Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Artikel Fisiologi Biji

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

FISIOLOGI BIJI

Nuzulia / 1714040019 / Kelompok 3

Abstrak
Tanaman tingkat tinggi maupun tingkat rendah, memiliki fase dalam siklus hidupnya
yang disebut dengan dormansi. Dormansi ini dapat terjadi baik pada seluruh tanaman atau organ-
organ tertentu yang disebabkan adanya faktor-faktor internal dan eksternal, yang bertujuan
mempertahankan diri pada kondisi yang kurang menguntungkan. Berdasarkan hal ini, praktikum
ini dilaksanakan untuk mengetahui mekanisme dormansi dan perkecambahan biji. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengatasi dormansi pada biji yang disebabkan oleh kulit bijinya yang
keras, meneliti pengaruh bahan-bahan kimia dan faktor-faktor fisik terhadap perkembahan dan
melihat pengaruh zat penghambat yang terdapat pada daging buah terhadap perkecambahan biji.
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 13 Mei 2019 di Laboratorium Botani FMIPA UNM. Dalam
pengamatan fisiologi biji, ada dua kegiatan yang dilaksanakan yaitu pematahan dormansi biji dan
pengamatan pengaruh zat penghambat terhadap perkecambahan biji. Berdasarkan hasil
pengamatan dapat disimpulkan bahwa dormansi biji dapat disebabkan oleh kuit biji yang keras dan
faktor suhu; zat penghambat pada sari buah menyebabkan kegagalan perkecambahan pada biji.

Kata Kunci: Biji, Dormansi, Perkecambahan.

dan perkecambahan biji. Tujuan dari


PENDAHULUAN
praktikum ini adalah untuk
Tanaman tingkat tinggi
mengatasi dormansi pada biji yang
maupun tingkat rendah, memiliki
disebabkan oleh kulit bijinya yang
fase dalam siklus hidupnya yang
keras, meneliti pengaruh bahan-
disebut dengan dormansi. Dormansi
bahan kimia dan faktor-faktor fisik
ini menyebabkan tidak adanya
terhadap perkembahan dan melihat
pertumbuhan pada atau benih
pengaruh zat penghambat yang
meskipun lingkungan mendukung
terdapat pada daging buah terhadap
dalam perkecambahan. Dormansi ini
perkecambahan biji.
dapat terjadi baik pada seluruh
Dormansi (dari kata Latin
tanaman atau organ-organ tertentu
yang berarti tidur) adalah kondisi
yang disebabkan adanya faktor-
laju metabolik yang teramat rendah
faktor internal dan eksternal, yang
dan penundaan pertumbuhan serta
bertujuan mempertahankan diri pada
perkembangan. Kondisi-kondisi
kondisi yang kurang
lingkungan yang diperlukan untuk
menguntungkan. Berdasarkan hal ini,
mengakhiri dormansi berbeda-beda
praktikum ini dilaksanakan untuk
di antara spesies. Biji dari beberapa
mengetahui mekanisme dormansi
spesies bergerminasi segera setelah
berada di lingkungan yang sesuai. cukupnya nutrisi juga merupakan
Adapun yang lain tetep dorman, salah satu faktor dalam yang dapat
bahkan jika ditanam di tempat yang menyebabkan dormansi. Dormansi
sesuai, hingga ada petunjuk pada biji sering disebkan karena kulit
lingkungan yang menyebabkan biji biji yang keras sehingga
mengakhiri dormansi. Persyaratan menghambat penyerapan air dan
untuk petunjuk spesifik yang oksigen, secara alami dormansi akan
mengakhiri dormansi biji diputus setelah adanya serangan
meningkatkan kesempatan bahwa jamur pada kulit biji yang keras atau
germinasi akan terjadi pada waktu setelah dicerna oleh burng dan juga
dan tempat paling menguntungkan mungkin akan terkikis setelah ikut
bagi semaian (Campbell, 2008). aliran air. Dormansi yang disebabkan
Dormasi adalah suatu karena kulit biji yang keras ini dapat
penundaan pertumbuhan selama diatasi dengan beberapa perlakuan
periode tertentu, keadaan ini tertentu seperti menggunakan
ditemukan pada biji, tunas, umbi atau senyawa kimia tertentu seperti
rhizom. Bagian tanaman tersebut alkohol, pelarut lemak, asam sulfat
tetap variabel, tetapi terjadi reduksi atau air panas selain itu juga
aktivitas metabolisme dan hal ini digunakan hormon tertentu seperti
sangat erat hubungannya dengan GA3 atau secara skarifikasi yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. pengasahan kulit biji (Ismail, 2019).
Air, cahaya, dan temperatur Dormansi benih
merupakan faktor luar yang sangat menunjukkan suatu keadaan dimana
berpengaruh untuk terjadi dormansi. benih-benih sehat (viable) gagal
Faktor dalam yang mempengaruhi berkecambah ketika berada dalam
dormansi antara lain adalah adanya kondisi yang secara normal baik
senyawasenyawa tertentu yang untuk berkecambah, seperti
bersifat sebagai penghambat dalam kelembaban yang cukup, suhu dan
hal ini termasuk ABA. Pada biji, cahaya yang sesuai. Dormansi dapat
yang embrionya belum mencapai terjadi selama proses pengelolaan,
kematangan morfologis karena tidak sehingga benih tidak dapat
berkecambah walaupun dalam stratifikasi (chilling dan pre chilling),
lingkungan yang baik untuk inkubasi dan stratifikasi serta secara
perkecambahan. Penyebab dari kimiawi (Zanzibar, 2017).
dormansi benih bisa disebabkan Tipe dormansi benih berbeda
antara lain karena kulit benih yang antara semua jenis benih. Dormansi
keras, pertumbuhan embrio yang dapat terbagi ke dalam dormansi
belum berkembang (kurang matang), embrio, dormansi kulit benih, dan
benih mengandung zat-zat kombinasi keduanya. Perlakuan
penghambat dalam buah atau benih perendaman dengan air dapat
yang mencegah perkecambahan, dan dilakukan untuk memecah kulit biji
gabungan dari beberapa tipe dan memudahkan embrio menyerap
dormansi. Beberapa perlakuan dapat air. Metode skarifikasi secara
diberikan pada benih, sehingga mekanis dan kimia (perendaman air
tingkat dormansinya dapat panas dan bahan kimia) merupakan
diturunkan dan presentase teknik yang digunakan untuk
kecambahnya tetap tinggi. Perlakuan memecah dormansi. Perkecambahan
tersebut dapat ditujukan pada kulit yang rendah atau dibawah 80% dan
benih, embrio maupun endosperm masa berkecambah yang yang
benih dengan maksud untuk mencapai 5 hari setelah tanam
menghilangkan faktor penghambat diduga disebabkan oleh struktur kulit
perkecambahan dan mengaktifkan benih yute yang keras, karena
kembali sel-sel benih yang dorman. tersusun oleh jaringan sklerenkim
Menurut Bonner et al., (1994), yang padat (Dianxiang & Hartley
pematahan dormansi untuk kulit 2008). Struktur ini dapat
benih yang keras dapat dilakukan menghambat perkecambahan
dengan perendaman dalam air dikarenakan mampu menghalangi
dingin/panas, perlakuan dengan asam imbibisi air dan pertukaran gas O2
kuat, misalnya asam sulfat (H SO ) Pada benih dorman, ditemukan zat
dan skarifikasi pada bagian fisik, 2 4 Absicid Acid (ABA) yang dapat
sedangkan dormansi embrio dapat menghambat laju perkecambahan
dihilangkan melalui metode (Hidayat, 2017).
Tipe dormansi benih berbeda antara pemecahan, pengikiran atau
semua jenis benih. Dormansi dapat pembakaran, dengan bantuan pisau,
terbagi ke dalam dormansi embrio, jarum, kikir, kertas gosok, atau
dormansi kulit benih, dan kombinasi lainnya adalah cara yang paling
keduanya. Perlakuan perendaman efektif untuk mengatasi dormansi
dengan air dapat dilakukan untuk fisik. Karena setiap benih ditangani
memecah kulit biji dan memudahkan dengan manual, dapat diberikan
embrio menyerap air. Metode perlakuan individu sesuai dengan
skarifikasi secara mekanis dan kimia ketebalan biji. Pada hakekatnya
(perendaman air panas dan bahan semua benih dibuat permeabel
kimia) merupakan teknik yang dengan resiko kerusakan yang kecil,
digunakan untuk memecah dormansi. asal daerah radikel tidak rusak
Perkecambahan yang rendah atau Perlakuan dengan menggunakan
dibawah 80% dan masa berkecambah bahan-bahan kimia sering pula
yang yang mencapai 5 hari setelah dilakukan untuk memecahkan
tanam diduga disebabkan oleh dormansi pada benih. Tujuannya
struktur kulit benih yute yang keras, adalah menjadikan agar kulit biji
karena tersusun oleh jaringan lebih mudah dimasuki air pada waktu
sklerenkim yang padat (Dianxiang & proses imbibisi. Larutan asam kuat
Hartley 2008). Struktur ini dapat seperti asam sulfat dan asam nitrat
menghambat perkecambahan dengan konsentrasi pekat membuat
dikarenakan mampu menghalangi kulit biji menjadi lebih lunak
imbibisi air dan pertukaran gas O2 sehingga dapat dilalui oleh air
Pada benih dorman, ditemukan zat dengan mudah. Di samping itu dapat
Absicid Acid (ABA) yang dapat pula digunakan hormon tumbuh
menghambat laju perkecambahan untuk memecahkan dormansi pada
(Hidayat, 2017). benih, antara lain adalah sitokinin,
Perlakuan mekanis giberellin dan auxin. Pemberian
(skarifikasi) pada kulit biji yang giberellin pada benih terong dengan
dapat dilakukan dengan cara dosis 100 – 200 ppm dapat
penusukan, penggoresan,
menghilangkan dormansi benih bahwa ada kemungkinan bahwa
tersebut (Mistian, 2012). mereka semua melewati pematangan
Sifat dan ekspresi dormansi yang sama proses. Ini terdiri dari
benih digenus Acer bervariasi, mulai urutan fase-fase itu ditandai dengan
dari yang tidak aktif biji terhadap modifikasi dormansi hadir, mulai
perbanyakan spesies yang sangat dari dormansi embrio dalam di
tidak aktif. Pinfield & Dungey mengembangkan benih dan
(1985) membagi spesies Acer yang mencapai tahap mantel yang
menghasilkan biji aktif menjadi dikenakan dormansi pada akhirnya.
mereka yang memiliki propagul yang Berbagai jenis dormansi yang
memiliki dormansi embrio (embrio ditemukan dalam genus dapat
bahkan tidak berkecambah ketika mencerminkan perbedaan dalam
diisolasi dari mantel biji) dan yang durasi tahapan tertentu selama proses
dormansi dapat digambarkan sebagai pematangan, serta perbedaan dalam
testa-dipaksakan (embrio waktu bubur buah (Chaves, 2017).
berkecambah segera setelah mantel Ada kalanya biji yang
biji dihapus). Namun, perbedaan disemai lambat berkecambah.
keduanya kategori sering tidak Bahkan tidak berkecambah sama
terlalu jelas, dan biji banyak spesies sekali, walaupun media semainya
dapat menunjukkan fitur yang terkait sudah cocok. Hal ini disebabkan ileh
dengan kedua jenis dormansi. dormansi, yaitu keadaan
Wareing (1973) menemukan bahwa terbungkusnya lembaga biji oleh
embrio tidak aktif selama lapisan kulit atau senyawa tertentu.
pematangan benih di Acer Sebenarnya, dormansi merupakan
pseudoplatanus, suatu spesies secara cara embrio biji mempertahankan
tradisional diklasifikasikan sebagai diri dari keadaan lingkungan yang
memiliki biji dengan dormansi tidak menguntungkan, tetapi
testaimposed. Karena biji Acer berakibat pada lambatnya proses
berbeda Spesies secara morfologis perkecambahan (Agung, 2016).
sangat mirip dengan satu yang lain,
METODE KERJA
Thomas et al. (1973) mengusulkan
Praktikum ini dilakukan pada dengan perlakuan, yaitu panas,
tanggal 13 Mei 2019 di dingin, control, dan yang akan di
Laboratorium Botani FMIPA UNM. bungkus dengan plastic berwarna,
Dalam pengamatan fisiologi biji, ada perlakuannya sama dengan control,
dua kegiatan yang dilaksanakan yaitu kemudian simpan ditempat gelap
pematahan dormansi biji dan pada suhu kamar, pada yang
pengamatan pengaruh zat terbungkus plastic berwarna,
penghambat terhadap disimpan dibawah lampu, periksa
perkecambahan biji. setiap hari selama 7 sampai 10 hari
Alat dan bahan yang dan cara perkembangannya
digunakan pada kegiatan pertama bandingkan perlakuan satu dengan
yaitu gunting, pisau, gelas plastic, lainnya.
plastic berwarna, lampu, dan Kegiatan kedua yaitu
bahannya yaitu bawang putih, kapas. pengaruh zat penghambat terhadap
Kegiatan kedua alatnya yaitu perkecambahan Biji. Belender buah
belender, pisau, gelas plastic. hingga menjadi sari buah atau jus
Bahannya yaitu biji jagung, jus buah, buah. Persiapkan sari buah dari
aquadest. Adapun cara kerja dari beberapa jenis buah-buahan sesuai
kegiatan pertama yaitu pematahan dengan instruksi asisten yaitu buah
dormansi biji. Sediakan 4 gelas pisang, papaya, anggur, apel,
plastic, pilih 12 biji yang masih baik mangga, dan aquades sebagai
lalu kikir atau iris bagian yang keras control, buat 5 kelompok biji pada
biji pada ujungnya yang jauh dari masing-masing 5 butir biji jagung
embrio sampai tampak kotiledonnya, dan masukkan dalam masing-masing
rendam 3 biji dalam air yang baru jus buah yang sudah jadi, setiap hari
dididihkan dan biarkan sampai airnya cairan buah diganti dengan yang baru
dingin, dan masukkan 3 biji ke dalam tetapi sebelum diganti biji dicuci
freezer selama 2 jam. Letakkan terlebih dahulu sampai bersih, amati
masing-masing kelompok biji dalam kapan biji mulai berkecambah dan
satu gelas plastic, yang terdapat berapa banyak biji yang
kapas lemba, dan berikan label sesuai berkecambah tiap hari serta.
Tentukan persentase biji yang Biji 0 0 0 0
berkecambah pengamatan dihentikan jagung +
jus anggur
setelah kontrol berkecambah 100% Biji 0 0 0 0
dan hitung persentasi kecambah jagung +
jus pisang
untuk perlakuan 6 setiap biji yang
Biji 0 0 0 0
berkecambah sesudah dihitung harus jagung +
jus jeruk
dibuang pada setiap pengamatan.
PEMBAHASAN
HASIL PENGAMATAN
a. Pematahan dormansi biji
a. Pematahan dormansi biji
Dormansi biji adalah suatu
Perla Hari ke-
kondisi dimana biji tidak
kuan 1 2 3 4 5 6 7
berkecambah walaupun berada
Panas - - - - - - -
dalam lingkungn yang optimum
Dingi - - - - - - -
n untuk tumbuh. Berdasarkan hasil
pengamatan, hanya biji yang
Kontr 0 0 0, 0, 0, 0, 0,3 diberi perlakuan kontrol dengan
ol 3 3 3 3
tinggi kecambah 0,3 cm,
sedangkan biji yang diberi
perlakuan panas dan dingin tidak
b. Pengaruh zat penghambat
terhadap perkecambahan biji. mengalami perkecambahan. Hal
Perkecambahan (%) ini disebabkan oleh suhu yang
Perlakuan 0 24 48 72
terlalu ekstrim (panas atau
Jam Jam Jam Jam
Biji 0 0 0 0 dingin) sehingga menyebabkan
jagung + embrio pada biji menjadi rusak
air
(kontrol) sehingga biji tidak dapat
Biji 0 0 0 0 berkecambah. Adapun tujuan
jagung +
jus papaya pengamplasan kulit keras pada
Biji 0 0 0 0 biji adalah untuk mempermudah
jagung + proses imbibisi sehingga biji
jus
mangga dengan cepat menyelesaikan
masa dormansinya dan Saran untuk praktikan
mengalami perkecambahan. selanjutnya adalah agar lebih berhati-
b. Pengaruh zat penghambat hati dalam mengamplas atau
terhadap perkecambahan biji membuka kulit buah agar embrio
Berdasarkan hasil tidak sampai rusak. Untuk laboran,
pengamatan, semua biji yang sebaiknya menyediakan bahan dan
diberi perlakuan tidak alat yang digunakan sebelum
berkecambah sehingga praktikum kegiatan praktikum dilaksanakan.
ini dianggap gagal. Penyebab
DAFTAR PUSTAKA
kegagalan biji tidak berkecambah
Agus, S. 2007. Kunci Sukses
dapat disebabkan oleh banyak
Memperbanyak tanaman.
faktor, diantaranya karena biji Tanggerang: Agromedia
yang telah rusak dan zat Pustaka.
Champbell, Neil A., Jane B. Reece,
penghambat. Zat penghambat
Lisa A. Urry, Michael L.
yang digunakan dalam praktikum Cain, Steven A. Wasserman.
2010. Biologi. Jakarta:
ini adalah sari buah. Sari buah ini
Erlangga.
akan menghambat proses Chaves Izabel de Souza, Nilo Cesar
imbibisi yang menyebabkan biji Queiroga Silva2, Dimas
Mendes Ribeiro2. 2017.
gagal dalam menyelesaikan masa Effect of the seed coat on
dormansi dan gagal untuk dormancy and germination in
tumbuh. Stylosanthes humilis H. B. K.
seeds in Journal of Seed
KESIMPULAN Science. Vol. 39(2).
Hidayat-R.S Taufiq dan Marjani. dan
Berdasarkan hasil Marjani. 2017. Teknik
pengamatan dapat disimpulkan Pematahan Dormansi untuk
Meningkatkan Daya
bahwa dormansi biji dapat Berkecambah Dua Aksesi
disebabkan oleh kuit biji yang keras Benih Yute (Corchorus
olitorius L.) dalam Jurnal
dan faktor suhu; zat penghambat Buletin Tanaman Tembakau,
pada sari buah menyebabkan Serat & Minyak Industri. Vol.
9(2).
kegagalan perkecambahan pada biji. Ismail, Abd. Muis. 2019. Penuntun
Praktikum Fisiologi
Tumbuhan. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA
UNM.
Mistian Dini, Meiriani dan Edison
Purba. 2012. “Respons
Perkecambahan Benih Pinang
(Areca Catechu L.) Terhadap
Berbagai Skarifikasi Dan
Konsentrasi Asam Giberelat
(Ga3)” dalam Jurnal Online
Agroekoteknologi. Vol. 1(1).
Zanzibar Muhammad. 2017. “TIPE
Dormansi Dan Perlakuan
Pendahuluan Untuk Pema T
Ahan Dormansi Benih Balsa
(Ochroma Bicolor Rowlee)”
dalam Jurnal Perbenihan
Tanaman Hutan. Vol. 5(1).

Anda mungkin juga menyukai