Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Terong

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Panduan praktis budidaya terong

30,683 kali

Bagikan

Tanaman terong (Solanum melongena) merupakan jenis sayuran tahunan


semusim. Selain India, Indonesia dipercaya merupakan asal tanaman terong.
Tanaman ini banyak dijumpai tumbuh liar di hutan-hutan kita. Namun, saat
ini terong ditanam meluas diberbagai belahan bumi.
Terdapat banyak ragam terong yang dibudidayakan di Indonesia, mulai dari
terong lokal seperti terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan
hingga terong impor seperti terong Jepang. Bentuk dan warna buah terong
cukup beragam ada yang putih, hijau hingga ungu. Bentuknya pun ada yang
bulat, lonjong besar, hingga lonjong dengan ujung lancip.
Kondisi tanah ideal untuk budidaya terong adalah tanah lempung berpasir
dengan kisaran pH 6,5-7. Terong berproduksi maksimal pada kisaran suhu
22-30oC. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup, oleh karena
itu cocok ditanam pada musim kemarau.
Terong masih satu keluarga dengan cabe, tomat dan kentang. Hama dan
penyakit yang biasa menyerang tanaman-tanaman tersebut bisa juga
mengganggu budidaya terong. Oleh karena itu dalam melakukan rotasi
tanaman, usahakan tidak dengan tanaman-tanaman tersebut.
Penyemaian benih terong
Benih yang baik untuk budidaya terong memilki daya tumbuh di atas 75%.
Dengan benih seperti itu, kebutuhan benih untuk satu hektar mencapai 300-
500 gram. Sebelum ditanam di lahan terbuka, benih terong sebaiknya
disemaikan terlebih dahulu.
Langkah pertama siapkan dulu tempat penyemaian benih. Buat bedengan
dengan lebar satu meter dan tinggi 20 cm. Bedengan dibuat dari campuran
tanah, arang sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1:1. Atau, silahkan
baca cara membuat media persemaian. Kemudian berikan naungan terhadap
bedengan tersebut.
Rendam benih terong dalam air hangat selama 10-15 menit, kemudian
bungkus benih dengan kain basah dan diamkan selama 24 jam. Buat alur
berjarak 5-10 cm diatas bedengan untuk menebarkan benih. Kemudian
tebarkan benih dan tutup dengan tanah tipis-tipis. Setelah itu, tutup bedengan
dengan daun pisang atau karung goni basah. Siram dengan air untuk menjaga
kelembaban persemaian.
Setelah 2-3 hari kecambah mulai tumbuh menjadi tanaman, buka daun pisang
atau karung goni tersebut. Kemudian siram setiap hari tanaman tersebut.
Setelah 10-15 hari, pindahkan bibit tanaman kedalam bumbunan daun pisang
atau polybag kecil (9X10 cm), satu polybag satu tanaman. Isi polybag atau
bumbunan daun pisang dengan tanah dan kompos, perbandingan 1:1.
Silahkan baca cara membuat media tanam polybag.
Sirami tanaman yang ada dalam polybag tersebut setiap hari. Setelah tanaman
berumur 1-1,5 bulan atau telah memiliki minimal 4 helai daun, tanaman
tersebut siap dipindahkan ke lahan terbuka.
Pengolahan tanah dan penanaman
Lahan untuk budidaya terong dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30
cm. Bersihkan tanah dari gulma dan kerikil. Bentuk bedengan dengan lebar 1
meter tinggi 30 cm dan panjang disesuaikan dengan bentuk lahan. Jarak antar
bedengan 40 cm.
Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, bisa berupa kompos atau pupuk
kandang sebanyak 15 ton per hektar. Taburkan di atas bedengan dan aduk
hingga merata. Budidaya terong menghendaki tingkat keasaman tanah sekitar
pH 5-6. Apabila pH kurang dari 5 tambahkan kapur pertanian atau dolomit
sebanyak 1-2 ton per hektar satu minggu sebelum tanam.
Buat lubang tanam secara berbaris, satu bedengan sebanyak dua baris. Jarak
tanam antar lubang tanam 60 cm dan jarak antar baris 70 cm. Lebar lubang
dan kedalaman disesuaikan dengan ukuran polybag bibit.
Sebelum bibit dipindahkan, siram bedengan dengan air. Tanaman terong
cenderung tidak tahan dengan kekeringan. Pindahkan bibit tanaman satu
lubang diisi satu bibit tanaman. Hati-hati dalam memindahkan tanaman, jaga
agar akar tanamah tidak putus atau rusak.
Perawatan budidaya terong
Lakukan penyulaman tanaman setelah satu minggu. Cabut tanaman yang
terlihat layu atau tidak sehat dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan
dilakukan beserta media tumbuhnya. Ganti dengan bibit baru.
Pemupukan tambahan dilakukan mulai dari 2 minggu setelah bibit ditanam.
Untuk budidaya terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80
kg/ha dan KCl 45 Kg/ha. Sedangkan untuk budidaya terong organik
berikan pupuk kompos ataupupuk kandang, masing-masing satu kepal atau
kira-kira 0,5 kg per tanaman.
Ulangi pemberian pupuk susulan pada minggu ke-5 dan ke-7 setelah bibit
ditanam. Sambil memberikan pupuk susulan, siangi gulma yang terdapat
dalam bedengan tanaman. Bersihkan juga semak belukar yang terdapat
disekitar area tanaman.
Pemasangan ajir atau bilah bambu untuk menopang tanaman dilakukan
setelah tanaman berumur 3 minggu. Penancapan ajir hendaknya berjarak 5-7
cm dari pangkal batang. Jangan sampai penancapan ajir melukai akar
tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia.
Apabila tidak turun hujan penyiraman hendaknya dilakukan setiap tiga hari
sampai tanaman berbunga. Setelah tanaman berbunga, tingkatkan
frekuensinya hingga dua hari sekali.
Panen budidaya terong
Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70-80 hari
sejak bibit ditanam. Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3-7 hari sekali.
Dalam satu kali musim tanam, bia mencapai 13-15 kali panen, bahkan bisa
lebih.
Waktu yang tepat untuk panen adalah pagi dan sore hari. Buah dipetik
dengan tangkainya, buah terung tidak tahan lama. Oleh karena itu harus
segera dipasarkan begitu selesai panen. Sortasi untuk budidaya terong
dilakukan berdasarkan ukuran dan warna buah.

Anda mungkin juga menyukai