : 30
Mono :5
Urine : - Trombosit : 135.000/mm3
- Hematokrit : 35 %
3. Pola Eliminasi
Kebiasaan defekasi 1 kali/hari.
Abdomen: Simetris, tidak ada distensi
Frekuensi BU : Normal ( 8-12 x/menit )
Kebiasaan miksi 4 kali/hari.
Ginjal tidak teraba dan blast tidak distensi.
Keadaan uretra: Normal
Pemeriksaan Fisik
a. Pernafasan/sirkulasi
Tanda vital:
- Tekanan darah : -
- Nadi : 128 x/menit
- Respirasi : 40 x/menit
- Kualitas : Normal
- Batuk : Tidak
- Bunyi nafas : Normal
b. Muskuloskletal
- Rentang gerak : Penuh
- Keseimbangan dan cara berjalan : Tegap
- Genggaman tangan : Sama kuat kanan
dan kiri
- Otot kaki : Sama kuat
Pemeriksaan fisik :
- Penampilan umum : Lemah
- Mata : Normal
- Lingkaran hitam disekitar mata : Tidak
9. Pola Seksualitas
Klien berjenis kelamin perempuan. Tidak ada kelainan pada
genetalia. Tidak ada penyakit mengenai seks.
Pemeriksaan fisik :
Genetalia : Struktur simetris
ANALISA DATA
Respirasi : 40 x/menit.
No Dx.kep Intervensi
1 I 1. Memberikan kompres dingi didaerah axilla / bagian kepala.
2. Memberikan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
3. Memberikan minuman air dingin ( aquades ) sesering mungkin.
4. Melaksanakan kolaborasi /membantu memasang cairan infus RL 11
tts/m.
5. Memberikan antipiretik ( paracetamol ).
3 III 1. Memantau respon klien terhadap aktivitas dapat dilihat dari tanda-
tanda vital.
2. Membantu klien bangun dari TT, kekamar mandi, toilet, duduk,
makan atau minum.
3. Menganjurkan kepada ibunya dalam hal perawatan diri anaknya:
Membantu membersihkan / melap tubuh klien.
Mengganti pakaian yang kotor.
Membantu gosok gigi / membersihkan mulut.
3. 10– 04–18 III 4. Memantau respon klien terhadap - Klien masih belum
aktivitas dapat dilihat dari tanda- mampu
tanda vital. beraktivitas.
5. Membantu klien bangun dari TT, - masih terbaring
kekamar mandi, toilet, duduk, lemah di tempat
makan atau minum. tidur.
6. Menganjurkan kepada ibunya
dalam hal perawatan diri anaknya :
- Membantu membersihkan /
melap tubuh klien.
- Mengganti pakaian yang kotor.
- Membantu gosok gigi /
membersihkan mulut.
2.3.5 Catatatan Perkembangan
A: Hypertermi.
P : Intervensi teruskan.
PENUTUP
2.4 KESIMPULAN
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai
dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat menimbulkan
kematian. Terdapat 3 faktor yang memegang peranan paa penularan infeksi
virus dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara.
2.5 SARAN
Selalu menjaga sanitasi lingkungan yang bersih dan sehat akan
menghindari pribadi dan lingkungan terutama kewaspadaan pada nyamuk
yang membawa virus dengue kepada anak atau balita.
DAFTAR PUSTAKA
M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba
Medika. Jakarta.
Ngastiyah (1995), Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.