Laporan Cookies Emilialata (17-1116)
Laporan Cookies Emilialata (17-1116)
Laporan Cookies Emilialata (17-1116)
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. menganalisis pengaruh tepung dalam pembuatan cookies,
2. membuat cookies dengan menggunakan berbagai jenis tepung.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cookies
Cookies adalah kue yang terbuat dari bahan dasar tepung yang umumnya
dibuat dari tepung terigu, gula halus, telur ayam, vanilli, margarine, tepung
maizena, baking powder, dan susu bubuk instant. Tekstur cookies mempunyai
tekstur yang renyah dan tidak mudah hancur seperti dengan kue-kue kering pada
umumnya. Warna cookies ini pun agak kuning kecokelatan karena pengaruh dari
susu bubuk instant dan penambahan margarine (Mutmainna, 2013).
Cookies termasuk ke dalam salah satu jenis makanan ringan berupa kue
kering yang memiliki citarasa manis. Cookies terbuat dari tepung yang tidak
mengandung protein tinggi yang diolah dan dipanggang hingga keras disertai bahan
pendukung lainnya (Hayatinufus, 2005). Cookies terbuat dari adonan lunak
berkadar lemak tinggi, renyah, dan bila dipatahkan penampang potongannya
bertekstur kurang padat. Cookies memiliki kadar air kurang dari 4% dan terbuat
dari tepung, gula, dan lemak.
Bahan pembuat cookies dibagi menjadi dua menurut fungsinya yaitu bahan
pembentuk struktur meliputi tepung, susu skim, dan putih telur sedangkan bahan
pendukung kerenyahan meliputi gula, shortening, bahan pengembang, dan kuning
telur. Telur yang ditambahkan berperan menghasilkan produk yang lebih baik,
dapat memperbaiki proses creaming, pemberian flavor yang khas, serta kenaikan
nilai gizi (Matz, 1972).
Adapun syarat mutu cookies menurut SNI 01-2973-1992 sebagai berikut :
Tabel 1. Syarat Mutu Cookies
Kriteria Uji Syarat
Energi (kkal/gram) Min. 400
Air (%) Maks. 5
Protein (%) Min 5*
Lemak (%) Min. 9,5
Karbohidrat (%) Min. 70
Abu (%) Maks. 1,6
Serat Kasar (%) Maks. 0,5
Logam berbahaya Negatif
Bau dan rasa Normal dan tidak tengik
Warna Normal
Sumber : Badan Standarisasi Nasional (1992)
2.2.4 Telur
Telur adalah sumber makanan zat protein hewani yang bernilai zat gizi
tinggi. Untuk dunia kuliner telur sangat penting peranannya, karena telur banyak
kegunaannya di dalam masak-memasak. Peranan utama telur atau protein dalam
pengolahan pada umumnya adalah memberikan fasilitas terjadinya koagulasi,
pembentukan gel, emulsi dan pembentukan struktur. Cookies yang lunak dapat
diperoleh dengan penggunaan kuning telur yang lebih banyak. Kuning telur banyak
mengandung lesitin (emulsifier). Bentuknya padat, tetapi kadar air sekitar 50 %.
Sementara putih telur kadar airnya 86 %. Putih telur memiliki daya creaming yang
lebih baik dibandingkan kuning telur (Mudjajanto dan Yulianti, 2004).
2.2.5 Susu
Susu pada pembuatan cookies berfungsi untuk memperbaiki cita rasa, warna,
menahan penyerapan air, sebagai bahan pengisi dan meningkatkan nilai gizi
cookies. Protein dalam susu dapat mengikat air sehingga membuat adonan menjadi
lebih kuat dan lengket (Warintek, 2009). Susu skim memiliki aroma khas kuat dan
sering digunakan pada pembuatan cookies. Susu skim merupakan bagian susu yang
mengandung protein paling tinggi yaitu sebesar 36,4%. Susu skim berfungsi
memberikan aroma, memperbaiki tesktur dan warna pada permukaan cookies.
Laktosa yang terkandung di dalam susu skim merupakan disakarida pereduksi, yang
jika berkombinasi dengan protein melalui reaksi maillard dan adanya proses
pemanasan akan memberikan warna cokelat menarik pada permukaan cookies
setelah dipanggang (Farida, 2008).
2.2.7 Mentega
Mentega merupakan produk olahan susu yang bersifat plastis, diperoleh
memlalui proses pengocokan sejumlah krim. Mentega yang baik mengandung
lemak 81%, kadar air 18% dan kadar protein maksimal 1%. Pada pembuatan
cookies mentega berfungsi sebagai pengisi lemak yang paling baik diantara lainnya
dan juga meningkatkan citarasa karena rasanya yang menyakinkan serta aroma
yang begitu tajam, karena lemak mentega berasal dari lemak susu hewani. Lemak
mentega sebagian besar terdiri dari asam palmitat, oleat dan stearat serta sejumlah
kecil asam butirat dan asam lemak jenis lainnya. Selain itu mentega cocok
digunakan sebagai bahan pembuat puff pastry karena adonan akan menjadi kaku,
dan stabil selama dalam proses rolling dan folding (Farida, 2008).
2.2.8 Margarin
Penggunaan margarin dalam bidang pangan telah dikenal secara luas,
terutama dalam pembuatan roti dan kue kering yang bertujuan memperbaiki tekstur
dan menambah cita rasa pangan. Margarin juga digunakan sebagai bahan pelapis
misalnya pada cookies yang bersifat plastis dan akan segera mencair di dalam mulut
(Faridah, 2008). Margarin termasuk jenis lemak yang memberikan aroma harum
sehingga dapat meningkatkan cita rasa. Selain itu, margarin membuat tekstur
cookies menjadi lebih lembut dan renyah. Margarin yang terlalu banyak
menybabkan cookies melebar saat dipanggang, sedangkan apabila kekurangan
lemak membuat cookies bertekstur keras dan kasar di mulut (Sutomo, 2008).
2.2.9 Baking Powder
Baking Powder adalah nama lain dari sodium bikarbonat, berfungsi untuk
membantu mengembangkan adonan. Baking Powder ini biasa sangat cocok
digunakan untuk pengembang kue atau bolu, dibanding dengan kue kering, kecuali
kue kering yang membutuhkan struktur yang agak berongga (Susasih dan Adie,
2014)
2.2.10 Vanili
Vanili dihasilkan dari tanaman penghasil vanili, yang telah diproses menjadi
bubuk vanili dan vanili cair. Pada pembuatan cookies ini vanili mempunyai fungsi
sebagai bahan pengharum makanan (Pradewi, 2013). Vanili yang digunakan dalam
pembuatan cookies ini adalah vanili bubuk.
2.3.3 Pemaggangan
Tahap terakhir adalah pemanggangan dengan oven pada suhu 150 oC selama
30 menit. Oven yang digunakan tidak boleh terlalu panas ketika kue dimasukkan
sebab bagian luar kue akan terlalu cepat matang sehingga menghambat
pengembangan, dan mengakibatkan permukaan cookies pecah-pecah. Pada tahap
awal pemanggangan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan melelehnya lemak
sehingga konsistensi adonan menurun dan adonan cookies mengalami penyebaran
ditandai dengan perubahan diameter dan ketebalan cookies. Ketika suhu mendekati
titik didih air, protein dalam susu dan putih telur terkogulasi dan diikuti dengan
gelatinisasi pati sebagian karena kadar airnya yang rendah. Pada saat suhu titik
didih air tercapai pembentukkan uap air meningkat diikuti kenaikan volume
cookies. Pemantapan struktur cookies diakhiri dengan gelatinisasi pati, koagulasi
protein dan penurunan kadar air (Indiyah, 1992).
3.1.2 Bahan
Adapun bahan- bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut.
1. Tepung terigu
2. Tepung Mocaf
3. Tepung maizena
4. Gula halus
5. Telur
6. Margarin
7. Vanilli
8. Baking powder
9. Garam
3.2 Skema dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Skema Kerja
Bahan
Gula halus,
margarine, mentega dimixer dalam kecepatan
sedang
Cookies
Pengamatan
b. Warna
Pengulangan dL
Sampel
1 2 3
Terigu 100% 52,9 53,1 53,5
Terigu 85% : Mocaf 15% 52,7 52,2 53,3
Terigu 70% : Mocaf 30% 51,8 51,6 51,2
Terigu 55% : Mocaf 45% 54,4 54,3 50,0
dL standar = 94,35
dL keramik = 64,8
c. Kenampakan Irisan
Sampel Gambar
b. Warna
Pengulangan dL
Sampel Rata-Rata
1 2 3
Terigu 100% 77,02 77,31 77,90 77,41
Terigu 85% : Mocaf 15% 76,73 76,00 77,61 76,78
Terigu 70% : Mocaf 30% 75,42 75,13 74,55 75,03
Terigu 55% : Mocaf 45% 79,21 79,06 72,80 77,02
120 111.67
100 89.6
84.07
80 69.87
60
40
20
0
Terigu 100% Terigu 85%, Terigu 70%, Terigu 55%,
Mocaf 15% Mocaf 30% Mocaf 45%
5.1.2 Warna
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan warna pada sampel cookies.
Parameter warna memiliki peran sebagai penarik bagi konsumen untuk melihat
sebuah produk pangan (Asmaraningtyas, 2014). Salah cara untuk pengukuran
warna adalah dengan tingkat kecerahan. Kecerahan produk cookies tawar diukur
dengan menggunakan alat berupa Colour reader dengan pengulangan sebanyak
lima kali pada 5 titik berbeda. Nilai L pada Colour reader menyatakan cahaya
pantul yang menghasilkan warna kromatik putih, abu-abu dan hitam. Nilai
Lightness (L) memiliki kisaran nilai antara 0-100. Semakin tinggi nilai L, maka
warna produk semakin cerah. Hasil rata-rata uji warna setiap sampel adalah sebagai
berikut :
78
77.41
77.5 77.02
77 76.78
76.5
76
75.5 75.03
75
74.5
74
73.5
Terigu 100% Terigu 85%, Terigu 70%, Terigu 55%,
Mocaf 15% Mocaf 30% Mocaf 45%
Dari data diatas, nilai rata-rata warna cookies tertinggi adalah pada
formulasi tepung terigu 100% sedangkan nilai terendah adalah pada formulasi
tepung terigu 70% dan Mocaf 30%. Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilai L
maka warna cookies demakin cerah, begitu sebalikya. Perbedaan warna cookies
dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan untuk membuat adonannya. selain
dari itu warna juga dapat disebabkan karena adanya proses karamelisasi gula dan
reaksi maillard, kadar abu mempengaruhi warna produk makanan, semakin tinggi
kadar abunya maka semakin coklat warna produk yang dihasilkan (Maerunis,
2012).
6 5.5
5.33
5.075.07 5.1 5.03
4.8 4.83 4.7 4.7 4.8 4.73 4.73
5 4.6
4.27 4.33
0
Warna Aroma Tekstur Rasa
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan hasil praktikum ini diatas adalah sebagai
berikut :
1. Penambahan tepung Mocaf dapat mempengaruhi warna, tekstur, aroma, rasa,
dan kenampakan irisan cookies. Semakin banyak tepung Mocaf yang
ditambahkan maka warna, tekstur, aroma, rasa, dan kenampakan irisan cookies
menjadi lebih rendah atau tidak disesuai dengan karakteristik cookies, begitu
sebaliknya.
2. Pada uji organoleptik kesukaan, sampel cookies rata-rata yang paling banyak
disukai dari warna, aroma, rasa dan tekstur adalah sampel dengan formulasi
tepung terigu 85% Mocaf 15%, sedangkan sampel yang paling tidak disukai
atau yang memiliki nilai paling rendah adalah sampel dengan formulasi tepung
terigu 55% dan Mocaf 45%.
6.2 Saran
Saran untuk praktkum in, sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dan bekerja
sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum,
pengamatan dan menghitung hasil perhitungan data cookies.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A. Z., Devi, C & Adeline. 2013. Development of Wet Noodles Based on
Cassava Flour. ITB. Journal Publisher, 45 (1).
Badan Standar Nasional. 1992. Standar Nasional Indonesia Biskuit ( SNI 01-2973-
1992). Jakarta: Departemen Perindustrian
Susiasih dan R. Adie Wibowo. 2014. Kue Kering Terfavorit. Jakarta: Kawan
Pustaka.
Indiyah, S. U. 1992. Bahan Ajaran: Pengolahan Roti. PAU Pangan dan Gizi.
Yogyakarta: UGM.
Maerunis. 2012. Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhapdap Kuantitas dan
Kualitas Pati Kentang Varietas Granola. Jurnal Teknologi dan Industri,
4 (3).
Matz, S.A. 1972. Bakery Technology and Engineering. Second Edition. The AVI
Publishing Company. Westport. Connecticut
Merdiyanti, A. 2008. Paket Teknologi Pembuatan Mie Kering dengan
Memanfaatkan Bahan Baku Tepung Jagung. Skripsi. Bogor : Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB.
Mudjajanto dan Yulianti . 2004. Membuat Aneka Roti . Bogor : Penebar Swadaya.
Reily, M. 2018. Impor Bahan Baku dna Bahan Modal Sepanjang Januari 2018
Tercatat Melonak Masing-Masing Sebesar 24,76% dan 30,90%.
https://katadata.co.id/berita/2018/02/15/impor-bahan-bakumeningkat-
industri-dalam-negeri-menggeliat, diakses pada 01 Oktober 2019.
Sri, Y. 2008. Analisa Radikal Bebas Pada Minyak Goreng Pedagang Gorengan
Kaki Lima. Jurnal Valensi, 1 (2).
Winarno, F. G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
A. Tekstur
1. Terigu 100%
313
Ulangan 1 = = 62,6 g/mm
5
391
Ulangan 2 = = 78,2 g/mm
5
344
Ulangan 3 = = 68,8 g/mm
5
62,6+78,2+68,8
Rata-rata = = 69,87 g/mm
3
2. Terigu 85% : Mocaf 15%
433
Ulangan 1 = = 86,6 g/mm
5
395
Ulangan 2 = = 79 g/mm
5
433
Ulangan 3 = = 86,6 g/mm
5
86,6+79+86,6
Rata-rata = = 84,07 g/mm
3
3. Terigu 70% : Mocaf 30%
516
Ulangan 1 = = 103,2 g/mm
5
592
Ulangan 2 = = 118,4 g/mm
5
567
Ulangan 3 = = 113,4 g/mm
5
103,2+118,4+113,4
Rata-rata = = 111,67 g/mm
3
4. Terigu 55% : Mocaf 45%
419
Ulangan 1 = = 83,8 g/mm
5
463
Ulangan 2 = = 92,6 g/mm
5
462
Ulangan 3 = = 92,4 g/mm
5
83,8+92,6+92,4
Rata-rata = = 89,60 g/mm
3
B. Warna
1. Terigu 100%
94,35 ×52,9
Ulangan 1 = = 77,02
64,6
94,35 ×53,1
Ulangan 2 = = 77,31
64,6
94,35 ×53,5
Ulangan 3 = = 77,90
64,6
77,02+77,31+77,90
Rata-rata = = 77,41
3
2. Terigu 85% : Mocaf 15%
94,35 ×52,7
Ulangan 1 = = 76,73
64,6
94,35 ×52,2
Ulangan 2 = = 76,00
64,6
94,35 ×53,3
Ulangan 3 = = 77,61
64,6
76,73+76,00+77,61
Rata-rata = = 76,78
3
3. Terigu 70% : Mocaf 30%
94,35 ×51,8
Ulangan 1 = = 75,42
64,6
94,35 ×51,6
Ulangan 2 = = 75,13
64,6
94,35 ×51,2
Ulangan 3 = = 74,55
64,6
75,42+75,13+74,55
Rata-rata = = 75,03
3
4. Terigu 55% : Mocaf 45%
94,35 ×54,4
Ulangan 1 = = 79,21
64,6
94,35 ×54,2
Ulangan 2 = = 79,06
64,6
94,35 ×50
Ulangan 3 = = 72,80
64,6
79,21+79,06+72,80
Rata-rata = = 77,02
3
C. Organoleptik
1. Terigu 100%
Warna
Jumlah=3+6+6+3+7+7+4+5+4+7+6+4+3+6+5+5+1+6+5+5+4+5+4+
7+4+6+6+3+3+4 = 144
144
Rata-rata = = 4,80
30
Aroma
Jumlah=4+2+3+5+4+6+4+4+5+6+4+4+2+4+7+3+4+5+4+6+5+5+6+
5+4+5+5+6+6+5 = 138
138
Rata-rata = = 4,60
30
Tekstur
Jumlah=5+2+3+5+3+6+3+5+2+7+4+5+4+5+5+5+2+6+4+6+5+7+6+
7+3+6+5+6+6+4 = 141
141
Rata-rata = = 4,70
30
Rasa
Jumlah=2+3+5+5+4+4+4+6+3+5+6+4+2+6+5+4+2+6+7+5+5+7+6+
4+5+6+4+6+6+5 = 142
142
Rata-rata = = 4,73
30
2. Terigu 85% : Mocaf 15%
Warna
Jumlah=3+5+6+3+7+6+4+6+6+7+6+4+4+6+4+4+6+6+4+6+6+5+5+
5+4+3+7+5+5+4 = 152
152
Rata-rata = = 5,07
30
Aroma
Jumlah=5+4+5+5+4+5+3+5+6+6+4+3+6+5+7+3+4+6+4+6+5+5+6+
7+4+3+6+5+5+3 = 145
145
Rata-rata = = 4,83
30
Tekstur
Jumlah=6+5+6+6+6+5+4+5+6+4+4+5+4+7+6+3+4+6+7+6+5+6+5+
6+6+4+7+6+6+4 = 160
160
Rata-rata = = 5,33
30
Rasa
Jumlah=6+6+6+5+6+5+5+6+6+6+6+5+4+7+5+4+4+6+7+5+6+7+4+
5+5+4+5+7+7+5 = 165
165
Rata-rata = = 5,50
30
3. Terigu 70% : Mocaf 30%
Warna
Jumlah=6+5+6+3+7+6+4+6+3+6+6+4+6+6+4+3+5+6+4+6+5+5+5+
6+6+3+6+5+5+4 = 152
152
Rata-rata = = 5,07
30
Aroma
Jumlah=6+6+5+5+7+7+3+6+3+7+3+4+4+6+7+4+4+6+4+6+5+5+6+
6+4+3+6+4+6+5 = 153
153
Rata-rata = = 5,20
30
Tekstur
Jumlah=3+6+6+5+6+7+5+6+2+6+4+5+6+6+7+4+4+5+4+2+3+3+5+
4+6+3+6+6+5+4 = 144
144
Rata-rata = = 4,80
30
Rasa
Jumlah=4+5+6+5+7+7+6+7+2+6+5+4+3+7+4+4+4+5+7+4+4+4+5+
6+3+4+6+6+6+5 = 151
151
Rata-rata = = 5,03
30
4. Terigu 55% : Mocaf 45%
Warna
Jumlah=3+2+6+3+7+2+4+6+4+5+6+3+4+6+4+4+2+6+7+5+2+5+5+
4+4+3+5+2+5+4 = 128
128
Rata-rata = = 4,27
30
Aroma
Jumlah=4+4+6+5+3+4+3+5+4+7+4+3+4+7+7+5+4+6+4+6+5+5+6+
4+4+2+6+3+6+5 = 141
141
Rata-rata = = 4,70
30
Tekstur
Jumlah=4+5+6+5+6+4+4+6+4+5+4+6+4+5+6+4+2+6+4+2+3+3+4+
3+3+3+5+5+5+4 = 130
130
Rata-rata = = 4,33
30
Rasa
Jumlah=2+4+6+5+6+6+4+5+4+7+6+5+6+5+4+4+2+6+7+4+3+3+5+
3+6+4+4+5+5+6 = 142
142
Rata-rata = = 4,73
30