Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Modul RD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

MODUL RETINA

SUB MODUL :
RETINOPATI DIABETIK
1. WAKTU
 2 x 50 menit
2. TUJUAN
 Peserta didik mampu menjelaskan patofisiologi Diabetes Mellitus (DM) pada
mata, menginterpretasikan dan menjelaskan pemeriksaan penunjang mata,
mendiagnosis, dan melakukan penatalaksanaan Retinopati Diabetik (RD),
Nonproliferatif dan Proliferatif.
3. KOMPETENSI
 Melakukan pemeriksaan mata untuk retinopati diabetik, keadaan dan
patofisiologi DM yang berhubungan dengan mata, mampu menjelaskan
gambaran klinis RD termasuk proses patologi tanda dan gejala dan patofisiologi
yang menyertainya, meninterpretasi dan menjelaskan pemeriksaan penunjang
mata pada kasus RD, menjelaskan dan melakukan diagnosis keadaan RD
Nonproliferatif serta penanganannya, menjelaskan dan melakukan diagnosis
keadaan proliferatif serta penanganannya.
4. KETERAMPILAN
 Setelah menikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil dalam mengenali,
gejala, tanda dan fase RD, melakukan anamnesis dan pemeriksaan okular dan
diagnostic, melakukan deskripsi kelainan RD sesuai gambaran kelainan RD,
melakukan terapi laser pada RD, menjelaskan gambaran FFA RD, membuat
keputusan klinis, memberikan tindakan yang tepat dan optimal.
5. STRATEGI PEMBELAJARAN
 Kuliah interaktif, bedsite teaching, journal reading, tugas baca, demonstrasi dan
coaching, curah pendapat dan diskusi, praktek klinik
6. PERSIAPAN SESI
 Materi presentasi
 Kasus
 Peralatan diagnostik :
- Slitlamp Biomikroskopi
- Oftalmoskop Direk
- Oftalmoskop Indirek
- Lensa 20D, 78D, 90D
 Obat-obatan : midriatil 1% tetes mata, efrisel 10% tetes mata
 Materi Baku
7. EVALUASI
 Kognitif
o Pre-test
o Essay
o MCQ
o Lisan
o Self Assessment dan Peer Assisted Evaluation
o Curah pendapat dan diskusi
 Psikomotor
o Self Assessment dan Peer Assisted Learning
o Peer Assisted Evaluation
o Penilaian kompetensi
o Kesempatan untuk perbaikan (Task-based Medical Education)
 Kognitif dan Psikomotor
o OSCE
o Ujian Akhir dan Ujian Kompetensi
o Ujian Akhir Profesi
8. INSTRUMEN
 Observasi selama alih pengetahuan dan keterampilan
 Kuesioner
 Penilaian peragaan keterampilan
9. REFERENSI
 American Academy of Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course,
Retina and Vitreous, Section 12. 2018-2019
RETINOPATI DIABETIKA

Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang ditandai oleh adanya


hiperglikemia kronis akibat gangguan sekresi dan atau fungsi insulin. Komplikasi dari Diabetes
Mellitus akan mengakibatkan kerusakan beberapa organ yaitu mata, ginjal, saraf, pembuluh
darah dan lainnya.
Retinopati diabetik merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di negara-negara
barat, terutama pada individu usia produktif. Hiperglikemia kronik, hipertensi,
hiperkolesterolemia dan merokok merupakan faktor risiko timbul dan berkembangnya
retinopati. Pasien usia muda dengan diabetes tipe I (dependen-insulin) baru mengalami
retinopati paling sedikit 3-5 tahun setelah awitan penyakit sistemik ini. Sangat memungkinkan
bagi pasien diabetes tipe II (non- dependen insulin) untuk mengalami retinopati saat diagnosis
ditegakkan, karena retinopati dapat menjadi manifestasi diabetes yang tampak pada saat itu.
Retinopati diabetik merupakan kelainan retina (retinopati) yang sering ditemukan
pada penderita diabetes melitus. Retinopati akibat penderita diabetes melitus yang lama
mengakibatkan aneurisma, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak.
Retinopati diabetik ialah suatu kelainan mata pada pasien diabetes yang disebabkan
karena kerusakan kapiler retina dalam berbagai tingkatan, sehingga menimbulkan gangguan
penglihatan mulai dari yang ringan sampai berat bahkan sampai terjadi kebutaan total dan
permanen.
Retinopati diabetik sebagian besar merupakan mikroangiopati dimana pembuluh darah
kecil sangat rentan terhadap kerusakan akibat kadar glukosa darah yang tinggi. Efek
hiperglikemia langsung berperan pada sel retina. Banyak stimulator dan inhibitor angiogenik
telah diidentifikasi, faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) menjadi sangat penting.
Beberapa teori yang menyebabkan Retinopati Diabetik yaitu :
1. Aldose Reduktase

Aldose reduktase mengubah gula menjadi alkohol. Sebagai contoh, glukosa di konversi
menjadi sorbitol dan galaktosa dikonversi menjadi galaktitol, namun sorbitol dan galaktitol
tidak dapat dengan mudah berdifusi keluar sel, menyebabkan peningkatan konsentrasi
intraseluler. Tekanan osmotik kemudian menyebabkan air berdifusi ke dalam sel. Kerusakan
yang dihasilkan pada sel-sel epitel lensa yang memiliki konsentrasi tinggi dari aldose
reduktase, menyebabkan katarak yang terlihat pada anak anak. Retinopati dan neuropati dapat
disebabkan oleh kerusakan yang dimediasi oleh aldose reduktase.
2. Faktor Vasoproliferatif

Retina dan epitel pigmen melepaskan faktor vasoproliferatif seperti VEGF, yang
menginduksi neovaskularisasi. VEGF memiliki peran langsung dalam kelainan vaskular retina
proliferatif yang ditemukan pada diabetes. VEGF adalah faktor vasopermeabilitas yang kuat
dan bertanggung jawab untuk DME. Beberapa kontrol klinik telah menunjukkan kemajuan
pengobatan anti VGEF untuk DME. Ada sitokin vasoaktif lain yang dilepaskan di mata
diabetes. Ini termasuk faktor pertumbuhan jaringan beta (TGFβ) dan faktor pertumbuhan
jaringan ikat (CTGF). Komponen inflamasi hasil dari makrofag dan aktivasi komplemen.
Aktivasi komplemen menghasilkan peningkatan neutrofil, yang kemudian menyebabkan
kerusakan endotel dan protein keluar dari kapiler. Deposisi matriks ekstraseluler dapat dipicu
oleh efek kaskade komplemen pada sel sel neighboring dan mengakibatkan penebalan
choriocapilaris dan brunchs membrane.
3. Trombosit dan viskositas darah

Diabetes berhubungan dengan kelainan fungsi trombosit. Kelainan trombosit atau


perubahan dalam viskositas darah pada penderita diabetes dapat berkontribusi pada retinopati
diabetik dengan menyebabkan oklusi kapiler fokal dan area iskemi pada retina.
Klasifikasi retinopati diabetik dibagi menjadi dua kelas utama : non proliferatif dan
proliferatif. Kata proliferatif mengacu pada ada atau tidaknya neovaskularisasi (pertumbuhan
pembuluh darah abnormal) pada retina. Penyakit awal tanpa neovaskularisasi disebut retinopati
diabetik non proliferatif (NPDR). Ketika penyakit ini berkembang, ia dapat berkembang
menjadi retinopati proliferatif (PDR) yaitu disertai dengan neovaskularisasi dan memiliki
potensi yang lebih besar untuk terjadi gangguan visual yang serius.
NPDR lebih lanjut dibagi berdasarkan temuan pada retina :
a. NPDR minimal : Terdapat satu atau lebih tanda berupa dilatasi vena, mikroaneurisma,
perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras.
b. NPDR ringan sampai sedang :Terdapat satu atau lebih tanda berupa dilatasi vena derajat
ringan perdarahan, eksudat keras, eksudat lunak atau IRMA.
c. NPDR berat : Terdapat satu atau lebih tanda berupa perdarahan dan mikroaneurisma pada
4 kuadran retina, dilatasi vena pada 2 kuadran, atau IRMA ekstensif minimal pada 1 kuadran.
d. NPDR sangat berat : Ditemukan dua atau lebih tanda pada retinopati NPDR berat.
Klasifikasi retinopati diabetik proliferatif :

a. Retinopati proliferative mild-moderate: Bila ditemukan minimal adanya neovaskular pada


diskus (NVD) yang mencakup lebih dari satu per empat daerah diskus tanpa disertai
perdarahan preretina atau vitreus, atau neovaskularisasi dimana saja di retina (NVE)
tanpa disertai perdarahan preretina atau vitreus.
b. Retinopati proliferative high risk: Apabila ditemukan 3 atau 4 dari faktor risiko sebagai
berikut : 1. Ditemukannya pembuluh darah baru dimana saja di retina. 2. Ditemukan
pembuluh darah baru pada atau dekat diskus optikus. 3. Pembuluh darah baru yang
tergolong sedang atau berat yang mencakup lebih dari satu per empat daerah diskus. 4.
Perdarahan vitreus adanya pembuluh darah baru yang jelas pada diskus optikus atau
setiap adanya pembuluh darah baru yang disertai perdarahan merupakan dua gambaran
yang paling sering ditemukan pada retinopati proliferatif risiko tinggi.
Faktor Risiko dari Retinopati Diabetik yaitu :
1.Durasi Diabetes
2. Metabolik Kontrol yang Buruk
3. Kehamilan
4. Hipertensi
5. Nefropati
6. Lain lain (merokok, usia)

Tahap pemeriksaan yang harus diperhatikan yaitu :


1. Anamnesis lengkap, mulai dari riwayat DM, riwayat pengobatan (terkontrol atau tidak),
dan riwayat keluhan penyakit mata.
2. Pemeriksaan mata dasar seperti visus, tekanan bola mata, segmen anterior, amsler grid.
3. Pelebaran pupil dengan midriatikum bila tekanan mata normal.
4. Pemeriksaan fundus dengan funduskopi direk, indirek, atau biomikroskopik
5. Tentukan derajat retinopati bedasarkan klasifikasi (NPDR atau PDR)
6. Tentukan pengobatan atau tindakan yang akan diberikan :
- Pengobatan Diabetes
- Fotokoagulasi Laser
- Panretinal Cryocoagulation (PRC)
- Vitrektomi
7. Kontrol yang teratur

Anda mungkin juga menyukai